Pagi hari yang tenang, berikut cerah akan cahaya sinar matahari yang muncul. Terlihat rifki baru saja selesai berpakaian, ia sudah rapi dengan kaos oblong dan celana panjang pemberian tomi, ia kini duduk di depan kamar kostan tomi.
Sembari menunggu tomi mandi, rifki mencoba membuka akun trading miliknya, setahu ia trading saham lokal terbuka di pagi hari. Dan baru saja ia melihat akun trading miliknya, rifki pun tersenyum. Karena akun saldo trading miliknya berisi 120 dolar mata uang negaranya, berarti trading malam hari tadi mendapatkan 80 dolar di luar biaya admin pembelian saham.
"hm, akan ku gentarkan dunia dengan keberhasilanku," ucap rifki berbicara sendiri sembari tersenyum.
Setelah diam beberapa saat, rifki kemudian mulai mencari saham perusahan lokal yang baik dalam finansial dan memiliki tujuan arah yang jelas. Ketika sedang menganalisa saham yang akan dibeli, ternyata tomi telah selesai mandi dan menghampirinya.
"lu sedang apa?" ucap tomi heran, melihat rifki sangat serius.
"enggak bang, ini saya sedang analisa saham, karena saya ingin trading di saham lokal," ucap rifki dengan jujur.
"oh, pantas serius. Lalu bagaimana dengan trading semalam? Apakah untung?" ucap tomi penasaran dengan hasil rifki semalam.
"untung bang, saya mendapatkan 80 dolar dari trading semalam, itupun saya dapatkan dari saham luar negri." ucap rifki sambil tersenyum.
"wah, mantap kalo begitu bro. Tapi kalo boleh kasih saran, lu harus hati-hati rif, nanti lu bisa hancur jika kecanduan dan gagal dalam analisa lu," ucap tomi memberikan saran.
"iya bang, saya paham maksud abang. Cuma bukan saya sombong atau bagaimana, dulu itu saya juga pemain pasar saham bang, saya belum pernah mengalami kegagalan. Dan saran abang saya terima dengan baik didalam diri," ucap rifki panjang lebar.
"oke, kalau begitu kita jalan," ucap tomi sambil mengangguk, seenggaknya dia sudah memberitahu rifki apa yang ada dipikirannya.
"siap bang," ucap rifki sembari memberikan ponsel kepada pemiliknya dan ikut tomi pergi ke sepeda motor.
2 lelaki berbeda umur tersebut, kemudian naik ke sepeda motor yang terparkir di teras area kostan. Untung saja sudah dipanaskan tadi pagi banget, sehingga sepeda motor itu hanya tinggal dijalankan tanpa perlu di panas kan kembali.
Perjalanan lumayan sebentar. Mereka pun akhirnya sampai di lokasi proyek, disana sudah terdapat banyak rekan kerja nya yang sudah bekerja melanjutkan pekerjaan kemarin. Tomi dan rifki tanpa berlama-lama langsung pergi memasuki area gedung proyek untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Namun sebelum pergi dari kostan tadi, rifki sudah membeli sebuah saham perusahan lokal. Ia membelinya dengan semua uang yang ada di saldo akun brokernya, sehingga saldo akun miliknya tersisa nol besar, setelah ia membeli saham perusahan lokal.
Masa pembangunan gedung terbilang cukup cepat, karena semua yang dibutuhkan para pekerja kontruksi sudah lengkap. Dan target penanggung jawab untuk selesai proyek pun hanya sekitaran 1 bulan lagi, membuat rifki harus cepat-cepat memiliki uang sebelum menjadi pengangguran kembali.
Apalagi ia tidak ingin kembali menjadi gembel yang hidup luntang-lantung dijalanan, kini ia harus bisa bangkit lagi, dan jalankan rencana yang sudah di buat dalam dirinya. Kenangan kelam masih terngiang-ngiang di dalam diri, membuat dirinya terpacu untuk merubah nasib agar tidak direndahkan orang-orang di kemudian hari.
......................
Flashback!
Cahaya malam diterangi sebuah bintang dan bulan di langit bumi yang indah ini, waktu berjalan begitu cepat, hingga pagi pun tiba. Seorang anak laki-laki berusia 18 tahun baru saja terbangun dari tidurnya, ia kemudian keluar dari dalam kamar untuk merapikan rumah atas peninggalan orang tua nya.
Seminggu yang lalu, dirinya merasa amat sangat sedih. Karena harus rela dan ikhlas menghadapi situasi pahit, dimana orang tua nya mengalami kecelakan di jalan arah pulang dari kantor, tempat kerja mereka.
Mulai hari ini, dan seterusnya. Pemuda itu yang bernama rifki, akan tinggal dan hidup sendirian dalam kesepian. Karena hanya ia saja yang tersisa dirumah tersebut. Pagi hari yang cerah dengan embun di rumput hijau, rifki berjalan merapikan rumah sampai bersih.
Dirinya tak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Ia teringat dengan pesan ayahnya waktu dirumah sakit, bahwa ia harus menjadi laki-laki hebat dan harus bisa hidup sendiri tanpa harus mengemis kepada orang lain.
Ketika dirinya baru saja selesai berbenah rumah, terdengar suara ketukan pintu rumah, karena penasaran. Rifki kemudian berjalan ke arah pintu, lalu membuka nya untuk melihat siapa gerangan yang datang pagi-pagi ke rumah nya.
Clek!
"paman, tante," ucap rifki sopan menyambut adik mamah nya dan istri pamannya.
"hm, apa kita boleh masuk ke dalam?" ucap lelaki setengah baya kepada rifki dengan wajah datar.
"boleh paman, mari masuk," ucap rifki ramah, dan mengajak paman dan tante nya masuk ke dalam rumah.
Mereka bertiga kemudian duduk di sofa yang berada di ruang tamu, sebelum mengobrol ia menawarkan sebuah minuman untuk tante dan pamannya. Baru ia pergi ke dapur untuk memberikan paman dan tantenya minum, ia lalu kembali lagi dengan membawa nampan berisi 2 gelas air untuk tamunya.
"begini rif, dulu itu ayahmu berhutang kepada paman, dan ayahmu tidak bisa kembalikan uang pinjaman dari paman hingga akhir hayat ayahmu dan ibumu." ucap lelaki setengah baya, paman rifki yang bernama Bima Roban.
"lalu paman?" ucap rifki terkejut, ia baru tahu jika selama ini ayahnya memiliki hutang kepada paman nya.
"paman ingin menyita rumah ini rif. Jika itu semua hutang ayahmu tidak bisa kamu lunasi, namun jika kamu bisa melunasinya, paman tidak akan menyita rumah ini," ucap bima dengan raut wajah datar, tak biasanya bima menampilkan wajah seperti itu kepada rifki.
"betul sekali, apakah kamu memiliki uang untuk melunasi semua hutang almarhum ayahmu rif? Jika tidak tante terpaksa mengusir kamu," ucap perempuan setengah baya, istri bima yang bernama Laura Bonita.
"tapi paman, tante. Aku tidak tahu dengan hutang ayahku, bagaimana kalian mau usir aku? Aku tidak punya tempat tinggal lagi tante, dan mana buktinya jika ayah memiliki hutang kepada kalian," ucap rifki gelisah.
"ini kertas, disana tertulis dan ditandatangan oleh ayahmu rif," ucap bima datar sembari memberikan kertas kepada rifki.
Rifki yang saat itu masih beranjak dewasa, ia mulai membaca surat perjanjian paman dan ayahnya sebelum berhutang. Dan benar saja, disana terdapat tandatangan ayahnya dan tulisan di kertas ayahnya berhutang 15 ribu dolar. Ia terkejut dan hampir pingsan, bukan merasa lebay atau alay, ia terkejut dengan nominal ayahnya berhutang, dan bingung sang ayah berhutang untuk apa.
"apa kamu sudah membacanya rif?" ucap laura datar.
"iya tante, aku sudah membacanya. Aku mohon tante, paman, jangan usir aku. Memang saat ini aku belum memiliki uang untuk membayar semua hutang ayah, tapi nanti aku akan cari kerja untuk melunasi hutang ayah," ucap rifki memohon.
"baiklah, karena kita saudara. Paman akan kasih kamu waktu sebulan, jika kamu belum bekerja juga, terpaksa paman harus mengusir kamu," ucap bima tegas.
"hm, setiap bulan jika kamu sudah ada hasil dari pekerjaanmu, harus setor kepada kami," ucap laura datar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments