...❄️❄️❄️...
...San Jose, California, 12 Am. Brasdway Hotel...
Cekrek.. Cekrek.. Suara kamera ponsel milik Juliet saat mengambil beberapa pose dirinya seraya menunggu di dalam kamar. Ia juga mengambil potret pemandangan dari luar hotel kemudian membaginya di akun sosial media miliknya, dengan caption.
...''Di sini, bertemu dengan seseorang yang tidak diharapkan.''...
Tidak lupa Juliet juga menambahkan emoticon sedih dalam unggahannya. Yang sedang menggambarkan isi hati Juliet yang sebenarnya. Ia benar-benar merasa sedih saat ini. Hidup seakan tidak adil padanya.
Hanya dalam beberapa menit setelah mengunggah foto tersebut Juliet telah mendapatkan begitu banyak like, dan juga komentar; salah satunya;
@JulietFansdom; Kenapa di sana, jika lebih baik disini, aku mungkin akan diharapkan. komentar salah satu followersnya, tidak lupa ditambah emoticon love.
@Rand007; Lu pergi gak bilang-bilang sih..😥
Randy juga memberikan komentar pada photo yang diunggah Juliet.
Juliet hanya bisa mendesah pasrah. Tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan disini. Opa Adam melarang nya keluar dari hotel sebelum pertemuan mereka dilakukan. Juliet hanya bisa menghabiskan waktu menikmati semua fasilitas yang sudah disediakan.
Tapi bagi Juliet, saat ini yang ada dipikiran nya; dari pada menghabiskan waktu di dalam kamar dan menunggu, Juliet lebih ingin kabur dan menghindari pertemuan tersebut.
Tapi bagaimana jika opa nya marah dan mencoret nama Juliet dari daftar keluarga..? Ah, ****!
Argh! Ini tidak bisa di biarkan. Juliet ingin pergi, tapi Juliet juga merasa enggan karena tidak ingin membuat Opa nya marah, terlebih lagi, Juliet tidak ingin membuat oma nya merasa kecewa jika Juliet melakukan sesuatu yang salah.
Juliet ingin kedua orang itu bahagia. Tapi apakah sepadan dengan mengorbankan hidupnya?
Juliet benar-benar tidak ingin bertemu dengan pria itu, calon tunangannya. Juliet berharap jika ia akan mendapatkan kecelakaan saat keluar dari kamarnya nanti. Apapun boleh asalkan jangan menikah. Juliet tidak ingin melakukan itu.
"Apa aku kabur aja?" Juliet berwajah masam. Ia ingin menangis, tapi ditahan. Juliet tidak ingin kembali mengambil alat riasnya.
"Coba aja kalau Oma ada disini. Setidaknya Juliet kan bisa meluk Oma." Juliet kembali mengasihani diri sendiri.
...❄️❄️...
Tanpa terasa waktu pun berjalan dengan begitu cepat. Pukul tujuh malam, Opa Adam sudah menghubungi Juliet.
Adam mengatakan jika Uncle Wiratama dan juga putranya, yang tidak lain adalah calon tunangan Juliet sudah tiba di hotel dan saat ini mereka telah menunggu di restoran. Karena itulah Opa meminta Juliet untuk segera bersiap-siap.
Tak ingin membuat opa nya menunggu lama, Juliet hanya mengenakan pakaian formal yang ia siapkan di dalam koper. Dengan dandanan sederhana, Juliet keluar dari dalam kamarnya untuk menemui Opa Adam yang sudah menunggu nya di private room.
"Opa, apa Juliet terlalu lama?" Juliet mengaitkan tangannya ke sisi dalam tangan Adam, keduanya kini sedang melangkah menuju ke restoran, "Tidak sayang. Ayo!"
Salah satu hal yang membuat Juliet sering bertanya-tanya. Mengapa orang-orang selalu memilih restoran atau Cafe sebagai tempat pertemuan untuk acara seperti ini.
Apakah dengan makan membuat suasana dapat terasa lebih baik? padahal bagi Juliet sama saja. Bisa-bisa Juliet akan memuntahkan isi perutnya. Sangat mengherankan.
