4 : Munafik, Cassia.

Mungkin Cassia memang terkejut bertemu Abhimata. Namun perihal perasaan itu sudah benar-benar hilang. Cassia telah selesai dengan masa lalu. Sedangkan Abhimata nampak masih berada dalam lingkaran saja, tidak ingin keluar untuk berjalan kesana kemari. Mengapa cinta semacam itu harus hadir di hati seorang Adiwangsa? Cassia benar-benar tersiksa atas cinta Abhimata yang tak kunjung usai. Dan jujur saja fokus dirinya sekarang hanyalah memperbaiki apa yang telah retak. Meskipun dalam tiga tahun terakhir terasa tidak ada kemajuan, Cassia tetap berusaha.

Lantas mengapa tiba-tiba saja dipertemukan kembali dengan laki-laki itu?

Dulu memang ia bersalah karena telah menuduh Abhimata dalam keterlibatan kasus Shanum. Bahkan untuk menunjukkan wajah di muka umum saja ia malu. Ia takut di kenali sebagai Cassia Upasama. Sedangkan sebagai Adiwangsa yang notabennya memiliki begitu banyak cacatan hitam. Ternyata tiada keterlibatan sedikitpun dengan kasus ruda paksa. Justru dirinya. Sang Ayah – Hermawan Upasama yang menjadi dalang atas kasus tersebut.

Sial.

Harus bagaimanakah nanti Cassia menghadapi Abhimata? Dengan orang yang dituduhnya saja, ia tidak mampu. Lantas bagaimana nanti ia menghadapi Shanum? Ia rasa, tidak akan bisa mengeluarkan satu kata pun selain maaf.

Maafin gue Shanum. Maafin gue karena harus terlahir sebagai anak dari orang yang jadi dalang pemerkosaan lo, batin Cassia dengan mata terpejam.

Setiap hari – saat ingin tidur. Cassia selalu di hantui rasa bersalah. Air mata selalu jatuh, lalu kering esok pagi. Namun akan jatuh lagi untuk malam malam berikutnya.

Esoknya.

Jam kerja Honey Bunch telah berubah sesuai keinginan tamunya yang tidak lain adalah Vincent dan Lingga. Kali ini ia di minta datang sekitar pukul sebelas malam. Iya, ia mengabaikan permintaan Abhimata untuk bertemu. Karena tujuannya adalah bekerja, lagi pula Abhimata bukanlah tamu yang harus ia layani.

Entah apa yang menjadi pekerjaan tetap Vincent. Tetapi yang Cassia yakini Vincent terlibat oleh perdagangan pasar gelap. Karena sekarang ia melihat dunia dengan hal-hal yang baru. Maksudnya … ya dunia malam ini seperti di film. Tetapi untuk menjadi nyata terasa sangat menakutkan bagi Cassia.

“Gue cabut dulu,” ucap Vincent tiba-tiba yang keluar bersama dengan perempuan berambut keriting – yang ia tahu sebagai assisten pribadi Vincent.

Sedangkan Lingga? Adiwangsa ini … entah apa yang di cari. Kegiatan Lingga hanyalah bermain ponsel, minum dan tidur. Persis seperti pengganguran. Cassia tebak Lingga hanyalah anak manja yang bergantung pada harta Om Gumira dan Tante Gistara.

“Anda masih ingin minum lagi?” tanya Cassia. Setelah lebih dari sepuluh menit ia berdiam diri, hanya melihat Lingga bermain ponsel. Maksudnya, jika sudah tidak ada kegunaan disini, Cassia akan segera undur diri.

Lingga bangun, mengubah posisi menjadi duduk. Lalu meletakan ponsel dan menatap Cassia datar. “Lo tahu nggak tugas pelayan khusus?”

“Saya tahu,” jawab Cassia formal – karena sedang dalam jam kerja.

“Apa?” Lingga duduk menyilang kaki. “Sebutin.”

Cassia terdiam. Namun mata mereka saling bertemu. Untuk apa Lingga memintanya menyebutkan? Menurut Cassia sebagai tamu Honey Bunch Lingga pasti sudah mengetahui tugas tugas pelayan khusus. Jadi dibandingkan menjawab Lingga, Cassia menuangkan minuman lalu kembali duduk.

Lingga menaikkan alis kirinya. “Lo mendadak bisu?”

Cassia tetap diam. Dan memandang ke arah lain. Namun entah bagaimana bisa itu terjadi, entah secepat apa Lingga mengambil langkah. Karena tiba-tiba saja lelaki ini sudah berada di depannya.

“Apa?” ucap Cassia pelan dengan mendongak – menatap Lingga lagi.

Lingga benar-benar tidak suka. Apabila pertanyaan yang diajukan tidak mendapati jawaban. Lancang sekali perempuan sialan ini! Berniat mengabaikannya? Lingga memilih berdiri saat ia menyadari bahwa Cassia telah memutuskan kontak mata. Dan dengan langkah besar juga batas kesabaran menipis, dirinya menghampiri Cassia.

“Apa?”

Kedua tangan Lingga terangkat, lalu ia letakkan pada kedua sisi pinggir kursi duduk Cassia. Sehingga tubuh wanita ini terkunci. Menyenangkan. Wajah terkejut Cassia benar-benar sesuai yang diharapkan. Bahkan reflek Cassia tidak lah bagus. Apa-apaan mendorong dengan siku seperti itu? Ah … Lingga tahu. Ternyata sudah belajar bela diri, ya? Tetapi masih bodoh dalam menggunakannya?

“Le-pas. Lo jangan macam-macam,” ucap Cassia.

Sekarang sudah non-formal? Jadi harus seperti ini dulu supaya keprofesionalan kerja Cassia hilang? Tidak tidak. Menurut Lingga, wanita sialan ini tidak pernah profesional dalam bekerja. Lalu bagaimana bisa Madam Lena merekrut Cassia untuk menjadi pelayan khusus? Apa karena cantik? Pintar? Atau apa?

“Gue bilang, lepas,” ucap Cassia lagi.

Lingga mencondongkan tubuhnya. “Kalau gue macam-macam lo mau apa?”

“Gu-gue pekerja Honey Bunch. Gue di bawah lindungan Madam Lena. Kalau lo macam-macam lo bakalan – “ Ucapan Cassia terpotong.

Lingga tersenyum miring. Salah satu tangannya terangkat, berpindah pada belakang rambut Cassia. “Bakalan apa?”

“Jangan sentuh gue!”

Sentakan itu tidak membuat Lingga berhenti menyentuh rambut belakang Cassia. Apa masalahnya? Hanya menyentuh saja. Apa yang dipikirkan wanita sialan ini?

“Nggak usah berlagak seolah-seolah gue lecehin lo,” ucap Lingga datar.

Dorongan kuat di tangan kiri dan kanan terasa lagi. Sekuat tenaga Cassia memintanya mundur. Tetapi tetap saja tidak ada pergerakan. Lemah. Cassia hanya berpura-pura kuat, Lingga dapat melihat itu. Baiklah, Lingga akan menunggu sejauh mana Cassia akan menyerah.

“Berlagak lo bilang?” Cassia menatap tajam. “Bajingan.”

Lingga terkejut mendengar umpatan Cassia.

“Kalau lo butuh cewek. Lo ngomong. Madam Lena punya semua tipe cewek yang lebih muasin fantasi lo,” imbuh Cassia dengan berani.

Fantasi?

Tahu apa Cassia mengenai fantasinya terhadap wanita? Asal bicara saja, seolah tahu. Menyebalkan, membuat Lingga ingin menarik rambut ini, dan menghasilkan teriakan kesakitan dari Cassia.

“Lo sadar nggak? Lo terlalu sok tahu jadi cewek,” jelas Lingga dengan melepas tangannya dari rambut Cassia. Namun sungguh akan menjadi tidak menyenangkan jika Lingga membiarkan Cassia begini saja. Jadi sekarang, tangannya beralih menyusuri rahang Cassia dan berhenti pada dagu – lantas menarik kuat. Hingga membuat Cassia lebih mendongak.

“Gue sok tahu?” Cassia memang takut. Namun masih berani menatap. “Dari dulu masalah keluarga besar lo kan emang kayak gini. Rajendra nidurin cewek sana sini. Om Tama punya anak di luar nikah. Kakak lo - Faleesha pernah nabrak orang. Nyokap lo yang semena-mena ke –“

“Masalahnya apa buat lo?” sanggah Lingga yang mulai mencengkram dagu Cassia.

“Ah.”

Cassia merintih kesakitan. Sungguh benar-benar membuat Lingga senang.

“Apapun yang jadi masalah keluarga besar gue. Bukan urusan lo. Keluarga besar gue emang problematik. Tapi seenggaknya keluarga gue nggak sedrama keluarga lo.” Lingga menjeda. “Drama bokap lo yang sok-sok nuntasin kasusnya Shanum. Ternyata jadi dalang dari kasus itu sendiri. Belum lagi pengkhianatan kerjasama antara keluarga lo ke keluarga Shanum. Mau bangkrut udah di tolongin masih kurang terimakasih.”

Mata itu … akhirnya berkaca-kaca. Lingga suka melihatnya.

“Munafik, Cassia.” Lingga melepas cengkeraman di dagu

Cassia. Namun kali ini berjalan menyusur kebelakang – menyentuh tengkuk Cassia. “Lo jelas tahu kan … harapan-harapan orangtua yang anak ceweknya juga jadi korban pemerk*saan?”

Tubuh Cassia gemetar. Lingga dapat merasakan itu.

“Bener, Cassia. Yang ada dipikiran lo saat ini bener. Mereka semua berharap, karma buruk itu menjatuhi lo sebanyak-banyaknya. Lo juga harus ngerasain apa yang dirasain sama anak-anak cewek mereka –“

Brak.

Bugh.

“Bajingan!”

Ah, sialan. Lingga tidak perlu melihat siapa yang tiba-tiba memasuki ruangan ini dan memukulnya. Ya, lagi lagi adalah Abhimata. Sepupunya ini benar-benar menggilai Cassia.

“Lo ngapain, hah?!” sentak Abhimata.

“Gue nggak ngapa-ngapain.” Lingga berdiri, menatap Abhimata. “Justru lo yang ngapain? Masuk ruangan orang tanpa izin.”

“Lo pikir gue buta?”

“Gue nggak pernah mikir lo buta.”

Abhimata mendekat lagi – mencengkram kerah baju Lingga. “Lo kalau butuh cewek, ngomong! Gue sewain!”

“Lo pikir gue nggak punya duit?" Lingga menarik kasar tangan Abhimata yang berada di kerah bajunya. “Gue bisa sewa sendiri.”

Abhimata terdiam.

“Lo tahu? Gue nggak suka bekas orang lain. Apalagi itu bekas lo – saudara gue sendiri,” imbuh Lingga yang langsung berbalik dan keluar meninggalkan private room.

...[TBC]...

Terpopuler

Comments

Yuyun ImroatulWahdah

Yuyun ImroatulWahdah

baca part ini lagi lingga nyumpahin cassia, cassia gemetar, sakit banget ya Allah🥺

2024-09-05

1

lihat semua
Episodes
1 1: Kerja Di Honey Bunch.
2 2 : Reuni?
3 3 : Rooftop
4 GARIS KETURUNAN ADIWANGSA
5 4 : Munafik, Cassia.
6 5 : Menyedihkan.
7 6 : Menginap Di Honey Bunch dan Teror Yang Kembali Datang.
8 7 : Pertolongan Lingga Dan Pertemuan Dengan Mama Alana.
9 8 : Setara?
10 9 : Penerimaan.
11 10 : Pembicaraan Dengan Uzair Dan Mama Alana.
12 ESMEE
13 11 : Tanpa Empati
14 12 : Galeri Seni Diajeng Batari.
15 13 : Menghadapi Gumira Adiwangsa.
16 14 : Keraguan Mama Alana Mengenai Pernikahan.
17 15 : Perlakuan Uzair Dan Hari Terakhirnya Bekerja Di Honey Bunch.
18 16 : Kebimbangan Hati Lingga.
19 17 : Percakapan Di Apartment Pavilion Mahatma.
20 18 : Pemikiran Lingga Dan Cassia.
21 19 : Pertemuan Keluarga Besar. Dan Persyaratan Tidak Masuk Akal.
22 20 : Laki-laki Yang Seperti Apa?
23 21 : Pernikahan Berlangsung.
24 22 : Pernikahan Berlangsung (2)
25 23 : Di Kediaman Keluarga Besar Adiwangsa.
26 24 : Apartement.
27 25 : Siapa Yang Bilang Lingga Adalah Pria Tanpa Keburukan?
28 26 : Penjelasan Lingga.
29 27 : Hubungan Semacam Itu.
30 28 : Istri Yang Patuh?
31 29 : Saling Menghormati.
32 30 : Pernikahan Pura-pura Itu Seperti Apa?
33 31 : Siapa Yang Sedang Berpura-pura?
34 32 : Hal Apa Yang Kamu Sukai?
35 33 : Baginya, Kekhawatiran Hanyalah Sebatas Tanggung Jawab.
36 34 : Berhenti, Lingga ...
37 35 : Kegundahan Hati Cassia.
38 36 : Menghadapi Gumira Adiwangsa (2)
39 37 : Menghadapi Gumira Adiwangsa (3)
40 38 : Kesal Pada Lingga.
41 39 : Menjadi Ayah Dan Ibu.
42 40 : Pengaruh Kehamilan Cassia.
43 41 : Ke Honey Bunch Untuk Mengulik Fakta Kasus Yang Menimpa Cassia.
44 42 : Beberapa Informasi Mengenai Korban.
45 43 : Kepulangan Dari Honey Bunch.
46 44 : Perlakuan Lingga Dan Keharmonisan Keluarga Adiwangsa.
47 45 : Cassia Bertemu Shanum. Lingga Bertemu Abhimata.
48 46 : Menginap Dan Kehidupan Anak Tunggal.
49 Bab 47 : Bayi Kami — Anak Kami ...
50 48 : Hubungan Yang Diketahui.
51 49 : Penjelasan Cassia Untuk Mama Gistara.
52 POHON KELUARGA
53 50 : Cassia Bagi Lingga Adalah ...
54 51 : Kepergian Shanum.
55 52 : Pertengkaran Lingga Dan Abhimata.
56 53 : Pernikahan Yang Dijanjikan Lingga ...
57 54 : Rumah Yang Dijanjikan.
58 55 : Di Apartement Bersama Lagi.
59 56 : Untuk Bertemu Mama Alana Dan Uzair.
60 57 : Uzair Mencari Masalah!
61 58 : Apa ... Maksud Cassia?
62 59 : Untuk Ayah Dahayu
63 60 : Menjadi Ayah Tunggal (1)
64 61 : Nasihat Dari Lutfan.
65 62 : Kedatangan Mama Gistara.
66 63 : Dahayu ...
67 64 : Kediri?
68 65 : Menuju Kediri.
69 66 : Bagaimana Mungkin ...
70 67 : Bertemu Dan Bersama.
71 68 : Pernyataan Yang Kurang Jelas.
72 69 : Ikut Aku Pulang.
73 70 : Pulang.
74 71 : Merasakan Hidup Bahagia.
75 72 : hanyalah dirinya, Lingga Adiwangsa.
76 73 : Kehidupan Yang Baik, Pantaskah Dijalani?
77 74 : Kesehatan Mental Cassia.
78 75 : Dosa Masa Lalu Milik Orang Tua. Hiduplah Dengan Apa Adanya Sekarang ...
79 76 : Pantas Untuk Bahagia.
80 77 : Bertemu Ibu Biologis Shanum.
81 78 : Menjadi Istri Dan Ibu Yang Baik?
82 79 : Gistara Dan Alana Menjaga Dahayu.
83 80 : Lamar aku lagi.
84 CERITA BARU!
85 SUDAH DI-UPDATE
