"Selalu bisa membuat aku bangga padanya,"ucap Aditya pelan dan menyimpan flashdisk tersebut. Tak lama, Syahira keluar dari kamar mandi dengan piyama. Berjalan ke arah ranjang dan segera berbaring di atas ranjang. Melihat hal itu, Aditya mendekat ke arah ranjang.
"Nggak makan dulu?"Aditya bertanya, tetapi Syahira mengabaikannya.
"Ayo, makan dulu! Nanti mama marah,"lanjut Aditya, yang mencoba membangunkan Syahira, tanpa sengaja Aditya memegang tangan Syahira yang begitu dingin.
"Kamu sakit?"Aditya langsung panik, begitu tahu Syahira meriang. Aditya menarik selimut Syahira dan membantu wanita ini untuk bangun, padahal Syahira sangat malas untuk duduk karena perutnya sakit.
"Magh aku kambuh," ucap Syahira pelan, dengan raut wajah yang lelah dan lesu.
"Kamu nggak makan?"
"Gimana mau makan? Kamu menyuruh aku revisi perancangan proyek itu sebanyak lima kali, kamu menyulitkan aku di hari pertama aku kerja, Aditya."Arsyila berkata dengan nada yang sedikit kesal, lalu terlihat jelas raut wajah Aditya yang merasa bersalah dengan istrinya.
"Maaf, aku lupa kalau kamu punya riwayat magh. Aku minta maaf,"ucap Aditya dan duduk di tepi ranjang sembari memegang tangan Syahira.
"Aku mau bubur,"
"Aku akan membelinya,"
"Aku ingin kamu yang memasaknya di dapur. Kalau nggak mau, ya udah aku tidur aja."
"Oke, aku buatkan. Jika tidak enak jangan salahkan aku!"Aditya berkata dengan tegas, lalu pergi meninggalkan kamarnya.
"Dia serius mau buat bubur?"setelah melihat Aditya yang keluar dari kamar Syahira pun ragu jika pria itu bisa masak.
Aditya tiba di dapur, dia kebingungan harus melakukan apa dulu, karena Aditya tak pernah masuk ke ruangan dapur selama ini dan ini pertama kali baginya menyentuh perlengkapan memasak.
"Adi, kamu mau apa?"
"Mau masaklah, Mak. Nggak mungkin mau rekaman di sini kan?" cetus Adi yang kesal, langsung saja kepalanya di geplak sama Daniah karena dianggap tak sopan.
"Mau masak apa? Biar mama bantu,"
"Ya udah, mama saja yang masak. Syahira minta bubur,"ujar Aditya enteng, lalu meninggalkan Daniah sendiri di dapur, sedangkan dia pergi ke ruang tamu untuk bermain game.
Sekitar 15 menit, bubur pun siap. Daniah memberikannya kepada Aditya. Pria itu langsung pergi ke kamar karena tahu Syahira sudah menunggu cukup lama.
"Ayo, makan! Aku sudah bawakan bubur cinta untukmu,"ucap Aditya meletakkan bubur di atas nakas.
"Mau muntah aku,"
"Mau aku bantu temani ke kamar mandi,"Aditya yang ingin membantu Syahira.
"Aku bukan ingin ke kamar mandi. Tetapi, aku mau muntah mendengar ucapanmu barusan,"ujar Syahira, yang sudah duduk siap untuk menikmati buburnya.
"Lho? Kenapa? Ini pertama kali aku masak. Kamu harus menghabiskannya," Aditya membantu Syahira memakan bubur tersebut. Bahkan, dia dengan telaten menyuapi bubur itu hingga habis.
Begitu selesai makan bubur, Aditya memberikan sebutir obat magh untuk Syahira, selesai meminumnya. Aditya meminta Syahira untuk tidur. Aditya membenarkan selimut untuk Syahira dan juga mengatur suhu AC agar Syahira tidur dengan nyenyak.
Melihat jam di dinding menunjukkan pukul, 22.45, malam. Aditya mematikan laptopnya, karena sudah sangat lelah mengerjakan pekerjaan yang tertinggal tadi di kantor. Aditya langsung naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Syahira.
"Mimpi indah, Arsyila."Aditya mengecup kening Syahira yang sudah tertidur lebih dulu.
Namun, siapa sangka. Ternyata, Syahira belum tertidur, baru saja Aditya memejamkan matanya. Syahira mengeluh ingin ke kamar mandi dan meminta Aditya membantunya. Tentu saja, Aditya dengan sigap membantu Syahira.
Syahira kembali ke tempat tidur, begitu juga dengan Aditya.
"Aku haus,"
Padahal, Aditya baru saja hendak memejamkan kembali matanya, Syahira ingin Aditya mengambil minuman untuknya. Tanpa ada penolakan karena sadar semua ini karena ulahnya dengan langkah yang besar Aditya turun ke lantai dasar untuk mengambil minuman.
"Ada lagi sayang?" Aditya bertanya dengan lembut, Syahira menggelengkan kepalanya. Lalu, kembali berbaring begitu juga dengan Aditya.
"Adi, terlalu dingin,"
"Adi, matikan lampunya."
"Adi, gorden belum tertutup."
"Adi, kenapa kamu nyalakan lampu balkon? Aku tak bisa tidur kalau terang,"
"Adi, pintu kamar belum terkunci."
Aditya sudah bolak balik melakukan perintah dari Syahira hingga membuatnya lelah dan tepar di atas ranjang tanpa bergerak lagi. Syahira yang mengetahui hal itu pun tersenyum puas, karena telah berhasil mengerjai Aditya.
Sore hari di perusahaan Company BD Group pada rapat sore itu, semua klien datang untuk membahas brand ambasador dari Dirgantara Grup. Ternyata Sinta yang bertanggung jawab dengan sebuah brand dan produk yang akan diluncurkan oleh Company BD Group dan Dirgantara Group.
Aditya sebenarnya sudah muak bekerja sama dengan Sinta. Tetapi, demi tuntutan kerja yang profesional Aditya terpaksa bersikap ramah dengan Sinta. Awalnya, Syahira hanya tahu hubungan Sinta dan Aditya sebagai Bos dan karyawan.
Namun, ketika beberapa gosip beredar setelah meeting sore itu, Syahira jadi tahu jika Sinta adalah mantan pacar Aditya.
"Bu, nggak nyangka ya ternyata Pak Adi itu bisa bekerja sama dengan mantannya begitu baik. Biasanya 'kan orang-orang pada bawa perasaan dan lama-lama cinlok gitu Lo, Bu."Seru Nara, yang baru saja keluar dari ruangan Syahira bersama dengan Syahira yang hendak pulang. Syahira hanya tersenyum, lalu memikirkan kembali ucapan Nara tentang Sinta dan Aditya akan bersama lagi.
"Nara, jangan lupa nanti malam kita menghadiri pertemuan dengan beberapa klien di acara peluncuran produk baru kita yang bekerja sama dengan Dirgantara, ya. Jangan sampai telat,"
"Iya, Bu. Aku akan datang tepat waktu, apa perlu aku menjemput ibu?"
"Tidak usah, Nara. Aku akan pergi dengan taxi saja,"
"Oh, Baiklah. Saya duluan ya, Bu."
Syahira dan Nara berpisah di depan pintu lobi perusahaan. Aditya, sudah berjanji akan menjemput Syahira ketika wanita ini pulang. Jadi, Syahira harus memastikan jika karyawannya telah pulang semua karena tak ingin ada yang melihat Syahira masuk ke dalam mobil Aditya.
Tepat di depan halte, Syahira melihat mobil Aditya, secara diam-diam Syahira mendekat dan langsung membuka pintu mobil yang membuat Aditya terkejut.
"Kenapa nggak ketuk dulu sih? Bikin kaget aja,"cetus Aditya yang melihat Syahira telah masuk ke dalam mobil.
"Siapa suruh kamu ngelamun? Pasti lagi ngelamunin model ambasador itu 'kan?"cibir Syahira yang mengerucutkan bibirnya. Langsung saja tawa Aditya pecah.
"Kamu cemburu? Iya? Kamu cemburu?"Aditya sampai menghadap ke arah Syahira yang saat ini duduk di samping kursi kemudi dan melipatkan kedua tangan di dada.
"Siapa yang cemburu. Buruan pulang, tadi aku mesan gaun dari butik. Takut nanti tiba ada yang nganter aku nggak di rumah,"ujar Syahira, sembari mendorong Aditya agar menjauh darinya.
"Oke, siap istriku yang jelek!"
"Idih,"Syahira mengangkat satu sudut bibirnya yang membuat Aditya mencubit gemes pipi Syahira karena lucu.
Tak terasa perjalanan pulang ke rumah tiba tepat waktu, ternyata kurir yang mengantar gaun juga tiba di sana. Syahira segera menerima dan membawanya masuk tanpa membiarkan Aditya melihat gaun miliknya.
Tiba pada malam puncak acara perjamuan antar perusahaan yang akan membahas peluncuran produk baru dari perusahaan Dirgantara grup dan Company BD Grup. Saat ini Syahira sedang berdandan dan mempersiapkan diri untuk pergi ke acara tersebut.
______
Hay, karya fiksi modern pertama milik author udah meluncur nih! Ayo, buruan baca! 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
wah pasti seru nih si Aditya di pepatah sm sinta
ayo syahira kamu bikin Aditya ga bisa gerak biar kapok..
2024-03-12
0
Alexandra Juliana
Ko ga ada Kak?
2024-03-12
0