BAB. 3 Hutang budi

Tidak masalah untuk sekedar ke pasar, Antonio bahkan tidak berfikir kotor,kumuh,bau atau pun banyak lalat sekalipun.Mungkin jika ia perempuan akan merasa jijik tapi ini tidak.Melainkan rasa kantuk yang tidak bisa ia tahan.Untung saja tidak terlalu jauh dan hanya sepuluh menit,hanya saja Risma yang terlalu lama di setiap lapak nya.

Memilih milih bumbu dapur,dan banyak bahan makanan.Dia saja sampai heran untuk apa semua itu sementara di rumah hanya berdua saja.

"Mah,kenapa membeli sebanyak itu?!" tanya Antonio,jari nya sudah banyak kantong kresek bergelayut di sana.

"Sudah jangan berisik,ikuti Mamah saja.Mamah tidak meminta kau yang membayar!"

Hanya helaan nafas yang berulang kali ia lakukan.Begini lah Antonio jika berada dengan Mamah nya,mendadak penurut dan sabar nya akan panjang.Hanya mamah nya saja yang tak mampu ia bantah.

.

.

.

"Hallo Bia datang.. " Seketika suara kecil namun keras dan melengking,Risma pun tersenyum dan langsung mencari sumber suara.

"Apasih Mah?" tanya Antonio,ia melihat Mamahnya yang terus mendongak mencari cari.

"Bia,aku mencari nya..Baru saja aku dengar suara nya!"

Antonio pun ikut mencari padahal ia tak tahu siapa yang dimaksud dengan Mamah nya itu.

"Cari siapa Bu?" tanya pedagang di depan nya.

"Eh mas,tadi kau dengar kan ada suara wanita yang suka membawa barang belanjaan ku?" tanya Risma meyakinkan jika yang ia dengar memang lah suara Bia.

"Oh Bia,tunggu sebentar.Tadi seperti nya dia keluar.Tunggu saja di pintu keluar pasti dia balik sebentar lagi!"

Risma pun berbinar dan berharap memang Bia ada di sana.

"Ya sudah berapa belanjaan ku?" tanya Risma lagi.

Ia pun segera membayar belanjaan yang sudah berkantong kantong di depan nya.Dan membawa nya keluar sementara Antonio ia tinggal begitu saja,bahkan belanjaan yang baru dibeli nya saja di bawa sendiri.

"Busettt Mamah mendadak strong!"

Matanya melihat Risma yang berjalan cepat dan menenteng belanjaan keluar.

"Mah..."

Sayang sekali bukan tidak mendengar,Risma lebih tidak peduli dengan Antonio yang memanggilnya.

.

.

.

"Selamat sore Ibu Risma?" kedua nya tersenyum,Bia tahu jika Risma hampir tiap sore kemari dan tidak tanggung-tanggung jika memberi upah pada dirinya.

"Sore Bia,apa kamu baru datang?" ucapnya anggun,dan Antonio belum berada di sebelahnya,namun mata nya sudah melihat jika seseorang sedang mengobrol dengan Mamah nya.

"Saya sudah dari pagi,dan kebetulan tadi siang pulang.Rencana nya akan kerja sore namun Kafe tutup Bu,Bia juga tidak tahu kenapa!"

Dari cara berbicara nya saja Risma sudah terlena dengan suara Bia,mungkin Bia bukan dari kalangan berada namun cara ia berbicara sopan dan santun,meski pakaian nya hanya kaos dan celana jeans,tak lupa topi berwarna hitam yang selalu ia pakai,ada tas yang tak begitu besar bergelayut di pundaknya.

"Apa Bia sedang tidak sibuk?" tanya Risma kembali.

"Sa..."

"Mah,ya ampun Mah kenapa jalannya cepat sekali.Aku tidak pernah takut kotor ataupun licin,tapi aku malas jika terpeleset.Malu mah!"

Suara Antonio membuat fokus ke dua nya terganggu dan seketika menatap Antonio bersamaan.

"Kamu tinggi besar,harusnya langkah mu lebih lebar dari Mamah!" Risma tersenyum pada Bia setelah memarahi Antonio.

"Ahh sudah lah mah,percuma ngomong dengan Mamah!"

"Tuh lihat Bia,ini Anak Ibu dan dia selalu seperti itu dengan Mamah nya sendiri,dia tidak pernah bersyukur punya orang tua,di jenguk saja tidak."

Mendengar cerita wanita di depan nya Bia hanya melirik,namun tak bisa jelas melihat lelaki yang sangat menjulang tinggi di sebelahnya,pandangan nya tertutup oleh topi.Namun ia tetap tersenyum.

