MEWUJUDKAN CITA-CITA.

MEWUJUDKAN CITA-CITA.

Pemuda.

Pada suatu ketika, terlihat seorang pemuda dengan pakaian yang tak layak pakai sedang berjalan. Pemuda tersebut terlihat keletihan, entah mengapa pemuda itu seperti seorang yang belum makan berhari-hari. Karena dari tubuhnya, sudah terlihat sangat kurus kering, membuat siapa saja yang melihatnya merasa kasihan.

"mah, pah. Aku telah dewasa, ternyata benar apa yang kalian katakan dulu. Dewasa sangat tidak menyenangkan, banyak masalah yang ku pendam sendiri, dan aku sangat kesepian sekarang, tak ada teman maupun keluarga yang mau membantuku disaat susah kini," ucap pemuda tersebut didalam hati.

Berjalan tidak tentu arah, pemuda bernama asli Rifki Edrea kini singgah sebentar, dia berhenti sejenak untuk melepaskan rasa lelah habis perjalanan jauh. Walaupun dia tidak memiliki uang sekarang, tetapi rifki masih memiliki persediaan air dikantung celana nya.

"aku harus kemana untuk mencari pekerjaan? Diriku yang lemah seperti ini, dan pakaianku yang tak layak pakai ini. Apakah mau orang mempekerjakanku, tubuhku yang kurus bagai bambu," ucap rifki sedih.

Tak terasa ia tertidur didepan sebuah ruko, memang hari sudah larut malam. Ia pun tidur tanpa alas apapun didepan ruko tersebut, besok ia akan melewati hari yang sangat melelahkan tentunya, berjalan tak menentu arah. Tempat tinggal tidak punya, sanak keluarga pura-pura tidak mengenalnya, teman-teman menjauhinya.

Pelajaran berharga untuk rifki, dan ia akan berjuang melewati masa-masa suram ini. Walaupun sendirian, tanpa dukungan dan support dari orang lain, ia akan tetap hidup dan merubah dunia nya sendiri. Apalagi orang tua nya sudah tiada, ia tak ada tempat untuk bercerita hanya untuk berkeluh kesah atau meminta pertolongan orang lain.

...****************...

Mentari yang terang mulai menerangi bumi, setelah berganti pada bulan dan bintang-bintang dilangit. Pemuda tertidur didepan teras sebuah ruko harus terbangun, karena diusir oleh pemilik ruko, dan pemuda itu adalah rifki.

"sial, gembel begini juga punya hati pak!" ucap rifki keras.

Ia sudah tak malu lagi menjadi perbincangan masyarakat diarea publik, rifki sangat kesal ketika waktu istirahatnya terganggu dan di bangunkan secara tak manusiawi. Dengan air seember ia disiram, dan yang lebih membuat nya kesal adalah dikatai gembel serta gila.

"sudahlah gembel hidup, pergi sana!" ucap pemilik ruko keras mengutuk rifki.

Karena yang melihat semakin ramai, akhirnya rifki lebih memilih mengalah, toh debat pun ia tidak memiliki keuntungan apapun. Rifki pergi dari ruko dengan ditatap oleh seluruh orang di area ruko, seakan-akan mengejek rifki yang tadi berteriak keras untuk melawan pemilik ruko.

"tidak bisa kayak ini terus, aku harus bangkit! Hinaan mereka, cemoohan mereka! Akan ku balas!" ucap rifki bersumpah didalam hati.

Rifki berjalan menuju lokasi kontruksi, terlihat para pekerja sedang membangun sebuah hotel dengan alat-alat berat. Ia kemudian berhenti sejenak, dan melihat semua pekerja sedang bekerja dengan giat, membuat rifki iri kepada mereka.

"maaf, ada apa lihat-lihat?" ucap seseorang, membuat rifki terkejut.

"ehh, maaf tuan. Saya hanya ingin mencoba melamar pekerjaan disini, tapi bingung ingin bicara kemana," ucap rifki beralasan.

"oh, kamu sedang mencari pekerjaan? Mari masuk ke dalam, saya adalah penanggung jawab proyek," ucap orang tersebut, lelaki setengah baya.

"serius tuan?" ucap rifki bertanya tak percaya.

Padahal kemarin-kemarin banyak sekali orang yang merendahkan nya, ketika ia mencoba bertanya tentang pekerjaan. Tapi kini dirinya, malah diajak masuk ke dalam lokasi proyek, dan lebih mengejutkan adalah penanggung jawab proyek tak merendahkan melainkan menghargai dirinya.

Rifki pun mengikuti penanggung jawab proyek memasuki lokasi, dimana banyak pekerja sedang membangun gedung pencakar langit. Rifki di arahkan oleh lelaki yang mengaku penanggung jawab proyek, pergi ke suatu tempat. Dimana tempat itu berisi meja dan 2 kursi kosong, tanpa ada seorang pun di sana melainkan mereka berdua.

"apa benar? Kamu ingin bekerja ditempat seperti ini?" ucap lelaki di depan rifki bertanya.

"betul sekali tuan, saya sangat-sangat ingin bekerja untuk memenuhi kehidupan saya," ucap rifki dengan jujur.

"baiklah, kamu saya terima. Gaji disini pakai dolar, apakah kamu mengerti? Dan gaji perhari adalah 20 dolar, semoga kamu paham, dan mulai hari ini bisa bekerja," ucap lelaki di depan rifki berbicara dengan tenang.

"serius tuan?" ucap rifki masih tak percaya.

"saya serius, jika saya main-main. Untuk apa mengajak kamu memasuki lokasi proyek, betul tidak?" ucap lelaki setengah baya bertanya, bernama Leon Dimiski.

"hehe, betul juga ya tuan," ucap rifki sambil tersenyum.

"Yaudah, mari saya antar kesana. Nanti saya kenalkan kamu dengan mereka, agar bisa bekerja sama," ucap leon santai.

"baik tuan, apa kita kesana sekarang?" ucap rifki tak sabar.

"iya, mari!" ucap leon.

Mereka pun berjalan bersama melangkah menuju para pekerja proyek sedang bekerja. Sesaat, kala sudah sampai di depan hadapan pekerja, kini Leon mulai berbicara dengan ucapan lantang dan tegas.

Hampir dari semua pekerja, mereka semua mulai menghentikan pekerjaan yang sedang mereka kerjakan.

Tentu, setelah mendengar teriakan Leon yang sungguh sangat nyaring. Leon lalu beritahu seluruh pekerja proyek, bahwa sekarang ini mereka menambahkan orang untuk pekerja kontruksi.

"Ya, kami paham tuan! Apa kami bisa lanjut bekerja?" ucap seorang leader pekerja.

"Ya, mari lanjutkan pekerjaan tertunda Kalian," ucap Leon sambil tersenyum.

Setelah sudah berbicara, Leon lalu meminta Rifki untuk pergi menuju pria berumur 40 tahunan di lantai 2.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!