Episode 3

Saat Erina dan Sindi sedang bermain, tanpa sengaja Sindi melukai dirinya, membuat Widya murka dan akhirnya menghukum Erina. Memukul, menampar bahkan menjemur Erina sepanjang hari di halaman rumah tanpa memberi makan dan minum sebagai bentuk hukuman jika melakukan sedikit saja kesalahan.

Erina pun sering diminta mengerjakan pekerjaan dapur dan membersihkan rumah. Erina di beri tempat, sebuah kamar dengan ruangan yang sangat kecil, bahkan kamar asisten rumah tangga di kediaman tersebut jauh lebih luas dengan fasilitas yang lebih baik dibandingkan kamar milik Erina.

Suatu ketika, Erina merasa lebih baik berada di panti, dia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan keluarga tersebut tapi karena permintaan kakek Handoko yang menginginkan dia tetap berada di rumah membuat Erina sangat berat.

Erina sangat menyayangi kakek Handoko, karena itu selama ini dia berbohong kepada Kakeknya bahwa Widya dan Nugroho ayahnya memperlakukannya dengan baik.

"Erina apakah kau baik-baik saja?".

"Iya kek, Erina baik-baik saja dan akan selalu seperti itu" Timpal Erina.

"Katakan pada kakek jika kau memiliki masalah dan...".

"Papa, kami menyayangi Erina seperti anak sendiri, anda jangan khawatir, harusnya papa menjaga kesehatan papa saja itu lebih penting" Jelas Widya dengan suara yang lembut.

Erina pun berusaha tampil dengan wajah biasa-biasa saja, agar kakeknya tidak merasa aneh kepada Erina, hingga Handoko di vonis demensia (gejala penurunan daya ingat), dia akan di rawat penuh dan di bawah pengawasan dokter, hingga akhirnya Erina tidak pernah bertemu lagi dengannya.

Flashoff.

...----------------...

Erina menyeka air matanya yang saat itu mengalir deras karena mengingat semua kejadian dimasa lalu dan juga selama enam bulan pernikahannya, Gusti tidak pernah menyentuhnya sama sekali, bahkan Gusti tidak menjadi suami yang sesuai Erina harapkan.

Erina hanya menjadi babu untuk mertua dan adik iparnya yang juga sebagai lintah darat kepada Erina. Tabungan Erina yang dia dapatkan dari kakek Handoko habis karena ulah Mira dan Nina yang sering kali menindasnya.

Hanya kakek Handoko yang menyayanginya tapi sudah sejak lama, Handoko sakit. Dia divonis demensia dan akhirnya mendapat perawatan di sebuah rumah sakit, membuat Erina tidak bisa bertemu dengannya lagi.

Sebelum Handoko sakit, dia memita asisten pribadinya secara diam-diam mengirim uang ke tabungan Erina setiap bulannya, membuat Erina seikit terbantu selama ini. Dia tidak mendapatkan nafkah dari Gusti selama ini.

Drrrrrtttttt

Drrrtttttttt

Erina menatap layar ponselnya, disana ada nama Mira yang tertera. Dia menghembuskan nafasnya berat kemudian meraih ponsel tersebut dan menerima panggilan Mira.

"Cepat siapkan makanan yang enak karena teman-teman mama akan datang berkunjung ke rumah" Ucap Mira kemudian mematikan ponselnya.

Erina diam sejenak dan sudah membayangkan jika rumah akan kembali berantakan setelah hampir seluruh waktunya digunakan untuk membersihkan kediaman tersebut, dengan berat hati Erina segera bergegas ke dapur untuk menyiapkan makanan, tiba-tiba ponselnya kembali berdering.

Sebuah panggilan oleh asisten kepercayaan Handoko bahwa hari itu ibunya akan mengadakan Fashion show dengan karya terbaru.

Mata Erina berbinar mendengar informasi tersebut.

"Tapi, mama tidak mengundangku" Jelas Erina.

"Benarkah? saya tidak menahu tentang itu" Timpal asisten tersebut.

Panggilan berakhir, Erina pun terdiam. Dia berpikir tentang apa yang dia dengar, apakah dia akan menghadiri acara tersebut atau tidak. Erina kembali melanjutkan untuk menyiapkan makanan menyambut Mira bersama dengan para teman sosialitanya.

"Awwww" Erina meringis.