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1: Kerja Di Honey Bunch.
2
2 : Reuni?
3
3 : Rooftop
4
GARIS KETURUNAN ADIWANGSA
5
4 : Munafik, Cassia.
6
5 : Menyedihkan.
7
6 : Menginap Di Honey Bunch dan Teror Yang Kembali Datang.
8
7 : Pertolongan Lingga Dan Pertemuan Dengan Mama Alana.
9
8 : Setara?
10
9 : Penerimaan.
11
10 : Pembicaraan Dengan Uzair Dan Mama Alana.
12
ESMEE
13
11 : Tanpa Empati
14
12 : Galeri Seni Diajeng Batari.
15
13 : Menghadapi Gumira Adiwangsa.
16
14 : Keraguan Mama Alana Mengenai Pernikahan.
17
15 : Perlakuan Uzair Dan Hari Terakhirnya Bekerja Di Honey Bunch.
18
16 : Kebimbangan Hati Lingga.
19
17 : Percakapan Di Apartment Pavilion Mahatma.
20
18 : Pemikiran Lingga Dan Cassia.
21
19 : Pertemuan Keluarga Besar. Dan Persyaratan Tidak Masuk Akal.
22
20 : Laki-laki Yang Seperti Apa?
23
21 : Pernikahan Berlangsung.
24
22 : Pernikahan Berlangsung (2)
25
23 : Di Kediaman Keluarga Besar Adiwangsa.
26
24 : Apartement.
27
25 : Siapa Yang Bilang Lingga Adalah Pria Tanpa Keburukan?
28
26 : Penjelasan Lingga.
29
27 : Hubungan Semacam Itu.
30
28 : Istri Yang Patuh?
31
29 : Saling Menghormati.
32
30 : Pernikahan Pura-pura Itu Seperti Apa?
33
31 : Siapa Yang Sedang Berpura-pura?
34
32 : Hal Apa Yang Kamu Sukai?
35
33 : Baginya, Kekhawatiran Hanyalah Sebatas Tanggung Jawab.
36
34 : Berhenti, Lingga ...
37
35 : Kegundahan Hati Cassia.
38
36 : Menghadapi Gumira Adiwangsa (2)
39
37 : Menghadapi Gumira Adiwangsa (3)
40
38 : Kesal Pada Lingga.
41
39 : Menjadi Ayah Dan Ibu.
42
40 : Pengaruh Kehamilan Cassia.
43
41 : Ke Honey Bunch Untuk Mengulik Fakta Kasus Yang Menimpa Cassia.
44
42 : Beberapa Informasi Mengenai Korban.
45
43 : Kepulangan Dari Honey Bunch.
46
44 : Perlakuan Lingga Dan Keharmonisan Keluarga Adiwangsa.
47
45 : Cassia Bertemu Shanum. Lingga Bertemu Abhimata.
48
46 : Menginap Dan Kehidupan Anak Tunggal.
49
Bab 47 : Bayi Kami — Anak Kami ...
50
48 : Hubungan Yang Diketahui.
51
49 : Penjelasan Cassia Untuk Mama Gistara.
52
POHON KELUARGA
53
50 : Cassia Bagi Lingga Adalah ...
54
51 : Kepergian Shanum.
55
52 : Pertengkaran Lingga Dan Abhimata.
56
53 : Pernikahan Yang Dijanjikan Lingga ...
57
54 : Rumah Yang Dijanjikan.
58
55 : Di Apartement Bersama Lagi.
59
56 : Untuk Bertemu Mama Alana Dan Uzair.
60
57 : Uzair Mencari Masalah!
61
58 : Apa ... Maksud Cassia?
62
59 : Untuk Ayah Dahayu
63
60 : Menjadi Ayah Tunggal (1)
64
61 : Nasihat Dari Lutfan.
65
62 : Kedatangan Mama Gistara.
66
63 : Dahayu ...
67
64 : Kediri?
68
65 : Menuju Kediri.
69
66 : Bagaimana Mungkin ...
70
67 : Bertemu Dan Bersama.
71
68 : Pernyataan Yang Kurang Jelas.
72
69 : Ikut Aku Pulang.
73
70 : Pulang.
74
71 : Merasakan Hidup Bahagia.
75
72 : hanyalah dirinya, Lingga Adiwangsa.
76
73 : Kehidupan Yang Baik, Pantaskah Dijalani?
77
74 : Kesehatan Mental Cassia.
78
75 : Dosa Masa Lalu Milik Orang Tua. Hiduplah Dengan Apa Adanya Sekarang ...
79
76 : Pantas Untuk Bahagia.
80
77 : Bertemu Ibu Biologis Shanum.
81
78 : Menjadi Istri Dan Ibu Yang Baik?
82
79 : Gistara Dan Alana Menjaga Dahayu.
83
80 : Lamar aku lagi.
84
CERITA BARU!
85
SUDAH DI-UPDATE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!