Bab 09

Lucifer dan Angel serta Mark kini berada di lantai bawah kasino yang mewah dan megah, suasana begitu ramai dan penuh kegembiraan.

Lampu-lampu berwarna-warni menyala terang, menciptakan pemandangan yang meriah dan mempesona. Meja-meja permainan berderet rapi, dikelilingi oleh pemain yang bersemangat, sementara roda-roda roulette berputar cepat, menciptakan suara khas yang menggema di seluruh ruangan.

Di sudut kasino, mesin-mesin slot berjejer, berbunyi nyaring saat simbol-simbol di layar berputar dengan cepat, menciptakan harapan untuk meraih kemenangan besar. Di sekitar meja blackjack, pemain dengan wajah serius memperhatikan kartu-kartu mereka, mencoba mengkalkulasi langkah terbaik dalam mengejar angka 21.

Sementara itu, di area poker, suasana tegang terasa menyelimuti, saat pemain saling pandang memandang, mencari tahu apakah lawan mereka sedang memegang kombinasi kartu yang lebih baik. Sementara itu, pelayan berpakaian elegan berkeliling dengan nampan yang berisi minuman dan camilan, siap melayani kebutuhan para tamu.

Musik ringan mengalun, menyempurnakan suasana malam yang penuh hiburan dan tantangan di kasino mewah ini. Meskipun begitu, tak ada jaminan kebahagiaan yang abadi dibalik gemerlap lampu dan sorak sorai kemenangan, karena di kasino, untung dan rugi berjalan beriringan, menguji keberanian dan ketangkasan para pemain.

"Ah! Pelan sedikit!"pinta Angel dengab napas yang sengal-sengal. Tubuh mungil dan ramping itu menyatu dengan dinding kaca sebuah kamar mewah. Lucifer mengecup tekuk hingga ke bahu Angel dan sesekali menggigitnya.

"Sudah ku katakan kamu hanya bisa melihat aku seorang! Kau tak boleh berpikir bisa berpaling kepada laki-laki lain!"Lucifer berkata dengan tegas.

"Aku tidak, ah! Tolong lebih lembut!"Angel merasakan sentuhan kasar dari seorang pria bernama Lucifer. Pria itu mencium dengan penuh hasrat tanpa henti. Kini Lucifer menurunkan resleting gaun hitam yang menggoda itu hingga terlihat jelas punggung putih mulus milik Angel yang membangkitkan gairah dalam diri Lucifer.

"Angel! Malam ini ku katakan meskipun kau setuju melahirkan anakku. Tetapi, tak ku biarkan kau bisa mempermainkan setiap percikan api dengan pria lain. Takkan ku biarkan ... ah ... Aku akan membuat kau menyesal pernah mencoba menguji kesabaranku,"Lucifer berkata disela-sela sentuhannya ketika mencoba menggoda Angel bak koala. Angel mengalungkan tangannya di leher Lucifer. Angel sendiri tak bisa lagi menahan ketika merasakan hasrat yang begitu menggebu-gebu.

Lucifer begitu pandai membuat Angel terpesona dan terlena dengan sentuhannya.

Bugh!

Lucifer melemparkan tubuh ramping itu di atas kasur king size yang kemudian dia sendiri ikut naik ke atas kasur tersebut. Tangan Lucifer bergerak melonggarkan dasi yang dia kenakan setelah itu melempar ke sembarangan arah. Tiga kancing kemeja dark atas telah terbuka hingga Angel dapat melihat dengan jelas dada kekar milik Lucifer.

Tangan Angel bergerak menyentuh dada itu membuat Lucifer memejamkan kedua matanya serta merasakan sensasi yang berbeda dari setiap sentuhan yang dilakukan oleh Angel kepadanya.

Ponsel Lucifer bergetar pria itu mengabaikannya masih ada hal penting selain mengangkat panggilan itu untuk saat ini bagi Lucifer.

Sesaat kemudian malam itu hujan gerimis turun menambah suasana yang damai dan tenang. Langit berubah menjadi warna kelabu keperakan dan sinar lampu jalan menciptakan efek cahaya yang memantul di genangan air yang merata.

Daun-daun pohon bergoyang lembut seolah menari mengikuti irama hujan, dan suara tetesan air yang berdenting pada jendela menciptakan melodi alami yang indah.

