Bagian 5 : Seminggu Kemudian

Dalam buku 'kumpulan mitos dari tiga dunia', ada salah satu kalimat yang mengatakan kalau waktu di dunia manusia berjalan sangat cepat.

Bagi para dewa atau dewi, khususnya, yang terbiasa hidup dalam dimensi tanpa batasan waktu, itu akan terasa sangat berbeda.

Bayangkan saja, jika kau yang dari awal tak mengenal konsep waktu, tiba-tiba mendapati kehidupanmu dihitung berdasarkan berapa detik, jam, hari, bulan dan tahun, rasanya seperti pergerakanmu itu sangat lambat.

Perasaan, kemarin barusan membuka mata, tapi setelah sekali atau dua kali kedipan, eh...satu minggu telah berlalu begitu saja. Ingat! Hanya satu atau dua kedipan! Kau pasti akan terbengong-bengong dengan mulut terbuka, sambil bertanya-tanya 'apa saja yang aku lakukan dalam satu minggu itu?'

Jawabannya adalah, kau sama sekali tidak melakukan apa-apa, apakah itu masuk akal?

Di pagi hari yang cerah tepat setelah tujuh hari berlalu sejak pertama kali dia membuka mata, Alianora yang duduk diatas kasur dengan tangan terlipat didepan dada, menggelengkan kepala sambil bergumam sendirian.

"Tidak, tidak, selama seminggu ini aku sudah banyak mengetahui beberapa informasi tentang kerajaan ini, para bangsawan, dan uh, ya kebiasaan mereka. Oh ya, aku juga mendalami aktingku sebagai Thalia...makan...tidur...makan...tidur...ma-"

Kedua alisnya bertautan. Kata yang akan terucap, tertelan kembali dalam lehernya.

Alianora: ....

Sepertinya, sepertinya dia benar-benar tidak melakukan apa-apa.

Sebenarnya Alianora memiliki banyak hal yang harus dia urus mulai dari mencari informasi seputar lingkungannya sekarang, tentang sihir, dan juga tentang buku aneh yang masih menjadi misteri. Hanya saja dia tidak tahu harus mulai dari mana.

Lagi pula, bukannya dia tidak ingin keluar dari kamar tapi memang dia belum bisa sekarang.

Alianora berdecak kesal, "Ini semua karena Mary. Kalau saja dia tidak menyarankan agar aku terus berpura-pura gila, sampai Duke dan Duchess itu pulang, maka aku tidak akan jamuran dalam kamar ini!"

Sudah hampir seminggu sejak Duke dan Duchess Sheridan pergi berlibur bersama putri kandung mereka ke kota seberang.

Selama seminggu itu pula, hubungan Alianora dan Mary mulai sedikit dekat.

Memang setelah pertemuan pertama mereka yang kurang bagus, Mary jadi agak segan dengan Alianora, dan interaksi mereka sangat kaku.

Untungnya sikap Alianora pada Mary setelah itu melembut, suaranya tidak arogan, dan kadang dia bertingkah lucu dan polos seperti anak kecil, selain itu dia juga banyak mengobrol dengan Mary terutama tentang topik seputar kerajaan Agris.

Melihat itu setiap hari, gambaran wajah Alianora yang tersenyum jahat di hari pertama itu mulai memudar. Apalagi ketika Alianora memasang senyum ramah kepadanya, Mary seketika merasa ingin mencubit pipi Alianora yang empuk.

Tiga hari yang lalu, Alianora pernah berpikir untuk berjalan-jalan mengelilingi kastil, tapi Mary melarangnya.

Katanya, lebih baik tunggu sampai Duke dan Duchess pulang dulu, dan memberi mereka kabar kejutan kalau dia sudah sembuh.

Alianora hanya bisa mengangguk pasrah, apa boleh buat statusnya sekarang adalah putri duke yang sakit jiwa.

Jika dia tiba-tiba keluar dari kamarnya tanpa ada Duke dan Duchess di rumah, pasti para pengawal akan melemparkannya kembali ke kamar.

Tapi ini sudah tiga hari, dan masih tidak ada kabar kapan ayahanda dan ibundanya, serta adik tercintanya pulang!

"Hah, cukup sudah. Pokoknya hari ini aku harus keluar dari kamar ini, kemana saja yang penting tidak disini!"

Tok.Tok.Tok.

Suara ketukan pintu memecah keheningan dalam kamar itu. Alianora mengangkat kepala ke arah pintu, dan tanpa mengubah postur tubuhnya, dia menyahut, "Akhirnya kau datang juga Mary, cepatlah masuk."

Pintu seketika terbuka, menampilkan sosok wanita berseragam pelayan biru, masuk dengan membawakan sebuah baskom berisi air, dan juga selembar handuk.

"Selamat pagi, Nona. Ini-"

Sebelum Mary sempat menyelesaikan perkataannya, Alianora sudah lebih dulu memotongnya, "Ah selamat pagi Mary, iya itu air bersih untukku? Kau bisa menaruhnya disitu."

Alianora menunjuk meja kayu didepan tempat tidur, lalu menyuruh Mary menunggunya di pojokan.

Mary, "...."

Tanpa banyak bicara lagi, Mary langsung melakukan apa yang diperintahkan Alianora.

Dikastil ini, hanya Mary lah satu-satunya pelayan yang mengurusi kehidupannya sedangkan pelayan lain Alianora sama sekali tidak pernah melihat mereka.

Ya, sama sekali.

Bisa dibilang ini bukan sesuatu yang diperkirakannya.

Alianora tahu kalau Thalia kecil tumbuh dengan siksaan dan hinaan yang diterimanya dari para pelayan di rumahnya, jadi dia  sudah bersiap-siap untuk menendang bokong mereka-mereka yang mencoba cari hal dengannya.

Akan tetapi dia tidak menyangka alih-alih membulinya, mereka malah menghindarinya seperti penyakit. Bahkan didepan lorong kamarnya saja, Alianora tidak pernah mendengar suara langkah kaki pelayan lain kecuali Mary.

Kalau hanya ini saja mungkin Alianora masih sedikit tidak percaya, setidaknya sampai dia melihat sendiri saat seorang pelayan yang tidak sengaja menatapnya, langsung memalingkan wajahnya detik itu juga, lalu berjalan pergi seolah dia tidak melihat apa-apa.

Alianora masih ingat dia sempat tercengang sendiri diatas balkon sambil menatap punggung pelayan itu yang semakin mengecil di kejauhan.

Menurut Mary, para pelayan mulai bersikap seperti itu ketika dia... maksudnya Thalia sudah sakit mental. Setelah dipikir-pikir, Alianora merasa itu masuk akal, siapa juga yang akan mendekati orang gila.

Tetapi, Mary tidak memberitahu Alianora kalau sikap para pelayan tidak seharusnya seekstrim itu. Hampir setahun yang lalu para pelayan tidak ketakutan dan menjauhi seperti itu, tapi lebih kearah tidak menganggap Thalia itu ada.

Sikap itu turun-temurun dari pelayan senior ke junior, dan akhirnya timbul rumor-rumor aneh yang mendasari sikap mereka terhadap Thalia.

Salah satunya adalah rumor yang mengatakan kalau Thalia itu dikutuk, jadi siapapun yang menatap matanya maka mereka akan terkena kutukan juga. 

Kalau Alianora sampai mendengarnya, pasti dia tidak bisa berhenti tertawa sambil mengatai pelayan-pelayan bodoh itu sebagai orang sinting sesungguhnya.

Sambil menaruh baskom kecil itu diatas meja,  Mary melihat tubuh kecil Alianora beranjak mendekatinya, lalu mulai membasuh wajahnya.

"Mary, apa sudah ada kabar tentang kapan Du-ayah dan ibu pulang?"

Alianora bertanya sambil menyapu wajahnya dengan handuk, berusaha untuk terlihat natural.

Aih, dia adalah makhluk abadi yang terlahirkan tanpa orang tua, tentu saja lidahnya terasa asing ketika menyebut kata yang tidak pernah dia sebut.

Mary yang mendengar itu menjadi sedikit mengernyit terkejut. "Nona tadi bilang apa?"

"Uh, ayah ibu kapan pulang?"

Alianora tidak merasa ada yang salah dengan kata-katanya. Memang kata 'ayah dan ibu' itu untuk memanggil orang tua kita kan? Thalia juga memanggil Duke Sheridan 'ayah'.

"Nona, ingatan Anda...apa ingatan Anda masih belum pulih?"

Alianora mendengar kekhawatiran di suara Mary, dan juga ekspresi keheranannya. Disitu dia baru sadar kalau ada yang salah.

Alianora berpaling menatap Mary menyembunyikan sedikit kepanikannya dengan tampang polos, "Ah, ya. Masih sedikit tapi belum semuanya. Memangnya ada apa Mary?"

Mary tertegun sejenak sebelum menggeleng, "Tidak, Nona. Maaf kalau saya lancang, hanya saja...Anda tidak biasanya memanggil Duke dan Duchess seperti itu."

Alianora mengangkat kedua alisnya, dan bergumam 'Oh' dalam hati. Dia paham sekarang, harusnya 'Duke dan Duchess' bukan 'Ayah dan Ibu'.

"Oh...aku mengerti. Duke...dan Duchess ya harusnya? Oke, aku akan mengingatnya." kata Alianora sambil tersenyum paksa, berusaha untuk terlihat tenang.

"Nona, tidak masalah. Jika Anda tidak terbiasa, Anda bisa tetap memanggil mereka 'ayah dan ibu'. Saya yakin Tuan Duke dan Nyonya Duchess tidak akan marah."

Alianora terdiam sebentar lalu mengangguk dengan wajah gembira, "Oke, Mary."

Dalam hati dia mengutuk Thalia yang tidak memberikannya informasi yang jelas. Kalau bukan karena dia tidak berpura-pura lupa ingatan karena dampak dari gangguan jiwanya, dia pasti tidak tahu lagi apa yang bisa dia lakukan agar tidak terlihat mencurigakan.

Saat itu, dia juga tidak sengaja membuat janji kepada Mary.

Dia berjanji dia akan memulihkan reputasi bangsawannya di muka publik, dan membuktikan kalau dia juga pantas disebut putri pertama Duke Sheridan.

Janji ini tentu hanya basa-basi saja, dan dia tidak berniat untuk melakukannya dengan sungguh-sungguh, tapi melihat mata Mary yang berkaca-kaca, dan juga sumpahnya untuk membantu Alianora sampai akhir.

Alianora tidak bisa menarik lagi kalimatnya, selain tersenyum pahit.

Ah sudahlah, yang penting dia bisa cepat menyelesaikan misi ini dan bebas.

Alianora membenarkan posisi lengan bajunya  yang sedikit sesak di area pergelangan tangan, tapi masih bisa di toleransi.

Dia mengangkat kepala dan melihat sosok anak kecil didepan cermin dengan wajah manis dan imut, bibir merah muda kecil, hidung mancung,  bulu mata perak panjang dan lebat, serta mata perak biru yang mencolok. Akan tetapi, wajah yang cantik itu sama sekali kontras dengan gaun biru muda-putih, yang lusuh, kumal, dan sudah agak sempit.

Alianora melihat pergelangan tangannya yang kurus, sama sekali tidak tertutup oleh lengan gaunnya yang panjang, sambil menghela nafas singkat.

Tubuh Thalia memang terlalu kecil untuk anak seumurannya, tapi itu membuatnya bisa menggunakan gaun-gaun lamanya tanpa takut kekecilan.

Jadi dia tidak perlu menghadapi orang tuanya yang tidak punya perasaan itu untuk minta gaun baru.

Apakah itu sesuatu yang bagus bagi Thalia? Mungkin iya.

Di cermin, Mary yang melihat refleksi nona mudanya, tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. "Ah, Nona Thalia terlihat sangat cantik! Jika dewasa nanti, pasti dia akan jadi wanita tercantik di seluruh Agris!", gumamnya dalam hati.

Sorot mata Mary menerawangi penampilan Alianora dengan saksama, sampai dia mengikuti arah pandang Alianora dari cermin, senyumnya perlahan menghilang.

Alianora meliriknya dari ekor mata, meneliti ekspresi rumit pada wajah Mary. Mungkin simpatik dan...rasa bersalah?