Darah segar mengalir terkena pisau yang tanpa sengaja menggores jemarinya.

"Tidak, aku tidak bisa tinggal diam disini, aku harus menunjukan gaun buatanku kepada mama supaya dia mengakui kemampuanku" Gumam Erina.

Dia akhirnya berlari ke kamarnya dan membuka koper yang dia simpan dengan aman di dalam lemari. Sebuah gaun indah buatan Erina dan juga sebuah buku yang penuh dengan rancangan gaun impian Erina. Dia mengganti pakaiannya dan bergegas meninggalkan rumah.

Erina kemudian berlari menuju pintu dan akhirnya, brrraaaaaakkkkkk!

"Awww, apa yang kau lakukan?" Ucap Mira dengan geram.

"Maaf ma, saya terburu-buru".

Seperti biasa, dia akan marah dan mencemooh Erina di depan teman-temannya, tidak ada yang bisa menghentikan Mira kecuali uang. Erina yang sudah tahu menangani Mira saat marah, segera mengeluarkan ATM card (Anjungan Tunai Mandiri).

"Ini untuk mama, maafkan Erina yang tidak menyelesaikan masakan yang mama inginkan, Erina janji akan masak untuk makan malam, mama bisa memesan makanan untuk saat ini, gunakan uang yang ada dalam ATM ini" Jelas Erina dengan wajah yang gusar.

Mira tersenyum mendengar ucapan Erina, dengan senang hati dia menerima ATM tersebut dan meminta para sahabatnya masuk ke dalam rumah dan melakukan apa saja yang mereka inginkan, termasuk menghamburkan beberapa perabot untuk menyenangkan mereka memasak sesuai keinginan, karaoke dan juga menari.

Terkadang mereka pun akan bermain kartu untuk menghabiskan waktu luang mereka.

...----------------...

Di sepanjang jalan, Erina masih menggunakan mobil buntut pemberian kakek Handoko, dia sesekali menelpon Gusti untuk memberitahukan kemana dia saat itu. Dia tetap berusaha menjadi istri yang baik.

"Halo..".

"Maaf nyonya, tuan sedang sibuk, dia sedang rapat"Ucap asisten Gusti yang menerima panggilan Erina.

"Baiklah, katakan apdanya aku menelpon dan ingin memberitahukan sesuatu yang penting" Gumam Erina dengan mematikan ponselnya.

Asisten tersebut membalasnya dengan singkat, walau sebenarnya dia takut jika kebohongannya terungkap. Erina pun berharap jika Gusti sekali saja peduli dengannya dan menanyakan kemana dia akan pergi, bahkan dia akan bersama siapa.

Itu hanya angan belaka, sekali lagi itu harapan Erina yang selama ini bersikap menjadi istri yang baik dan taat kepada Gusti.

Erina dengan hati yang berdebar membawa rancangannya, dia membayangkan ketika tiba di tempat tersebut Erina akan mendapatkan tepuk tangan dari mamanya, Widya.

...****************...

Erina akhirnya tiba dengan memarkir mobil buntutnya tepat di samping mobil para karyawan perusahaan, bahkan mobil mereka jauh lebih berkelas dibanding mobil miliknya yang semua orang tahu, Erina adalah putri tertua keluarga Nugroho.

Sedangkan di tempat lain, di sebuah ruangan ada seorang pria dengan membawa paper bag dan sebuket bunga yang indah dan cukup besar. Dia tersenyum manis ke arah Sindi yang tengah mendapatkan pelayanan yang luar biasa oleh para asisten fashion di ruangan itu.

"Selamat Sin, kau berhasil membuat seluruh orang bangga padamu".

Sindi dengan angkuh hanya tersenyum manis kepada pria tersebut dan kembali menatap dirinya dalam pantulan cermin, dia sangat mengagumi tubuh dan wajahnya. Sejak kecil Sindi tidak pernah mendapatkan cela sedikitpun, ia selalu penuh dengan pujian.

Hingga dewasa kebiasaan tersebut telah melekat dalam dirinya bahwa dia adalah seorang wanita yang sempurna.

"Sin, bunga ini untukmu" Ucap pria tersebut.

Terpopuler

Comments

Rey

Rey

semangat terus berkarya nya ya kak 🤗
ayo kak saling mendukung, saling membaca, saling berbalas like komen di setiap part'nya 😍

2024-02-02

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!