Setelah selesai menadatangani surat cerai Irfan yang ingin berkemas langsung di tarik oleh para pelayan. Dimana pada malam itu juga Irfan di usir dengan tidak hormat. Dimana pakaian dan koper dia jatuhkan seperi sampah.”Pergilah dari sini sekarang juga,”ucap ibu mertua.
Setelah Irfan didorng keluar dari atas Miyako yang dengan iseng menjatuhkan air bekas dia mandi. Untuk Irfan dengan santai dia berkata,”Maaf aku tidak lihat kalau ada kamu disana. Aku kira kamu sudah pergi ternyata masih ada di sana.”Wajah Miyako yang tertutup oleh tangan sedang tersenyum bahagia. Sedangkan pintu rumah sudah tertutup oleh mertua Irfan.
Irfan memasukan pakian ke dalam koper yang sudah ada dan langsung pergi. Tepat diluar gerbang dia melihat kebelakang dan berkata,”Kalian akan menyesal nanti sudah membuat aku seperti ini.”Irfan yang tidak memiliki uang sedikitpun tidak tahu mau pergi kemana dengan kondisi dirinya itu.
Tapi saat Irfan yang bingung ingin pergi kemana datang penjaga gerbang dan bibi Imah menghampiri Irfan yang sudah agak jauh dari rumah Miyako.”Tuan muda Irfan tunggu dulu,”ucap Bibi Imah. Irfan menoleh ke belakang tampak bibi dan penjaga gerbang menghampiri Irfan.
“Kenapa bibi Imah ada disini dengan paman,”ucap Irfan yang dengan sopannya.
“Ini untuk kamu bawa,”ucap bibi imah yang memberikan uang sedikit dan bekal untuk irfan bisa bertahan hidup. Irfan yang melihat itu langsung menatap ke arah mereka berdua.
“Ambil saja semoga kamu beruntung Irfan,”ucap penjaga gerbang. Irfan yang merasa senang dengan bantuan mereka mengucapkan terima kasih dan akan membalas budi kapada mereka berdua setelah dia sukses nanti. Irfan yang mendapatkan uang dan bekal untuk bisa dia kembali ke kampung halamannya.
Di perjalanan menuju kapung halaman milik kakek Irfan yang tidak diambil oleh Miyako. Setelah melihat kondisi rumah dan tempat yang tidak bagus. Miyako sama sekali tidak tertarik sehingga membiarkan rumah kakek itu menjadi milik Irfan. “Aku ingin tahu bagaimana tempat tinggalku yang baru nanti ya,”ucap Irfan yang melihat ke luar jendela bus yang dia naiki.
Di perjalanan damai tanpa ada masalah Irfan sampai di kampung halaman kakeknya. Irfan yang sampai pada pagi hari setelah dia pergi dimalam hari. Untung saja ada bus yang akan menuju tepat dia akan pergi. Jika tidak Irfan harus tinggal dijalan pada saat itu juga. Irfan berjalan tidak jauh dari tempat dia berhenti. Menggunakan ingatan masa kecilnya dia menyusuri jalan agar sampai di tempat tinggalnya.
Tepat di rumah tua dengan gerbang kayu yang sedikit rapuh dan rumput merambat disekitar pintu. Irfan mendorong pintu gerbangnya setelah kunci dia lepaskan. Irfan masuk ke dalam dengan pekarangan yang tidak luas dengan rumput banyak disekitarnya.”Apa ini tempatnya?,”ucap Irfan yang sama sekali tidak mengeluh. Irfan berjalan menuju pintu rumah dia ambil kunci yang dia bawa langsung mebukanya di dalam rumah yang masih sedikit ada perabotan yang sudah usang dan berdebu.
Irfan berjalan masuk dia mulai mebuka jendela rumah agar pencahayaan masuk ke dalam rumah.”Kurasa aku harus mulai bersih-bersih mulai sekarang,”ucap Irfan yang hedak ingin membersihkan rumah. Tapi perut Irfan yang bunyi membuat dia melihat apa ada yang bisa dia makan. Setelah diperikas masih ada bekal bibi imah yang masih tersisa. Jadi Irfan bisa memakan sisa bekal yang masih ada sebelum dia mulai bekerja lagi.