 Lucifer menyesap dan sesekali menggigit kecil bibir bawah Angel ketika benda yang tak asing mulai menerobos pertahanan sang wanita. Angel mengangkat kepalanya ke atas menatap langit-langit kamar dengan corak nuansa hitam itu. Merasakan aliran dalam tubuh seperti sengatan listrik yang membangkitkan gairah keduanya.

Nikmat!

Tak tertahan!

Itu lah yang dirasakan Angel saat ini. Lucifer semakin menghujam lebih dalam dan semakin dalam lagi hingga membuat Angel menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan merasakan sensasi yang luar biasa belum pernah Angel rasakan. Wanita itu semakin terbuai dengan permainan Lucifer hingga dia mencengkram kuat punggung sang suami yang baru menikahinya satu hari itu.

Sementara itu, di tempat lain. Esen terus menghubungi kakak angkatnya itu. Tetapi, pria itu tak kunjung menerima panggilan dari Lucifer. Padahal, Pria itu tahu hari ini adalah hari penting bagi Lucifer.

Namun, sampai saat ini Lucifer belum mengabari Esen.

"Bagaimana? Apa Bos mengangkatnya?"Dark Marco bertanya.

"Tidak!"

"Sudah di pastikan Bos lagi menabur benih-benih untuk di panen tahun depan,"cibir Dark Marco.

Esen menyenggol siku Dark Marco yang saat ini sedang berada di tempat peringatan kematian orang tua Lucifer yang ke sepuluh tahun.

"Tidak akan datang,"lanjut Dark Marco.

"Kita lanjut saja. Tidak peduli dia ingat atau tidak,"Esen mulai kesal. Lucifer tidak pernah melewati hal itu. Sesibuk apapun dia di dunia bisnis dan dunia mafianya. Lucifer takkan melewati hari peringatan orang tuanya.

"Apa jangan-jangan Bos diserang?" tanya Esen.

"Siapa yang mau nyerang Tuan Muda Wilson? Tuan punya kepekaan yang cukup tajam. Musuh akan mati sebelum menyerangnya,"ujar Dark Marco kemudian. Keduanya melanjutkan melakukan persembahan di depan batu nisan yang tercetak jelas dengan foto kedua orang tua Lucifer.

Dua jam berlalu. Mereka baru saja selesai melakukan doa. Tiba-tiba pria berpakaian serba hitam dengan kaca mata hitam baru tiba di sana bersama dengan Mark.

Lucifer tak mengatakan satu patah kata pun. Lucifer langsung menyalakan dupa dan juga berdoa di depan nisan orang tuanya. Dark Marco dan Esen berdiri dan menunggu Lucifer di luar.

"Maaf, aku terlambat. Hari ini aku datang bertemu dengan Johnson untuk membahas kerja sama kami,"ungkap Lucifer. Esen mengerutkan kening.

"Kami tidak salah dengar? Padahal Anda tahu Johson adalah pria yang licik kenapa Anda mau bekerja sama dengannya?"tanya Esen.

"Jika ingin mengawasi musuh. Maka jadikan musuh sebagai teman kita,"Lucifer berkata sembari meninggalkan tempat tersebut yamg diikuti oleh Dark Marco dan Esen.

Tiba di samping mobil. Esen memberikan semua barang bukti yang dia dapat dari markas. Semua bukti mengarahkan kepada penyusup. Mereka semua yakin ada penyusup di Markas.

"Ayo kita ke Markas! Aku perlu memeriksa pertahankan Markas dan juga keamanannya,"

"Baik,"

Dark Marco dan Esen masuk ke dalam mobil yang sama. Sedangkan, Lucifer bersama dengan Mark masuk ke dalam mobil yang lain.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒃𝒌𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒋𝒈 𝒕𝒉 𝒌𝒍 𝑳𝒖𝒄𝒊𝒇𝒆𝒓 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒏𝒈𝒏 𝑱𝒐𝒉𝒏𝒔𝒐𝒏 𝒚𝒂 🤔🤔🤔

2024-05-01

0

Anita yoongia

Anita yoongia

salah baca dijam segini /Hey/

2024-04-23

0

Olifia Abdul Rachman

Olifia Abdul Rachman

deskripsi yg begitu epik thor ak suka karyamu

2024-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!