Tapi apapun itu, Juliet berharap, semoga saja calon tunangan nya bukanlah termasuk pria menyebalkan dan juga arogan. Juliet membenci tipe pria seperti itu. Sangat membencinya.
''Kau akan menyukai calon suamimu. Romeo adalah pemuda yang baik.'' ujar Opa menenangkan Juliet. Seakan-akan tahu akan kegelisahan di hati cucu nya tersebut. Andai saja opanya mengerti bahwa Juliet sangat tidak menginginkan perjodohan ini terjadi.
"Ayo kita temui Romeo dan calon ayah mertua mu." Juliet mengerutkan keningnya;
What..? nama nya Romeo? dan aku Juliet. ini mau bikin film atau apa sih? Apa benar ada kebetulan seperti ini di dunia?
Sesampainya di depan pintu menuju ke dalam restoran, seorang pelayan telah menunggu keduanya.
''Tuan Adam? mari saya antar ke meja anda.'' sambut pelayan itu dengan sopan.
Juliet mengedarkan pandangannya, mencari-cari sosok yang akan segera ia temui. Pelayan itu langsung mengarahkan mereka pada satu meja yang telah di duduki oleh dua orang pria, yang Juliet yakini salah satunya adalah Romeo, laki-laki yang akan di jodohkan dengan dirinya.
''Disini meja anda, tuan.'' ujar pelayan tersebut, membuat Wiratama dan Juga Romeo menyadari kehadiran keduanya.
''Selamat malam tuan Adam, selamat datang.. '' sambut Wiratama mengulurkan tangannya. Sementara itu Romeo, pemuda itu juga menyambut mereka dengan ramah.
Karena mereka sama-sama bisa menggunakan bahasa Indonesia pembicaraan mereka pun berlangsung dengan nyaman.
Juliet meneliti sesaat, tidak ada yang salah dengan penampilan pemuda itu; style nya rapi dan juga modis sesuai dengan usianya.
Wajahnya juga tidak mengecewakan, dan juga; Juliet memicingkan matanya, tunggu dulu, apa laki-laki itu baru saja mengedipkan matanya? Cih. Dasar hidung belang!
''Ini cucu anda Juliet?" Wiratama tersenyum kepada Juliet. "Wah senang sekali melihat mu nak.- perkenalkan putra uncle, Romeo.'' Wiratama memperkenalkan keduanya.
Wiratama merasa senang karena bertemu dengan calon menantunya. Gadis cantik dan juga menggemaskan seperti Juliet.
Juliet tersenyum canggung; Senang? kenapa harus merasa senang? bagaimana dengan perasaan ku? apa kalian tidak memikirkan nya?
''Selamat malam uncle, senang bertemu dengan uncle juga.'' balas Juliet mengulurkan tangannya,-
''Dan kau juga,- tambah Juliet sinis saat melihat pada Romeo.
laki-laki itu tidak seperti yang Juliet pikirkan. Romeo terkesan sangat mencurigakan di balik senyuman nya yang terlihat ramah. Juliet cukup tahu tipe pria seperti ini. Seperti tokoh playboy dalam drama favorit nya. Sial.
Setelah selesai menikmati makan malam, Wiratama dan juga Opa Adam meninggalkan keduanya dengan dalih ingin memberikan waktu agar Juliet dan Romeo bisa bicara.
Dengan begitu Opa Adam serta Wiratama berharap kedua anak muda itu bisa lebih leluasa dan dapat saling mengenal lebih jauh.
...❄️❄️❄️...
''Hei kau, apa kau sedang menghubungi pacarmu?'' tegur Romeo yang sejak tadi mengamati Juliet yang terus memainkan ponsel di tangannya. Juliet ingin mengabaikan Romeo. Tapi kenapa pria itu harus menegurnya? dasar.
''Apa urusan nya dengan mu?" balas Juliet tak ingin menghiraukan Romeo. Ia berharap sikap dingin nya akan membuat Romeo menyerah.
''Dengar," Romeo mengubah sikap santai nya, menjadi lebih serius. ''Hei, aku bicara padamu. Aku sudah menyetujui perjodohan ini dengan papa ku."
"Aku sudah menandatangani perjanjiannya, jadi kuharap kau tidak bertingkah dan merusak semua rencana ku.'' kata Romeo menatap Juliet dengan tegas. Juliet mendengar perkataan Romeo seperti perintah untuk nya. Beraninya pria ini!
Juliet menatap Romeo sinis. "Aku sudah mengatakan Ya dalam perjanjian ku. Aku harap kau bisa bekerja sama dengan ku." ujar Romeo membuat sebuah permintaan seperti yang selama dilakukan dengan papanya.
Rencana..? Jadi menikahi ku adalah rencana bagimu? Bukannya kau menyapa ku dengan ramah, kau malah langsung mendikte ku. Dasar tidak sopan!
Juliet mengerutkan kening nya menatap sinis pada Romeo; sekali lagi. Itu adalah hal yang pasti akan Juliet lakukan. Ia tidak boleh lengah dan diperdaya oleh sebuah kesepakatan.
''Apa peduli ku dengan perjanjian mu? siapa yang meminta mu untuk menyetujui perjodohan ini?" jawab Juliet yang merasa kesal dengan sikap Romeo yang ternyata mulai menyebalkan.
''Ini bukan tentang aku mau atau tidak. Meskipun aku atau kamu yang menolaknya, itu tidak akan mengubah apapun, kita tetap akan menikah pada akhirnya."
"Dan aku tidak ingin kamu merusak rencana ku. Lagi pula kamu tidak akan rugi menikahi ku. Aku adalah satu-satunya putra ayahku. Kamu akan hidup berkecukupan dan apapun yang kamu inginkan akan ku penuhi, dengan syarat kau jangan mengganggu hidupku dan tidak ikut campur dalam urusan ku. Apapun itu. Mengerti!'' Romeo menatap Juliet dengan tatapan mengingatkan. Ia sudah biasa dengan penyelesaian seperti ini. Tentu saja Give and take selalu berlaku.
"Menyebalkan!"- Juliet meletakan ponselnya kemudian kembali melayangkan tatapan nyalang kepada Romeo. "Jangan memerintah ku dan jangan melihatku seperti itu tuan Arogan!" peringat Juliet membalas Romeo.
Berani sekali pria ini memerintah dirinya seperti ini. Apa dia pikir dunia ini hanya berpusat pada dirinya? sombong sekali! Juliet harus berpikir jernih. Ini tentang hidupnya. Masa depan nya.
Pembicaraan mereka tidak akan berhasil jika mereka terus seperti ini. Pria di hadapannya sama keras nya dengan opa maupun dirinya. Sial. Kenapa ia harus bertemu dengan pria yang setipe dengan dirinya.
Juliet mencoba untuk menenangkan diri; kemudian kembali bicara pada pria yang akan ia nikahi. Tapi semoga saja tidak.
''Katakan padaku apa yang uncle berikan sebagai imbalan agar kamu mau menikahi ku?" tanya Juliet yang merasa penasaran dengan kata-kata Romeo sebelum nya.
Jika ingin pernikahan ini berhasil mereka harus bekerja sama. Dan Juliet sudah memutuskan untuk tidak mengecewakan opanya. Dengan catatan, biarlah pria itu yang melakukan nya. Dan Juliet hanya akan memainkan peran figuran.
''Ya adalah pokoknya." Romeo mengubah posisi duduknya. Lalu mengubah bahasa nya menjadi lebih santai. Ia tahu Juliet lebih muda dari dirinya, dan seperti gadis itu juga bukan gadis yang kaku.
Juliet mengerutkan dahi karena Romeo bersikap misterius, dan sengaja tidak ingin memberitahukan rencananya pada Juliet, padahal mereka berada pada posisi yang sama.
Juliet menghentak meja pelan kemudian melipat kedua tangannya di dada; "Curang banget sih lo, yang nikahkan bukan cuma lo, masa lo doang yang dapet imbalan, lah terus gue gimana? lagian nih ya, kalau gue minta sama opa buat batalin perjodohan ini, lo pikir opa gak bakal nolak? heh!'' pancing Juliet, meskipun sejujurnya, Juliet sudah tak punya jalan keluar selain mengatakan -Ya- pada Opa nya.
Astaga.
