Day 2 - 07.45
Rina Tamaki berlari menuju sekolahnya yang kemaren tak ia kunjungi. Sekolah yang sangat megah, bersih dan rapi.
Di depan sekolah Rina berpapasan dengan bapak kepala sekolah Daiji Sato, yang hadir sangat pagi, dan berdiri di koridor memastikan semua guru dan murid datang tepat waktu.
Hari ini Rina langsung menuju lantai tiga, kelas tiga-dua menjadi tujuannya.
"Selamat pagi semua," Rina berdiri di depan pintu, menyapa beberapa seniornya yang sudah hadir.
Lima siswa menatap Rina heran, tak ada adik kelas yang berani naik ke lantai tiga.
"Kamu murid baru di kelas ini?" tanya seorang siswa tanpa membalas salam Rina.
"Bukan, aku Rina Tamaki, murid baru di kelas satu," jawab Rina riang tanpa takut.
"Wah, dek, kamu berani sekali masuk ke sarang macan," tegur seorang siswi yang baru datang melangkah mendekati Rina.
"Aku mencari tunanganku di kelas ini, namanya Mitsuru Mugita," jelas Rina tenang.
Kelas mendadak riuh, beberapa siswa dan siswi bertepuk tangan, dan yang lainnya tertawa lebar.
"Hei Mitsuru, sejak kapan kau punya tunangan?" ledek seorang siswa pada temannya yang sedari tadi diam menatap tajam pada Rina.
"Kau mencari ku?" tanya seorang siswa yang sangat tampan.
"Kenalkan, aku Rina Tamaki, cukup panggil Rina saja, aku tunangan mu," Rina mengulurkan tangan putihnya ke hadapan siswa yang tak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya.
"Dimana tempat tinggal mu," tanya siswa yang bernama Mitsuru menepis tangan Rina tak bersahabat.
"Itu, di sana," tunjuk Rina tetap riang ke arah rumahnya yang berada di kompleks seberang sekolah mereka.
"Di kompleks itu?, kau bercanda," kata Mitsuru tersenyum mengejek.
"Tidak, aku serius, aku bisa tunjukkan atap rumahku dari sini," kata Rina lagi tetap semangat.
"Maksudku, tidak mungkin papaku menjodohkan aku dengan gadis yang tinggal di kompleks kumuh itu, bahkan aku bisa menghitung uang sakumu, hanya lima ribu yen saja, dan kau tidak punya akses kemanapun," Mitsuru merendahkan gadis yang baru ia lihat pagi itu.
Rina terdiam, ia menghitung uang sakunya, yang sekarang tinggal empat ribu tujuh ratus yen.
"Kau menolak ku?" tanya Rina datar.
"Ya pergilah, aku memiliki selera yang jauh melebihi gadis idiot seperti mu".
Rina terdiam sejenak, merasa menjadi tontonan seluruh murid di kelas itu.
"Ok, kau membuat langkah ku menjadi mudah," Rina berbalik dan keluar, menjauh meninggalkan kelas yang mendadak ribut.
"Bodoh sekali kau, dia sangat manis, apa aku boleh mendekatinya?"
"Aku cemas, kau akan mencampakkan aku".
"Ya ampun, berani sekali gadis itu".
"Gadis yang malang".
"Menyedihkan".
Rina berusaha menutup pendengar nya, tetapi kalimat-kalimat yang membuat telinganya merah terus saja terdengar.
Rina melangkah menuruni tangga hingga lantai satu, koridor sudah sepi, sebentar lagi guru akan masuk ke ruang kelas.
'Reiko Hagi, aku sudah bertemu dengan orang yang membuat mu menghilang, sedikit lagi aku akan menemukan mu, sabarlah,' Rina mengenang kakak sepupu yang sudah menghilang sejak dua tahun yang lalu, di sini di kota aneh ini.
Kesadaran nya kembali, sejenak gadis cantik itu bingung, mau melangkah ke mana. Akhirnya ia berlari cepat ke luar dari koridor menuju halaman sekolah yang luas, berlari terus meninggalkan gerbang menuju perempatan jalan.
Rina terhenti menatap gadis berbaju kuning dengan topi yang lebar, mengitari perempatan jalan tiada lelah.
"Hei nona, kau melakukan hal yang sangat berbahaya!" teriak Rina pada gadis aneh itu.
"Kenapa emangnya?" balas si gadis berbaju kuning acuh dan meneruskan langkahnya.
"Ikuti aku," kata Rina saat gadis itu lewat di depannya.
"Hah kenapa?" tanya gadis itu dingin.
'Aneh, dia menolak ku?' pikir Rina heran, tetapi, Rina seakan melihat seseorang di wajah gadis itu, tetapi, ia tak yakin juga, siapa.
"Kau sangat cantik hari ini," kata Rina lagi saat gadis itu kembali lewat di depannya.
"Terimakasih," jawab gadis itu tersenyum senang.
Rina ikut tersenyum menatap si gadis baju kuning yang terlihat mulai hangat.
"Ikuti aku," kata Rina saat lagi-lagi gadis itu melewatinya.
"Ok," gadis itu menghentikan langkahnya dan berdiri di samping Rina.
'Huh, ternyata harus di rayu dulu, baru mau' batin Rina lega.
Rina melangkah menuju arah rumahnya, dan berbelok masuk gang rumahnya terus lurus hingga ia melihat cafe CHERRY CAT, yang kemaren di tunjukkan oleh Taiga Yuki.
Gadis berbaju kuning terus mengikuti Rina, sampai akhirnya mereka duduk pada meja dengan dua kursi yang terbuat dari kayu.
Rina memesan Short cake seharga 500 Yen, sedangkan gadis baju kuning memesan Mango Parfait 450 Yen.
Tanpa kata mereka mulai menikmati hidangan yang cukup menggugah selera di pagi menjelang siang yang cukup panas itu.
"Siapa namamu?" tanya Rina menatap gadis yang sepertinya seumuran dengannya.
"Natsu Mugita," jawab gadis itu menatap Rina, dan melanjutkan makannya.
Rina terdiam, ia ingat pada Mitsuru Mugita dan mencari kesamaan wajah mereka berdua. Ada beberapa kemiripan antara mereka berdua.
"Apa hubunganmu dengan Mitsuru Mugita?" tanya Rina lagi.
"Dia kakakku," jawab Natsu.
'Pantas ada kemiripan di wajah mereka berdua' bisik Rina sekali lagi memperhatikan gadis di depannya.
"Kau siapa?" tanya Natsu menghentikan makannya dan menatap gadis yang saat ini ada di depannya.
"Aku Rina Tamaki, panggil Rina saja," jawab Rina tersenyum.
"Kau tidak sekolah?" tanya Natsu lagi.
"Mood ku hilang setelah bertemu dengan seseorang," jawab Rina enteng.
"Kau menemui siapa?" tanya Natsu.
"Tunangan ku, hari ini pertama kali kami bertemu, dan dia langsung menolak ku," kata Rina tak bersemangat.
"Oh, kau tinggal mencari lelaki lain, di kota ini banyak lelaki tampan," Natsu tertawa lucu memamerkan baris giginya yang rapi.
Rina menatap gadis itu dan ikut tersenyum, pemikiran yang bagus.
"Kau benar," kata Rina tertawa kecil.
"Kalau kau sudah selesai dengan ku, aku akan pergi," kata Natsu saat makanannya habis.
"Baiklah, silahkan, aku akan tetap di sini," kata Rina lagi.
Natsu berdiri dan pergi meninggalkan Rina, ia berlari ke arah perempatan jalan di mana ia akan terus memutarinya tanpa lelah.
Rina tetap duduk di cafe meski makanannya sudah habis dari tadi. Hanya ada satu pelayan perempuan dengan kemeja putih di cafe itu, di pojok dekat kaca sepasang kekasih tampak sedang bertengkar kecil, sepertinya hubungan mereka sedang ada masalah.
Cukup lama ia di sana, menatap jalanan yang sepi, hanya ada satu gadis berbaju baby pink melewati jalan itu.
' Kota yang sepi' bisik Rina melirik jalanan saat ada seorang gadis lagi berbaju cream lewat dengan santai.
Rina melangkah ke luar, saat matanya beradu dengan pelayan yang tampak bosan.
"Aku akan berjalan-jalan sebentar hingga sore tiba."
Gadis itu melangkah tak tentu arah. Kota Sakura yang menjadi impian banyak orang, yang bermimpi bisa hidup dengan bahagia. Kota yang menjanjikan kehidupan damai dan bahagia.
"Kota yang membosankan," bisik Rina malas.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Bilqies
ceritanya bagus Thor, semangat terus
2024-04-28
0
Amelia
❤️❤️❤️😊😊😊
2024-03-24
0
Alizeee
Ha mitsuriii!!!!/Blush/
2024-03-04
1