Esmee
[KAMU BISA MEMBACA WIYATI TERLEBIH DAHULU UNTUK MENGETAHUI MASA LALU CASSIA]
...BAB 1 : Kerja Di Honey Bunch....
“Lo yakin kerja di Honey Bunch?”
Pertanyaan itu meluncur dari bibir sepupunya – Evita Upasama.
“Yakin. Kenapa enggak?” jawab Cassia yang meletakan hair dryer kembali ke dalam laci. Rambutnya telah kering, ia akan segera berganti baju. Karena hari ini ia akan berangkat kerja lebih awal.
“Lo gila.” Evita berdiri dari ranjang, mendekati Cassia. “Lo pikir gue nggak tahu Honey Bunch itu tempat kayak apa?”
Cassia mendongak, tatapan mereka bertemu. “Gue nggak pernah mikir lo nggak tahu, Vit. Honey Bunch emang tempat kayak gitu. Tapi lo tahu, kan? Gue kerja di sana sebagai pelayan di bagian lantai 3.”
“Mungkin emang deket sama private room Honey Bunch. Tapi lo nggak perlu khawatir, takut gue merangkap jadi lac*ur. Gue masih punya harga diri. Gue kerja disana, karena itu satu-satunya jalan ngehasilin uang lebih cepat di bandingkan jadi pelayan biasa,” imbuh Cassia.
Evita menggeleng kuat. “Enggak. Lo … ah! Kesel banget gue! Kan lo bisa kerja di perusahan makanan yang dinaungin keluarga kita. Atau lo jadi sekertaris gue – “
“Udah-udah diem lo. Gue mau berangkat kerja.” Cassia mendorong mundur Evita untuk duduk kembali di ranjang. “Nona Muda Evita Upasama mending lo sekarang istirahat. Tidur. Kerja jadi Direktur Operasional pasti bikin lo capek.”
Evita berdecak dan menatap kesal pada Cassia. “Gue belum selesai ngomong!”
“Iya iya gue ngerti. Maka dari itu, ngomongnya di lanjut nanti kalau gue udah balik.” Cassia telah selesai memakai baju, dan jaket. Kini ia menenteng tas dan siap berangkat. Kali ini, ia naik ojek saja. Malas membawa mobil – yang lagi lagi akan disembunyikannya, dan menambah uang bensin serta parkir. “Gue berangkat. Bay!”
Soulful Food Company adalah milik Kakeknya – Wiradharma Upasama. Dulu yang mengelola adalah Om Sadajiwa adik dari Ayahnya. Namun sekarang di kelola oleh anak angkat Kakek. Dan rencananya mungkin akan diwariskan pada Evita sehingga disana Evita dipekerjakan dengan mudah.
Sedikit iri. Namun Cassia sadar, bahwa Ayahnya – Hermawan Upasama adalah anak yang buruk. Jadi sangat wajar Kakek memperlakukannya berbeda dari cucu-cucu lainnya.
Lagi pula, harta hanyalah harta, bisa dicari, tidak perlu diwariskan Cassia akan berusaha sendiri. Meskipun sekarang ia harus bekerja di tempat yang seperti ini. Setidaknya, ia telah berusaha. Karena pada akhirnya, jika ia bekerja di muka umum. Maksudnya seperti pekerjaan pelayan restoran, pegawai, atau lainnya yang berinteraksi langsung dengan masyarakat, akan membuat Cassia di hina.
Tentu semua karena kesalahan Ayahnya. Bahkan sudah 3 tahun berlalu Cassia tetap merasa takut untuk menerima penghinaan itu. Anak koruptor! Itu yang sering terdengar. Dan doa-doa buruk justru juga sering di panjatkan. Cassia pernah mendengar yang menurutnya terkejam adalah seperti, semoga dia menerima karma atas apa yang dilakukan Ayahnya. Haruskah pembalasan menjatuhinya? Sedangkan, ia saja tidak tahu atas dasar apa Hermawan melakukan hal keji pada gadis-gadis muda di Upasama High School.
Mungkin jika orang-orang yang menghina Cassia tahu bahwa dirinya bekerja di tempat seperti Honey Bunch. Cassia yakin, mereka akan mengira ia sedang menjual diri, atau paling jahat mereka mengira dirinya di jual oleh Sang Ayah.
Muak, rasanya.
Tetapi hidup harus tetap berjalan.
“Mbak, sudah sampai.”
Suara tukang ojek itu menyadarkan diri dari lamunan panjang bak jalan yang penuh derita. Cassia turun, mengembalikan helm. “Bayarnya sudah di aplikasi ya, Pak.”
“Iya, Mbak. Makasih.”
Tepat pukul 20.30 WIB Cassia sampai di Honey Bunch, biasanya ia berangkat jam 9 malam. Namun karena Madam Lena – muci*kari disini meminta bertemu dengannya, membuat Cassia datang lebih awal. Sesungguhnya ia berdebar, entah bantuan semacam apa yang dibutuhkan. Padahal disini ia baru bekerja satu minggu.
“Cas, ganti baju dulu sana. Ada tamu VVIP yang mau di temani,” ujar patner kerjanya, Sella.
Cassia menatap. “Gue ada jam temu sama Madam Lena –“
“Justru sebelum lo kesana. Madam Lena sendiri yang minta lo buat layani tamu-tamu itu. Kata Madam kayak biasanya, tamu-tamu itu minta dituangin minuman doang. Mereka nggak minta cewek sewaan Madam buat nemani. Jadi aman, Cas. Udah sana!”
Penjelasan Sella sedikit membuat Cassia lega. Mungkin mereka pejabat atau anak pejabat. Lagi pula juga ia pandai bela diri. Jika terjadi sesuatu akan Cassia lawan sekuat tenaga.
