BAB 2: Aku Tidak Takut Padamu!!

Sinar mentari pagi perlahan menelusup melalui ventilasi udara, menerobos masuk ke dalam sebuah kamar yang begitu terang.

Di balkon kamar mewah tersebut, seorang gadis berdiri dengan wajah yang terlihat datar dan tanpa ekspresi. Matanya hanya menatap hampa ke arah udara kosong, seolah-olah ada sesuatu yang membebani pikirannya.

Derap langkah kaki yang datang memecah keheningan membuat gadis itu 'Stella' menoleh. Dia melihat seorang pria yang sisi kanan wajahnya tertutup perban mendekatinya.

Mata kirinya yang terbuka menatapnya dengan pandangan dingin dan tajam, seakan menusuk jauh ke dalam jiwa Stella. Rasa takut yang mendalam menyelimuti dirinya saat melihat pria tersebut. Steven, begitu mengerikan dan misterius di mata Stella.

Tanpa mengatakan apapun. Steven menyerahkan sebuah kertas putih pada Stella. "Apa ini?" tanya gadis itu dengan suara datarnya.

Stella langsung menundukkan kepalanya melihat tatapan tajam pria itu, Steven dengan nada dingin menjawab,

"Kau tidak buta huruf bukan, sampai-sampai aku masih harus menjelaskannya padamu!!"

Tone bicara Steven yang tajam dan dingin membuat Stella merasa sedikit merinding. Tapi apa yang ada dalam kertas putih tersebut? Stella sangat-sangat penasaran.

"Aku harap kau bisa mematuhi aturan yang aku buat di rumah ini, ingat ... jangan pernah melewati batasanmu!!" ucap Steven dan pergi begitu saja.

Stella meremas kertas ditangannya dengan kuat, kesalahan surat perjanjian yang baru saja ditandatangani oleh Steven masih terasa begitu berat dalam hatinya. Ia merasa seolah-olah dirinya telah terperangkap dalam sebuah perjanjian yang tidak adil dan merugikan.

Dengan tatapan yang penuh kebencian, Stella melihat Steven pergi meninggalkannya.

Tatapan matanya yang nyalang mencerminkan betapa marahnya ia pada pria itu. Ia merasa seperti tawanan yang tidak memiliki kebebasan untuk pergi ke tempat manapun yang ia inginkan.

Stella merasa bahwa Steven telah mencoba mengendalikan hidupnya melalui surat perjanjian tersebut. Ia merasa seperti seekor burung yang terkurung dalam sangkar emas, terbatas dalam kebebasan dan pilihan hidupnya.

Rasa frustasi dan ketidakadilan menguasai pikirannya, membuatnya semakin bertekad untuk melawan dan mencari keadilan.

Namun, meskipun dirinya merasa terjebak, Stella tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan mencari jalan untuk mengubah nasibnya dan memperjuangkan hak-haknya.

Ia yakin bahwa setiap burung dapat terbang bebas, termasuk dirinya.

"Aku bukan bonekamu dan kau tidak bisa mengaturku dengan seenak jidatmu!!" teriak Stella dengan suara yang penuh keberanian dan ketegasan.

Suaranya memenuhi ruangan, menggema di sekeliling mereka. Ia menegaskan bahwa dirinya bukanlah sosok yang bisa dikendalikan oleh Steven.

Steven terkesiap mendengar teriakan keras Stella. Langkahnya terhenti, dan ia memalingkan wajahnya untuk menatap Stella dengan pandangan yang penuh intimidasi. Tatapannya mencerminkan kekuasaan dan dominasi yang ingin ia tunjukkan.

Namun, Stella tidak gentar. Ia menatap balik dengan mata yang penuh keberanian, menunjukkan bahwa ia tidak akan mundur dalam menghadapi Steven.

Meskipun terlihat tegang, Stella tetap teguh pada pendiriannya bahwa dirinya memiliki hak untuk kebebasan dan keputusan hidupnya sendiri.

Teriakan Stella dan pandangan tajam dari Steven menciptakan ketegangan yang mengisi udara di sekitar mereka. Konflik antara mereka semakin nyata, dan pertempuran untuk mendapatkan keadilan dan kemerdekaan baru saja dimulai.

Steven mendekati Stella dengan langkah mantap, lalu tiba-tiba mencengkram rahangnya dengan kuat. Tatapan tajamnya menunjukkan dominasi dan kekuasaan yang ingin ia tunjukkan.

Dengan suara yang penuh ancaman, ia mengingatkan Stella untuk tidak berani berbicara dengan nada tinggi padanya.

"Jangan coba-coba berbicara dengan nada tinggi padaku! Ingat posisimu dan jangan lewati batasanmu," ucap Steven dengan suara yang penuh dengan keangkuhan dan superioritas.

Stella merasakan cengkraman yang kuat pada rahangnya, namun dia tidak menunjukkan rasa takut atau penurunan semangat.

Meskipun dirinya terintimidasi oleh sikap Steven, dia tetap tegar dan tidak ingin membiarkan dirinya diatur olehnya. Dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia memiliki hak untuk bersuara dan tidak boleh ditekan oleh siapapun.

Dalam keadaan yang tegang dan penuh konflik ini, Stella merasa semakin bertekad untuk melawan dan memperjuangkan kebebasannya.

Dia tidak akan membiarkan dirinya diatur oleh orang lain dan akan mencari jalan untuk mendapatkan keadilan yang pantas baginya.

"Kau pikir dirimu itu hebat, Steven Zhao!! Kau tidak lebih baik dari para penjahat diluar sana, kau itu bandit yang tidak berhati, kau iblis, kenapa manusia kejam sepertimu tidak mati saja?!" teriak Stella dengan suara yang meninggi. Emosinya meledak, dan kata-katanya penuh dengan kebencian yang terpendam.

Namun, sebelum Stella sempat menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara yang begitu keras.

Steven menampar Stella dengan kekuatan yang membuat suara itu terdengar di seluruh ruangan. Tamparan itu meninggalkan bekas merah di pipi Stella, menunjukkan betapa kerasnya pukulan itu.

Stella terdiam sejenak, terkejut dengan kekerasan yang baru saja ia alami. Wajahnya terasa terbakar oleh rasa sakit dan malu. Namun, meskipun terluka, dia tetap tidak mau menunjukkan kelemahan. Dia menatap Steven dengan tatapan yang penuh dengan kebencian.

Steven mencekikk leher Stella dengan kekuatan yang membuatnya kesulitan bernapas. Tatapannya yang tajam dan penuh dengan kebencian menghujam langsung ke mata Stella.

Dalam keadaan yang penuh ancaman, ia memperingatkan Stella untuk tidak mencoba menguji kesabarannya.

"Jangan coba-coba menguji kesabaranku, kau hanya barang tidak berguna," ucap Steven dengan suara yang penuh dengan kebencian.

"STEVEN, LEPASKAN!!"

"Seharusnya kau berterimakasih padaku karena sudah berbaik hati dan tidak sampai menjual mu pada organisasi perddagangan manusia!!"

Stella merasakan tekanan yang mencekik pada lehernya, membuatnya merasa lemah dan terjebak. Tatapan tajam Steven membuatnya merasa seperti sedang berhadapan dengan monster yang kejam.

Dalam hatinya, Stella merasa marah dan terluka oleh kata-kata serta perlakuan Steven. Ia merasa diperlakukan seperti objek yang tidak berharga, dan kehadirannya hanya dianggap sebagai beban.

Namun, di balik rasa sakit dan ketidakadilan yang dirasakannya, Stella merasakan api perlawanan yang berkobar di dalam dirinya.

Dia bertekad untuk tidak membiarkan dirinya dihancurkan oleh Steven, dan akan mencari cara untuk melawan dan mendapatkan kebebasannya kembali.

