RJ-02

...❄️❄️❄️...

"JULIET DOMINIQUE!" Seru seorang wanita paruh baya, sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar cucu perempuannya. "Juliet, cepat bangun atau jangan bangun sama sekali!" seru sang nenek lagi.

"Ya oma, sebentar lagi." jawab gadis itu,- yang sebenarnya hanya dapat didengarkan oleh dirinya sendiri. Alih-alih segera bangun Juliet justru semakin menutup tubuhnya dengan selimut.

"Oma hitung sampai tiga, kalau kamu gak bangun sekarang, jangan harap mang Danang nganterin kamu ke kampus, naik ojek sana!" ancam oma dengan suara yang cukup nyaring disertai suara khas serak-serak yang terdengar seperti seorang rockstar sejati.

Bagaimana sang nenek tidak turun tangan jika cucu perempuan nya selalu saja membuat nya mengelus dada.

Sudah sejak satu jam yang lalu, para pelayan bergantian mengetuk pintu kamar Juliet, namun gadis muda itu tak juga kunjung bangun dari tidurnya.

Padahal tepat pukul 9 nanti akan diadakan ujian akhir di kampusnya.

"Aduuhh apaan sih oma, baru jam berapa juga! lagian hari ini dosen nya pada bolos oma," sahut Juliet malas.

"1...

"dosen yang satu ada kencan, terus ada yang lagi jalan-jalan sama keluarganya, terus ada juga yang.."

"2...

"yang apa lagi ya..?" gumam Juliet masih dengan mata terpejam.

"Juliet, hari ini kamu ada ujian!" Oma Dena mengetuk pintu lebih keras. "Bangun, atau kamu harus menikah besok!!" Kali ini peringatan dan juga ancaman di berikan sang oma dengan suara lebih nyaring, dan juga ketukan dua kali lebih keras dari sebelumnya. Para pelayan hanya bisa diam-diam mengamati kehebohan yang terjadi di lantai dua tersebut.

"Ujian apaan sih oma, ada-ada aja nih oma. emang nya oma dos..-

Mendengar kata Ujian, membuat Juliet segera membuka matanya. Ia merasa sangat familiar dengan kata-kata tersebut akhir-akhir ini.

Juliet tersentak, "What? ujian..? Sial!" Juliet segera bangun kemudian melihat pada jam weker Seiko miliknya yang saat ini sudah tak berdetak akibat baterei yang sudah Juliet lepas sebelumnya.

"Ommmaaa.. kok teriak-teriak nya baru sekarang sih! telat kan jadinya!" Juliet melemparkan protes sambil balas berteriak pada sang oma yang masih berdiri di depan pintu.

"Cepat buka pintunya! Apa guna nya cantik dan pintar kalau kamu selalu terlambat seperti ini?" ujar Dena meneriaki Juliet sekali lagi.

Setelah mendengar suara pancuran air mengalir, alih-alih menunggu di depan pintu, Oma Dena memutuskan untuk turun ke lantai bawah dan menyiapkan sarapan bagi sang cucu yang selalu saja bermasalah dengan -waktu- tersebut.

...Perkenalkan the lead female;...

...JULIET DOMINIQUE...

usia dua puluh satu tahun, jurusan Desian Graphic. Tahun ke enam alias sebentar lagi akan segera mengikuti skripsi akhir.

...Kelebihan;...

Pintar, cantik, berbakat dan yang terpenting, Juliet dikenal sebagai gadis baik hati yang selalu dimarahi oleh dosennya.

...Alasannya;...

Dari awal perkuliahan, Juliet selalu saja menjadi langganan omelan para dosen karena dirinya yang selalu saja terlambat dikelas dalam mata kuliah apapun.

Kegarangan seorang dosen ternyata tidak juga bisa mendisiplinkan gadis tersebut, tetap saja Juliet selalu terlambat. All of day. All the time.

Tapi anehnya, meskipun kedisiplinan waktu yang dimiliki gadis itu mines tetap saja Juliet selalu mendapatkan nilai tertinggi di jurusannya.

Seperti kata pepatah, di balik kekurangan pastilah ada kelebihan. Dan itulah Juliet. Wajah cantik tidak menjamin bahwa ia adalah seorang yang sempurna.

Oh Ya, satu lagi; Juliet juga seorang gadis yatim piatu. Namun ia bukanlah anak tunggal, Juliet memiliki seorang saudari perempuan- Lily Dominique, dua puluh tujuh tahun.

Seorang wanita karier yang terbilang sukses, mapan, serta mujur dalam hal percintaan. Membuat Juliet terkadang berdecak iri pada sang kakak.

