Steven berhenti dengan mobilnya di sebuah kedai kaki lima yang terletak di pinggiran kota Beijing. Kemudian, dia menoleh dan menatap Stella dengan pandangan yang penuh ketidakpercayaan.
"Apakah kamu yakin kita akan sarapan di sini, di tempat ini?" tanya Steven penuh keraguan
Stella tersenyum dan menjawab, "Tentu saja! Tempat ini mungkin terlihat sederhana, tapi makanan di kedai kaki lima ini terkenal enak dan autentik. Aku yakin kita akan menemukan makanan yang lezat di sini." ujarnya.
Steven masih terlihat ragu, namun dia akhirnya setuju untuk mencoba sarapan di kedai kaki lima itu. Mereka berjalan masuk ke kedai dan mencari tempat duduk yang nyaman.
Stella melangkah ke bagian kasir dengan langkah ringan, wajahnya dipenuhi senyum ceria. Bibi, pemilik kedai yang ramah, dengan cepat menyambut Stella dengan hangat.
"Selamat pagi, Stella! Apa yang bisa Bibi bantu hari ini?" tanya Bibi dengan suara lembut.
Stella menjawab dengan penuh semangat, "Selamat pagi, Bibi! Hari ini, aku ingin memesan beberapa hidangan spesial dari menu China modern yang kalian punya. Aku ingin mencoba sesuatu yang baru dan unik!"
Bibi tersenyum dan mengangguk, "Tentu saja, Stella! Bibi punya beberapa rekomendasi yang mungkin akan kamu sukai. Pertama, ada Baozi dengan isian daging sapi yang lezat dan empuk. Kemudian, ada juga Jiaozi dengan isian udang segar dan bumbu rahasia keluarga kami. Terakhir, kamu harus mencoba Sichuan Hot Pot, hidangan khas Sichuan yang pedas dan menggugah selera."
Stella melihat sekilas ke arah Steven, dia tampak Acuh. Stella mengangkat bahunya tanda tidak peduli. Kemudian dia membalas senyuman Bibi, "Terima kasih, Bibi! Kami ingin mencoba semuanya. Tolong siapkan hidangan tersebut untuk kami."
Bibi mengangguk dan mulai menyiapkan pesanan mereka dengan penuh keahlian. Sementara itu, Stella dan Steven duduk di meja yang nyaman, menikmati suasana hangat dan akrab di kedai kaki lima tersebut.
"Jangan cemberut begitu. Sekali-kali kita perlu mencoba makanan yang berbeda dan menjelajahi cita rasa baru?" tanya Stella dengan penuh kegembiraan.
Steven menyikapi ocehan Stella dengan dingin. Dia tidak merespon sama sekali dan hanya menatapnya dengan pandangan datar.
Steven menatap Stella dengan keraguan yang jelas terpancar dari matanya. "Apa kau yakin dengan makanan yang kau pesan itu?" tanyanya dengan nada was-was.
Sebagai orang kaya, ini adalah pengalaman pertama bagi Steven untuk makan di kaki lima.
Steven, yang dikenal sebagai pria yang selalu tenang dan dingin, benar-benar meragukan keputusan Stella untuk mengajaknya makan di kedai kaki lima.
Stella mengangguk mantap sambil tersenyum. "Tentu saja, percaya padaku, kau tidak akan menyesal makan di sini," ucapnya dengan penuh keyakinan.
Dia mencoba meyakinkan Steven tentang pilihan tempat makan mereka. Dan Stella tampak lebih relaks, tidak seperti biasanya yang selalu ketakutan ketika berhadapan dengan Steven.
Stella menjelaskan dengan antusiasme, "Tempat makan ini adalah salah satu yang paling populer di kota ini. Mereka menyajikan makanan yang lezat dan autentik dengan harga yang terjangkau, sangat cocok untuk kalangan menengah kebawah. Kau akan merasa seperti sedang makan di jalanan kota yang sibuk, dengan aroma dan cita rasa yang menggugah selera."
Dia melanjutkan, "Selain itu, suasana di sini sangat hidup dan ramai. Kau akan merasakan kehangatan dan kebersamaan dengan orang-orang sekitar. Jadi, jangan khawatir tentang makanan di sini. Aku sudah mencoba banyak kali dan selalu puas dengan rasa dan kualitasnya."
Stella melihat ekspresi ragu di wajah Steven mulai memudar sedikit demi sedikit. Dia berharap kata-katanya bisa meyakinkan suaminya yang skeptis itu untuk mencoba pengalaman baru ini.
"Dan yang paling penting, ini adalah kesempatan bagus bagi kita untuk menjelajahi keunikan kota ini dan mencicipi makanan lokal yang autentik. Jadi, mari kita buktikan sendiri betapa luar biasanya tempat makan ini," ujarnya dengan semangat.
Steven mulai merasa tertarik dengan penjelasan Stella. Dia menyadari bahwa mungkin ada pengalaman baru yang menarik di balik keputusan Stella ini. Dengan sedikit ragu-ragu yang tersisa, dia akhirnya memberikan kepercayaan pada Stella dan bersedia mencoba tempat makan yang dia pilih.
"Mungkin kau benar," kata Steven dengan senyum kecil.
Stella terpaku melihat senyum tipis yang muncul di wajah Steven. Dia tidak bisa menahan keterkejutannya ketika melihat pria yang biasanya dengan ekspresi dingin dan kejam itu mengurai senyum di bibirnya.