Mary tidak tahu apa yang Alianora pikirkan, berjongkok dan meraih tangan Alianora untuk meluruskan ujung lengan gaunnya yang menguning dan kumal, lalu menatapnya dengan senyum seperti tidak ada yang salah.

"Ah, Nona terlihat cantik sekali hari ini. Gaun biru muda ini memang sangat cocok dengan Anda."

Alianora mengangkat wajahnya dan menatap Mary, lalu menatap lengan bajunya. Seketika Alianora paham, dia menarik tangannya lalu melihatnya dekat-dekat.

"Wah, aku tidak melihatnya sebelumnya tapi baju ini sudah tidak layak dipakai ya. Oke sepertinya aku harus beli yang baru, bukan begitu Mary?"

Kedua mata Mary langsung terbuka lebar, dia berkata dengan terbata-bata, "Ti-tidak Nona. Maksud, maksud saya bukan-"

"Tenang saja, aku pasti akan membeli beberapa yang terbaru. Menurutmu, warna biru ini cocok untukku?"

Tentu saja ini bukan omong kosong belaka, kalau Alianora sudah mengatakannya maka itu akan terjadi. Tapi bukan dengan cara mengemis pada 'ayahnya', dia akan mendapatkan apa yang harusnya dia miliki dengan usahanya sendiri.

Melihat respon Alianora, Mary tidak tahu harus bilang apa. "Nona, tunggulah disini sebentar, aku akan kembali membawa sarapan."

Mendengar pertanyaan Mary, Alianora tiba-tiba ingat kalau hari ini dia memang berniat untuk keluar dari kamarnya yang sudah terasa pengap. Kebetulan sekali Mary mengingatkannya.

Alianora menoleh sambil menjulurkan tangannya ke depan, "Tak perlu repot-repot Mary, aku ingin keluar makan sendiri. Biarkan para tukang masak yang menyiapkan sarapannya."

"Tapi Nona, pelayan-pelayan disini tidak tahu kalau Anda sudah sembuh. Jika Anda keluar kamar, maka mereka akan menangkap dan mengikat Anda secara paksa seperti sebelumnya." tanya Mary dengan khawatir.

Alianora menangkap cahaya kecemasan pada manik hitam Mary, dan langsung menebak apa yang ada dalam pikirannya. Seketika, kedua sudut bibirnya terangkat, menampilkan sebuah senyuman indah, sambil berkata dengan lembut.

"Tenang saja, aku tahu apa yang aku lakukan."

Sambil merapikan gaunnya, Alianora beranjak dengan santai menuju pintu. Ketika hendak meraih gagang pintu, Alianora memiringkan badannya sedikit, dan menoleh kearah Mary sambil tersenyum.

Dibawah sinar matahari yang berkilauan, wajah yang imut dan manis khas anak-anak itu terlihat menawan. Wajah yang lembut dan manis, namun ada kilatan keseriusan dan kekuatan disana, terlebih pada sorot mata perak biru yang berbinar itu. Seakan menyihir siapapun menjadi tak berdaya didepannya.

"Lagipula, aku sudah bilang kan, kalau aku akan memulihkan statusku sebagai putri bangsawan, dan memperlihatkan pada dunia, siapa Thalia La Sheridan itu."

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

❤️❤️❤️👍👍😊

2024-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Putri Yang Terbuang Dan Dewi Yang Terkutuk
2 Bagian 2 : Hari Pertama Di Dunia Manusia
3 Bagian 3 : Thalia La Sheridan
4 Bagian 4 : Masa Lalu Thalia dan Keluarga Sheridan
5 Bagian 5 : Seminggu Kemudian
6 Bagian 6 : Tujuan Utama
7 Bagian 7 : Dolores Part 1
8 Bagian 8 : Dolores Part 2
9 Bagian 9 : Lukisan
10 Bagian 10 : Cursed
11 Bagian 11 : Kepulangan Keluarga Sheridan
12 Bagian 12 : Makan Malam Part1
13 Bagian 13 : Makan Malam Part 2
14 Bagian 14 : Ambisi
15 Bagian 15 : Kegagalan Pertama
16 Bagian 16 : Amarah
17 Bagian 17 : Mary Dan Thalia
18 Bagian 18 : Penyimpangan Sihir
19 Bagian 19 : Mukjizat
20 Bagian 20 : Hukuman
21 Bagian 21 : Kesulitan
22 Bagian 22 : Tantangan
23 Bagian 23 : Tiamat's Golden Tear
24 Bagian 24 : Rumor
25 Bagian 25 : Estelle La Sheridan
26 Bagian 26 : Konfrontasi
27 Bagian 27 : Persiapan
28 Bagian 28 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
29 Bagian 29 : Kedatangan
30 Bagian 30
31 Bagian 31 : Akademi
32 Bagian 32 : Michelle Laurent
33 Bagian 33 : Perdebatan
34 Bagian 34 : Rowan Frederich Keilanstein
35 Bagian 35 : Aula Pemberkatan
36 Bagian 36 : Pertemuan
37 Bagian 37: Jiwa Apostle Part 1
38 Bagian 38 : Jiwa Apostle Part 2
39 Bagian 39: Kepanikan
40 Bagian 40 : Pesta Cahaya
41 Bagian 41 : Master of The Tower
42 Bagian 42
43 Bagian 43 : Gadis Misterius
44 Bagian 44
45 Bagian 45: Pengintaian Rencana
46 Bagian 46 : Shocking Scene
47 Bagian 47
48 Bagian 48: Rencana
49 Bagian 49
50 Bagian 50 : Diluar Ekspektasi
51 Bagian 51 : Diskusi
52 Bagian 52 : Kesepakatan
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55: Pesta Dansa Part 1
56 Bagian 56 Stalemate
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bagian 1 : Putri Yang Terbuang Dan Dewi Yang Terkutuk
2
Bagian 2 : Hari Pertama Di Dunia Manusia
3
Bagian 3 : Thalia La Sheridan
4
Bagian 4 : Masa Lalu Thalia dan Keluarga Sheridan
5
Bagian 5 : Seminggu Kemudian
6
Bagian 6 : Tujuan Utama
7
Bagian 7 : Dolores Part 1
8
Bagian 8 : Dolores Part 2
9
Bagian 9 : Lukisan
10
Bagian 10 : Cursed
11
Bagian 11 : Kepulangan Keluarga Sheridan
12
Bagian 12 : Makan Malam Part1
13
Bagian 13 : Makan Malam Part 2
14
Bagian 14 : Ambisi
15
Bagian 15 : Kegagalan Pertama
16
Bagian 16 : Amarah
17
Bagian 17 : Mary Dan Thalia
18
Bagian 18 : Penyimpangan Sihir
19
Bagian 19 : Mukjizat
20
Bagian 20 : Hukuman
21
Bagian 21 : Kesulitan
22
Bagian 22 : Tantangan
23
Bagian 23 : Tiamat's Golden Tear
24
Bagian 24 : Rumor
25
Bagian 25 : Estelle La Sheridan
26
Bagian 26 : Konfrontasi
27
Bagian 27 : Persiapan
28
Bagian 28 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
29
Bagian 29 : Kedatangan
30
Bagian 30
31
Bagian 31 : Akademi
32
Bagian 32 : Michelle Laurent
33
Bagian 33 : Perdebatan
34
Bagian 34 : Rowan Frederich Keilanstein
35
Bagian 35 : Aula Pemberkatan
36
Bagian 36 : Pertemuan
37
Bagian 37: Jiwa Apostle Part 1
38
Bagian 38 : Jiwa Apostle Part 2
39
Bagian 39: Kepanikan
40
Bagian 40 : Pesta Cahaya
41
Bagian 41 : Master of The Tower
42
Bagian 42
43
Bagian 43 : Gadis Misterius
44
Bagian 44
45
Bagian 45: Pengintaian Rencana
46
Bagian 46 : Shocking Scene
47
Bagian 47
48
Bagian 48: Rencana
49
Bagian 49
50
Bagian 50 : Diluar Ekspektasi
51
Bagian 51 : Diskusi
52
Bagian 52 : Kesepakatan
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55: Pesta Dansa Part 1
56
Bagian 56 Stalemate

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!