Hana keluar dari toilet lalu membasuh mukanya dan setelah melap bersih dengan tisu kering, kemudian gadis cantik itu menatap wajahnya di depan cermin, "Aku harus kuat"
Beberapa menit kemudian Hana sudah berjalan di jalan setapak kecil di tengah taman kampus. Dia memutuskan berjalan-jalan sebentar di taman itu untuk menghirup udara segar. Jalan setapak di tengah taman kampus itu adalah jalan alternatif menuju ke kelasnya dan Hana sontak menoleh kaget saat pundaknya ditepuk pelan.
Hana menoleh dan sontak memekik riang, "Sisca!"
"Hana!"
Sisca dan Hana kemudian berpelukan dengan tawa renyah dan riang.
Sisca adalah sahabatnya Hana waktu SMP. Nama lengkapnya Fransisca Sanjaya. Anaknya periang dan dia putri tunggalnya walikota.
"Kamu kuliah di sini juga?" Tanya Sisca sambil melepaskan pelukannya.
"Iya"
"Wah, emang pantes kamu kuliah di sini. Kamu, kan, emang pinter sejak dulu. Tadi aku ragu mau nepuk pundak kamu. Bener Hana bukan, ya, kok rambutnya lurus. Aku seneng banget ternyata beneran kamu dan kamu......wow!" Fransisca memutar badan Hana lalu berkata, "Kamu cantik banget, Hana!"
Hana memegang kedua tangan Fransisca dan dengan senyum malu dia berkata, "Kamu juga cantik banget, Caca!
"Hahahaha! kamu masih ingat panggilan kecilku, Caca, hahahahaha!"
Hana terkekeh geli, "Lalu, apa kau ingat panggilan kecilku?"
"Ingat, dong. Nana. Kita dulu sering bersenandung nana,nana,nana, dan caca, caca, caca, kan, hahahahahaha!"
Hana kembali terkekeh geli.
Fransisca kembali memeluk Hana dengan tawa renyahnya.
Tiba-tiba terdengar suara laki-laki, "Bolehkah kami berkenalan dengan kalian berdua?"
Hana dan Fransisca saling melepaskan pelukan mereka lalu menoleh pelan ke asal suara.
Hana dan Fransisca melihat ada tiga orang laki-laki di depan mereka.
"Aku Leo, ini dia orang temanku. Namanya Adi dan Rio. Sepertinya kalian mahasiswi baru. Aku dan kedua temanku ini kakak tingkat kalian"
Fransisca yang menyahut, "Aku Sisca dan ini Hana sahabatku. Iya, benar. Aku dan Hana adalah mahasiswi baru"
"Hana, nama yang cantik secantik orangnya. Apa kamu sudah punya pacar?" Orang yang bernama Leo nekat maju dan menyentuh tangan Hana dan menarik Hana dari Fransisca.
Hana terkesiap kaget dan refleks menepis tangan Leo sambil memekik, "Jangan sentuh!"
Saat Fransisca ingin menolong Hana, orang yang bernama Rio dan Adi menghadang Fransisca sambil berkata, "Dan kami tertarik padamu nona cantik"
Sementara itu Alaric sudah masuk ke ruangannya karena jadwal mengajarnya masih jam sebelas. Belum sampai dia duduk dengan nyaman di kursi kerjanya, telepon genggamnya berbunyi sangat nyaring.
"Halo, Nek, ada apa?"
"Nenek belum lihat ada tanda kepemilikan di lehernya Hana. Kalian belum melakukan malam pertama, ya?"
"Nek! Ini aku ada di kantor kenapa membahas itu?" Alaric berbisik lirih sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.
"Pokonya Nenek nggak mau tahu. Besok Nenek harus menemukan ada tanda kepemilikan di lehernya Hana, titik tidak pakai koma"
"Kalau tidak?"
"Kalau tidak, maka jabatan kamu sebagai Presdir di grup Klein akan Nenek ganti. Kamu akan Nenek jadikan manajer biasa"
"What?! Kenapa Nenek kejam banget sama aku? Aku lagi butuh jabatan itu karena aku, kan, udah terlanjur mencalonkan diri menjadi anggota dewan"
"Kalau masih ingin jabatan itu, maka turuti kemauan Nenek"
Klik! Erica memutuskan sambungan teleponnya begitu saja dan Alaric langsung meraup kasar wajah tampannya dengan mendengus kesal.
Alaric memasukkan telepon genggamnya ke dalam saku kemejanya lalu membuka layar laptop sambil bergumam, "Kenapa Nenek suka sekali menyiksaku akhir-akhir ini, Hufftttt!"
"Menyiksa apa?" Theo, sahabatnya Alaric yang sekaligus merangkap jabatan menjadi koleganya Alaric di dunia mengajar duduk di depan meja kerjanya Alaric dengan senyum lebar.
"Aish! Sukanya kok kepo. Kerja sana!"
"Hahahahaha daripada kamu sukanya ngomel. Cepat tua nanti. Belum punya pacar tahu-tahu tua nanti, hahahahahaha"
Alaric menghunus tatapan tajam ke Theo dan Theo langsung bangkit berdiri lalu berlari kecil sambil berteriak, "Hahahahahaha!"
"Dasar gila!" Sahut Alaric sambil mendengus kesal.
Sementara itu, Hana tengah menarik-narik tangannya yang dicekal paksa oleh pria yang bernama Leo.
"Ayolah! Jangan sok cantik. Aku ini idola di kampus ini dan aku ingin menjadikan kamu wanitaku satu-satunya. Jika kamu jawab iya, maka aku akan melepaskan tangan kamu"
Hana terus berusaha menarik tangannya sambil berteriak, "Aku sudah punya Suam......pacar! Aku sudah punya pacar, lepaskan aku!"
"Bodo amat! Aku akan bikin pacar kamu putus sama kamu kalau kamu mau jadian sama aku"
Fransisca juga tengah berusaha melepaskan diri dari hadangan pria yang bernama Adi dan Rio.
Saat Theo berjalan melintasi jalan setapak taman kampus yang menuju ke kelas tempat dia mengajar hari ini, dia dikejutkan dengan pemandangan yang sama sekali tidak dia sukai. Tiga orang laki-laki menggoda dua orang gadis cantik. Theo langsung berlari sambil berteriak, "Lepaskan mereka!"
Leo langsung melepaskan tangan Hana dan mengajak dua orang temannya untuk lari.
Hana dan Fransisca langung menoleh ke laki-laki tampan yang terengah-engah sambil bertanya, "Kalian terluka? Leo dan gengnya memang seperti itu. Kalian harus menghindar jika bertemu lagi dengan mereka"
"Terima kasih sudah menolong kami, Pak Theo" Ucap Hana sambil menurunkan pandangannya ke name tag laki-laki tampan yang berdiri tegak di depan dia.
Sial! Dia cantik banget. Jantungku langsung berdebar-debar melihat kecantikan alaminya. Aku rasa ini cinta pada pandangan pertama. Batin Theo sambil terus menatap wajah cantiknya Hana.
"Bapak mau ke kelas?" Tanya Fransisca yang hatinya berdebar-debar melihat ketampanan dan sikap heroiknya pria yang berdiri di depan Hana.
Theo menoleh kaget ke Fransisca dan tersenyum canggung lalu berkata, "Iya. Ayo kita berjalan bersama-sama ke kelas. Bapak akan jaga kalian"
"Dengan senang hati" Sahut Fransisca dengan senyum lebar.
Wah, dia tampan, wangi, dan dia pahlawanku. Ini cinta pada pandangan pertama. Batin Fransisca sambil melirik-lirik Theo.
"Siapa nama kamu?" Tanya Theo yang berjalan di tengah-tengahnya Hana dan Fransisca. Theo bertanya tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri dan Fransisca langsung menyahut, "Saya Fransisca dan itu teman saya, Hana"
Hana, nama yang cantik seperti orangnya. Aku akan mengejarnya mulai hari ini. Batin Theo dengan senyum tipis.
Fransisca ikutan tersenyum tipis saat dia melirik senyum tipis di wajah tampannya Theo. Dia benar-benar tampan kalau tersenyum. Aku akan mengejarnya mulai hari ini.
Dua jam kemudian, Theo masuk ke ruang dosen dengan siulan riang. Lalu, Theo duduk di depan meja kerjanya Alaric dan berkata dengan wajah semringah, "Baru kali ini aku merasakan jatuh cinta pandangan pertama"
Alaric bertanya acuh tak acuh sambil memasukkan laptop ke dalam tas kerja karena satu jam lagi dia akan mengajar, "Kok bisa tiba-tiba mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama?"
"Bisa dong. Aku tadi menolongnya pas dia dicekal tangannya sama Leo. Leo ingin menjadikan gadis cantik pujaan hatiku itu wanitanya"
"Leo anaknya walikota?"
"Iya. Siapa lagi cowok yang berani bikin ulah di kampus ini. Dasar brengsek si Leo itu"
"Wah, boleh juga, tuh, cewek. Masih pagi udah bikin Leo menyukainya. Emang secantik apa dia?" Alaric bangkit berdiri dan mencangklong tas kerjanya.
"Aku punya fotonya. Aku tadi mengambil foto dia pas dia menerima piagam penghargaan, piala, dan uang tabungan di depan kelas. Desain dia menang lomba antar kota dan akan maju ke tingkat provinsi. Nih, fotonya" Theo menunjukkan layar telepon genggamnya ke wajah Alaric.
Seketika itu juga Alaric menaikkan kedua alisnya ke atas dan menarik rahang bawahnya lebar-lebar.
"Cantik, kan. Namanya juga cantik. Namanya Hana. Dia bukan hanya cantik tapi juga cerdas dan berbakat. Aku rasa aku akan mengejarnya mulai sekarang dan........"
"Tidak boleh!" Pekik Alaric.
Theo tersentak kaget, "Kenapa tidak boleh?" Theo memasukkan kembali telepon genggamnya ke dalam saku kemejanya.
Alaric ikutan tersentak kaget. Iya, kenapa Gue bilang tidak boleh? Bukankah itu haknya Theo mau menyukai siapa. Tapi, kenapa hatiku terasa sakit mendengar Hana dipuja banyak pria. Dipuja Leo dan Theo. Sial! Alaric meraup kasar wajahnya alih-alih menjawab pertanyaannya Theo.
"Hei! Kenapa malah bengong? Kenapa aku nggak boleh ngejar mahasiswi baru yang bernama Hana ini?"
"Tidak boleh! Hana itu Is........."
Nggak! Aku nggak boleh bilang kalau Hana adalah Istriku. Aku harus teguh pada rencanaku. Menjaga nama baik Hana karena tahun depan aku akan menceraikan Hana.
"Hana is.......apa? Ngomong yang jelas, Ric!"
"Hana is my little sister" Alaric tersenyum kesal ke Theo.
"What?! Yang bener aja. Wajah kalian beda. Kamu ada bule-bulenya sedangkan Hana Jawa tulen. Adik darimana?"
"Dia adik angkatku. Dia cucu angkat Nenekku"
"Oh, kalau gitu harusnya kamu mendukungku. Daripada Leo mendingan aku, kan, yang dapetin Hana?"
Alaric menggeram kesal lalu pergi meninggalkan Theo untuk mencari Hana. Entah kenapa hatinya terasa panas setelah mendengar ocehannya Theo.
Alaric langsung menarik tangan Hana saat dia melihat Hana duduk sendirian di pinggir taman kampus. Alaric mengabaikan teriakan Hana yang ingin dilepaskan.Lalu, Alaric memasukkan Hana dengan paksa ke dalam mobilnya.
Setelah menutup pintu mobil, Alaric duduk di jok yang sama dengan Hana dan Hana sontak menggeser pelan pantatnya sambil bertanya, "Kakak mau apa?"
Alaric mengungkung Hana dan menggeram, "Bagus sekali kelakuan, kamu, ya. Baru masuk kuliah sehari udah menggoda cowok"
Hana mendorong dada Alaric sambil memekik kesal, "Siapa yang menggoda cowok?"
"Benar kata Nenek. Aku perlu memberimu tanda kepemilikan" Alaric berbisik di telinganya Hana.
Hana bergidik geli dan bertanya, "Tanda kepemilikan apa, Kak?"
Alih-alih menjawab pertanyaannya Hana, dia menyusupkan wajahnya ke leher Hana. Lalu, dengan cepat dia mencium dan menghisap dengan hati panas penuh kecemburuan.
"Ahhhhh! Kak......." Hana membeliak kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Lee
hahaa.. alaric cmburuuuu..🤣🤣 bgus hana
2024-03-12
0
Spyro
Eh apa nih. Kok main kejar2an gini 😂 cinta segi belibet 🤣
2024-02-27
0
Spyro
Oh tadi Hana di kamar Nenek abis di inspeksi toh 🤭🤭
2024-02-27
0