Ini adalah pertama kalinya Stella melihat sisi lain dari Steven yang begitu jarang terlihat.
Senyum itu membawa kehangatan dan kelembutan yang membuat Stella merasakan sesuatu yang berbeda. Dia menyadari bahwa di balik penampilan dingin dan datar Steven, ada sisi manusia yang sensitif dan mampu menunjukkan emosi.
Stella ikut tersenyum juga. Selanjutnya mereka berdua menyantap sarapannya dengan tenang.
...🌺🌺🌺...
Suasana di kantor begitu tegang. Zhou Yan dan Andrew benar-benar merasa pusing dengan kekacauan yang terjadi di sekitar mereka.
Mereka tidak tahu apa penyebabnya, hingga akhirnya mereka mengetahui bahwa beberapa investor telah menarik investasinya dari perusahaan milik mereka.
Ketika mereka mengetahui kabar tersebut, Zhou Yan dan Andrew merasa terkejut dan kecewa. Mereka berdua berusaha mencari tahu alasan di balik keputusan investor untuk menarik investasi mereka.
Apakah ada masalah dalam perusahaan yang tidak mereka sadari? Atau mungkin ada faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan investor?
Mereka berdua merasa tertekan dengan situasi ini. Mereka menyadari bahwa keputusan investor untuk menarik investasi dapat berdampak negatif pada perusahaan mereka. Mereka harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini dan memulihkan kepercayaan investor.
Zhou Yan dan Andrew mulai melakukan analisis mendalam terhadap kondisi perusahaan mereka. Mereka melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan, strategi bisnis, dan hubungan dengan investor.
Mereka juga berkomunikasi dengan investor yang masih bersedia mendengarkan untuk mencari solusi yang dapat memulihkan kepercayaan mereka.
Meskipun situasinya sulit dan tegang, Zhou Yan dan Andrew berusaha tetap tenang dan fokus untuk menemukan solusi terbaik. Mereka berkomitmen untuk melakukan perubahan yang diperlukan dan memulihkan kepercayaan investor.
Dalam situasi yang sulit ini, mereka berharap dapat belajar dari pengalaman ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki perusahaan mereka.
"Pa, apa mungkin hal ini ada campur tangan, Steven? Jangan-jangan dialah dalang dibalik kekacauan ini. Dia selalu ingin melihat kita hancur!!" ucap Andrew pada Zhou Yan
Zhou Yan mendengarkan dengan serius apa yang dikatakan Andrew. Dia memahami kekhawatiran yang dirasakan oleh Andrew dan juga merasa terpukul dengan situasi yang sedang terjadi. Namun, sebagai pemimpin perusahaan, Tuan Zhou Yan berusaha untuk tetap objektif dan tidak langsung menyalahkan seseorang tanpa bukti yang kuat.
"Tidak ada bukti yang mengarah pada Steven sebagai dalang di balik kekacauan ini," kata Tuan Zhou Yan dengan tenang. "Sebagai pemimpin, kita harus berfokus pada mencari solusi untuk mengatasi masalah ini daripada mencari-cari siapa yang bertanggung jawab."
Zhou Yan menekankan pentingnya kerja sama dan komunikasi dalam menghadapi situasi sulit seperti ini. Dia mengajak Andrew untuk bekerja sama dengan tim dan melakukan analisis mendalam untuk mencari tahu akar permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan.
"Kita harus tetap tenang dan berpikir jernih," lanjut Tuan Zhou Yan. "Berspekulasi tanpa bukti hanya akan membuang waktu dan energi kita. Sebaiknya kita fokus pada mencari solusi yang dapat memulihkan kepercayaan investor dan memperbaiki situasi perusahaan kita."
Tuan Zhou Yan mengingatkan Andrew bahwa saling mendukung dan bekerja sama sebagai tim adalah kunci untuk mengatasi tantangan ini. Dia meyakinkan Andrew bahwa mereka akan menghadapi masalah ini bersama-sama dan mencari jalan keluar yang terbaik untuk perusahaan mereka.
"Apapun masalahnya, kita hanya perlu berpegang pada prinsip integritas dan profesionalisme dalam menghadapi situasi ini," kata Tuan Zhou Yan dengan tegas. "Kita akan menemukan jawaban dan mengatasi masalah ini, tanpa menyalahkan satu sama lain tanpa bukti yang kuat."
Andrew terdiam mendengar penuturan ayahnya. Tapi hati kecilnya memiliki keyakinan itu adalah perbuatan Steven, Andrew akan mencari tahunya. Karena selama ini dialah satu-satunya orang yang ingin melihatnya, ibunya dan Tuan Zhou Yan hancur
...🌺🌺🌺...
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Putri Chaniago
Maria inginkan hartanya Zhou yan ayah Steven n harta Steven makanya tdk terima Stella jd nyonya besar / nyonya rumah ( yg berkuasa ). apa Andrew anak tiri Zhou yan atau anak adopsi
2024-02-02
1
Radya Arynda
semogah kamu bisa mendapat kan cinta nya steven ya stella
2024-02-02
0
Bu Kus
lama ke lamaan pasti jadi pasangan bucin uuu udah gak sabar liat nya lanjut lg thro makasih
2024-02-02
1