"Ayo Bia bantu Ibu bawakan ke mobil?!" ucap Risma dan memberikan kantong belanjaan nya.

Antonio pun terkejut,bola matanya hampir terjatuh melihat kedekatan Mamah dan wanita asing yang baru ia tahu.

.

.

.

Suara klakson berbunyi berkali-kali,Bia yang tahu itu langsung menggeser tubuhnya dan menutupi tubuh Risma yang ada di samping nya persis.

"Aahyssss..."

Hampir saja baju Risma terkena lumpur yang menggenang di tengah tengah jalan,baru saja sepeda motor lewat dengan kecepatan penuh,roda nya melewati genangan air bercampur tanah yang sudah berubah menjadi lumpur.

Tanpa sedikit pun Bia mengeluh,ia bahkan hanya berdecak kesal.Dari atas hingga kebawah pakaian nya ternoda bahkan sudah tak terlihat lagi jika itu baju,warna pink berubah menjadi coklat.

Antonio yang baru saja menyebrang langsung menarik Mamah nya.

"Mamah tidak apa-apa?"

Risma pun mendongak pada anak nya "Kenapa,ada apa memang nya?"

Tanpa ada jawaban dari Antonio matanya melihat Bia yang sedang mengibas kan tangan mencoba menyingkirkan air kotor yang menempel di lengan.

"Ya Tuhan astaga Bia kenapa bisa begini?" Ia pun melihat di tengah jalan tadi ada genangan.

Bia hanya tersenyum hambar.

"Kamu jatuh atau bagaimana Bi?" tanya Risma.

"Dia tadi kena pemotor yang lewat Bu,beruntung ibu di halangi Bia,coba kalau tidak.Pasti Ibu malu sekali pakaian ibu terkena lumpur!" Ucap tukang parkir yang kebetulan ada di sana.

"Kenapa tidak bilang Bi,Ayo ikut Ibu pulang!" tawar Risma lagi,ia bahkan tidak menghiraukan Antonio yang ada di sampingnya.

"Ah tidak usah Bu,biar nanti saya pulang ke rumah dan mengganti nya!" Bia menolak karena memang ia merasa Bu Risma terlalu berlebihan.

"Ibu berhutang Budi pada mu..Ant ayo letakan semua belanjaan di bagasi belakang dan buka pintu depan,Biarkan Bia duduk di sana,kita harus membawa nya pulang untuk berganti baju."

"Hah?..."

Bagi Antonio Mamah nya sungguh berlebihan,hanya karena menutupi dari cipratan air saja ia sebut hutang Budi padahal pesepeda motor tadi saja juga terkena cipratan di motor di kaki nya.

"Mah,rumah kita jauh.Bukan kah dia mau pulang dan berganti baju.Lebih baik seperti itu kan Mah ?"

Plakk!!

"Kamu bagaimana sih,bukan nya berterima kasih pada Bia karena sudah menolong Mamah!" Risma menepuk bahu Antonio dan anak nya pun hanya diam dan terus melihat reaksi Bia.

Bia merasa tidak enak hati dengan Antonio karena dirinya lah Ibu Risma memukul dan memarahinya di muka umum,terlebih di sana tempat parkir dan sangat ramai.

Sore hari banyak pedagang yang mulai membereskan dagangan nya,dan banyak pula pengunjung yang lain.

Srekk!!

Tanpa ijin pada Antonio,Risma mengambil kunci di kantong belakang celana jeans.Antonio yang tahu itu hanya melihat dan menghela nafas.

Risma pun langsung membuka pintu mobil dan mendorong Bia masuk ke kursi depan.

"Bu..Bu tunggu,aku bisa ganti di...!"

Blamm!!

.

.

.