Juliet dan Lily  dibesarkan oleh Opa dan Oma nya  (Adam Dominique dan Dena Dominique) sejak keduanya masih kanak-kanak. Takdir memiliki keluarga yang utuh dan sempurna ternyata tidak menjadi bagian dalam hidup Juliet.

Meskipun begitu, Juliet tetaplah sangat bersyukur karena masih memiliki Opa dan oma yang selalu ada baginya kapanpun dan di manapun. Bahkan bagi Juliet opa dan Oma nya sudah lebih dari cukup.

...❄️❄️...

Lima belas menit kemudian, terdengar suara kletak-kletuk dari sepatu Juliet saat menuruni tangga. Gadis itu hanya mengenakan kemeja dengan motif piramid berwarna biru muda, di padu dengan celana jins dan juga sneaker.

Rambut dikuncir satu, tidak lupa juga ia juga membawa buku gambar berukuran besar, beserta laptop, dan juga beraneka ragam benda-benda minimalis lainnya yang bersembunyi didalam ransel.

"Oma, Opa.. Juliet pergi dulu, bye!" serunya berlari sambil melambaikan tangan dengan terburu-buru.

"Juliet Stop!" perintah sang oma dengan suara nyaring. Dengan keahlian mengerem yang sangat stabil, sedikit limbung namun berhasil berhenti ditempatnya, Juliet berhenti dengan patuh.

"Apa oma..? Juliet telat nih..!" rengek gadis itu sambil melirik pada jam tangan yang jarumnya terus bergerak.

Oma yang memang mengetahui cucunya tersebut akan terlambat sudah menyediakan bekal untuk Juliet agar bisa di makan dalam perjalanan.

"Ini kotak bekal dan juga tumbler mu. Makan ini dijalan." Oma Dena menggeleng gemas melihat cucunya. "cepss..cepss.. kapan kamu bisa tepat waktu Juliet..!" katanya dengan wajah sedikit cemberut.

Juliet yang menerima tas bekal dari oma Dena merasa terharu atas semua perhatian yang ia dapatkan saat itu.

"Eeeemmm.. oma, thinggkkuueee.. Juliet sayang omaaa..'' ucapnya dengan wajah manja dan juga mata yang sengaja ia kedip kan dengan gemas sambil memeluk sang oma.

"Sudah sana, nanti kamu terlambat. Hati-hati di jalan, dan semoga kali ini dosen mu masih berbaik hati'' ucap Oma mencium pipi Juliet.

Juliet tertawa kecil, "Oma tenang aja, dosen kali ini baik kok, paling ntar cuma diomelin dikit. Udah biasa.'' ucapnya sambil cengengesan.

"Juliet pergi ya oma..- Opa," teriaknya melirik kebelakang Oma Dena. "Opa doain Juliet ya..! Bye..'' serunya lagi dengan sura melengking.

"Bye cucu opa, semoga sukses..'' doa opa Adam dari meja makan.

"Mang Legend yuk ah cabut, Juliet telat nih!" perintah Juliet pada Danang, supir pribadi keluarga Dominique.

Ahhh.. untuk diketahui mengapa Mang Danang disebut dengan Mang Legend, alasannya adalah karena mamang supir tersebut sangat mirip dengan seorang artis tempoe doeloe, menurut Juliet. Karena itulah sejak kecil Juliet selalu memanggil Danang dengan sebutan -Mang legend.

"Hayuk atuh neng. Mamang teh sudah siap dari kemarin." jawab sang supir ngawur.

"Kemarin..? mamang gak tidur semalaman karena nungguin Juliet berangkat ke kampus?" balas Juliet dengan memperlihatkan wajah polos.

Mang Danang pun mengikuti percakapan nona mudanya dengan antusias, "Iya neng, mamang teh tidur disini sambil berdiri begini, karena kalau mamang tidur, mamang teh takut telat juga.." guyon sang supir menjawabi Juliet.

"Waaww... emmeeejjjiiinggg mang.. emeeejjiiinngg... !" Juliet bertepuk tangan dengan dramatis, Sedetik kemudian ekspresi wajah Juliet berubah drastis "Udah mang bercanda nya?"

"He'eh udah non..!" Danang membukakan pintu mobil disertai cengiran lebar.

"Yukk cusss, telat nih! gaspoll ya mang..!" seru Juliet dengan santai.

"oke,, siap neng Juliet.."

"Mang Danang udah sarapan? nih Oma bikin sandwich, mamang mau?" Juliet menawarkan bekalnya. Kepribadian Juliet memang seperti ini, karena itulah ia mudah dekat dengan siapa saja. Termasuk para pelayan dirumahnya.

"Mamang teh sudah sarapan tadi non, sama bibi-bibi yang lain. Non saja yang makan, biar semangat ujiannya." jawab Danang memperhatikan senyum dari kaca spion.

