Hanya Adik

Keesokan harinya, Alaric terbangun karena suara alarm telepon genggam.

Pria tampan itu membuka mata, namun dia masih belum berani berbalik badan.

Alaric mencoba memanggil nama Hana, "Na, kamu udah bangun?"

Satu detik, dua detik, tiga detik, tidak ada sahutan.

"Na? Kenapa diam? Masih tidur, ya?"

Satu detik, dua detik, tidak ada sahutan.

Alaric berbalik badan dengan pelan dan melotot kaget, "Lho, Hana mana? Apa dia sudah bangun? Jam berapa dia bangun? Ini, kan, masih jam lima pagi? Kenapa ia bangun pagi banget?" Alaric duduk sambil menguap dan mengucek pelan kedua kelopak matanya.

Pria yang berprofesi Dosen, Presdir, dan calon anggota dewan itu kemudian melompat turun dari atas ranjang lalu berlari ke kamar mandi untuk menuntaskan fantasi liarnya semalam setelah dia melihat Hana berbalut Lingerie seksi dengan warna merah menggoda.

Alaric bermain solo dengan membayangkan wajah Hana dan tidak membayangkan wajah Amanda. Bahkan saat dia mengerang dia menyebut lirih nama Hana tanpa dia sadari.

Setelah wangi dan rapi, Alaric keluar dari dalam kamar mandi lalu berlari kecil keluar dari dalam kamar karena dia penasaran apa yang Hana lakukan di pagi-pagi buta.

Alaric merapatkan bibirnya saat melihat dapur dan ruang makan kosong. "Di mana dia?"

"Tuan muda mencari Hana?"

Suara Nyonya Janet mengagetkan Alaric. Pria tampan itu sontak berbalik badan lalu berkata, "Tidak, emm, aku hanya........"

"Hana ada di kamar Nyonya besar"

"Aku tidak mencarinya. Siapa bilang aku mencarinya" Alaric berucap kesal sambil berjalan cepat meninggalkan Nyonya Janet.

Alaric menoleh ke belakang dan saat dia melihat Nyonya Janet sudah masuk ke dapur, dia membelokkan langkahnya ke kamar yang biasa dipakai oleh neneknya jika neneknya tinggal di rumah yang dibeli oleh Alaric dari hasil jerih payahnya sendiri. Alaric berlari kecil menuju ke kamar itu karena dia ingin segera melihat apa yang Hana lakukan di kamar neneknya, di pagi-pagi buta.

Alaric tidak mengetuk pintu. Dia membuka pintu dan berjalan masuk menyusuri lorong pendek yang di kanan kiri terpajang lukisan-lukisan mahal dan nakas yang di atasnya tertata rapi guci-guci mahal koleksi neneknya.

Saat sampai di ujung lorong, Alaric langsung menoleh ke kanan karena dia mendengar suara neneknya yang berkata, "Nah, udah cantik sekarang" dan seketika itu juga dia mematung. Dia melihat pantulan wajah Hana dengan rambut lurus dan Hana tampak sangat cantik.

Cewek berambut lurus indah memang cewek kriterianya Alaric apalagi yang cantik, sangat cantik seperti.........Hana?

Hana? Kenapa Hana yang terlintas di benakku saat aku membayangkan kriteria cewek yang aku suka. Tapi, sial! Hana memang cantik banget dengan rambut lurus seperti itu. Batin Alaric sambil meraup kasar wajah tampannya.

"Nah, ada Aric. Gimana, Hana cantik, kan?" Erica menoleh ke Alaric yang masih berdiri tegak dengan wajah merona.

Hana refleks menoleh ke belakang dan merona malu saat matanya bertabrakan lembut dengan mata birunya Alaric.

"Kenapa wajah kamu merah, Ric? Kamu sakit?"

"Ah, tidak" Alaric mengusap pelan pipinya lalu berkata dengan canggung, "Aku lapar, Nek. Ayo buruan sarapan" Pria tampan itu kemudian berbalik badan dan pergi dari kamar neneknya dengan debaran jantung abnormal.

Sial! Kenapa jantungku berdebar-debar? Wah, apa aku beneran sakit, ya? Batin Alaric sambil berlari kecil ke ruang makan.

Hana yang melihat Alaric berlari pergi, menoleh ke nenek angkatnya, "Nek, apa rambut Hana dibuat keriting lagi aja, ya. Kak Aric sepertinya tidak suka Hana berambut lurus seperti ini"

"Aish! Cantik, kok. Biar seperti ini. Rambut lurus kamu ini tahan sampai satu tahun, ya, Boy?" Erica menatap pria tampan yang lemah gemulai di depannya.

"Satu Tahun, bener sekali. Kamu cantik, kok, Hana. Tuan muda tadi berlari keluar karena dia udah kelaparan" Sahut Boy.

"Ah, iya, Boy benar. Ayo kita sarapan kalau gitu"

Neneknya Alaric semalam mengajak Boy menginap ke rumah Alaric karena dia ingin Boy merombak rambut Hana. Jam empat pagi neneknya Alaric membangunkan Hana dan di jam tujuh pagi, rambut Hana sudah berubah lurus dan Hana pun berubah menjadi lebih cantik.

Sementara itu, Alaric yang sudah duduk di meja makan menunggu semuanya datang, mengusap dada sambil menunduk dan bergumam lirih, "Hei, jantung! Kalau Elo terus berdetak seperti ini aku akan kasih Elo pensiun.....eh, bentar! Kenapa aku jadi bodoh begini, ya, kalau jantungku aku pensiun, aku mati dong, ya. Sial! Hei! Berhenti berdetak seperti ini jantung bodoh!" Alaric terus mengusap-usap dadanya.

"Kamu beneran sakit, ya? Tadi wajah kamu merah trus sekarang kamu usap terus dada kamu?"

Alaric sontak menegakkan wajahnya ke depan dan menyahut, "Nggak. Aku sehat, kok, Nek"

"Lalu, kenapa kau usap terus dada kamu?"

"Keselek, Nek" Alaric bergegas menyesap kopi yang dia buat sendiri tadi.

Hana menoleh canggung ke Alaric saat nenek angkatnya mendudukkan Hana di samping Alaric sambil berkata, "Pengantin baru harus selalu duduk berdampingan"

Hana langsung tersenyum dan menunduk malu.

"Ehem" Alaric hanya berdeham dan tidak berani menoleh ke Hana. Dia takut kalau jantungnya berdebar kencang kembali dan terdengar sampai ke telinga Hana.

"Hasil karyanya Boy bagus, kan, Tuan muda? Istri Tuan muda terlihat sangat cantik hari ini" Ucap Boy sambil menuangkan sup ayam ke dalam mangkok.

"Ehem! Biasa aja. Aku udah biasa melihat Hana sejak kecil. Jadi, ya, nggak ada yang spesial" Sahut Alaric dengan acuh tak acuh.

Hana menoleh ke Alaric dengan wajah kecewa karena ternyata pujaan hatinya tidak menyukai penampilan barunya.

"Aish! Jangan ngawur! Mana ada biasa aja. Kamu pasti belum cuci muka dengan benar jadi tidak bisa melihat dengan baik kalau Hana sangat cantik hari ini. Bukan hanya cantik, dia juga Istri yang baik. Bangun pagi-pagi untuk masak sup ayam kesukaan suaminya. Ada iga bakar juga. Semua masakan yang tersaji di meja makan, semuanya kesukaan Aric dan Hana yang memasaknya" Ucap Erica dengan senyum bahagia.

Alaric kembali berdeham, lalu berkata, "Buruan makan. Jangan banyak bicara. Aku bisa telat ngajar dan Hana juga mulai masuk kuliah pagi ini, kan?"

"Iya. Sebenarnya bulan depan Hana baru masuk kuliah. Tapi, kata Nenek Hana sudah boleh kuliah pagi ini" Sahut Hana.

"Iya. Kamu harus selalu ada di samping Suami kamu. Kalian tiap pagi harus berangkat ke kampus bersama-sama" Sahut Erica.

Alaric hanya bisa menghela napas panjang.

Tapi, dia kemudian tersenyum setelah mengunyah sup ayam kesukaannya.

Hana memang sangat pandai memasak dan dia benar-benar tahu seleraku. Batin Alaric sambil melirik Hana.

Setelah sarapan, Alaric melangkah ke kamarnya dan Erica menyuruh Hana menyusul Alaric.

Hana mengangguk dan tersenyum ke nenek angkatnya lalu berlari kecil menyusul suaminya.

Hana masuk ke dalam kamar saat suaminya tengah kesulitan memasang dasi.

"Sial! Aku lupa bawa dasi yang sudah jadi. Aku lupa cara ikat dasi. Gimana, nih?"

"Biar aku yang ikatkan, Kak. Aku bisa"

Alaric menghadapkan dasi ke Hana.

Saat Hana mengikat dasinya, jantung Alaric kembali berdegup kencang. Wanginya Hana, cantik alaminya Hana dan rambut indahnya Hana yang menyentuh pucuk hidungnya, yang membuat jantung Alaric kembali berdegup kencang.

Untuk menenangkan degup jantungnya, Alaric bergegas bertanya, "Darimana kamu belajar mengikat dasi, Na?"

"Dari internet. Hana pernah ikut lomba tujuh belasan mengikat dasi dan memang. Kakak lupa, ya?" Ucap Hana sambil terus fokus ke dasinya Alaric.

"Ah, iya. Aku ingat sekarang"

"Sudah selesai, Kak" Hana melangkah mundur lalu berbalik badan untuk mengambil tasnya.

Alaric langsung berkata, "Ayo buruan berangkat"

"Iya, Kak" Hana berlari kecil menyusul Alaric.

"Tidurlah sebentar! Perjalanan dari sini ke kampus satu setengah jam. Lumayan untuk tidur sebentar. Kamu bangun pagi sekali, masak, dan di-make over sama Boy, pasti ngantuk dan capek, kan?" Ucap Alaric sambil menekan pelan-pelan pedal gas mobil sedannya.

"Hmm" Hana tersenyum lalu dia menyandarkan kepalanya di jendela mobil dan tidak begitu lama Hana pun tertidur.

Saat berhenti di lampu merah, Alaric melepas jaketnya dengan cepat, lalu dia lipat dan dia letakkan dengan pelan lipatan jaket itu di jendela.Kemudian dia dengan cepat memakai kembali sabuk pengamannya dan melajukan mobilnya dengan pelan di saat lampu hijau sudah menyala.

Setelah memarkirkan mobilnya di parkiran mobil khusus untuk para dosen fakultas Seni Rupa. Alaric melepas sabuk pengamannya dengan pelan lalu dia menoleh ke Hana.

Alaric memandangi wajah Hana, Sial! Dia cantik banget kalau tidak pakai kacamata. Ternyata dia punya bulu mata yang lentik, alis berbentuk bulan sabit alami yang sangat indah, dan............

"Kak? Kenapa tidak membangunkan aku?" Hana membuka matanya dan langsung duduk tegak.

Lipatan jaketnya Alaric jatuh di pundaknya. Hana mengambil lipatan jaket itu dan menyerahkannya ke Alaric sambil bertanya, "Kenapa jaket Kakak bisa ada di jendela mobil?"

Alaric memakai jaketnya sambil berkata, "Kakak lihat pelipis kamu membentur kaca jendela mobil, jadi Kakak letakkan jaket Kakak di jendela mobil agar kamu bisa tidur dengan nyaman"

Ah, dia kenapa selalu baik begini sama aku? Apa Kak Aric juga mencintaiku? Batin Hana dengan senyum lebar.

"Ehem!" Kamu turun dulu. Aku tidak mau kita turun dan masuk bersama"

"Kenapa?"

"Karena aku ini dosen kamu dan satu lagi, emm, kita lepas cincin pernikahan kita dan sini berikan cincin kamu biar aku yang simpan"

"Kenapa?"

"Karena aku tidak ingin semuanya tahu kalau kita ini suami istri?"

Hana merasakan matanya terasa panas, hatinya terluka perih saat dia mendengar suaminya tidak ingin semuanya tahu kalau dia adalah istinya. Kemudian Hana kembali bertanya dengan suara bergetar menahan tangis, tangis kecewa karena ucapannya Alaric, "Kenapa?"

Alaric menghela napas panjang karena dia mendengar kata tanya kenapa sebanyak tiga kali dari Hana. Lalu, dia berkata setelah mendengus, "Aku selama ini mengganggap kamu adik dan selamanya akan tetap seperti itu. Aku hanya menyayangi kamu sebagai seorang adik tidak lebih, Na. Aku menikah denganmu itu demi kebaikan kita semua. Kalau aku tidak menikah denganmu, aku akan dikejar dan dibunuh atau kalau tidak orang itu akan menyebarkan video itu kalau aku tidak menikah"

Hana menahan airmatanya agar tidak jatuh dan kembali bertanya dengan nada bergetar, "Kenapa orang itu mau membunuh Kakak? Lalu, video apa?"

Alaric menarik napas panjang lalu berkata, "Karena satu-satunya wanita yang aku cintai di dunia ini, Amanda, mantan pacarku, ya, sebenarnya dibilang mantan juga bukan karena tidak pernah ada kata putus antara aku dan Manda, emm, Amanda adalah Istri orang itu. Dia, pria itu, suaminya Manda, emm, dia tahu kalau aku dan Manda tidur bareng di hotel. Video itu adalah video kebersamaan aku dan Manda, lalu pria itu........."

Hana langsung meletakkan cincin pernikahannya di telapak tangan Alaric lalu dia berbalik badan dengan cepat, bergegas membuka pintu, dan melompat keluar dari dalam mobilnya Alaric dengan hati yang hancur berkeping-keping. Pria yang dia cintai dalam diam selama ini ternyata tidak mencintainya dan tidak pernah mencintainya. Dan yang lebih membuat Hana hancur, Alaric sudah tidur dengan Istri orang sedangkan semalam di malam pernikahannya, Alaric sama sekali tidak menyentuhnya.

Alaric turun dari dalam mobil setelah dia memasukkan cincin pernikahan dia dan Hana ke dalam tas kerjanya. Alaric menatap punggung Hana yang berlari menjauh sambil bergumam, "Yeah, cepat atau lambat dia harus tahu kalau aku tidak pernah mencintainya dan hanya menganggapnya sebagai adik. Nanti kalau sudah sampai di rumah aku akan meminta dia menandatangani kontrak nikah. Aku hanya akan menjalani biduk rumah tangga dengannya selama setahun dan setelah itu aku akan menceraikannya. Untuk itulah aku tidak akan menyentuhnya dan akan menyembunyikan pernikahanku dengannya selama setahun ini agar kelak pas aku menceraikannya dia tidak malu dan dia masih suci"

Sementara itu, Hana langsung masuk ke toilet dan duduk di dalam toilet untuk menumpahkan tangisannya. Hana mencengkeram dadanya dan bergumam lirih di sela isak tangisnya, "Aku rasa sekarang ini aku membenci kamu, Kak Aric"

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

wihh.. tega banget

2024-04-05

0

Lee

Lee

Tega bnget alaric blg gtu ya..

2024-03-12

0

Spyro

Spyro

Mulai deh denial sama perasaan sendiri. Pdahal jelas2 dari kemarin dag dig serr sama Hana 😤

2024-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!