KBAD 5

Irfan yang masih berjualan melihat ada penjalan yang mengatakan kalau obat yang dibuat olh Irfan itu hanya air biasa. Dimana penjual lain tidak perduli dengan apa yang terjadi hanya diam. Sementara Irfan yang mendengarnya berkata,”Jika anda tidak mau beli tidak usah mengatakan hal yang tidak penting. Obat yang saya buat sudah saya tulis resepnya di botol itu dan takarannya. Jika anda masih tidak percaya carilah buku manfaat dari tanaman yang aku gunakan itu. Jangan hanya omong saja apa gunanya omong yang tidak penting itu.”

Irfan kembali menjual obatnya sementara orang yang mengatakan obat Irfan itu hanya air baiasa terdiam setelah diceramahi oleh dia. Mereka pergi begitu saja sampai penjual di sampingnya berkata,”Kamu berani juga berkata seperti itu kepada mereka. Apa kamu tidak takut kalau jualan kamu ini bermasalah nanti,”kata penjual sayuran.

Irfan yang tidak kenal dengan orang yang tadi mengatakan obat Irfan hanya hanya air biasa melihat ke arah penjual sayuran untuk mencari tahu siapa orang tadi.”Maaf paman tahu siapa orang tadi kenapa paman sangat berhati-hati dengan orang tadi?,”kata Irfan yang melihat ke penjual sayuran.

“Kamu benar tidak tahu kalau orang atdi itu adalah anak buah dari preman pasar yang selalu meminta uang. Tapi untuk beberapa hari ini mereka tidak mengganggu kami juga tidak tahu yang pasti. Ada kabar kalau ketua preman pasar sedang sakit parah sehingga tidak mau membuat masalah,”ucap penjual sayuran.

“Memangnya sakit apa sampai mereka tidak mau membuat masalah. Aku sama sekali tidak mengerti paman, aku juga baru disini,”kata Irfan. Penjual sayuran hanya tersenyum saja kepada Irfan sampai kedua dagangan mereka kedatangan pembeli. Irfan dan penjual sayuran mulai fokus dengan dagangan mereka. Irfan yang melihat jualan masih tinggal sedikit lagi.

Tapi disisi lain Kakek Calik yang sedang berjalan di pasar untuk melihat obat dan tanaman yang bisa digunakan untuk cucunya. Tampak dari jauh Kakek Calik melihat Irfan yang sedang berjualan obat. Tapi kakek Calik sama sekali tidak perduli dengan Irfan jual karena kakek calik tergiur dengan obat yang sangat kuno didepannya.

Setelah kakek calik pergi dari pasar melihat cucu sedang ada di taman dengan kursi yang dia duduki.”Kakek sudah kembali,”ucap Cika yang terlihat tersenyum melihat Kakek.

“Cucuku apa yang sedang kamu lakukan disini, hari ini angin sangat dingin tidak baik untuk kesehatan kamu. Sebaiknya kamu segera masuk bersama dengan kekak ya,”ucap Calik. Wajah Cika yang terlihat lusuh dan memaksa wajah dia untuk tersenyum untuk kakeknya. Mereka berdua masuk ke dalam di ruang tamu mereka bermain catur untuk mengurangi kebosanan Cika bersama dengan kakek Calik.

Sementara pelayan datang memberikan obat yang sudah diperiksa oleh dokter untuk diminum oleh Cika.”Ini apa kakek?,”ucap Cika yang terlihat tdiak senang melihat mangku yang berisi obat yang baunya membua Cika ingin muntah.

“Ini obat untuk kesehatan kamu tadi kakek membeli dipasar. Coba kamu minum apa setelah ini kamu akan baik saja,”kata Calik.

“Tapi kakek aku tidak mau ini pasti pahit dan tidak enak. Aku tidak mau meminumnya dari pada itu kakek lain kali ajak Cika juga ke pasar dong. Aku juga ingin melihat orang dan apa saja yang dijual dipasar,”kata Cika yang sudah lama dikurung di rumah.

Saat penyakit Cika kambuh dia tidak bisa pergi kemana-mana dan hanya bisa  di rumah bersama dengan para pelayan. Kehidupan Cika yang jauh dari keramaian karena penyakit yang diderita oleh Cika.”Lain kali kakek aja kamu pergi ke pasar ya, saat kondisi kamu sudah membaik. Sekarang minum obatnya,”kata Calik.

