Rumah Hantu

Hari ini sekolah pulang cepat. Ada acara yang mengharuskan para guru untuk memulangkan murid-muridnya lebih cepat daripada biasanya. Hal itu pun dimanfaatkan oleh semua orang termasuk Darda dan sahabat-sahabatnya. Mereka berencana pergi ke taman bermain. Untungnya mereka sudah memprediksi hal ini dari kemarin. Jadi mereka sudah mempersiapkan baju ganti untuk rencana mereka.

"Apa?!" suara Aley terdengar begitu nyaring di telinga. Bahkan di saat seperti ini pun mereka tetap seperti itu. Jahil yang kurang ajar. Bilang saja begitu karena wajah Azin yang memang semakin memancing tanduk merah dalam diri Aley.

Setelah membisikkan sesuatu kepada Aley dan membuatnya tersulut emosi, Azin langsung berlari menjauhi Aley. Ia langsung berlari dengan sangat kencang seolah-olah telah merencanakan hal ini sebelumnya.

"Bangke lo, Zin!"

Aley menyusul Azin yang berlari sangat kencang itu di tengah kerumunan orang-orang. Darda, Zallen dan Slena yang berdiri tak jauh dari sana itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat dua sahabatnya itu.

"Mending kita main duluan, yuk?" Darda dan Slena menyetujui ucapan Zallen. Mereka pun mulai bermain-main di taman bermain tersebut. Suara tawa riang terdengar begitu nyaring di tempat itu. Kini terlihat Aley dan Azin datang kembali berkumpul. Yah, meskipun perdebatan masih belum selesai juga. Tapi hal tersebut tidak menghentikan mereka untuk bersenang-senang di tempat itu. Mereka menaiki dan bermain di semua wahana yang ada. Tak lupa juga mereka mengambil foto-foto saat mereka bersama.

"Lelahnya."

Kelima gadis itu kini tengah beristirahat dengan membeli makanan dan minuman. Aley saat ini terlihat memikirkan sesuatu yang membuat teman-temannya bingung. Pasalnya ekspresi gadis itu kentara sekali.

"Oi, ngapain lo?"

"Gpp." jawabnya pada Azin. Jawaban Aley juga sangat tidak niat dengan membaca abjadnya saja kepada teman sebangkunya itu.

"Gajelas lo."

"Udah, udah ayo main lagi!" Aley berdiri kembali bersemangat dan memimpin jalan. Azin yang masih duduk itu makin merasa aneh. Ia menatap curiga pada temannya yang satu itu. Namun, yah ia mengikuti saja.

"Tunggu!" di tengah perjalanan mereka, Slena membuka handphonenya dan menerima notifikasi dari whatsappnya. Terlihat ia membaca benda elektronik itu dengan serius. Lalu kedua jempolnya tampak bergerak lihai mengetikkan sesuatu di sana.

"Gue mulai dicariin nih."

"Aduh Slen, bilang aja lo lagi main gitu."

"Gak bisa gak bisa! Kita main satu wahana lagi aja ya?"

Sontak kalimat itu berhasil membuat mereka berempat menganga. Mereka menatap Slena dengan wajah yang beragam. Namun, satu yang jelas. Terpampang perkataan di raut muka mereka 'gini banget jomblo' .

"Udah ayo lanjutin jalannya!" Slena berkata dan bersiap melangkahkan kakinya namun tidak jadi kala mendengar Aley.

"Udah sampai nih." tunjuk Aley di sebuah tempat dan diikuti oleh teman-temannya. Zallen dan Slena yang melihat itu tampak tidak setuju dan menyarankan untuk menaiki wahana yang lain. Namun, Aley tidak bisa diajak negosiasi begitu saja. Mereka kembali berdebat dan pada akhirnya mereka memasuki wahana tersebut.

Rumah hantu. Ya, itu yang mereka masuki. Rumah hantu ini sangat luas. Bahkan jalannya bisa dilewati oleh 5 orang sekaligus. Saat ini mereka saling bergandengan tangan dengan Slena yang berada paling tengah. Kemudian kanan kiri nya adalah Aley dan Azin. Disusul Darda menggandeng Aley dan Azin digandeng oleh Zallen.

