BAB 4: Dengan Senang Hati

"Kau bilang apa, dia istrimu?!" pekik Maria terkejut.

"Steven, ini adalah hal besar, kenapa kau tidak membahas masalah ini dengan kami lebih dulu?" seru Zhou Yan dengan suara yang penuh kemarahan. "Kami adalah orang tua mu, kami berhak tahu dan memberikan restu jika kami merasa itu tepat. Mengapa kamu tidak meminta restu dari kami?"

Steven memandang ayahnya dengan pandangan dingin dan tajam. "Aku tidak butuh restu siapapun, termasuk restu darimu!" ucapnya dengan nada tegas. "Ingat posisi kalian di rumah ini dan jangan bermain drama di depanku. Jika kalian tidak suka, silahkan angkat kaki kalian dari sini!"

Kata-kata Steven membuat suasana semakin tegang. Maria menangis, merasa terluka oleh sikap putranya yang dingin dan tidak peduli. Zhou Yan merasa marah dan kecewa atas sikap Steven yang tidak menghormati mereka sebagai orang tua.

"Dalam hidup ini, ada hal-hal yang lebih penting daripada posisi dan kekuasaan," kata Zhou Yan dengan suara yang penuh penyesalan. "Kami hanya ingin yang terbaik untukmu, Steven. Kami ingin melihatmu bahagia dan sukses. Tapi kamu tidak bisa memahami itu."

Maria mencoba menahan tangisnya. "Kami mencintaimu, Steven. Kami hanya ingin berada di sisi mu dan mendukungmu. Tapi kamu memilih untuk menjauhkan kami."

Steven menatap mereka dengan tatapan dingin. "Kalian tidak mengerti apa-apa. Kalian tidak pernah memahami apa yang aku inginkan. Aku tidak butuh kalian di sini. Jika kalian tidak bisa menerima keputusanku, maka pergilah!"

Maria dan Zhou Yan terdiam oleh kata-kata yang keluar dari mulut Steven yang tajam. Dan konflik diantara mereka dimulai sejak ibu kandung Steven meninggal kemudian ayahnya menikah lagi dengan Maria.

Zhou Yan menatap putranya dengan sedih. Dalam keheningan yang mencekam, mereka menyadari bahwa hubungan mereka telah retak.

Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi mereka tahu bahwa perlu waktu untuk menyembuhkan luka dan memperbaiki hubungan yang rusak itu.

Lalu pandangan Steven bergulir pada Stella, membuat Stella merasa terintimidasi melihat tatapan suaminya yang dingin dan tajam itu.l.

"Stella, kau adalah istriku dan artinya kau adalah Nyonya besar di rumah ini," ujar Steven dengan suara yang dingin dan tegas. "Jangan sampai kau mempermalukan ku dengan membiarkan dirimu ditindas oleh orang lain!"

Stella merasa tegang saat melihat tatapan mengintimidasi dari Steven. Tatapannya begitu tajam dan penuh dengan kekuasaan yang menakutkan. Stella merasa seperti sedang berhadapan dengan seorang iblis.

Dia menelan ludah dengan tegang, mencoba mengatasi perasaan takut yang muncul. Tatapan tajam Steven membuatnya merasa terancam dan cemas. Stella berusaha untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan ketakutannya.

Stella memejamkan matanya sejenak, mencoba mengendalikan emosinya. Dia menghela napas dalam-dalam dan mencoba untuk kembali tenang.

Dalam usaha untuk menjaga sikapnya tetap normal, dia berkata dengan suara yang tenang, "Oh, itu artinya kau memberikan sebuah kekuasaan penuh padaku? Dan dengan senang hati aku menerimanya."

Meskipun Stella mencoba untuk bersikap normal, dalam hatinya masih terdapat kecemasan. Stella membuka matanya dan menatap Steven dengan penuh harapan.

Maria menggeleng dengan tegas, ekspresi wajahnya penuh dengan kekecewaan dan kemarahan. "Steven, kau jangan bersikap keterlaluan!! Kenapa kau malah menunjuk orang asing sebagai Nyonya di rumah ini?!"

Emosi Maria terlihat jelas dalam suaranya yang meninggi. Dia merasa terhina dan tidak bisa menerima keputusan Steven untuk memberikan kekuasaan pada orang asing tanpa melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.

Steven menjawab dengan nada yang tajam dan keras, "Seperti yang aku katakan sebelumnya, jika kau tidak terima, silahkan pergi!!"

Kata-kata tersebut menggambarkan sikap keras kepala dan ketegasan Steven dalam mempertahankan keputusannya. Dia tidak ingin mendengar pendapat atau keberatan dari orang lain, termasuk dari ibunya sendiri.

Maria merasa terpukul oleh sikap putra angkatnya yang dingin dan tidak peduli. Dia adalah Nyonya di rumah ini, tetapi Steven malah menyerahkan posisi itu pada orang lain yang tidak diketahui asal usulnya.

Steven bangkit dari kursinya dengan sikap yang dingin dan datar. "Aku kehilangan selera. Temani aku sarapan diluar," ucapnya tanpa ekspresi emosi yang jelas. Dia mengajak Stella untuk sarapan di luar. Gadis itu tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menganggukkan kepala menerima ajakan Stevan.

Stella baru saja menemukan sebuah fakta bahwa Steven dan keluarganya memiliki masalah yang sangat pelik. Mereka hidup dalam kekayaan dan kemewahan, tetapi kebahagiaan dan kedamaian tidak ada di antara mereka.

Dan dia merasa terjebak dalam lingkaran kehidupan yang penuh dengan kepalsuan dan ketidakbahagiaan.

...🌺🌺🌺...

Steven menghentikan mobilnya di depan restoran mewah yang terletak di pusat kota Beijing. Suasana restoran begitu elegan dengan dekorasi yang indah dan pelayanan yang ramah.

Saat Steven turun dari mobil, Stella mengikutinya dengan langkah yang anggun. Mereka berdua terlihat begitu memesona dan menarik perhatian semua orang di sekitar. Meskipun sisi wajah kanan Stevan tertutup perban, namun hal tersebut tidak bisa mengurangi pesona yang dia miliki.

Mereka berjalan masuk ke dalam restoran dengan percaya diri. Steven memimpin Stella menuju meja yang telah dipesan sebelumnya. Mereka duduk bersebelahan dan segera memesan hidangan favorit mereka.

Sambil menunggu hidangan mereka datang, Steven dan Stella saling diam tanpa ada perbincangan diantara mereka berdua.

Keheningan yang menyelimuti kebersamaan mereka berdua membuat Stella merasa tidak nyaman. Dia merasa bahwa suasana seperti ini tidak sesuai dengan kepribadiannya yang sebenarnya tidak bisa diam.

Namun, Stella tidak berani membuka suara terlebih dahulu karena takut dengan tanggapan dingin dari Steven.

Stella merasa takut dengan sikap dingin dan kejam yang pernah ditunjukkan oleh pria itu sebelumnya. Dia tidak ingin menghadapi kemarahan atau kritik yang mungkin akan dia terima jika dia mengungkapkan ketidaknyamanannya.

"Kenapa kau diam saja? Apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu?" pertanyaan itu mengakhiri keheningan diantara mereka berdua.

Stella mengangkat wajahnya dengan hati-hati, membuat pandangan mereka bertemu. Saat tatapan mereka saling terkunci, Stella merasakan ketajaman dalam tatapan dingin Steven. Untuk sesaat, Stella melupakan caranya bernafas karena terpesona oleh intensitas tatapan itu.

Tatapan Steven terlihat begitu tajam dan penuh dengan emosi yang sulit untuk ditafsirkan. Stella merasa tegang dan tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, dia tetap mempertahankan keberanian dan ketegasan dalam pandangannya.

Saat itu, Stella merasa seperti waktu berhenti sejenak. Mereka berdua terjebak dalam momen yang penuh ketegangan dan ketidakpastian. Stella berharap bahwa tatapan mereka akan membuka jalan untuk komunikasi yang diantara mereka.

"Aku ingin pindah dari restoran ini! Aku ingin makan di tempat lain," ucap Stella berusaha setenang mungkin.

"Dimana?" Steven memicingkan mata kirinya dan menatap Stella penasaran.

"Yang jelas ditempat yang jauh lebih menyenangkan dari restoran orang kaya ini. Dan aku jamin kau akan menyukainya, kau juga akan menemukan sesuatu yang baru dalam hidupmu!!" ujar Stella.

"Kau membuatku penasaran. Kita pergi sekarang,"

Stella tersenyum lebar. "Dengan senang hati."

...🌺🌺🌺...

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Nani Naya

Nani Naya

yes, mulai cair deh si kutub😃 semangat Stella 💪

2024-02-04

1

Bu Kus

Bu Kus

ayo Stella pasti kamu bisa luluh kan hati Steven

2024-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Hanya Istri Yang Tidak Diinginkan
2 BAB 2: Aku Tidak Takut Padamu!!
3 BAB 3: Dia Adalah Istriku
4 BAB 4: Dengan Senang Hati
5 BAB 5: Sisi Lain Steven
6 BAB 6: Mimpi Buruk
7 BAB 7: Menikmati Malam
8 BAB 8: Bukan Wanita Bodoh
9 BAB 9: Pameran Lukisan
10 BAB 10: Nyeri Datang Bulan
11 BAB 11: Perdebatan Stella Dan Maria
12 BAB 12: Dia ... Melindungiku
13 BAB 13: Jangan Aneh-Aneh
14 BAB 14: Wajah Dibalik Bekas Luka
15 BAB 15: Kekejaman Steven
16 BAB 16: Masa Lalu Pahit Dan Menyakitkan
17 Bab 17: Ciuman Pertama Stella
18 Bab 18: Karena ... Kau Istiku
19 Bab 19: Dia Adalah Berlian
20 Bab 20: Masa Lalu Pahit Stella
21 Bab 21: Curahan Hati Stella
22 Bab 22: Kau Memiliki Aku
23 Bab 23: Membunuhh Mu
24 Bab 24: Tidak Mungkin
25 Bab 25: Kebenaran
26 Bab 26: Kenapa Kau Gugup
27 Bab 27: Hukuman Pembuatan Onar
28 Bab 28: Malam Pertamaa
29 Bab 29: Karena Ada Dirimu
30 Bab 30: Hidupku Hancur Karena Mu!!
31 Bab 31: Pelajaran Untuk Amanda
32 Bab 32: Mencari Jejak
33 Bab 33: Berhenti Bergosip
34 Bab 34: Kesepian
35 Bab 35: Depresi Dan Trauma
36 Bab 36: Akhir Hiidup Peter
37 Bab 37: Kemarahan Dante
38 Bab 38: Pertemuan Stella Dan Sandra
39 Bab 39: Ancaman Nathan
40 Bab 40: Temukan Anak Itu!
41 Bab 41: Tidak Bisa Meninggalkanmu Sendirian
42 Bab 42: Kekaguman Stella
43 Bab 43: Roma, Italia
44 Bab 44: Mencemaskan Stella
45 Bab 45: Cinta Tidak Perlu Kata-Kata
46 Bab 46: Takdir Tidak Pernah Salah
47 Bab 47: Nathan Terpukau
48 Bab 48: Parfum
49 Bab 49: Cinta Tanpa Kata-Kata
50 Bab 50: Aku Menolak!!
51 Bab 51: Cemas Dan Gugup
52 Bab 52: Tes DNA
53 Bab 53: Positif
54 Bab 54: Masih Tidak Percaya.
55 Bab 55: Stella Benar-Benar Mengagumkan
56 Bab 56: Cincin Turun Temurun
57 Bab 57: Nathan Kesal
58 Bab 58: Demi Keamanan Stella
59 Bab 59: Kembali Ke China
60 Bab 60: Mungkin Dia Lelah
61 Bab 61: Pemindahan Aset Nathan
62 Bab 62: Rencana Busukk Maria
63 Bab 63:Selalu Nyaman
64 Bab 64: Harus Melindungi Stella
65 Bab 65: Selamat Ulang Tahun Stella
66 Bab 66: Mama, Aku Merindukanmu
67 Bab 67: Pertemuan Antar Mafiaa
68 Bab 68: Bisakah Kau Memelukku
69 Bab 69: Kekacauan Di Toko Bunga Stella
70 Bab 70: Suruhan Amanda
71 Bab 71: Pelelangan
72 Bab 72: Angel Heart
73 Bab 73: Kembali Ke Pemilik Aslinya.
74 Bab 74: Nathan Terluka
75 Bab 75: Hukuman Untuk Amanda
76 Bab 76: Rencana Maria Dan James