Cika yang sedikit ragu meminum obatnya yang sudah dibeli oleh kakek Calik. Setelah menghabiskan obatnya Cika memakan preman untuk mengurangi rasa pahit dari obat yang dia minum. Hari berikutnya Irfan yang membuat obat untuk tumor dan berberapa obat lain dengan panduan buku kuno.

Bahan yang digunakan oleh Irfan adalah  10 gram daun cakar ayam bahas latinnya adalah  Selaginella Doederleinii, 10 gram kering sambiioto dengan latin Andrographis paniculata, 15 gram rimpang temu putih yang disebut Curcumae Zedoaries, 5 gram daging buah mahkota dewa yang namanya Phaleria Macrocarpa dan terakhir adalah 4 gelas air putih.

Cara pembuatannya bahan di cuci dengan air bersih lalu direbus dengan 3 gelas air hingga tesisa 1 setengah air rebusan.Selesai direbus lalu disaring lalu di dinginkan. Irfan yang sudah memasukan ke dalam botol dengan ukuran kecil dimana semua botol sudah terisi semua dengan jumlah 5 botol untuk satu pembuatan.

Irfan kembali membuat obat lain dengan bahan yang dia beli dicampur dengan bahan yang ada dihalaman belakang. Irfan membuat obat insomnia dengan bahan  10 gram daun pegagan, 50 gram daun kangkung, 3 gram jinten atau disebut Coleus Amboinicus dan terakhir adalah 5 gram ketimbar dengan latin Cariandrum sativum.

Irfan yang mengambil ketumbar dan jinten untuk di tumpuk sampai halus sebelum dia mencampur dengan bahan yang lain. Selesai memunpuk ketumbar dan jinten Irfan merebus semua bahan di dalam air panas agar bisa menyantuh semua. Setelah semua bahan menyatuh saring semua bahan dan di dinginkan untuk di masukkan ke dalam botol.

Irfan yang selesai membuat dua obat baru masih membuat obat yang laim untuk dia jual besok. Irfan yang merasa lapar memaskan bahan yang dia beli dipasar tadi dengan uang hasil jualan. Irfan yang merasakan kaluau mencari uang itu sulit dan menyenangkan. Awalnya dia ingin bekerja saat dia menikah tapi perlalukan orang rumah dulu. Sama sekali tidak perduli dengan irfan apa lagi dia lulusan ekonomi sedikit pengetahuan tentang bisnis dia tahu banyak hal.

Walaupun Irfan sendiri belum pernah menerapkan pengetahuannya itu saat dia menikah. Tapi setelah dia bercerai Irfan ingin memulai lagi dari nol dengan pengetahuan yang baru dia dapatkan dan dipadukan dengan pengetahuan tentang ekonomi bisnis. Membuat irfan percaya diri kalau dia bisa bangkit dari masa sulitnya.

Malam tiba dimana Irfan yang sedang menikmati malam berbintang dengan secangkir teh hangat membuat dia nyaman dan tenang. Lampu yang tidak terlalu terang dengan dinginnya malam membuat Irfan bisa santai setelah seharian bekerja. Berbeda saat dia sudah menikah semua hal harus dikerjakan tidak ada waktu untuk bisa bersantai karena omongan orang itu.

Di saat Irfan bersantai Alina melihat dia sedang didepan pintu. Membuat Alina ingin menghampirinya,”Irfan lagi apa kamu.”

“Alina kamu kenapa ada disini bagaimana dengan tubuh kamu apa sudah baikkan,”kata Irfan setelah melihat Alina yang datang ke rumahnya. Alina yang terlihat malu-malu mendekati Irfan dan duduk disampingnya.”Aku sudah tidak  apa-apa tapi bagaimana kamu bisa tahu tentang apa yang aku derita Irfan dan satu lagi terima kasih untuk obat yang kamu buatkan aku sekarang sudah merasa lega dan tidak merasa sakit lagi,”ucap Alina. Irfan yang mendengarnya merasa senang dan memberikan teh hangat untuk Alina yang sudah ada disampingnya. Tapi apa yang akan terjadi dengan Irfan setelah ini?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!