"Gue takut.."

"Gue juga Slen, nih rumah hantu kok luas banget sih? Gelap juga, gue gak jelas ketika lihat wajah kalian." imbuh Zallen menyahuti Slena.

"Tenang guys! Ada gue!"

Tebak suara siapa itu? Tentu saja si Aley.

"Oke berarti kita ini harus ngomong terus ya, biar komunikasinya gak hilang dan kita juga tahu masing-masing."

Semua gadis di situ mengiyakan ucapan Azin. Mereka pun mulai berjalan lebih ke dalam. Langkah demi langkah menapaki alas yang sangat gelap itu. Namun, baru saja masuk suara teriakan Slena sudah terdengar begitu kencangnya.

"Aduh, keluar-keluar budeg nih gue." Aley sedikit memegangi telinganya. Memang suara Slena bagaikan petir di siang hari, membuat telinga terasa berdenging. Ketika memegangi telinganya, otomatis Aley melepaskan gandengan tangannya dengan Darda. Darda yang merasakan gandengan di tangannya dilepaskan pun sedikit takut.

"Ley, lo di samping gue kan?"

"Iya."

Mereka kemudian terus berjalan bersama sampai bertemu dengan semacam labirin. Di depan mereka sekarang ini terdapat terowongan, yang mana ini adalah jalan terakhir sebelum keluar di rumah hantu ini. Namun, setelah melewati terowongan ini mereka harus melewati 2 terowongan lagi. Semakin dekat dengan dengan pintu keluar maka terowongan akan semakin panjang. Sekarang mereka dihadapkan di 3 pintu untuk masuk terowongan. Mereka harus masuk di salah satunya. Di antara ketiga pintu ini, tingkat kehororannya juga berbeda.

"Pilih yang mana ini anjir?!"

"Mana Ley?" Slena dan Zallen berbicara dengan nada ngegas saking takutnya.

"Hmm."

"Gausah banyak pikir woy!"

"Sabar atuh!" Aley memikirkan dengan serius akan melewati jalan yang mana. Ia memanggut-manggutkan kepalanya memillih mau memasuki jalan mana. Wajahnya pun tampak begitu santai bak memilih untuk membeli permen saja.

"Yang ini aja deh."

"Yang mana?! Angka berapa?!"

"Tiga." ujarnya santai. Dengan minimnya pencahayaan mereka mencari-cari angka 3. Mereka menyipitkan kedua matanya berusaha membaca tulisan di kegelapan yang menyeramkan itu. Tak jarang mereka yang memasuki terowongan ini salah membaca angkanya.

"Oh ini jalannya harus satu-satu."

"Apa?!"

Disaat Aley, Azin, Zallen dan Slena sudah mulai masuk, Darda masih berusaha mencari angka 3 dari ketiga pintu tersebut. Ia tak sadar bahwa semua temannya sudah masuk ke dalam. Ia pun tersadar ketika merasa di sekelilingnya sangat sepi.

"Kalian dimana?!"

"Sini, Dar!"

Darda mendengar itu, tapi bingung mau masuk ke pintu yang mana. Ia memang mendengar, tapi tidak tahu arah suaranya datang dari mana. Tapi, ia merasa pintu di depannya yang dimasuki mereka. Ia tadi juga sempat mendengar langkah kaki di depannya. Jadi, ia memasuki pintu yang ada di hadapannya.

Ketika ia masuk, suasana horornya ternyata tidak terasa. Ia pun berjalan dengan santai mengikuti langkah kaki di depannya. Namun semakin ke depan, jalan semakin gelap. Darda mulai merinding dengan hal ini.

Terowongan 1 pun sudah terlewati. Kini di terowongan ke 2 hanya dihadapkan 2 pintu saja. Darda harus memilih lagi pintu mana yang akan dimasuki. Darda akan bertanya pintu mana yang akan dilewati, "Man-"

"Ini aja deh." namun tidak jadi karena mendengar sesuatu.

Belum sempat ia mengeluarkan suaranya, sebuah perkataan terdengar. Tapi kok tumben tidak ada yang ngegas. Yah suara ini pasti suara Azin yang tenang dan selalu tepat. Ia pun tidak jadi bertanya. Tapi ketika berjalan, ia merasakan dua pergerakan yang berbeda. Terdengar suara langkah kaki ke kanan dan juga ke kiri. Ia bingung kemana harus pergi. Lagian kenapa sih berpencar segala?

Akhirnya ia mengikuti pergerakan di sebelah kiri. Feelingnya mengatakan bahwa jalan itu adalah jalan yang tepat. Selain itu ia samar-samar melihat kain hoodie, jadi itu pasti Aley.

Namun, setelah masuk ia tidak jadi mengatakan kalau feelingnya adalah tepat. Karena tempatnya begitu horor! Begitu gelap dengan suara-suara yang membuat jantung hampir copot. Darda pun terus berjalan mengikuti Aley di depannya. Ketika ketakutannya semakin menghantui, ia memegang kain hoodie di depannya. Namun, kain itu langsung tertarik dari tangannya.

'Ini si Aley kenapa sih?'

Darda tak habis pikir dengan temannya itu. Ia pun kembali memegang kain hoodie itu. Tapi tertarik kembali. Akhirnya memegang begitu kuat hingga hoodie itu tak bisa tertarik.

'Nah gini dong. Tapi kenapa ya kok gue gak langsung ngomong aja ke Aley?' bingungnya sendiri.

Ketika Darda akan mengeluarkan suaranya, tiba-tiba pintu terakhir terbuka. Hal itu membuatnya urung mengatakan sesuatu. Yang ada di hadapannya ini adalah terowongan terakhir dengan satu pintu saja. Otomatis mereka langsung memasuki pintu tersebut. Darda berpikir, kemana teman-temannya yang lainnya ya?

Melihat jalan terowongan yang cukup luas, Darda berlari dan jalan di sisi Aley. Yah, ia tidak mau tertinggal. Selain itu, terowongan terakhir ini benar-benar menyeramkan! Ia pun merangkul lengan Aley yang ada disampingnya.

'Eh, kok?'

Darda sempat berpikir dan akan berbicara dengan Aley, "Ley, lo-"

"AAAA!"

Namun, jump scared muncul tiba-tiba di depan wajahnya.

"Jauh! Jauh!" teriak Darda karena sangat kaget, dan juga takut. Ia kesal juga karena Aley masih berusaha menarik tangannya yang ia rangkul.

"Ley, lo kenapa sih?! Dari tadi gue perhatiin, gue takut mangkanya pegang lo. Lo kenapa gamau banget gue pegang?!" ungkapnya mengeluarkan kekesalannya. Meskipun begitu, tangan yang ia rangkul masih saja berusaha melepaskan diri.

"Udahlah Ley! Lebih baik buruan-"

"AAA!" Darda kembali berteriak sangat kencang. Saking kagetnya, ia sampai kesal. Memang pilihan buruk ia mengikuti Aley masuk ke rumah hantu ini.

"Hei! Lo tau nggak, perbuatan lo itu bisa bikin orang darah tinggi!" tunjuk Darda ke jump scared yang ada di depannya. Ia merangkul semakin kuat lengan Aley.

"Eh, kayaknya ini mau hampir selesai." ujarnya karena melihat depan terdapat cahaya yang terang. Akhirnya, ia bisa bernapas dengan lega. Ia bisa mengakhiri acara teriak-teriak sambil senam jantung ini. Meskipun begitu, ada suatu hal yang masih mengganjal di hatinya.

"Ley, lo kok diam aja sih dari tadi? Tumben banget."

Bersamaan itu, gorden pintu keluar terbuka, "Jangan-jangan lo.." menampilkan sesuatu yang membuat semua orang sangat terkejut termasuk dirinya, "ada sesuatu..?"

Darda belum selesai menyelesaikan perkataanya dan perkataan itu tanpa sadar keluar sendiri. Matanya terbelalak kaget dengan apa yang dia lihat. Kini harapannya yang bisa bernapas dengan lega tidak terwujudkan. Karena jantungnya malah semakin berpacu cepat!

Terpopuler

Comments

ProGaming

ProGaming

Wuih, penulisnya hebat banget dalam menggambarkan emosi.

2024-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!