Episode 5

Di tempat lain ada Widya dan beberapa teman ibu sosialita membahas tentang harga desain milik Sindi yang ingin mereka beli. Widya tersenyum lembut dan terlihat sangat puas karena banyak dari mereka memperebutkan hasil desain anak kesayangannya itu.

Erina yang melihat Widya dari kejauhan, langkahnya terhenti dan berusaha mengatur nafasnya agar dia bisa terlihat tenang.

Erina akan bertemu dengan ibunya, walau dia adalah ibu angkat setidaknya dalam hidup Erina dia telah menerima Widya sebagai ibunya sendiri. Dia masih mengaggap semuanya keluarga walau mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan selama ini.

"Kakak, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Sindi yang menatap penuh angkuh.

Erina yang mendengar sumber suara itu akhirnya berbalik dan melihat ada Sindi yang menatap sangat angkuh ke arahnya.

"Aku ingin bertemu mama dan memperlihatkan gaun ini" Timpal Erina.

Mendengar hal itu, Sindi berdecih dan segera meraih koper yang Erina pegang. Dia membuka koper tersebut dan melihat gaun rancangan yang Erina sebutkan.

Erina hanya diam dan merasa gugup atas apa yang Sindi lakukan, beberapa tamu perhatiannya tertuju kepada mereka berdua. Widya yang melihat itu pun matanya tertuju kepada Sindi dan Erina yang berada tidak jauh dari tempat dia berada.

"Permisi yaa jeng, saya kesana sebentar" Ucap Widya dengan sangat manis.

Widya meninggalkan tempat tersebut dan segera mendekati Sindi dan Erina.

"Ma lihat, kakak datang untuk memperlihatkan gaun yang dibuatnya sendiri" Ucap Sindi dengan mengangkat gaun tersebut.

Sindi tersenyum sinis, dia ingin mempermalukan Erina di depan umum kali ini.

"Ma..ma... itu... aku.. hmmmm" Erina gugup.

Tanpa basa-basi Widya meraih gaun tersebut dan tersenyum kepada Erina, dia tidak ingin memperlihatkan sikap dan wajah yang kesal di hadapan semua orang. Dia mendekat ke arah Erina dan membisikkan sesuatu kepadanya.

"Apa yang kau pikirkan dengan membawa gaun jelek itu? kau ingin mempermalukanku di hadapan umum? jangan membuatku kesal, cepat tinggalkan tempat ini" Bisik Widya.

Erina yang mendengar itu menahan dengan sangat hebat agar air matanya tidak tumpah saat itu, dia kembali merasa gagal untuk membuat Widya menyukainya.

Dia segera meraih gaun buatannya dan ingin meninggalkan tempat tersebut, tapi tiba-tiba suara muncul dari arah lain membuat Erina menghentikan langkahnya.

"Gaunnya sangat cantik, aku menginginkan gaun itu" Ucap salah satu ibu pejabat negara yang melihatnya.

Semua mata teralihkan kepada wanita tersebut. Selain seorang istri pejabat negara dia juga adalah wanita terhormat yang apapun diinginkannya harus dia dapatkan, dia dari keturunan bangsawan.

"Nyonya, menurut saya gaun ini sangat tidak pantas untuk anda gunakan" Ucap Widya dengan sangat manis.

"Tidak masalah, gaun ini untuk putriku, aku pikir ini sangat manis. Bagaimana teman-teman?" Ucap nyonya Berlian.

Ucapannya menjadi sorotan bagi para ibu-ibu sosialita yang mengikuti ucapannya, mereka mendukung segala apa yang nyonya Berlian inginkan membuat Widya harus mencari cara agar gaun tersebut tidak menjadi pusat perhatian bagi mereka, dia tidak ingin hasil rancangan Erina menjadi yang terbaik.

Dia tidak ingin Erina mendapatkan kesempatan emas sedikitpun dalam berkarir.

"Nyonya, lihatlah gaun ini belum pantas untuk dijual, terlebih lagi untuk anda, bagaimana kalau kita melihat gaun rancangan putri saya, masih ada yang belum di tampilkan dan itu spesial untuk anda" Jelas Widya.

Nyonya Berlian terdiam sejenak dan menanyakan status Erina yang berdiri tepat di belakang Widya saat itu. Dengan tenang Widya menjawab bahwa Erina adalah putri tertua keluarga Nugroho.

"Dia putri tertua keluarga kami dan dia belum memiliki prestasi apapun, jadi aku takut mengecewakan nyonya" Jelas Widya.

Sebenarnya, dalam lubuk hati yang paling dalam, Widya sangat tidak ingin mengakui Erina sebagai putrinya, dia merasa malu tapi dia tidak bisa berbohong di hadapan publik, karena beberapa diantara tamu undangan tahu tentang status Erina di keluarga Nugroho.

"Aku baru melihatnya, dimana dia selama ini?" Ucap Nyonya Berlian.

"Haha, dia berada di luar negeri nyonya, setelah menikah dia barulah kembali" Ucap Widya.

"Oh begitu, bagaimana kalau...."

"Erina beri salam kepada nyonya Berlian" Ucap Widya.

Erina kemudian dengan gugup memberikan salam dan memperkenalkan diri dengan lembut, Berlian kembali ingin memberikan pertanyaan tapi dengan cerdik Widya mengalihkan perhatian nyonya Berlian dan beberapa ibu-ibu sosialita disana untuk meninggalkan tempat tersebut.

Widya mengarahkan mereka semua memasuki sebuah ruangan untuk memperlihatkan rancangan terakhir Sindi yang tidak di tampilkan karena spesial, begitupun dengan harganya.

Erina yang melihat itu akhirnya meninggalkan tempat dengan membawa gaun yang sangat dijaganya selama ini, ternyata harapannya sirna, dia belum berhasil meluluhkan hati Widya untuk menerimanya sebagai seorang anak.

Erina berjalan dengan tatapan yang kosong, perasaannya ingin meledak karena sedih, dia sangat lelah berusaha untuk meraih hati Widya dan keluarganya, pada akhirnya diapun tidak bisa melakukan apapun lagi.

Lorong yang sepi, tiba-tiba seorang pria mendekatinya. Seorang pria berwajah aristokrat terpancar dengan tatapan yang sangat tajam. Wajahnya blasteran Asia-Eropa, matanya kecoklatan, wajahnya tegas dan tubuh yang sangat atletis tertutup dengan setelan jas yang sudah dipastikan itu sangat mahal.

"Aku suka gaunnya".

Erina yang masih lemah tidak mampu menatap wajah siapapun saat itu, dia terus menunduk dan memberi jawaban singkat kepada pria tersebut.

"Terimah kasih," timpal Erina dengan lemah.

Erina kemudian berbalik arah dan ingin melanjutkan langkahnya tapi pria tersebut kembali mencegatnya dengan memberikan kalimat membuat Erina harus menghentikan langkahnya kembali.

"Gaun itu sangat unik dan memberikan kesan yang mendalam, aku yakin kau membuatnya dengan kedua tanganmu sendiri," ucap pria tersebut.

"Iya, tapi itu tidak penting, nilainya masih terlihat kecil dimata semua orang" Timpal Erina.

"Apakah kau tidak mendengar beberapa ucapan tamu undangan? mereka menyukai gaun buatanmu".

"Tapi..."

"Tapi? kau justru menerima penolakan? kenapa kau hanya diam saja saat dia merendahkan karyamu?" Ucap pria tersebut yang mulai menelisik wajah Erina yang masih menunduk menahan air matanya.

"Karena dia mamaku dan kami keluarga, ucapannya sangat berharga dan penilaiannya sangat penting"Timpal Erina kembali.

Erina kemudian melangkah meninggalkan pria tersebut tanpa melihat siapa yang sedang berada di hadapannya itu. Tidak berselang lama, dia melewati sebuah ruangan.

Terdengar samar, suara itu, cekikan wanita dan pria yang sedang bermesraan. Anehnya, Erina terdiam karena yakin dua suara itu milik orang yang sangat dikenalnya, adiknya sendiri dan juga suaminya Gusti.

Dengan langkah yang lemah, Erina berjalan hingga tepat di depan pintu ruangan tersebut, tangannya bergetar dan berusaha mendorong pintu untuk memberinya cela agar melihat apa yang terjadi dalam ruangan tersebut.

Terpopuler

Comments

Othsha

Othsha

udah mampir ya kak.... cerita bagus, alurnya juga cepat... nice job.

2024-02-03

2

Lala tsu

Lala tsu

yuk up yuk,anak tetangga baru mampir yuk saling dukung.

2024-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!