Ketiga gadis cantik itu pun melanjutkan perjalanannya menuju kampus. Diantara ketiga gadis cantik itu, ternyata mereka paket lengkap.
Valerie sedikit tomboy dan jago beladiri, Vio gadis feminim dan manja, sedangkan Bee, dia termasuk gadis random karena dia bisa menjadi gadis tomboy dan feminim sesuai situasi dan kondisi.
Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampai di kampus. Alta, Dion, dan Nata dengan santainya berjalan di tengah jalan karena mereka sedang asyik makan gorengan yang mereka beli di pinggir jalan.
"Woi, awas!" teriak Bee.
Ketiga pria itu membalikan tubuhnya, mereka sama-sama kaget.
Bruuukkkk...
Bee dan Vio jatuh dari motor, sedangkan Alta pun tersungkur ke tanah berbeda dengan Nata dan Dion yang langsung menghindar jadi mereka aman.
"Astaga, Bee, Vio, kalian tidak apa-apa 'kan?" tanya Valerie yang langsung turun dari atas motornya.
"Pantat gue sakit," keluh Vio.
"Kaki gue woi, ketiban motor!" teriak Bee.
"Astaga, kalian itu cowok apa bukan sih? tolong angkat motornya!" teriak Valerie kepada Dion dan Nata.
Dion dan Nata kaget, lalu mereka pun membantu mengangkat motor Bee. Berbeda dengan Alta yang tampak terduduk dan melihat bungkusan gorengan yang terjatuh dan gorengannya berserakan di tanah.
"Kalian itu kenapa sih, jalan di tengah? sudah bosan hidup, ingin bunuh diri?" setak Bee.
Alta mengepalkan tangannya dan bangkit lalu berdiri di hadapan Bee dengan tatapan tajamnya. "Kalau kamu tidak bisa bawa motor mending jalan kaki saja daripada membahayakan nyawa orang lain!" sentak Alta dengan menunjuk-nunjuk kening Bee dengan jari telunjuknya.
Bee menepis tangan Alta dengan kasarnya. "Kamu tuh yang jalan gak lihat-lihat. Memangnya ini jalan milik emak bapak kamu apa, sudah tahu banyak kendaraan malah jalan di tengah," sahut Bee tak kalah meninggikan nada bicaranya.
"Pokoknya aku gak mau tahu, ganti rugi karena sekarang kakiku lecet di tambah gorengan kita jatuh berantakan dan gak bisa di makan lagi," seru Alta dengan mengulurkan tangannya meminta uang ganti rugi kepada Bee.
"Apaan, lo gak lihat apa teman gue kakinya memar gitu ketiban motor, seharusnya lo yang tanggung jawab," sentak Vio.
"Enak saja, kalian yang harus tanggung jawab. Ini kawasan kampus, seharusnya melajukan motor dengan pelan-pelan bukannya ngebut kaya di sirkuit," sahut Dion yang mulai maju karena tidak mau mengganti rugi.
"Gak apa-apa gak ganti rugi luka lecet si Alta, setidaknya lo ganti rugi gorengan kita yang jatuh karena sayangkan beli gorengan sepuluh ribu sia-sia gak bisa kemakan," seru Dion.
"Astaga, kenapa di otak kalian yang ada hanya gorengan sih? Bee, ganti aja cuma sepuluh ribu doang berisik banget perkara gorengan," kesal Valerie.
"Val, aku gak ada uang cash, pakai uang kamu dulu," sahut Bee.
"Sama, aku juga belum ngambil uang kemarin baru aja aku pakai," sahut Valerie.
"Kamu ada gak, Vio?" tanya Bee.
Vio pun merogoh tasnya, dan ternyata dompetnya ketinggalan di rumah karena tadi dia terburu-buru. "Dompet aku ketinggalan di rumah," sahut Vio.
Alta, Dion, dan Nata serempak melipat kedua tangan mereka di dada lalu menatap tajam ke arah tiga wanita cantik itu.
"Ya ampun, wajah kalian cantik-cantik, barang yang kalian pakai sepertinya barang mahal, tapi uang kok gak punya," ledek Dion.
"Kalau dilihat dari penampilannya, pasti selera kalian itu om-om yang perutnya buncit dan banyak duitnya," sambung Nata.
Bughhh...
Satu pukulan Valerie mendarat di perut Nata membuat Nata mengaduh kesakitan.