Irfan yang makan sambil melihat apa ada ruangan yang nanti dia bersihkan lebih dulu. Selesai makan dia berjalan dan berkeliling ke suduh ruangan melihat ada berapa kamar dan ada apa saja di tempat itu. Selesai berkeliling Irfan mulai mencari alat untuk membersihkan rumah.
“Aku berharap bisa menemukan alat untuk membersihkan dapur dan ruang kamar lainnya,”kata Irfan yang berjalan ke belakang. Dimana dia menemukan pekarangan yang dimana ada tanaman yang tidak dikenal oleh Irfan. Tapi mata Irfan masih tertuju ke arah gudang yang terlihat besar itu.”Apa itu gudangnya?,”ucap Irfan sambil berpikir dan berjalan menuju pintu gudang.
Irfan yang hendak membuka pintu tapi masih saja terkunci. Irfan masuk kembali ke rumah utama untuk mengambil kunci. Setelah mengambil kuncinya Irfan kembali ke gudang untuk membuka pintunya. Setelah pintu terbuka Irfan melihat berbagai benda yang aneh yang ada di gudang tersebut. Tapi setelah di susuri Irfan melihat satu kotak yang terlihat indah dan bagus. Membuat dia menuju ke arah kotak unik itu.
Irfan membuka kotak unik kayu itu dimana setelah terbuka Irfan melihat dua buku yang membuat dia mengambilnya.”Buku apa ini terlihat aneh dan kuno,”guman Irfan yang mebuka halaman pertama.
Irfan membaca buku halaman pertama membuat dia bertanya-tanya.”Kenapa kakek menyimpan buku tentang tanaman. Apa dia suka dengan tamanan ya?,”kata Irfan sambil mengingat kenangan masa kecilnya. Tapi dia tidak sama sekali ingin dengan kenangan dia semasa kecil. Buku itu dia kembalikan ke dalam kota unik kayu dan mencari peralatan kebersihan. Setelah mendapatkan semua Irafn mulai memberishkan rumah itu dari dapur dan kamar baru menyelesaikan ruang tamu dan pekarangan jika waktu memungkinkan.
Tapi dari pada itu Irfan yang telah mulai mengerakan kaki dan tangannya sambil berpikir makan apa untuk nanti malam. Irfan yang tidak tahu hanya bisa menyelesaikan dengan cepat. Setelah terlihat bersih rumahnya dia mencari ke halaman belakang yang ada tanaman yang sebagian Irfan kenal.”Ternyata ada,”ucap Irfan yang menekukan ubi dan kentang.
Irfan menuju dapur dan mulai mengkukus dengan alat yang ada. Tapi Irfan juga harus berpikir untuk mencari uang untuk dirinya kedepannya. Sambil menuggu ubi dan kentang matang Irfan menuju ke gudang mengambil buku yang dia temukan untuk dia baca. Tapi belum sempat dia berjalan dia melihat ke kamar yang tadi masih terkunci.
Irfan berjalan ke kamar itu dan mencari kunci yang cocok untuk kamar itu agar dia bisa membersihkannya. Tapi karena hari juga sudah mau gelap Irfan dia urungkan untuk pergi ke kamar yang terkunci itu. Di kembali ke gudang mencari alat yang bisa menerangi malam nanti. Setelah mencari dia menemukan lampu yang agak usang. Tapi tidak lupa dia mengambil satu buku yang tidak dalam kotak untuk dia baca nanti.
Irfan kembali dan melihat kentang dan ubi yang dia kukus sudah matang. Irfan menaru ke atas piring yang sudah dia bersihkan dia ambil satu. Dimana Irfan mengisi perutnya yang sudah lapar, tapi dia masih berpikir apa yang akan dia lakukan nanti.
Melihat pekarangan depan dan belakang yang masih belum diberishkan oleh Irfan.”Kurasa besok lagi aku melanjutkan untuk membersihkannya,”kata Irfan yang berbaring di lantai karena merasa lelah. Tapi setelah dia tinggal di rumah sederhana itu apa yang akan dilakukan oleh Irfan?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments