Bab 4. Kenapa berdebar?

Alisha baru saja terbangun saat samar-samar ia mendengar deru mobil yang berlalu. Pria itu pasti sudah pergi. Baguslah. Ia bisa leluasa menjalani aktivitasnya di rumah ini. Tunggu dulu, aktivitas apa memangnya? Dia saja tak memiliki kesibukan sejak ia menikah dengan Rendra. Kerjaannya hanya makan tidur dan begitu seterusnya. Sungguh membosankan seperti yang dia duga sebelumnya.

" Apa aku belanja saja ya? Dia sudah memberiku kartu kan? Tapi nanti aku dikira matre. Alah bodo amat!" Alisha bermonolog membela diri.

Tapi ketika hendak pergi, Bi Ani yang memang di tugaskan untuk mengawasi Alisha memanggil nama perempuan itu.

" Mbak Alisha mau kemana mbak? Kalau perlu sesuatu, biar saya saja yang belikan!"

Maka Alisha seketika kebingungan. " Emmm aku...pingin jalan-jalan sebentar bi. Bosan di rumah!" dalihnya.

" Tapi mas Rendra melarang mbak Alisha pergi. Mbak perlu apa? Biar saya yang belikan?"

Alisha terdiam. Jangan-jangan wanita di depannya ini sudah tahu lagi kalau dia berbadan dua. Tindakannya sungguh mencurigakan.

" Bi Ani tahu soal saya?" Alisha tak bisa lagi menahan keingintahuannya.

" Soal apa mbak maksudnya?" kening wanita itu sudah berlipat. Menyiratkan kebingungan yang sukar di tutupi.

"Emmm..."

"Tentu saja saya tahu." bi Ani segera menyahut sembari tersenyum. " Mbak Alisha adalah istri mas Rendra. Mbak masih baru di sini. Saya hanya tidak ingin kena marah mas Rendra mbak. Jadi tolong di rumah saja dulu ya?"

Rendra pergi karena pekerjaannya ini memang tidak bisa di wakilkan. Setiap malam menjelang tidur ia selalu menelpon Alisha meski jawaban istrinya itu selalu cuek.

" Enggak!"

" Hemm!"

" Iya!"

Begitulah jawaban yang terlontar. Dan ketika tugasnya selesai, Rendra meniatkan diri untuk mampir ke rumah mertuanya sekaligus ingin memberikan beberapa oleh-oleh.

"Kamu dari luar kota toh? Alisha gimana Ren? Apa dia masih sulit di atur?"

Rendra menyeruput teh buatan mama mertuanya sebelum ia membuka suara." Alisha baik. Papa sama Mama percaya saja sama Rendra!"

Suci menepuk lengan berotot nan eksotis itu penuh harap. " Mas Bimantara masih suka khawatir Ren. Kalau bukan karena kamu, entah apa jadinya keluarga ku Ren?"

Ternyata hamil itu rasanya tidak enak sama sekali. Semua selera makan mendadak lenyap. Dan kesenangan akan panganan gurih juga mendadak minggat entah kemana. Ia pikir saat tidak ada Rendra ia lebih bisa bebas. Tapi baru saja menyendok nasi, ia langsung mual.

Tadi pagi ia tak menyentuh makanan yang diantar Bu Ani ke kamarnya karena ia terus menerus mual dan muntah. Siang hingga sore juga begitu. Dan selama di tinggalkan pergi Rendra, perempuan itu makan hanya sedikit sekali.

Meskipun laki-laki itu ( Rendra) terus menerus meneleponnya dan mengingatkan soal makan, tapi Alisha selalu mangkir dari hal itu. Ia bahkan langsung mengumpat menyalahkan nama Farraz tiap ia memuntahkan isi perutnya hingga kerongkongannya terasa sakit.

Dan malam ini, Alisha benar-benar merasa lapar. Ia mengendap-endap menuju dapur dengan langkah lemah. Ia mendecak menyesali diri yang tak menanyakan dimana makanan itu di simpan oleh pembantu Rendra.

" CK, mana sih?" ia celingak-celinguk bingung karena dapur luas itu cukup membuatnya kesulitannya menemukannya makanan.

" Ah, itu aja sudah. Sereal juga gak masalah. Padahal makannya harus pagi-pagi. Tapi bodo amat!"

Dan saat tangannya mulai bergerak membuka lemari yang cukup membuatnya kesulitan karena tinggi badan yang tidak dapat ia andalkan, seseorang tiba-tiba membantunya meraih kotak sereal di lemari putih itu.

DEG

" Dia, kapan dia pulang? Kenapa mobilnya nggak kedengaran?"

" Kamu kenapa malam-malam di dapur sendiri? Kamu lapar? Nggak bisa tidur?" Rendra menatap khawatir Alisha yang sebenarnya sedang malu karena kepergok sedang mencari makanan.

Tapi yang di khawatirkan langsung sewot guna menutup rasa malu. " Siniin!" ia menyambar kotak sereal itu dari tangan Rendra tanpa berniat menjawab.

" Kenapa tidak memanggil bi Ani?" Rendra masih tak jemu bertanya saat Alisha mulai berjalan sedikit ke depan dan menekan tombol air panas di dispenser untuk menyeduh susu.

Alih-alih menjawab, perempuan itu tampak merengut sembari bergumam. Dan karena terlalu kesal, air panas itu sampai mengenai tangannya yang putih bersih.

" Awh!" Alisha memekik kaget.

Maka Rendra langsung menarik tangan Alisha demi mendengar suara itu.

" Hati-hati!" sahutnya dengan posisi memegangi tangan Alisha.

Alisha sontak terbengong-bengong saat pria itu kini meniupi tangannya dengan muka panik tanpa menunggu persetujuan. Sentuhan yang di berikan seperti mengalirkan sebuah sengatan yang sukar di definisikan. Alisha deg-degan.

" Apa kau kesakitan?"

Alisha menggeleng dengan perasaan sedikit tegang karena baru kali ini ia dapat melihat secara dekat wajah Rendra yang tegas, keras dan rupawan. Kumis tipis pria itu sedikit lebih kentara ketimbang saat ia menikah beberapa hari yang lalu. Membuat aura manly kian terpancar.

" Aku bisa sendiri!" Alisha segera menarik tangannya karena grogi.

" Tunggu di sini sebentar!" Rendra setengah berlari menuju ke arah depan. Laki-laki itu rupanya mengambil salep.

" Kemarikan tanganmu!" ucap Rendra yang sudah kembali dan terdengar seperti sebuah perintah dari pada permohonan.

Rendra dengan telaten mengoleskan salep yang terasa dingin di tangan Alisha. Dari jarak yang masih dekat, Alisha kembali memperhatikan wajah Rendra yang masih fokus ke tangannya yang memerah.

" Sebenarnya kenapa dia mau menikahi ku? Apa di umur yang sekarang dia benar-benar nggak laku makanya mau sama orang hamil konyol kayak aku gini? Secara dia udah berumur. Dan aku..."

" Lain kali hati-hati!" ucap Rendra berhasil membuyarkan lamunan.

Alisha langsung menarik tangannya dan membuang wajah. Sungguh, ia sendiri tak mengerti kenapa jantungnya bisa se tremor ini.

" Naiklah. Akan aku bawakan sereal nya ke atas!"

Untuk pertama kalinya, Alisha tidak menyela. Ia menuruti karena memang lapar. Dan entah kenapa, dadanya semakin berdebar. Mungkinkah karena ia takut dengan laki-laki itu? Atau ada hal lain yang tak ia ketahui?

Terpopuler

Comments

sasri

sasri

yang rukun ya... 🤭🤭

2024-02-08

0

moerni🍉🍉

moerni🍉🍉

yang nurut sama suami .
suami udh baik gtu...

emang mau..di tuker suami galak mak² online d rumahm....??
xixixiixix
kaki kesandung dkit...koment nya..langsung 5 oktaf...mata kemana ..kl jalan liat²...

2024-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!