Aditya pergi mengantar Syahira lebih dulu menuju perusahaan Company BD Group. Kini mereka berdua telah tiba di tempat tujuan, Syahira meminta Aditya untuk menurunkannya di halte yang lebih jauh dari perusahaannya.
"Ingatnya, kita sudah sepakat untuk merahasiakan pernikahan ini. Jangan sampai pernikahan ini bocor sama klien kita," ucap Aditya memberi peringatan kepada Syahira.
"Eeemm, aku sudah tahu. Kamu tak perlu mengulanginya lagi,"ujar Syahira yang hendak turun, tetapi Aditya malah menarik lengan wanita itu.
"Apa lagi?" tanya Syahira yang menoleh ke arah Aditya.
"Salam dong, 'kan mau kerja. Harus pamit sama suami sendiri,"goda Aditya.
"Hei, kamu lupa? Kita bukan suami istri pada umumnya,"cetus Syahira, Aditya langsung memutar malas bola matanya.
"Bukan suami istri pada umumnya, tapi bisa...."
"Oke, aku pamit kerja dulu ya pak suami,"ucap Syahira sembari mencium punggung tangan Aditya, pria ini hanya nyengir melihat tingkah Syahira yang lucu ketika marah kepadanya.
Begitu Syahira turun dari mobil dia berbalik dan mengacungkan jadi tengah kepada Aditya yang membuat pria ini membulatkan matanya. Aditya menekan klakson dengan kencang yang membuat Syahira terkejut, sekali lagi jari tengah dihadapkan ke arah mobil Aditya.
"Dasar, tunggu saja nanti malam. Kau berani menggodaku takkan ku lepas kamu," Aditya menyeringai lalu memutarkan arah mobil dan pergi meninggalkan halte tersebut.
Syahira baru saja tiba di perusahaan Company BD Group. Syahira bertemu dengan Sekretaris papanya. Syahira langsung memperkenalkan diri di depan semua karyawan, termasuk staf management keuangan di perusahaan tersebut.
"Nara, kamu ikut aku ke ruangan. Ada banyak hal yang ingin aku bahas dengan kamu, yang lain kembali bekerja."
"Baik, Bu."
Syahira duduk di kursi kebesarannya, semua dokumen proyek beberapa tahun yang lalu ada di atas meja kerjanya. Ada juga dokumen yang baru beberapa bulan mereka terima. Salah satunya adalah dokumen kerja sama dengan perusahaan Dirgantara group yang melibatkan sebuah perusahaan asing lainnya. Saat ini sedang mencoba membangunkan sebuah apartemen yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas lainnya. Termasuk pusat pembelanjaan yang dekat dengan apartemen.
Perusahaan Dirgantara group memilih perusahaan Syahira yang terlibat dalam proyek kontruksi mereka. Salah satunya untuk membuat Design and Build.
"Kapan mereka membutuhkan perancangan proyek ini?"
"Harusnya sih besok, Bu."
"Apa?!" Syahira tentu saja terkejut, bagaimana bisa dalam waktu dua hari dia bisa menyelesaikan design dan build untuk proyek itu.
"Baiklah, akan ku usahakan. Kamu perlu memberikan aku dokumen yang lain, agar aku bisa mempelajarinya juga,"
"Baik, Bu. Jangan lupa setelah makan siang kita ada meeting di perusahaan Dirgantara group, Bu. Mereka meminta proposal kerja sama yang lama dengan kita, setelah itu baru akan mengadakan meeting kedua untuk proyek ini,"ujar Nara, Syahira hanya mengangguk pelan lalu membuka satu persatu dokumen yang ada di atas mejanya.
Di tempat lain, di sebuah perusahaan Dirgantara group. Di mana saat ini Aditya sedang memimpin rapat, menggantikan Tuan Bram selaku CEO dari perusahaan Dirgantara Group.
Jam makan siang telah usai, di sinilah saat ini Syahira bersama dengan asisten papanya, Nara. Mereka sedang mengikuti rapat di perusahaan Dirgantara Group. Aditya meminta Alex untuk menjelaskan proyek antara Company BD group dengan mereka yang sudah berlangsung sangat lama. Bahkan, proyek itu sudah selesai tanpa ada hambatan apapun.
Rapat selesai, Alex membubarkan semua staf karyawan. Tetapi, tidak dengan Nara dan Syahira.
Aditya terus saja menatap Syahira tanpa berkedip. Entah kenapa sesekali pria ini tersenyum licik kala membayangkan tentang kejadian semalam. Syahira yang sadar akan tatapan Aditya langsung menoleh ke arah pria itu dengan tatapan tajam.
"Berikan perancangan proyek yang saya minta dua Minggu lalu?"
Bukan hanya Syahira, dua orang lainnya ikut terkejut dengan permintaan Aditya.
"Maaf, Pak. Bukankah, seharusnya perancangan proyek itu siap dalam satu hari lagi? Sesuai dengan kesepakatan Anda,"ucap Nara, Aditya langsung menatap ke arah Nara.
"Apa bedanya satu hari dengan hari ini? Sama-sama hari bukan?" tanya Aditya dengan raut wajah dinginnya, yang membuat Syahira ingin sekali meremas mulut Aditya karena kesal dengan kesombongannya.
"Tapi, Pak...."
Syahira memegang lengan Nara, meminta wanita ini untuk diam. Alex, hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat suami dan istri di depannya bersikap tak saling mengenal satu sama lain.
"Pak, hari ini kami datang untuk memberikan proposal proyek lama kepada Anda. Tetapi, kenapa Anda malah meminta perancangan proyek yang baru? Harusnya itu besok baru selesai dan Anda baru harus mengadakan rapat selanjutnya bukan mendadak seperti ini. Kerjaan kok dibuat lelucon,"cibir Syahira. Aditya mengerutkan keningnya lalu tersenyum.
"Jika tidak mau lanjut yasudah tidak perlu dilanjut. Proyek kerja miliaran ini mungkin bukan jodoh perusahaan Company BD Group. Kami akan mencarikan perusahaan yang lain yang siap tepat waktu,"ujar Aditya dengan santai. Syahira yang mendengar itu langsung mengepalkan tangannya. Syahira sadar jika Aditya ingin menyulitkannya.
"Bu...." Nara, memegang lengan Syahira karena sadar kalau saat ini perusahaan mereka membutuhkan banyak kerja sama dengan berbagai macam perusahaan. Jika Syahira memutuskan kontrak dengan Dirgantara Group, maka beberapa keuntungan juga akan hilang dari perusahaan mereka.
"Baiklah, akan kami usahakan siap dalam hari ini. Tetapi, kami meminta waktu sampai nanti malam, jika sudah siap saya sendiri yang akan memberikannya kepada Anda,"imbuh Syahira diakhir rapat.
"Baiklah. Kalau begitu rapat sampai di sini,"ucap Alex yang langsung mengakhiri rapat, karena takut jika Aditya akan bertindak lebih semena-mena lagi terhadap Syahira.
Alex mengantar Syahira dan Nara hingga ke lobi perusahaan. Sedangkan, Aditya memeriksa proposal yang diberikan oleh Syahira. Semua isi proposal detail dan lengkap tidak ada yang kurang ataupun salah, Aditya saja bisa kagum dengan hasil itu hanya saja pria ini terlalu gengsi untuk mengakuinya.
"Alex kamu sudah kembali?"seru Aditya saat pintu ruangannya yang terbuka. Dia masih memeriksa proposal milik Syahira.
"Sejak kapan namaku menjadi Alex?"
Aditya langsung mendongakkan kepalanya dan menatap seseorang yang barusan bertanya kepadanya. Tentu saja Aditya tak asing dengan suara dan sosok wanita tersebut.
"Sinta?" Aditya berdiri dari tempat duduknya. Sedangkan, Sinta berjalan maju lebih dekat dengan meja Aditya. Selalu berpakaian sexy setiap harinya untuk menarik perhatian Aditya, tetapi sayangnya saat ini Aditya telah memiliki istri jauh lebih cantik dari Sinta sang mantan.
"Kamu masih ingat dengan namaku, lantas kenapa memanggilku Alex?" Sinta meletakkan tasnya di atas meja kerja Aditya, lalu duduk di kursi yang kosong di depan meja Aditya. Pria ini hanya memutar malas bola matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Nur Dafa
ada ulat bulu ni Thor
2024-03-30
0
🌷💚SITI.R💚🌷
oh si Aditya itu playboy atau caranya ya..pantas banyak wanita yg datangin dia..tp egois msh aja nuduh istri dulu selingkuh..
2024-03-12
0