Sindi mendengar itu, memberi isyarat kepada seluruh asisten yang melayaninya untuk meninggalkan ruangan tersebut. Dia tersenyum manis dan melangkah sangat anggun ke hadapan pria yang memberinya buket bunga yang besar. Sindi berterimah kasih karena pria tersebut datang untuk melihat acara fashion yang memamerkan koleksi Sindi.
"Apapun untukmu, kau selalu berharga dan akan seperti itu, kau berhak mendapatkannya".
"Terimah kasih kakak ipar," timpal Sindi kemudian tersenyum manis dan memeluk Gusti.
Erina berjalan menelusuri area parkir untuk memasuki gedung tersebut, tapi untuk beberapa saat langkahnya terhenti karena matanya menangkap sebuah mobil yang tidak asing lagi di matanya, siapa lagi kalau bukan mobil suaminya. Erina berjalan dan memeriksa mobil tersebut.
"Benar, ini mobil Gusti. Bukanya dia sedang rapat di kantor? mengapa bisa ada disini? atau dia di wakili oleh sekretarisnya dan menyuruhnya menggunakan mobil miliknya?," gumam Erina.
Erina ingin meninggalkan tempat tersebut tapi tanpa sengaja dia melihat sebuah amplop yang terletak tepat di bawah pijakan kaki mobil tersebut, Erina tahu itu milik Gusti, dia meyakinkan diri bahwa amplop itu tercecer. Dengan rasa penasaran dia memberanikan diri, Erina membuka amplop tersebut dan melihat isinya.
Mata Erina terbuka lebar karena membaca isi amplop yang menyatakan bahwa Gusti ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Erina berpikir dengan sangat keras, bukankah jabatan itu selama ini dia raih dengan kerja keras? kenapa saat ini dia memilih untuk mengundurkan diri.
"Apa yang sebenarnya terjadi? dan mengapa Gusti menyembunyikannya?"Gumam Erina.
Selama ini, Erina membantu Gusti untuk sampai menempati jabatan sebagai seorang manager. Walaupun dengan kerja keras jika tanpa bantuan kecil Erina dia tidak berhasil meraihnya.
Dimulai dengan proyek kerja sama dia berhasil dapatkan karena Erina menemui ayahnya untuk memohon agar suaminya bisa mendapatkan proyek tersebut. Walau dengan harus memohon bersujud di kaki ayahnya.
Erina tanpa membuang waktu lagi, dia mengantongi amplop tersebut dan berjalan memasuki gedung acara.
...----------------...
Di dalam gedung semua para tamu undangan menggunakan aksesoris mewah dan gaun yang sudah bisa ditebak bahwa harga tiap gaun dari mereka bernilai puluhan juta rupiah.
Erina berjalan menelusuri setiap sudut dan melihat kemegahan dekorasi gedung tersebut, belum lagi foto yang terpampang nyata sedang memamerkan Sindi di sana dengan segudang prestasi, bersama beberapa desainer terkemuka di negara tersebut.
Acara akan segera di mulai, para model tengah bersiap mengggunakan gaun rancangan Sindi. Protokol acara telah memulai dan mereka akhirnya berjalan dengan sangat anggun, membuat para wartawan tiada habisnya mengambil gambar setiap model yang berlenggang di tempat tersebut, belum lagi para tamu undangan terhormat, para ibu pejabat dan pimpinan perusahaan besar menghadiri acara tersebut.
Acara fashion show yang diadakan tidak hanya menampilkan karya Sindi tapi juga ajang mencari relasi untuk produk kerja sama lainnya. Erina tersenyum melihat peragaan busana yang begitu meriah, dia melihat setiap gaun yang di tampilkan.
Beberapa dari mereka yang menjadi ikon acara tersebut adalah rancangan busana yang pernah digambar Erina saat berada di kediaman kedua orang tuanya.
Erina mengingat saat itu Sindi merebut buku desain Erina. Pada akhirnya Erina hanya bisa bersabar atas perlakuan tersebut karena ibunya, Widya akan selalu berada di pihak Sindi.
Prok..
Prok..
Prok...
Semua tengah bertepuk tangan memberikan apresiasi kepada Sindi yang telah berhasil menampilkan rancangan busana yang terbaik.
Di hadapan Sindi kini telah berjejer banyak wartawan dan tamu undangan yang berencana menawarkan kerja sama dengan perusahaan keluarga Nugroho.
Sindi telah memberikan beberapa kata sambutan untuk memperkenalkan desain terbarunya, Widya pun terlihat mendekati para ibu-ibu pejabat yang menghadiri acara tersebut sedangkan tuan Nugroho pun terlihat melakuan hal yang sama.
Gusti yang juga berada di tempat tersebut, berinisiatif untuk mendekati tuan Nugroho, berharap dia bisa diperkenalkan sebagai menantunya oleh beberapa rekan bisnis dari perusahan ternama, agar dia bisa mendapatkan proyek kerja sama kembali.
Gusti ingin membangun perusahaannya sendiri dengan mendapatkan beberapa penanam saham terlebih dahulu. Gusti berjalan dan menyapa tuan Nugroho saat itu dan semua mata tertuju padanya.
"Siapa dia pak Nugroho?" Tanya salah satu kolega.
"Dia....".
"Dia adalah suamiku, menantu pertama keluarga Nugroho tuan, perkenalkan saya adalah putri tertua pak Nugroho" Ucap Erina yang tiba-tiba muncul dari arah lain dan melangkah mendekat ke arah mereka.
"Papa..."Ucap Erina lembut menyapa Nugroho dan menggandeng lengan Gusti.
Tuan Nugroho berusaha mengontrol diri agar tidak membuat kecurigaan terhadap koleganya tentang keluarga Nugroho yang sebenarnya. Bahwa mereka tidak menyukai kehadiran Erina di tempat tersebut bersama dengan Gusti yang menurutnya tidak selevel dengan keluarga Nugroho.
"Hmm, benar. Dia adalah menantuku, dia bekerja di salah satu perusahaan besar di luar negeri" Ucap Nugroho berbohong.
Nugroho tidak ingin para relasinya mengetahui bahwa saat itu Gusti hanyalah seorang manager walau perusahaan tersebut berada pada level setara dengan perusahaannya.
Nugroho pun yakin bahwa pimpinan di perusahaan Gusti bekerja tidak mengenal sosok menantunya karena menurutnya manager masih standar dalam perusahaan dan seorang pimpinan tidak akan menghafal semua karyawannya.
Gusti terlihat gugup dan berusaha tersenyum canggung, Nugroho kemudian mengalihkan pembahasan dan meminta para tamu VIP meninggalkan tempat tersebut menuju ruangan khusus tamu VIP.
"Gus, kenapa kau tidak mengatakan kalau kau datang, kau bisa memanfaatkanku di tempat ini, tidak masalah. Atau kau ingin mendekati papa? aku akan membantumu" Ucap Erina.
Wajah Gusti kembali datar, dia terdiam dan ingin melangkah pergi, tapi Erina meraih tangan Gusti, dia meminta Gusti jujur tentang apa yang terjadi, dia ingin tahu apa yang Gusti lakukan di tempat tersebut bahkan Erina menjelaskan kepada Gusti laporan asistennya bahwa Gusti sedang berada di kantor dan rapat.
Erina berniat untuk meminta Gusti jujur dengan pekerjaannya, dia ingin mengetahui apa yang membuat Gusti mengundurkan diri dari perusahaan yang selama ini memberikan fasilitas hidup yang baik kepadanya.
"Erina, setelah ini aku ingin memberitahu sesuatu kepadamu, sudah waktunya aku harus jujur"Ucap Gusti dengan wajah datarnya.
Erina tersenyum dan memegang tangan Gusti, dia meyakinkan Gusti bahwa apapun yang dia akan katakan Erina akan selalu menunggunya dan akan mendengarkan apapun yang Gusti akan katakan.
Erina berpikir bahwa Gusti akan memberitahukan Erina tentang alasan pengunduran dirinya di perusahaan tersebut. Gusti yang mendengar itu tiba-tiba melepaskan tangan Erina dan hanya memberikan anggukan kepadanya.
Gusti meminta waktu kepada Erina untuk menemui beberapa relasi, Erina tersenyum lembut untuk itu. Dia akhirnya kembali berjalan dan mencari sosok Widya dan ingin memperlihatkan hasil rancangan busananya.
Dia ingin memperlihatkan bahwa diapun bisa menciptakan gaun yang indah dengan tangannya sendiri tanpa bantuan dari siapapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments