Revan pulang dengan wajah lesuh, bahkan tidak menghiraukan istrinya yang sedari tadi bertanya mengenai kenapa dia berwajah muram seperti itu.
'ada apa dengan mas Revan, perasaan tadi dia baik-baik saja. Tapi setelah pulang dari restoran itu... Apa jangan-jangan..'. batin Bella terus menatap kearah sang suami dengan kening berkerut.
Bella tahu jika sejak tadi direstoran suaminya terus menatap Nadine pemilik restoran itu, tapi Bella hanya diam saat itu karena tidak ingin mengganggu suaminya yang memang ingin bekerjasama dengan restoran Nadine.
'siapa wanita itu ?'. Tanyanya dalam hati.
Dadanya terasa sesak kala melihat bagaimana tatapan sang suami terhadap Nadine, dia juga tidak tahu mengenai masa lalu Revan selama ini.
Hembusan nafas keluar dari mulut Bella, dia mengulangnya beberapa kali supaya sedikit tenang dan tidak menjatuhkan air matanya di dekat suaminya.
Akhirnya mereka sampai dikediaman Adiyaksa, sebenarnya mereka memiliki rumah sendiri hanya saja untuk malam ini mereka dipanggil untuk bermalam dirumah orang tua Revan.
Revan dan Bella masuk kedalam, mereka dapat melihat jika diruang tamu sedang ramai karena anak Jenggala tengah berkumpul semua malam ini.
"Kalian sudah datang ?". Tanya Jenggala ketika melihat anak dan menantunya.
"Iya pa, barusan kami sampai'. Jawab Bella melirik Revan yang tidak merespon Jenggala.
"Bella sini sayang duduk dekat mama". Panggil Anggun pada menantunya, Bella langsung mengangguk kemudian berjalan mendekati mertuanya.
Anggun mengelus rambut Bella dengan lembut, wanita tua itu sangat menyayangi menantunya.
"Kak Bella bagaimana ? Apa sudah ada tanda-tanda ?". Tanya Riska adik Revan.
Wanita itu hanya menggeleng pelan, terukir kesedihan diwajahnya. Mereka sudah menikah lima tahun yang lalu tapi sampai sekarang belum dikarunia seorang anak sedangkan adik Revan bernama Siska sudah memiliki dua orang anak padahal mereka menikah sudah tiga tahun lamanya.
"Kalian sudah periksa ke dokter kan ?". Tanya wanita itu kembali.
"Sudah, semuanya baik-baik saja. Mungkin aku belum dipercaya untuk mengurus anak makanya belum di berikan sampai sekarang ini". Jawab Bella dengan senyum dipaksakan. Jika harus membahas anak dia terlihat sangat rapuh sekali.
Anggun menyenggol Siska supaya tidak membahas masalah itu lagi, membuat Siska cemberut padahal dia hanya ingin menanyakan nya saja, tidak lebih dan tidak bermaksud untuk mengejek Bella.
"Maaf yah Bella, aku tidak bermaksud seperti itu". Ujar Siska dengan wajah sedih.
"Tidak apa-apa, aku tidak masalah kok". Jawab Bella.
"Jangan sedih yah sayang, mama sama papa tidak menuntut kamu untuk memiliki keturunan. Jadi kamu tenang saja dan tetap berusaha terus". Kata Anggun tersenyum pada menantunya.
Bella merasa lega, karena selama ini hal itulah yang paling dia takutkan. Jika suatu saat lama memberikan keturunan pada keluarga suaminya akan membuat mereka membenci nya.
"Ya sudah kita makan dulu yah, seperti nya bibi sudah selesai menyiapkan semuanya". Ajak Anggun pada semua orang yang langsung diangguki oleh mereka semua.
Bella tersenyum kala melihat anak-anak Siska berlari senang ketika dipanggil makan, apalagi melihat mereka begitu menggemaskan membuatnya membayangkan jika nanti dia mempunyai anak dengan Revan mungkin sangat indah.
Akhirnya mereka makan dengan celotehan anak dari Siska yang sejak tadi tidak ingin berhenti berbicara, mereka seakan berlomba-lomba menceritakan kesehariannya selama ini pada sang kakek dan juga pada Bella serta Revan.
*
"Mas, ada apa ? Apa ada yang mengganggu pikiran mu ?". Tanya Bella memeluk Revan dari belakang. Saat ini mereka berdua sudah berada dikamar.
Revan terdiam merasakan sentuhan istrinya yang terasa hangat, wanita yang dicintainya itu begitu perhatian padanya.
Pria itu berbalik menatap lekat sang istri, ada rasa sedih dihati nya ketika mengingat masa lalunya yang begitu b*jingan. Mungkin karena itu sampai sekarang mereka belum dikaruniai seorang malaikat kecil.
"Maafkan aku sayang". Ucap Revan memeluk Bella erat.
Bella hanya terdiam merasakan pelukan erat suaminya, wanita itu memejamkan matanya. Dia sangat mencintai Revan dan tidak mungkin akan melepaskannya sedikitpun, maka dari itu kemana pun sang suami pergi dia selalu ikut dan Revan juga senang akan hal itu.
***
Revan termenung dibalkon dengan hanya memakai boxer saja, dia melirik kearah sang istri yang tengah tertidur pulas karena sudah menghabiskan beberapa r*nde tadi.
Pria itu kembali menatap langit malam, saat ini dia tidak bisa tidur sama sekali karena terus mengingat masa lalu nya dulu.
Bayangan-bayangan bagaimana dulu dia memperlakukan seorang gadis begitu b*jat terus menghantui nya sekarang setelah pertemuan mereka direstoran tadi.
Helaan nafas berat keluar dari mulutnya. "Kenapa aku terlalu b*doh dan percaya begitu saja dengan Andi b*j*ngan itu. Lihatlah aku sekarang merasa terpuruk karena masa lalu ku sendiri". Gumamnya masih menatap langit malam.
Dia kembali teringat dengan wajah kecil yang begitu mirip dengannya, apalagi mengingat ocehan-ocehan yang membuat hatinya terasa tergelitik sekaligus sakit.
"Apa Nadine akan memaafkan ku ? ". Tanyanya pada dirinya sendiri.
Dia sangat ingin bertemu kembali dengan Alden, entah kenapa ada rasa rindu muncul dihatinya pada anak itu. Apakah ini ikatan batin antara ayah dan anak.
Tapi dia kembali berpikir, Alden sepertinya tidak menyukai dirinya apalagi melihat respon anak itu yang datar dan dingin ketika melihatnya.
"Apa Nadine menceritakan semua pada nya ? Tapi kenapa ? Padahal anak itu masih kecil dan seharusnya dia belum tahu hal-hal besar seperti itu".
"Aku harus menemui Nadine kembali memintanya agar dia mempertemukan aku dengan Alden. Apalagi anak itu adalah darah daging ku, tentu dia tidak bisa seenaknya memisahkan ayah dan anak nya". Ujar Revan dengan semangat, ada rasa rindu pada Alden setelah melihatnya.
Revan tidak sadar jika dia sendiri lah yang tidak mengakui anak itu dimasa lalu, bahkan dengan tega nya tidak mengakui jika dialah pelaku dalam hamilnya Nadine membuat wanita itu mengalami trauma mendalam.
Dan sekarang lihatlah, dia baru merasa bersalah setelah sepuluh tahun berlalu lama nya. Dia bahkan mengakui jika Alden adalah darah dagingnya yang sempat tidak diakuinya saat Nadine mengatakan jika dia adalah ayah dari bayi yang dikandungnya saat itu.
Sungguh sangat egois pria ini bukan ?.
***
Keesokan harinya, sesuai perkataan revan semalam. Dia benar-benar mendatangi kembali restoran Nadine dan berharap jika wanita itu ingin mempertemukan nya dengan Alden.
Kali ini Bella tidak ikut karena masih berada dirumah orang tuanya dan akan menemani mamanya dirumah. Makanya dia bisa pergi kesana tanpa pertanyaan lagi dari sang istri.
"Apa saya bisa bertemu dengan Nadine ?". Tanyanya pada seorang pelayan yang baru saja membuka pintu restoran itu.
Pelayan itu menatap jam dipergelangan tangannya, padahal masih jam set delapan sudah ada pria yang mencari bosnya itu.
"Maaf pak, kalau boleh saya tahu ada keperluan apa yah, karena ibu Nadine tidak bisa diganggu oleh sembarangan orang". Tanya pelayan itu dengan sopan.
"Ah ada hal yang saya ingin diskusikan masalah pekerjaan". Jawa ya bohong.
"Atas nama bapak .. ?".
"Revan Adiyaksa". Jawa Revan membuat pelayan itu tersentak kaget, karena saat ini dia tengah berbicara dengan anggota keluarga Adiyaksa.
"Maaf pak, ibu Nadine akan datang ketika jam delapan kalau sekarang dia mungkin masih diperjalanan". Balas pelayan itu yang langsung diangguki oleh Revan. Tanpa banyak kata pria langsung berlalu begitu saja menuju ke mobilnya dia ingin menunggu Nadine disana.
Selang beberapa menit menunggu akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, Revan segera keluar kembali dari mobilnya.
"Nadine...". Panggil Revan berjalan cepat kearah Nadine yang tengah menatap nya dengan datar.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
iirmaynt
yang aq heran emangnya ada masalah apa sih si Andi kok bisa² nya smp nyuruh Revan gituin Nadine? dan yg aq juga gk kalah heran otaknya Revan kemana kok ya mau² nya gituin Nadine? emang ada salah apa sih Nadine sama mereka? 🤔
yg enak tuh si cowok ya udah merusak seorang perempuan ehh malah si cowok nya main pergi gitu aja sementara yg menderita kesusahan kok yg ceweknya 😔
2024-03-09
1
Tarmi Widodo
dasar laki² gila,enak aj ngaku² an y,dlu aj di buang
2024-02-18
0
N Wage
knp kembali ke kota ini sih nadine?
2024-02-17
0