...❄️❄️...

Sesampainya di kampus, Juliet berlari dengan kecepatan angin menuju ke kelasnya. Ia sangat tahu bahwa kali ini ia akan terlambat.

Dan yang menyebalkan, kenapa ruangan ujian nya sangat jauh. Dua kali menaiki tangga, berbelok ke tikungan tajam, kemudian naik lagi satu lantai.

"Ya ampun gila banget! siapa sih yang desain ni kampus? gak ada lift apa ya? dikira ini sekolah atlet maraton!" gerutu Juliet sambil sesekali berhenti karena nafasnya tersengal-sengal akibat menaiki tangga.

Dan benar saja, saat Juliet tiba di depan pintu, kertas ujian sudah di bagikan. Seperti biasa, dengan menampilkan senyum tak bersalah dan juga tingkah konyolnya, Juliet mengetuk pintu dengan begitu santainya.

"Excusmeeeee.. Juliet here sir.!" serunya, tersenyum sambil mengigit bibir gemas. Sementara siswa lain hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Mereka sudah terbiasa menyaksikan Juliet melakukan hal tersebut.

Hah!

"Lagi-lagi sang Juliet!" ucap sang dosen. "Masuk! segera duduk dan kerjakan ujian mu!" perintah Dosen yang sudah kehabisan teguran bagi Juliet.

"Tingggkkkyyyuuuu siiirrr... "

"Setelah kamu lulus bapak doakan kamu segera bertemu dengan romeo mu, agar ada yang mengingatkan mu betapa pentingnya disiplin waktu.'' Nasihat sang dosen sambil lalu.

"Huh.. okkee siiiirrrr... " jawab Juliet, menerima sindiran tersebut. Ia tidak peduli karena Juliet sudah mendengarkan doa itu jutaan kali sering nya.

Setelah mengerjakan semua ujian, Juliet segera mengumpulkan kertas ujian lalu keluar dari dalam ruangan.

"Ssssttt... baru kelar?" tegur Randy, teman seangkatannya Juliet namun berbeda jurusan.

"Sat sut sat sut.! lo kira gue apaan, tikus? Hem, baru aja kelar. Napa..?" jawab Juliet malas.

Randy yang memang sudah mengenal bagaimana karakter Juliet hanya bisa tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.

"Ngafe yuk, udah lama gak ngumpul nih, bareng Fela sama Anes juga kok, Yuk?" ajak Randy berjalan ke arah Juliet.

"Sebenernya gue mau, tapi gue harus ketemu opa sama kak Lily nih, jadi next time aja ya. Lain kali gue yang traktir.'' Tolak Juliet dengan alasan yang sebenarnya.

"Lah, lu yakin? sebentar aja kali." bujuk Randy lagi.

"Gak ah. Lu kan tau gimana opa. Mau lu jadi kodok." balas Juliet sambil memainkan alisnya, "Ya Udah gue duluan ya. Bye."

Setelah meninggalkan kampus, Juliet langsung menuju DOMINIQUE company diantarkan oleh mamang legend nya.

"Gimana neng ujian nya, sukses?" tanya sang supir memulai percakapan.

Percakapan-percakapan seperti ini sudah biasa mereka lakukan, alias terkadang mamang legend adalah tempat curhatnya Juliet dengan jaminan rahasia terjaga 100%.

"Ahh mamang kaya gak tau Juliet aja, ujian gitu doang mah gampang, sambil merem juga Juliet bisa jawab.'' ujarnya membanggakan kepintarannya.

"Iya neng, mamang teh kadang lupa kalau eneng teh orangnya sinius.." puji mang Legend sambil tersenyum.

"Apaan mang sinius?"

"Itu loh neng, orang-orang yang kaya temen mamang si ensten teh..'' sahut Danang.

"Genius mamang.. genius. Bukan sinius." ralat Juliet menanggapi supir nya.

"Iya neng, itu maksudnya.''

...❄️❄️...

...Tiga puluh menit kemudian.....

"Opa?" sapa Juliet yang baru saja membuka pintu ruang kerja Adam tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Ah cucu opa, sini nak, masuk. Kakak mu sebentar lagi juga akan datang.'' ujar Adam mempersilahkan Juliet masuk.

Setelah nya Adam langsung menekan dial pada telepon nya, "Tolong siapkan makan siang untuk tiga orang diruangan saya.'' perintah sang opa pada sekretarisnya.

Juliet yang sudah mendaratkan bokongnya dengan nyaman di atas sofa, mengambil beberapa majalah untuk dibaca seraya menunggu sang kakak tiba.

''Ada apa sih opa, tumben banget nyuruh Juliet kesini, mau nyuruh Juliet masuk DC ya? Juliet males opa. Juliet pengen kerja yang lain aja. Juliet pengen punya kantor sendiri. Jadi bos. Gak mau kerja di sini.'' Juliet bertanya serta menjawab sendiri pertanyaannya.

Opa Adam terkekeh sesaat sebelum menjawabi pertanyaan Juliet.

"Bukan itu sayang, ada hal lain yang harus opa katakan padamu, dan ini adalah perintah bukan permintaan.'' ujar sang opa, membuat Juliet menegakkan bahunya ngeri.

Pasalnya jika kata perintah sudah di ucapkan, layaknya mantra, maka perintah tersebut haruslah dilakukan.

Dan selama Juliet hidup, ini adalah kali ketiga Juliet mendengar kata-kata itu, namun bukan untuk dirinya, tapi untuk Lily saudarinya, dan kali ini Juliet lah yang akan menerima perintah dari opa Adam.

"Apa sih opa, Julie merinding nih! tuh lihat kan..'' ujarnya memperlihatkan bulu tangannya yang entah kenapa memang sudah berdiri.

Mungkin Juliet terlalu ngeri mendengar kata -Perintah- jika kata tersebut keluar dari mulut opa nya.

Tak lama kemudian, pintu kembali diketuk, dan Lily lah yang muncul dari sana.

"Opa,- sapa nya ramah seperti biasa, "ngapain lagi lo sampai dipanggil? telat lagi ke kampus?" sindir Lily pada adiknya.

"Apaan sih kak. Mana ada begituan." Juliet memanyunkan bibirnya malas.

"Udah..udah, Opa manggil kalian kesini, karena Opa punya perintah.'' sela Adam di depan keduanya.

Mendengar kata terlarang tersebut, Juliet dan Lily sama-sama bersikap serius.

"Apa opa?" tanya keduanya secara bersamaan.

"Dua minggu lagi, kita- tepatnya, opa, oma dan juga kamu Juliet." tunjuk opa pada Juliet, membuat wajah gadis itu semakin tegang, sementara Lily menghembuskan nafas lega. "Kita akan terbang ke California." kata Adam.

Mendengar kata California, wajah Juliet berubah santai. "Liburan Opa?" tebak Juliet senang. Ia belum tahu apa yang sedang menanti dirinya. Sebuah kejutan.

"Hem.. kurang lebih seperti itu. Di sana kita akan bertemu dengan paman Wiratama dan juga putranya, calon tunangan mu.'' jelas sang opa singkat seakan kabar itu sudah di ketahui sejak lama.

Dan apa yang di harapkan opanya, Juliet tersenyum lebar dan melompat-lompat bahagia? tentu saja mustahil.

Seketika wajah Juliet berubah ngeri karena kehilangan antusias dan juga shock seketika.

"Opa.." Juliet diam sejenak mempersiapkan diri untuk bertarung. Juliet hampir kehabisan kata-kata. Ayolah otak pintar ku. Kemana fungsi mu saat ini? "Wait opa. Juliet baru dua satu loh ini, apa maksudnya coba pake tunangan segala? Opa kan tu kalau,-

"Ini perintah JULIET DOMINIQUE!" tegas Adam kepada cucu nya. Juliet semakin ngeri. Itu artinya ia sudah tamat.

"Terus gimana dengan hak Juliet opa? Juliet juga warga negara yang baik yang punya HAM, alias hak asasi memohon untuk pembatalan rencana opa, ya kan opa? ya kan.. ya kan..?" Gadis itu berakting manja sambil memelas.

Ini tidak mungkin. Dan tidak mungkin terjadi. Bagaimana bisa ia harus menikah di usia nya yang masih begitu muda. Ini benar-benar mimpi buruk.

"Ney..ney.. ney.. Ini perintah Opa! Dan kewajiban mu adalah menuruti semua perkataan opa Juliet. Mengerti?"

Juliet menutup mulutnya dan jatuh lemas, "Tapi opa, inikan..?"

"Kamu akan berterimakasih jika menjadi istri pemuda itu sayang. Pemuda itu adalah pria yang baik dan dari keluarga yang baik. Hidup mu akan bahagia jika menikah dengan nya. Percaya pada opa. Hem?"

.......

.......

.......

Terpopuler

Comments

Mellysa 3

Mellysa 3

Eleh...Opa mentang2 sudah tua...yg merasa sudah banyak makan asin garam kehidupan bisa2 nya ngomongnya yakin banget kalau Juliet bakalan bahagia dengan calon tunangan nya.

Yg ada tu mungkin akan menjadi seperti Tom & Jerry...iya pasti itu...biasanya sih memang begitu...bener gak Christ..? 🤣🤣🤣🤣🤣

2021-09-01

18

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!