To be continue

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

bia dibawa pulang. langsung dimandiin gak ya? 😁

2024-02-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Permohonan Mamah
2 BAB. 2 Menghalangi
3 BAB. 3 Hutang budi
4 BAB. 4 Calon menantu
5 BAB. 5 Drama
6 BAB. 6 Teman di rumah
7 BAB. 7 Menikah
8 BAB. 8 Sofa penghambat cucu
9 BAB. 9 Titisan
10 BAB. 10 Menggoda
11 BAB. 11 Ongkos
12 BAB. 12 Kontrakan
13 BAB. 13 Berdua di rumah
14 BAB. 14 Tamu
15 BAB. 15 Bukan perempuan
16 BAB. 16 Demam
17 BAB. 17 Mulai dekat
18 BAB. 18 Bukti
19 BAB. 19 Lemah dan lesu
20 BAB. 20 Berkelahi
21 BAB. 21 Asal usul
22 BAB. 22 Kelapa muda
23 BAB. 23 Meminta
24 BAB. 24 Pergi
25 BAB. 25 Menangis
26 BAB. 26 Emosi
27 BAB. 27 Terus mengulangi
28 BAB. 28 Bohong
29 BAB. 29 Stay cation
30 BAB. 30 Jaman Batu
31 BAB. 31 Kesayangan
32 BAB. 32 Cemburu
33 BAB. 33 Mempesona
34 BAB. 34 Kabar
35 BAB. 35 Berpapasan
36 BAB. 36 Penasaran
37 BAB. 37 Menduga
38 BAB. 38 Sama sama salah
39 BAB. 39 Tergoda
40 BAB. 40 Surat dan Foto
41 BAB. 41 Peninggalan
42 BAB. 42 Asal usul
43 BAB. 43 Rindu
44 BAB. 44 Berharap
45 BAB. 45 Perhatian
46 BAB. 46 Mengintai
47 BAB. 47 Salah sangka
48 BAB. 48 Mengatur
49 BAB. 49 Nyaman
50 BAB. 50 Surprise
51 BAB. 51 Pembuktian
52 BAB. 52 Kesempatan
53 BAB. 53 Menguntit
54 BAB. 54 Kedatangan Mamah
55 BAB. 55 Kembali
56 BAB. 56 Bersama
57 BAB. 57 Jengkel
58 BAB. 58 Cemburu
59 BAB. 59 Kemauan
60 BAB. 60 Terkejut
61 BAB. 61 Bahagia
62 BAB. 62 Bimbang
63 Promo karya baru
64 BAB. 63 Mood
65 BAB. 64 Perjamuan
66 BAB. 65 Kedekatan
67 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 67 Episodes

1
BAB. 1 Permohonan Mamah
2
BAB. 2 Menghalangi
3
BAB. 3 Hutang budi
4
BAB. 4 Calon menantu
5
BAB. 5 Drama
6
BAB. 6 Teman di rumah
7
BAB. 7 Menikah
8
BAB. 8 Sofa penghambat cucu
9
BAB. 9 Titisan
10
BAB. 10 Menggoda
11
BAB. 11 Ongkos
12
BAB. 12 Kontrakan
13
BAB. 13 Berdua di rumah
14
BAB. 14 Tamu
15
BAB. 15 Bukan perempuan
16
BAB. 16 Demam
17
BAB. 17 Mulai dekat
18
BAB. 18 Bukti
19
BAB. 19 Lemah dan lesu
20
BAB. 20 Berkelahi
21
BAB. 21 Asal usul
22
BAB. 22 Kelapa muda
23
BAB. 23 Meminta
24
BAB. 24 Pergi
25
BAB. 25 Menangis
26
BAB. 26 Emosi
27
BAB. 27 Terus mengulangi
28
BAB. 28 Bohong
29
BAB. 29 Stay cation
30
BAB. 30 Jaman Batu
31
BAB. 31 Kesayangan
32
BAB. 32 Cemburu
33
BAB. 33 Mempesona
34
BAB. 34 Kabar
35
BAB. 35 Berpapasan
36
BAB. 36 Penasaran
37
BAB. 37 Menduga
38
BAB. 38 Sama sama salah
39
BAB. 39 Tergoda
40
BAB. 40 Surat dan Foto
41
BAB. 41 Peninggalan
42
BAB. 42 Asal usul
43
BAB. 43 Rindu
44
BAB. 44 Berharap
45
BAB. 45 Perhatian
46
BAB. 46 Mengintai
47
BAB. 47 Salah sangka
48
BAB. 48 Mengatur
49
BAB. 49 Nyaman
50
BAB. 50 Surprise
51
BAB. 51 Pembuktian
52
BAB. 52 Kesempatan
53
BAB. 53 Menguntit
54
BAB. 54 Kedatangan Mamah
55
BAB. 55 Kembali
56
BAB. 56 Bersama
57
BAB. 57 Jengkel
58
BAB. 58 Cemburu
59
BAB. 59 Kemauan
60
BAB. 60 Terkejut
61
BAB. 61 Bahagia
62
BAB. 62 Bimbang
63
Promo karya baru
64
BAB. 63 Mood
65
BAB. 64 Perjamuan
66
BAB. 65 Kedekatan
67
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!