Juliet menutup rapat kedua mulutnya. Ia berharap bahwa opa Adam dan uncle Wiratama tidak mendengar suaranya barusan.
Romeo yang mendengarkan semua perkataan Juliet terdiam dan berpikir sejenak. Gadis ini bukan gadis yang mudah untuk di ajak bekerja sama.
Mau tidak mau Romeo harus mengubah rencananya; dari pada ia harus menikahi gadis yang tidak ia kenal, jika gadis di depannya ini bisa membuat pernikahan mereka di batalkan, mengapa tidak mencobanya saja.
''Kalau begitu, bagaimana kalau kamu coba bujuk opa mu, lalu kita tidak harus menikah, bukan kah itu lebih baik? Aku tahu kau juga tidak ingin menikah. Benarkan?" saran Romeo tiba-tiba membuat Juliet menjadi salah tingkah, karena sudah terperangkap dalam rencananya sendiri.
Melihat wajah terkejut Juliet, Romeo sadar jika perkataan gadis itu hanya sebuah omong kosong. Jika bisa menolak mereka tidak akan bertemu saat ini.
''Ahh... sepertinya kata-katamu tadi hanya omong kosong!'' Romeo kembali menyandarkan tubuhnya di kursi. Bisa-bisa nya ia percaya dengan gadis yang posisinya sama dengan dirinya. Bagaimana pun mereka berusaha, pilihan akhir tetaplah harus menikah.
''Dasar menyebalkan! sepertinya kita emang tidak punya pilihan lain. Tapi apa kita harus menikah? tidak bisa kah hanya sampai di pertunangan saja?" rengek Juliet yang kembali merasa kesal dengan situasi mereka saat ini.
''Coba saja katakan itu pada Opa mu,- karena papa sudah pasti akan menolaknya. Papa mengharapkan aku menikahi mu, yang entah dengan alasan apa telah membuatnya seperti hanya melihat mu sebagai calon terbaik untuk jadi pendamping ku. Apa kau seorang penyihir?" Romeo menatap Juliet, menyelidik.
Juliet mendengus. Ia tak mengira jika bukan hanya keluarga nya yang kekeh pada perjodohan itu, ternyata uncle Wiratama juga menginginkan hal yang sama.
Lebih parah nya lagi, laki-laki di hadapan Juliet ini telah mengatakan Ya. Jika Juliet berusaha menolak, bukan kah ia menggali kuburan nya sendiri?
...❄️❄️...
Setelah beberapa saat, Adam dan Wiratama kembali mendatangi keduanya, untuk menanyakan bagaimana pendapat mereka tentang perjodohan itu;
'Hei dengar, Jika kamu setuju, maka aku akan membagi sebagian imbalan ku padamu. Hem..?" bisik Romeo pada Juliet.
Romeo harap Juliet mau bekerja sama. Baik untuk menggagalkan ataupun menyetujui perjodohan tersebut. Yang mana saja asalkan tidak merugikan Romeo.
Gila apa ni orang, di kira nikah sama kaya transaksi jual beli, pake ada keuntungan segala! Sial banget gue ketemu ni cowok!
Romeo menyenggol pelan kaki Juliet. Seakan tahu bahwa Juliet sedang mengumpat padanya.
"Sayang, Opa ingin mendengar pendapatmu, bagaimana, apakah kamu menyukai nak Romeo?" Opa Adam tersenyum lembut pada cucunya sambil menunggu jawaban Juliet.
Hah, suka? amit-amit opa!
''Kok opa malah nanya Juliet sih, kenapa gak tanya ni orang aja dulu..'' protes Juliet menunjuk pada Romeo. Ia tidak ingin memberikan pendapatnya lebih dulu.
Setidaknya Juliet harus mempertahankan harga dirinya di depan pria menyebalkan seperti Romeo. Ia tahu bahwa apapun yang ia katakan akan menjadi senjata bagi Romeo kedepannya. Juliet tidak akan memberikan hal itu pada Romeo.
''Aku sih -Yes aja Opa, jadi terserah Juliet,-bagaimana Juliet nya aja. Juliet sangat cantik dan baik juga. Romeo akan senang memiliki istri seperti Juliet. Keputusan Romeo serahkan pada Juliet. '' Romeo melempar kembali semua keputusan pada Juliet, membuat gadis itu kembali memberengut. Seperti nya ia tidak bisa menganggap remeh seorang Romeo.
Wiratama Juga menantikan keputusan Juliet. Wiratama sangat berharap jika Juliet mau menerima putra tengilnya itu sebagai suami. Meskipun sesungguhnya ia merasa sedikit berdosa karena menempatkan gadis semanis Juliet bersama putranya yang yah... tapi mau bagaimana lagi.
Wiratama juga bukan sengaja ingin melempar tanggung jawabnya, hanya saja ia yakin, Jika Romeo menikahi Juliet, gadis itu akan bisa membuat Romeo menjadi lebih baik. Tapi Jika tidak, maka Wiratama tidak tahu gadis mana lagi yang akan cocok dengan putranya.
Juliet dalam dilema. Keputusan nya akan menyelamatkan serta membunuh nya sekaligus. Juliet harus bagaimana?
''Terserah opa aja mau nya gimana, Juliet ikut kata opa aja.'' jawab Juliet, pasrah. Ia tidak bisa melukai perasaan opanya. Juliet ingin membahagiakan mereka, walaupun itu artinya ia harus menikahi Romeo.
Dengan demikian, maka keputusan telah di buat. Wiratama dan juga Opa Adam tersenyum puas mendengar Jawaban dari Juliet.
Tidak hanya itu, Romeo juga senang melihat wajah pasrah gadis di depannya. Romeo akan membuat permainan ini menyenangkan.
''Baiklah, kalau begitu pertunangan nya akan di lakukan bulan depan, dan pernikahannya akan dilaksanakan satu bulan setelahnya.'' putus Opa Adam, membuat Romeo dan Juliet sama-sama menelan ludah.
''Opa, Juliet masih harus siap-siap buat sidang, tahun depan aja ya nikahnya..? Romeo juga sibuk kuliah. Masa kita nikah waktu kaya gini. Ya kan?" juliet memelas, memohon kelonggaran.
Ia berharap Romeo akan membantu nya membujuk, tapi pria itu hanya diam saja. Benar-benar membuat jengkel.
''Ini perintah sayang. Kalian harus segera menikah. Nak Romeo juga setuju kok. Benarkan nak Romeo?"
"Tentu Opa. Romeo gak keberatan kok. Terserah kalian saja." Turut Romeo membuat Juliet semakin geram. Jelas-jelas pria itu mengatakan tidak ingin menikah. Tapi lihat sekarang? benar-benar licik.
...❄️❄️❄️...
Setelah makan malam berakhir, Juliet langsung kembali ke kamar nya. Dan baru saja ia hendak melepas pakaian nya, pintu kamarnya kembali di ketuk oleh seseorang;
"Kamu? ngapain disini?" tanya Juliet yang melihat Romeo berdiri di depan kamarnya. Juliet sedikit merasa ngeri. Bagaimana Pria itu bisa menemukan kamar nya di saat seperti ini?
"Mau jalan-jalan malam? anggap saja sebagai kompensasi awal dari jawaban-Ya dari mu di acara makan malam tadi." Romeo tersenyum misterius kepada Juliet. Juliet memicing heran.
"Gak usah formal banget deh. Lo gak setua itu kan?" Juliet membuka pintu kamarnya dan menarik Romeo masuk.
"What? Tua? gue?" Romeo menunjuk diri sendiri.
"Iya Lo. Masa hantu. Lo masih hidup kan?"
"Lo doa'in gue mati?"
"Ya kalau Lo mau silahkan. Gue sih bodo amat."
...❄️...
...❄️...
...❄️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Mellysa 5
Tuh kan bener...udah kaya Tom & Jerry...ampun dah gak ada lembut2 nya gitu...gak bisa membayangkan ntah apa yg akan terjadi jika mereka menikah ntar.
Semoga tidak membuat perang dunia ke 3...apalagi sampai mengancurkan seisi rumah...agak nanggung itu namanya...kalau perlu bakar sekalian aja biar ramai...🤣🤣🤣🤣🤣
2021-09-01
17