"Sembarangan kalau ngomong, memangnya di dunia ini sudah tidak pria lajang apa? kita itu bisa mendapatkan semua pria, jadi jangan seenaknya kalau ngomong," geram Valerie.
"Percaya karena kalian cantik-cantik, siapa yang tidak tertarik sama kalian. Tapi sorry, kita sama sekali tidak tertarik dengan wanita kere seperti kalian," ledek Dion.
"Apa, wanita kere?" geram Valerie.
Valeri hendak memukul Dion namun Bee menahannya. "Sudahlah Val, ngapain sih ngeladenin pria-pria kaya mereka hanya buang-buang waktu saja, ayo kita pergi." Bee mengajak ke duanya pergi.
Vio dari tadi sibuk mencari-cari sesuatu di dalam tasnya, hingga akhirnya dia pun menemukan barang yang dia cari. "Nah, ini dia," seru Vio dengan memperlihatkan selembar uang lima ribu kepada sahabat-sahabatnya.
"Kemarin aku habis beli es krim dan aku ingat ada kembaliannya. Ini, kita hanya punya lima ribu, sisanya nanti kita bayar," seru Vio sembari memberikan uang itu kepada Alta.
"Mana cukup, kita tadi beli gorengan sepuluh ribu," sahut Alta dengan kesalnya.
Bee mendekati Alta membuat Alta memundurkan langkahnya karena kaget. "Dasar cowok gak tahu malu, hanya gara-gara uang sepuluh ribu aja ribut. Nanti kita ganti 10 kali lipat, sekarang kita lagi gak punya uang cash," sentak Bee.
"Janji ya, kamu harus ganti 10 kali lipat kalau tidak, aku bakalan nyariin kamu dan tagih janji kamu," seru Alta.
Bee, Vio, dan Valerie pun pergi meninggalkan ketiga pria tampan itu. "Dasar banyak alasan, mana bisa ganti 10 kali lipat, ganti sepuluh ribu aja mereka gak punya," kesal Dion.
"Pokoknya kita harus tagih janji dia, lumayan seratus ribu bisa buat beli mie satu dus plus telor," sahut Alta.
Ketiga pria tampan itu pun pergi menuju kelas mereka. Ketiganya mengambil fakultas pertanian karena orang tua mereka di kampung adalah seorang petani dan mereka ingin menjadi petani sukses.
Sesampainya di kelas, mereka pun duduk di kursi masing-masing. "Eh, ngomong-ngomong kok gue baru lihat ketiga cewek itu atau mungkin karena gue gak tahu aja ya," seru Dion.
"Sama, gue juga baru lihat mereka. Mereka fakultas apa?" tanya Nata.
Seketika Alta menepuk jidatnya sendiri. "Astaga, kenapa tadi aku lupa nanyain mereka fakultas apa? terus, nanti kalau mau nagih janji mereka ke mana?" Alta terlihat sangat kesal.
"Yaelah, sama juga bohong dong. Gak jadi deh beli mie satu dus sama telor," sahut Dion lemas.
"Ah, lo kadang-kadang bego juga, Al. Katanya genius dan merangkap jadi asisten dosen, tapi kaya ginian malah lupa," kesal Nata.
Ketiga pria tampan itu hanya bisa menghembuskan napasnya kasar, nasib soal memang tidak pernah pergi dari kehidupan ketiganya.
Diantara ketiganya, hanya Alta yang genius maka dari itu dia sudah wisuda duluan tahun lalu. Dia pergi ke kampus karena dia menjadi asisten dosen, sehingga dia akan ke kampus setiap hari untuk menggantikan dosen yang tidak bisa masuk.
Sebenarnya, Alta bisa saja membantu kedua temannya untuk wisuda namun Alta tidak mau membantu mereka karena Alta ingin kedua temannya itu berusaha dengan kemampuan mereka sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
☠☀💦Adnda🌽💫
ngirit bngt ketiga cowok ini ,timbang gorengan ceban aj rame bngt sampe berantem sama cewek "🤦🤦
2024-10-06
1
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
dih aq yang gemes timbang gorengan 10 ribu doang ngatain kere ...awas aja ya pada 🤣
2024-02-13
1
ꪶꫝNOVI HI
kalo YANG ini setuju kalau mau lulus harus dari kemampuan sendiri
2024-02-13
1