Pernikahan yang diadakan di rumah Dirgantara secara tertutup berlangsung dengan lancar. Tanpa ada hambatan sama sekali. Meskipun keduanya terlihat sangat canggung. Sebisa mungkin Syahira dan Aditya bersikap biasa-biasa saja di depan keluarga mereka.
"Lihatlah, Pa. Mereka sangat cocok bukan?" Ibu dari Aditya berkata ketika melihat Aditya dan Syahira telah selesai melakukan ijab qabul. Syahira dan Aditya dimintai untuk meminta restu kepada kedua keluarga dan bahkan mereka dimintai untuk berfoto bersama.
Tibalah, pada malam pernikahan Aditya dan Syahira. Saat ini, Syahira harus tinggal di rumah Aditya sebagai pengantin baru di dalam keluarga Dirgantara. Mau tak mau Syahira harus menuruti semua keinginan keluarga dari suaminya.
"Lima tahun yang lalu diputusin, dua hari yang lalu dipaksa untuk menikah dengan mantan. Nah, malam ini adalah malam pertama kami. Takdir macam apa sih ini?" ucap Syahira sampai stres sendiri membayangkan takdir dalam hidupnya.
Syahira mondar-mandir di dalam kamar setelah menggantikan gaun pernikahan dengan baju piyama. Tak lama pintu kamar terbuka, sosok pria yang baru saja menikahinya melangkah masuk ke dalam kamar dan berjalan ke arah Syahira yang sejak dari tadi mondar-mandir di sisi ranjang nampak begitu gelisah.
"Kamu terlihat begitu bersemangat menyambut malam pertama kita?"goda Syahira, langsung ditatap tajam oleh Syahira.
"Siapa yang bilang? Aku hanya tak menyangka saja bisa menikah dengan orang egois sepertimu," jawab Syahira yang kini duduk di tepi ranjang. Aditya yang mendengar itu lantas berdiri dengan melipatkan kedua tangannya di dada.
"Kamu bilang aku egois? Kamu yang egois, bisa-bisanya berselingkuh dengan orang lain di saat sedang menjalin cinta denganku,"cibir Aditya. Syahira yang tak terima lantas berdiri dan berkacak pinggang di depan Aditya.
"Aku tak berselingkuh! Kamu hanya salah paham. Sudah berapa kali ku katakan, aku tak berselingkuh dibelakangmu, Aditya." Syahira mendadak geram dengan Aditya. Tetapi, justru Aditya malah terlihat gemes dengan Syahira yang mengerucutkan bibirnya ketika berdebat dengannya.
Aditya ingin memegang tangan Syahira mendadak wanita ini mundur yang membuat Aditya bingung. Aditya menghela napas dan berjalan mendekati Syahira yang mundur beberapa langkah untuk menjauh darinya.
"Kamu kenapa?" tanya Aditya, yang melihat Syahira yang tak ingin disentuh olehnya.
"Tak ada malam pertama,"jawab Syahira sembari membuat kedua tangan tanda silang yang membuat Aditya tertawa renyah. Syahira langsung mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa kau ketawa?"ketus Syahira yang kesal.
"Kamu pikir aku menikahimu hanya untuk melihatmu tidur satu ranjang denganku tanpa bisa menyentuhmu? Kamu salah besar Syahira,"ucap Aditya pelan sambil menyeringai yang membuat tubuh Syahira mendadak kaku. Aditya langsung menarik tangan Syahira dan membawanya dalam pelukan.
"Nikmati saja apa yang menjadi kenikmatanmu, aku akan melakukannya dengan pelan." Aditya berbisik di telinga Syahira yang membuat netra Syahira membulat sempurna. Aliran darahnya mengalir begitu cepat. Apalagi ketika Aditya menjatuhkan kedua tubuh mereka ke atas tempat tidur membuat Syahira memejamkan matanya.
Sentuhan jari jemari Aditya yang menyibakkan rambut yang hampir menutup mata Syahira. Mampu membuat wanita ini tak bisa berkata apapun, sejak dulu Aditya sudah memperlakukannya dengan lembut, tak heran jika saat ini Syahira mampu terhipnotis dengan setiap sentuhan yang Aditya berikan.
"Tunggu! Kamu mau apa?" Syahira menahan tangan Aditya yang hendak membuka kancing piyamanya. Tetapi, Aditya tak menjawab. Justru Aditya malah mengambil alih untuk mencium bibir Syahira dengan lembut yang membuat Syahira tak sadar telah mengalungkan tangannya di leher Aditya.