"Aku tidak takut padamu!!" balas Stella dengan suara yang penuh dengan keberanian. Dia menatap tajam kembali ke arah Steven, memancarkan nyalang yang tak tergoyahkan.

Tatapan matanya mencerminkan kekuatan dan ketegasan yang ada di dalam dirinya.

Meskipun terjepit dalam situasi yang mencekam, Stella menolak untuk menunjukkan rasa takut atau penurunan semangat. Dia tidak akan membiarkan dirinya diintimidasi oleh Steven.

"Kau akan menerima akibat dari sikap kurang ajarmu ini!!" Steven melepaskan Stella dan pergi begitu saja.

Dalam keheningan yang mencekam, Steven dan Stella semakin memanas. Konflik mereka mencapai puncaknya, dan saat ini, segalanya terasa begitu rapuh. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dalam hubungan mereka.

...🌺🌺🌺...

Suasana di ruangan itu begitu sunyi, hingga terdengar ketukan keras pada pintu yang menggema, mengalihkan perhatian Steven dari dokumen-dokumen yang sedang dikerjakannya.

Pria itu memalingkan wajahnya ke arah pintu dan menginterupsi kan orang itu untuk masuk. "Masuk!!" suara itu menggema di dalam ruangan.

Tatapan dingin dan tanpa ekspresi yang diberikan oleh Steven membuat Frans, asisten pribadinya, menelan ludah dan berusaha keras untuk menyembunyikan kegugupannya.

Steven memandang Frans dengan tatapan datar yang membuat suhu di ruangan itu terasa semakin dingin.

"Bagaimana hasilnya? Apa kau sudah mendapatkan semua informasi yang aku butuhkan tentang bajingan itu?" suaranya terdengar tajam dan menusuk hati saat pertanyaan itu keluar dari bibirnya.

Frans mengangguk dengan cepat, berusaha menunjukkan bahwa tugasnya telah selesai dengan baik.

"Sudah, Tuan," jawabnya dengan suara yang sedikit gemetar. Ia meletakkan sebuah laporan di atas meja, mengandalkan setumpuk kertas yang berisi informasi yang begitu berharga bagi Steven.

Steven meraih laporan tersebut dan membukanya dengan cermat. Matanya bergerak cepat, menyerap setiap kata dan angka yang tertera di dalamnya. Wajahnya tak berubah, namun di dalam hatinya, api kemarahan dan keingintahuan semakin membara.

Frans berdiri di depannya, menunggu dengan tegang. Ia tak bisa membaca ekspresi di wajah Steven, namun ia tahu betul bahwa apa pun yang ada di dalam laporan itu akan memiliki konsekuensi besar bagi mereka berdua.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti berabad-abad, Steven akhirnya menutup laporan dengan perlahan. Ia menatap Frans dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada kekecewaan, tapi juga ada ketertarikan yang mendalam.

"Frans," ucap Steven menggantung, membuat Frans menelan ludah. " ... kau telah melakukan tugasmu dengan baik. Sekarang kita memiliki senjata yang cukup kuat untuk melawan bajingan itu."

Frans merasa lega mendengar pujian itu. Ia tak pernah menduga bahwa tugas ini akan begitu berat dan berisiko. Namun, ia merasa bangga bisa membantu Steven dalam misi yang begitu penting ini.

...🌺🌺🌺...

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Radya Arynda

Radya Arynda

semangaat thor,,,

2024-02-01

1

Nani Naya

Nani Naya

nurut dong Stella, melawan orang galak itu perlu kelembutan

2024-02-01

1

Bu Kus

Bu Kus

kejam juga Steven serem banget

2024-02-01

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Hanya Istri Yang Tidak Diinginkan
2 BAB 2: Aku Tidak Takut Padamu!!
3 BAB 3: Dia Adalah Istriku
4 BAB 4: Dengan Senang Hati
5 BAB 5: Sisi Lain Steven
6 BAB 6: Mimpi Buruk
7 BAB 7: Menikmati Malam
8 BAB 8: Bukan Wanita Bodoh
9 BAB 9: Pameran Lukisan
10 BAB 10: Nyeri Datang Bulan
11 BAB 11: Perdebatan Stella Dan Maria
12 BAB 12: Dia ... Melindungiku
13 BAB 13: Jangan Aneh-Aneh
14 BAB 14: Wajah Dibalik Bekas Luka
15 BAB 15: Kekejaman Steven
16 BAB 16: Masa Lalu Pahit Dan Menyakitkan
17 Bab 17: Ciuman Pertama Stella
18 Bab 18: Karena ... Kau Istiku
19 Bab 19: Dia Adalah Berlian
20 Bab 20: Masa Lalu Pahit Stella
21 Bab 21: Curahan Hati Stella
22 Bab 22: Kau Memiliki Aku
23 Bab 23: Membunuhh Mu
24 Bab 24: Tidak Mungkin
25 Bab 25: Kebenaran
26 Bab 26: Kenapa Kau Gugup
27 Bab 27: Hukuman Pembuatan Onar
28 Bab 28: Malam Pertamaa
29 Bab 29: Karena Ada Dirimu
30 Bab 30: Hidupku Hancur Karena Mu!!
31 Bab 31: Pelajaran Untuk Amanda
32 Bab 32: Mencari Jejak
33 Bab 33: Berhenti Bergosip
34 Bab 34: Kesepian
35 Bab 35: Depresi Dan Trauma
36 Bab 36: Akhir Hiidup Peter
37 Bab 37: Kemarahan Dante
38 Bab 38: Pertemuan Stella Dan Sandra
39 Bab 39: Ancaman Nathan
40 Bab 40: Temukan Anak Itu!
41 Bab 41: Tidak Bisa Meninggalkanmu Sendirian
42 Bab 42: Kekaguman Stella
43 Bab 43: Roma, Italia
44 Bab 44: Mencemaskan Stella
45 Bab 45: Cinta Tidak Perlu Kata-Kata
46 Bab 46: Takdir Tidak Pernah Salah
47 Bab 47: Nathan Terpukau
48 Bab 48: Parfum
49 Bab 49: Cinta Tanpa Kata-Kata
50 Bab 50: Aku Menolak!!
51 Bab 51: Cemas Dan Gugup
52 Bab 52: Tes DNA
53 Bab 53: Positif
54 Bab 54: Masih Tidak Percaya.
55 Bab 55: Stella Benar-Benar Mengagumkan
56 Bab 56: Cincin Turun Temurun
57 Bab 57: Nathan Kesal
58 Bab 58: Demi Keamanan Stella
59 Bab 59: Kembali Ke China
60 Bab 60: Mungkin Dia Lelah
61 Bab 61: Pemindahan Aset Nathan
62 Bab 62: Rencana Busukk Maria
63 Bab 63:Selalu Nyaman
64 Bab 64: Harus Melindungi Stella
65 Bab 65: Selamat Ulang Tahun Stella
66 Bab 66: Mama, Aku Merindukanmu
67 Bab 67: Pertemuan Antar Mafiaa
68 Bab 68: Bisakah Kau Memelukku
69 Bab 69: Kekacauan Di Toko Bunga Stella
70 Bab 70: Suruhan Amanda
71 Bab 71: Pelelangan
72 Bab 72: Angel Heart
73 Bab 73: Kembali Ke Pemilik Aslinya.
74 Bab 74: Nathan Terluka
75 Bab 75: Hukuman Untuk Amanda
76 Bab 76: Rencana Maria Dan James
77 Bab 77: Tetap Saja Lemah
78 Bab 78: Hukuman Untuk Maria.
79 Bab 79: Hidup Dengan Tenang
80 Bab 80: Akhir Yang Sempurna
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1: Hanya Istri Yang Tidak Diinginkan
2
BAB 2: Aku Tidak Takut Padamu!!
3
BAB 3: Dia Adalah Istriku
4
BAB 4: Dengan Senang Hati
5
BAB 5: Sisi Lain Steven
6
BAB 6: Mimpi Buruk
7
BAB 7: Menikmati Malam
8
BAB 8: Bukan Wanita Bodoh
9
BAB 9: Pameran Lukisan
10
BAB 10: Nyeri Datang Bulan
11
BAB 11: Perdebatan Stella Dan Maria
12
BAB 12: Dia ... Melindungiku
13
BAB 13: Jangan Aneh-Aneh
14
BAB 14: Wajah Dibalik Bekas Luka
15
BAB 15: Kekejaman Steven
16
BAB 16: Masa Lalu Pahit Dan Menyakitkan
17
Bab 17: Ciuman Pertama Stella
18
Bab 18: Karena ... Kau Istiku
19
Bab 19: Dia Adalah Berlian
20
Bab 20: Masa Lalu Pahit Stella
21
Bab 21: Curahan Hati Stella
22
Bab 22: Kau Memiliki Aku
23
Bab 23: Membunuhh Mu
24
Bab 24: Tidak Mungkin
25
Bab 25: Kebenaran
26
Bab 26: Kenapa Kau Gugup
27
Bab 27: Hukuman Pembuatan Onar
28
Bab 28: Malam Pertamaa
29
Bab 29: Karena Ada Dirimu
30
Bab 30: Hidupku Hancur Karena Mu!!
31
Bab 31: Pelajaran Untuk Amanda
32
Bab 32: Mencari Jejak
33
Bab 33: Berhenti Bergosip
34
Bab 34: Kesepian
35
Bab 35: Depresi Dan Trauma
36
Bab 36: Akhir Hiidup Peter
37
Bab 37: Kemarahan Dante
38
Bab 38: Pertemuan Stella Dan Sandra
39
Bab 39: Ancaman Nathan
40
Bab 40: Temukan Anak Itu!
41
Bab 41: Tidak Bisa Meninggalkanmu Sendirian
42
Bab 42: Kekaguman Stella
43
Bab 43: Roma, Italia
44
Bab 44: Mencemaskan Stella
45
Bab 45: Cinta Tidak Perlu Kata-Kata
46
Bab 46: Takdir Tidak Pernah Salah
47
Bab 47: Nathan Terpukau
48
Bab 48: Parfum
49
Bab 49: Cinta Tanpa Kata-Kata
50
Bab 50: Aku Menolak!!
51
Bab 51: Cemas Dan Gugup
52
Bab 52: Tes DNA
53
Bab 53: Positif
54
Bab 54: Masih Tidak Percaya.
55
Bab 55: Stella Benar-Benar Mengagumkan
56
Bab 56: Cincin Turun Temurun
57
Bab 57: Nathan Kesal
58
Bab 58: Demi Keamanan Stella
59
Bab 59: Kembali Ke China
60
Bab 60: Mungkin Dia Lelah
61
Bab 61: Pemindahan Aset Nathan
62
Bab 62: Rencana Busukk Maria
63
Bab 63:Selalu Nyaman
64
Bab 64: Harus Melindungi Stella
65
Bab 65: Selamat Ulang Tahun Stella
66
Bab 66: Mama, Aku Merindukanmu
67
Bab 67: Pertemuan Antar Mafiaa
68
Bab 68: Bisakah Kau Memelukku
69
Bab 69: Kekacauan Di Toko Bunga Stella
70
Bab 70: Suruhan Amanda
71
Bab 71: Pelelangan
72
Bab 72: Angel Heart
73
Bab 73: Kembali Ke Pemilik Aslinya.
74
Bab 74: Nathan Terluka
75
Bab 75: Hukuman Untuk Amanda
76
Bab 76: Rencana Maria Dan James
77
Bab 77: Tetap Saja Lemah
78
Bab 78: Hukuman Untuk Maria.
79
Bab 79: Hidup Dengan Tenang
80
Bab 80: Akhir Yang Sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!