77 Bab 77: Tetap Saja Lemah
78 Bab 78: Hukuman Untuk Maria.
79 Bab 79: Hidup Dengan Tenang
80 Bab 80: Akhir Yang Sempurna
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1: Hanya Istri Yang Tidak Diinginkan
2
BAB 2: Aku Tidak Takut Padamu!!
3
BAB 3: Dia Adalah Istriku
4
BAB 4: Dengan Senang Hati
5
BAB 5: Sisi Lain Steven
6
BAB 6: Mimpi Buruk
7
BAB 7: Menikmati Malam
8
BAB 8: Bukan Wanita Bodoh
9
BAB 9: Pameran Lukisan
10
BAB 10: Nyeri Datang Bulan
11
BAB 11: Perdebatan Stella Dan Maria
12
BAB 12: Dia ... Melindungiku
13
BAB 13: Jangan Aneh-Aneh
14
BAB 14: Wajah Dibalik Bekas Luka
15
BAB 15: Kekejaman Steven
16
BAB 16: Masa Lalu Pahit Dan Menyakitkan
17
Bab 17: Ciuman Pertama Stella
18
Bab 18: Karena ... Kau Istiku
19
Bab 19: Dia Adalah Berlian
20
Bab 20: Masa Lalu Pahit Stella
21
Bab 21: Curahan Hati Stella
22
Bab 22: Kau Memiliki Aku
23
Bab 23: Membunuhh Mu
24
Bab 24: Tidak Mungkin
25
Bab 25: Kebenaran
26
Bab 26: Kenapa Kau Gugup
27
Bab 27: Hukuman Pembuatan Onar
28
Bab 28: Malam Pertamaa
29
Bab 29: Karena Ada Dirimu
30
Bab 30: Hidupku Hancur Karena Mu!!
31
Bab 31: Pelajaran Untuk Amanda
32
Bab 32: Mencari Jejak
33
Bab 33: Berhenti Bergosip
34
Bab 34: Kesepian
35
Bab 35: Depresi Dan Trauma
36
Bab 36: Akhir Hiidup Peter
37
Bab 37: Kemarahan Dante
38
Bab 38: Pertemuan Stella Dan Sandra
39
Bab 39: Ancaman Nathan
40
Bab 40: Temukan Anak Itu!
41
Bab 41: Tidak Bisa Meninggalkanmu Sendirian
42
Bab 42: Kekaguman Stella
43
Bab 43: Roma, Italia
44
Bab 44: Mencemaskan Stella
45
Bab 45: Cinta Tidak Perlu Kata-Kata
46
Bab 46: Takdir Tidak Pernah Salah
47
Bab 47: Nathan Terpukau
48
Bab 48: Parfum
49
Bab 49: Cinta Tanpa Kata-Kata
50
Bab 50: Aku Menolak!!
51
Bab 51: Cemas Dan Gugup
52
Bab 52: Tes DNA
53
Bab 53: Positif
54
Bab 54: Masih Tidak Percaya.
55
Bab 55: Stella Benar-Benar Mengagumkan
56
Bab 56: Cincin Turun Temurun
57
Bab 57: Nathan Kesal
58
Bab 58: Demi Keamanan Stella
59
Bab 59: Kembali Ke China
60
Bab 60: Mungkin Dia Lelah
61
Bab 61: Pemindahan Aset Nathan
62
Bab 62: Rencana Busukk Maria
63
Bab 63:Selalu Nyaman
64
Bab 64: Harus Melindungi Stella
65
Bab 65: Selamat Ulang Tahun Stella
66
Bab 66: Mama, Aku Merindukanmu
67
Bab 67: Pertemuan Antar Mafiaa
68
Bab 68: Bisakah Kau Memelukku
69
Bab 69: Kekacauan Di Toko Bunga Stella
70
Bab 70: Suruhan Amanda
71
Bab 71: Pelelangan
72
Bab 72: Angel Heart
73
Bab 73: Kembali Ke Pemilik Aslinya.
74
Bab 74: Nathan Terluka
75
Bab 75: Hukuman Untuk Amanda
76
Bab 76: Rencana Maria Dan James
77
Bab 77: Tetap Saja Lemah
78
Bab 78: Hukuman Untuk Maria.
79
Bab 79: Hidup Dengan Tenang
80
Bab 80: Akhir Yang Sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!