“Selamat malam.” Cassia berjalan masuk perlahan dan berdiri tempat di depan meja – dengan menunduk. “Saya akan membantu melayani Tuan Tuan.”
Deg.
Mata Cassia melebar, ia terkejut bukan main saat dagunya di tarik. Laki-laki itu berdiri dan seperdetik kemudian Cassia sadar bahwa itu adalah Vincent – teman sekolahnya dulu.
“Cassia? Lo kerja disini?!”
Suara itu terlalu keras. Dan mata Cassia secepat itu menangkap bahwa di belakang Vincent ada beberapa murid alumni Upasama High School. Lingga, Aldo, Abhimana dan bahkan juga … Abhimata? Mantan kekasihnya semasa sekolah.
“Lepas,” ujar Abhimata yang menepis tangan Vincent di dagu Cassia.
Cassia bergumam, “Abhimata.” Ini gila. Tamu VVIP itu adalah mereka. Anak-anak konglomerat di Upasama High School dulu. “Saya permisi –“
“Cassia!”
Lengannya di tahan oleh Abhimata. Tetapi suara itu adalah milik Vincent. “Mau kemana lo? Profesional dong. Lo kerja disini jadi karyawan gue. Lo udah masuk berarti lo harus layani kita dengan segenap kemampuan lo. Gue kerjain orang itu nggak gratis. Gue bayar. Ngerti lo?”
Karyawan? Jangan katakan bahwa tempat ini milik Vincent? Sungguh tidak mungkin. Ia telah memasuki kandang macam. Bagaimana caranya untuk pergi?
“Vincent, mulut lo!” bentak Abhimata.
Vincent memandang datar. “Dia kerja di tempat gue. Nggak ada salahnya gue minta dia profesional, kan? Dia itu gue bayar, dan lo semua itu tamu gue. Jadi sebagai Bos gue minta dia kerja yang bener.”
Cassia dapat mendengar Abhimata mengumpat.
“Cepet tuangin minuman,” titah Vincent.
Aldo terlihat menarik Abhimata untuk kembali duduk. Sedangkan Cassia berjalan menuju meja bar. Disini Cassia juga diajarkan cara menyajikan minuman layaknya bartender.
“Ngapain lo kerja? Jadi pelayan lagi.” Aldo menjeda, dengan mengamati Cassia dari atas hingga bawah. “Bukannya Bokap lo udah bebas?”
Cassia memilih untuk tidak menjawab. Namun matanya berkeliling menatapi satu persatu lelaki yang duduk. “Anda sekalian ingin saya sajikan minuman apa?”
“Wine.” Tiga orang menjawab sama. Selain Aldo.
Sedangkan Lingga menatap tajam, hingga pandangan mereka bertemu. “Vodka.”
Sialan. Cassia menelan ludah. Apa-apaan tatapan Lingga itu?
“Lo nggak sekalian merangkap? Jadi cewek sewaan. Misalnya?” imbuh Lingga.
Bajingan ini! Ingin sekali Cassia robek mulutnya. Dari dulu memang Adiwangsa sangat membuat Cassia muak. Kebodohan macam apa yang dulu ia lakukan hingga memacari Abhimata – yang jelas juga turunan Adiwangsa.
“Bangs*t mulut lo, Lingga!” sentak Abhimata.
Sungguh memuakan. Mengapa Abhimata harus membelanya?
Pandangan Lingga beralih pada Abhimata. “Lo kenapa, Bhimata? Biasa aja, dong. Gue cuma tanya kok.”
Tiga detik kemudian Lingga kembali berkata, “Kalau dia jadi cewek sewaan. Lo kan gampang ngatur dia. Nggak perlu ribet kayak SMA dulu.”
Abhimata kian membabi buta. Cassia rasanya ingin menghilang saja. Para bajingan ini terlalu banyak mengoceh. Cassia muak. Bagaimana cara mendiamkan mereka?
“Udah! Stop, anj*ng!”
Deg.
Jujur Cassia terkejut mendengar suara keras Abhimana –yang tak lain adalah saudara kembar Abhimata. Ia bahkan jatuh terduduk, karena takut mendengar suara itu. Tidak. Tidak boleh terlihat lemah. Cassia berdiri sekuat tenaga.
“Suruh cewek ini keluar, Vincent!” titah Abhimana dengan lantang.
...[.]...
Catatan:
• First mengarang cerita yang cowoknya kayak Lingga, nikah sama cewek yang notabenenya baik kayak Cassia. Mungkin ini akan menjadi cerita yang disuguhkan dalam benci jadi cinta. Dan penyesalan dalam hubungan. Dan mungkin juga ini yang terakhir, untuk menulis cerita para bajingan seperti mereka. — Soalnya saya baru sadar, di setiap cerita saya ya ... entah Beda Tiga Tahun, entah WIYATI, entah Harshada. Kok ... banyak banget ya cowok brengseknya. Hamil di luar nikah lah, jadi Bapak gak bertanggung jawab lah. DLL. Setelahnya saya akan belok ke anak-anak Panti Asuhan Al-Hikmah. Ingin menulis lagi cowok-cowok baik seperti Linggar, Lutfan dan Jafar.
• Honey Bunch \= Hiburan Malam Elit. (Kamu boleh membaca Ratri Adanu untuk tahu detail bagaimana Honey Bunch itu)
• Ada pembangunan karakter yang tidak sedap untuk dibaca. Beberapa berisi ucapan kotor/kasar. Setiap cerita saya adalah fiksi. Buang buruknya, ambil baiknya. Semoga amanat cerita saya tersampaikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Yuyun ImroatulWahdah
gila gabut banget gw baca dari awal🤭😂, tapi emang bagus😍
2024-08-14
1
🧭 Wong Deso
wah keren karya baru dari author sinta
2024-02-02
1