Malam begitu tenang mengiringi keindahan suasana pada malam itu. Sayup-sayup terdengar suara jangkrik memecahkan keheningan malam, sesekali suara burung malam terbang penuh harapan.
Udara yang dingin terasa menyegarkan, langit cerah dihiasi bintang-bintang yang bertebaran menemani gagahnya Raja malam yang bersinar terang menebar cahaya berkilauan. Nyamuk seakan tak mau kalah, terbang kesana kemari berhamburan mencari hamparan kulit untuk mengobati kehausan.Takdir dua insan yang dipisahkan karena kesalahpahaman kini menyatu kembali karena sebuah ikatan pernikahan.
Jam 04.35, subuh. Syahira bangun lebih dulu. Sedangkan, Aditya masih terlelap dalam tidurnya. Syahira yang mengingat kejadian semalam mendadak jadi malu dan menarik selimut untuk menutupi wajahnya.
"Aah!" Syahira terkejut ketika membuka selimut yang menutupi wajahnya. Aditya sudah bangun dan menopang kepalanya dengan satu tangan, Aditya menatap Syahira dengan senyuman yang membuat Syahira semakin malu.
"Sudah bangun? Apa yang kamu rasakan? Apa masih sakit?" Aditya bertanya, karena khawatir dengan Syahira. Sejak tadi malam Syahira mengeluh sakit, Aditya sadar ini pertama kali untuk istrinya. Setidaknya, dia memiliki rasa empati terhadap Syahira dengan bertanya. Tetapi, Syahira justru malu mendengar pertanyaan itu.
"Ayolah, kenapa harus menutup wajahmu. Aku sudah melihat semuanya tadi malam, aawh!" pekik Aditya, ketika Syahira memukul lengan Aditya dan mendorongnya untuk menjauh darinya.
"Kita masih marahan, jangan dekat-dekat!" Syahira segera turun dari ranjang dengan menahan rasa sakit, melihat cara berjalan Syahira yang berbeda membuat Aditya tak bisa menahan tawanya. Meskipun Syahira sudah memelototinya Aditya tak peduli dengan hal itu.
Aditya sendiri masih marah dengan Syahira yang selalu membantah jika dia tak berselingkuh. Nyatanya mereka berpisah karena Syahira berselingkuh dengan pria lain waktu itu.
Aditya ataupun Syahira sama-sama menikmati sarapan bersama dengan keluarga Dirgantara. Keduanya terlihat begitu akrab yang membuat orang tua Aditya senang menggoda mereka sebagai pengantin baru.
"Kenapa kalian harus pergi ke kantor hari ini? Padahal mama dan papa telah menyuruh kalian untuk mengambil cuti satu Minggu,"ujar Daniah, ibu dari Aditya.
"Tidak bisa, Tante...."
"Lho? Kok Tante, Mama dong."
"Maaf, Syahira belum terbiasa, Ma. Syahira tidak bisa mengambil cuti, papa masih kurang sehat. Saat ini Syahira telah mengambil alih perusahaan Company BD group, Syahira akan menghandle semua pekerjaan di perusahaan papa untuk sementara waktu, termasuk kontrak kerja sama dengan perusahaan Dirgantara group, Ma."Ungkap Syahira, Aditya menaikan alisnya dan melirik ke arah Arsyila, wanita ini pun sama melihat ke arah Aditya dengan kening yang berkerut.
"Jadi, kamu akan pergi dengan siapa hari ini? Kalau kamu mau, papa bisa menyuruh Niko untuk mengantar kamu,"sambung Bram, papanya Aditya.
"Kenapa harus Niko? Aditya bisa mengantarnya sampai ke perusahaan. Jika Aditya yang mengantar Syahira dia akan lebih aman,"saran Daniah. Ketika Syahira ingin menolaknya, Aditya langsung memotong ucapan Syahira yang bahkan belum sempat wanita ini utarakan.
"Benar kata mama. Aku akan mengantar Syahira dengan selamat hingga sampai ke kantor,"ucap Aditya menggenggam tangan Syahira lalu mengecup mesra punggung tangan Syahira yang membuat orang tua Aditya tersenyum. Tetapi, beda hal dengan Syahira yang merasa geli melihat sikap naif Aditya di depan orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Nur Dafa
mampir Thor
2024-03-30
0
🌷💚SITI.R💚🌷
msh nyimak nih..tp knp syahira kutuk sm Aditya ya..pasti ada yg ga beres nih..
2024-03-12
0
Isabela Devi
mantan pacar jadi suami
2024-02-05
2