3.Jatuh Cinta

"Kertas apa itu mas? apakah kertas itu begitu penting sampai kamu marah-marah dan membentak istrimu?" tanya Dania.

"Sangat penting! jangan banyak tanya bukan urusanmu!" ketus Bobby.

Dania menghela nafas berat dan perlahan ia lepaskan. Setidaknya itu bisa membuat dadanya yang dari tadi menahan sesak bisa sedikit lega.

"Mulai sekarang jangan suka memindahkan barang-barangku!" gertak Bobby.

"Aku tidak pernah memindahkan barang-barangmu mas, tidak berani," sahut Dania pelan.

"Masih berani kamu menjawab terus yang kamu lakukan tadi apa?"

"Aku hanya melakukan yang biasanya aku lakukan mas, membawa pakaian kotormu ke belakang sebelum ku cuci."

"Ah sudahlah banyak omong kamu!" Bobby membalikkan badan dan berjalan menuju teras.

Dania berdiri mematung. Menatap pakaian kotor yang berserakan di lantai akibat ulah suaminya tadi.

"Oh Tuhan, kenapa suamiku begitu berubah, dan sejak kapan ada peraturan seperti yang di sebutkannya tadi," gumam Dania dalam hati.

☘️☘️☘️

Sinta keluar dari kamarnya sambil bernyanyi-nyanyi kecil dengan wajah riangnya. Ia segera duduk di meja makan.

"Bik bikinin nasi goreng dong," teriaknya memanggil bik Titin.

"Sebentar non, saya sedang memandikan tuan muda kembar," jawab bik Titin setengah berteriak, agar di dengar oleh Sinta.

"Aduh, kemana sih Dania?" kesal Sinta.

"Aku disini kak," jawab Dania yang baru keluar dari ruang cuci pakaian.

"Eh maaf Dania, maksud kakak," belum sempat Sinta melanjutkan ucapannya yang kikuk karena omelannya di dengar Dania, Dania sudah menyahutnya.

"Biar Nia saja yang bikin nasi gorengnya ya kak,"

"Tapi Dania eh, eh, biar kakak aja," Sinta berdiri mendekati kompor dengan tampak gugup.

"Kakak duduk saja, biar Nia yang buat, kakak sudah rapi nanti baju kakak kotor," Ucapnya sambil mengaduk nasi dengan bumbu yang sudah ia siapkan.

"Terimakasih ya Nia," ucap Sinta dengan senyum di sudut bibirnya.

Nasi goreng dalam piring di hadapan Sinta. Ia segera memakannya.

"Enak kak?" tanya Dania.

"Enak banget Nia, terimakasih ya adikku yang manis," guraunya.

"Ah, kakak bisa saja, kakak itu yang cantik banget, emangnya kakak mau kemana kok udah rapi aja."

"Kakak mau ke salon dan jalan-jalan dengan teman kakak, nggak apa-apa kan Nia?" Sinta menatap Dania penuh harap.

"Iya nggak apa-apa kak, yang penting bisa membuat kakak bahagia aja, apa sih yang nggak boleh," jawab Dania dengan tersenyum penuh kasih sayang terhadap kakaknya.

Dania memang membebaskan Sinta kakaknya untuk pergi ke mana saja. Agar membuat Sinta bisa melupakan semua kesedihannya.

Dania berpikir kakaknya itu sangat menderita karena telah kehilangan suaminya. Jadi dengan membiarkan kakaknya bersenang-senang keluar rumah itu akan membuat Sinta bahagia dan akan lebih bagus jika dia menemukan cinta nya kembali.

Dania beranjak dari hadapan Sinta. Ia menghampiri dua buah hatinya yang rapi dengan bedak tebal di wajahnya.

"Mama mama mama," teriak dua bocah kembar itu kegirangan, mereka berlari berhambur memeluk sang mama yang sudah berjongkok di hadapannya.

"Wah, wangi dan ganteng nya dua jagoan mama," puji Dania, ia melayangkan ciuman di pipi kiri dan kanan anaknya secara bergantian.

"Mama, ana papa ana?" tanya Marleen dengan nada bicara nya yang masih celat.

"Tuh papa di sana Aleen," seru Marteen yang bicaranya lebih lancar di bandingkan dengan saudara kembarnya yang bernama Marleen itu.

"Iya, itu papa," Dania menunjuk Bobby yang sedang duduk di teras.

Kedua bocah yang sama-sama berusia tiga tahun itu berlari menghampiri papanya. Di ikuti oleh Dania.

Sementara bik Titin tampak menatap haru majikannya dengan kedua anak kembarnya itu. Ada sesuatu yang ia pikirkan dan ia simpan.

"Papa, papa," seru Marleen dan Marteen.

Tak ada sahutan dari sang papa. Lelaki itu tampak sibuk memainkan ponselnya, dengan sesekali ia tersenyum-senyum sendiri.

Dania menatap tingkah suaminya itu.

"Sepertinya mas Bobby sedang bahagia, apakah dia sedang berhasil bekerja sama dengan perusahaan besar atau sedang dapat keuntungan besar dalam perusahaannya? tapi kenapa sikapnya acuh dan tak perduli padaku dan anak-anaknya, padahal dulu, setiap dia sedang mendapat keuntungan besar di perusahaan ia akan mengajak kami liburan dan makan di luar," batin Dania.

"Papa, papa, papa," Marteen dan Marleen mengguncang lutut sang papa dengan kuat secara bersama-sama. Mereka merasa penasaran dan ingin menarik perhatian papanya karena merasa di acuh kan.

Sementara Bobby yang merasa kesenangannya berbalas pesan dengan seseorang terganggu malah membentak dan melepas tangan anaknya dengan kasar.

"Apasih kalian, nggak bisa tenang ganggu papa aja!" bentaknya pada anak-anak itu.

Seketika kedua bocah itu terdiam. Dan berlari memeluk mamanya lalu menumpahkan air matanya disana.

"Mas, mereka hanya ingin kamu perhatikan," ucap Dania lembut. Wanita itu masih bersabar menghadapi suaminya, walaupun batinnya menangis menyaksikan anaknya di perlakukan seperti itu.

"Kamu saja yang memperhatikan mereka kan bisa! aku sibuk!" jawabnya ketus.

Si kembar makin terisak.

"Sudah-sudah, jangan menangis lagi, pergi nonton kartun ya sama bibik, nanti mama nyusul, mama bicara dulu dengan papa setelah itu kita jalan-jalan," rayu Dania pada kedua anaknya.

Si kembar berlari menghampiri bik Titin yang sedang membereskan piring bekas makan Sinta.

Setelah kepergian anaknya, Dania mencoba bicara baik-baik dengan suaminya.

"Mas, boleh aku bicara?" tanya Dania pelan.

"Bicara ya bicara aja, ada apa emangnya?" jawab Bobby tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Sepertinya mas Bobby lagi seneng banget, ada apa sih?"

"Bukan urusanmu! ini tentang perusahaan, kamu nggak usah banyak nanya!" ketusnya.

"Yang penting kebutuhanmu dan anak-anak di rumah ini tercukupi," lanjutnya lagi.

"Iya mas, aku mengerti," jawabnya.

"mas ini kan hari minggu gimana kalau kita bawa anak-anak ke mall, ke area permainan anak-anak, sepertinya mereka akan sangat senang," Dania meminta dengan sangat hati-hati, ia takut merusak mood suaminya yang gampang berubah-ubah belakangan ini.

Dan benar saja bukan jawaban yang menyenangkan yang Dania dengar melainkan amarah suaminya. Yang terdengar pedas di telinganya.

"Kamu kan tahu aku baru pulang Dania, aku capek! makanya kamu itu jangan banyak janji sama anak-anak, dan jangan terlalu memanjakan mereka!" Bobby bicara sangat kuat setelah ia menggebrak meja.

Nyali Dania menciut. Dia sempat terkejut, jantungnya berdegup kencang. Ia terdiam tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya lagi.

Ia mengalihkan pandangannya pada Sinta. Wanita itu duduk di ruang tamu dengan tersenyum-senyum menatap layar ponselnya.

"Kenapa kak Sinta belum pergi juga, apa dia nunggu jemputan temannya?" batin Dania.

Di rumahnya memang ada beberapa mobil. Tapi Sinta ia belum bisa mengendarai mobil sendiri.

Dania meraih tangan Bobby, membuat kedua alis mata Bobby saling bertautan.

"Mas, lihat kak Sinta. Wajahnya berseri-seri aku perhatikan dia sering senyum-senyum sendiri, sepertinya kak Sinta sedang jatuh cinta," bisik Dania.

Bobby menoleh sekejab ke arah Sinta, lalu kemudian ia mengangkat kedua bahunya.

"Itu wajarkan?" gumamnya.

"Kakakmu itu sudah janda, lagi pula itu urusan pribadinya buat apa kamu ikut campur!"

Bersambung....

♥️♥️♥️

Dukung terus author ya..

Silahkan like dan komennya..

Terimakasih🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Pena Hitam

Pena Hitam

karna kakamu lagi bermain cantik 🔥

2024-03-24

1

Tri Haryani

Tri Haryani

Hei Bobby!! Ternyata kamu selain suami yg buruk ayah yang buruk juga ya.. kasihan tuh anak-anakmu pada nangis..

2024-03-17

1

mama Al

mama Al

Weh Dania aku greget Karo kowe

2024-02-26

1

lihat semua
Episodes
1 1. Dania
2 2.Bill Hotel
3 3.Jatuh Cinta
4 4.Curiga
5 5.Bertingkah Sama
6 6.Lingerie Sexy
7 7.Bercinta
8 8.Bik Titin
9 9. Kasihan Anak-Anak
10 10. Kau Canduku
11 11. Ucapan Widya
12 12. kenangan
13 13. Flashback Sinta
14 14. Flashback Sinta 2
15 15. Pulang
16 16. Perubahan Bobby
17 17. Keraguan
18 18. Bobby
19 19. Terbongkarnya Rahasia
20 20. Ulah Dania
21 21. Membungkam Dengan Air Mata
22 22. Penyamaran Dania
23 23.Penyamaran Dania 2
24 24. Pertemuan
25 25. Datang Bulan
26 26. Bersandiwara
27 27. Puncak Kesakitan
28 28. Pertemuan Kedua
29 29. Arjuna Dwi Anggara
30 30. Tekat
31 31. Please bantu dia
32 32. Demi Dania
33 33. Apakah Kamu Sangat Mencintai Suamimu?
34 34. Aku Selalu Ada Untukmu
35 35. Si Kembar Sakit
36 36. Ke Rumah Sakit
37 37. Bertemu Pengacara
38 38. Surat Gugatan Cerai
39 39. Terusir
40 40. Mereka Pantas Mendapatkanmya
41 41. Pemimpin perusahaan
42 42. Mama Tidak Setuju!!
43 43. Sidang Pertama
44 44. Permainan Dania
45 45. Digerebek Warga
46 46. Papa Kemana
47 47. Om Tampan
48 48. Memalukan
49 49. Rumahku
50 50. Terusir Kembali
51 51. Flasback on 'Wasiat' 1
52 52. Flashback on 'Wasiat' 2
53 53. Sidang Putusan
54 54. Butuh Ketenangan
55 55. Dania di Culik
56 56. Siapa Pelakunya
57 57. Lepaskan Aku
58 58. Flashback Bobby & Sinta
59 59. Titik Terang
60 60. Rekaman Cctv
61 61. Penyiksaan Dan Penyelamatan Dania
62 62. Penangkapan
63 63. Cinta Kedua
64 64. Maukah Menikah Denganku?
65 65. Dimana Widya
66 66. Viral
67 67. Sebuah Ancaman
68 68. Bandar Narkoba
69 69. Ragu Tapi Ingin Maju
70 70. Penyesalan Widya
71 71. Histeris
72 72. Dendam
73 73. Berita penting
74 74. Tawanan
75 75. Mengelabuhi Musuh
76 76. Ke kantor Polisi
77 77. Melaporkan semua
78 78. Tertangkap
79 79. Hukuman Yang Setimpal
80 80. Ulang tahun si kembar
81 81. Sah...
82 82. Melepas Pengantin dan novel baru
83 83. Malam Pertama (happy ending)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
1. Dania
2
2.Bill Hotel
3
3.Jatuh Cinta
4
4.Curiga
5
5.Bertingkah Sama
6
6.Lingerie Sexy
7
7.Bercinta
8
8.Bik Titin
9
9. Kasihan Anak-Anak
10
10. Kau Canduku
11
11. Ucapan Widya
12
12. kenangan
13
13. Flashback Sinta
14
14. Flashback Sinta 2
15
15. Pulang
16
16. Perubahan Bobby
17
17. Keraguan
18
18. Bobby
19
19. Terbongkarnya Rahasia
20
20. Ulah Dania
21
21. Membungkam Dengan Air Mata
22
22. Penyamaran Dania
23
23.Penyamaran Dania 2
24
24. Pertemuan
25
25. Datang Bulan
26
26. Bersandiwara
27
27. Puncak Kesakitan
28
28. Pertemuan Kedua
29
29. Arjuna Dwi Anggara
30
30. Tekat
31
31. Please bantu dia
32
32. Demi Dania
33
33. Apakah Kamu Sangat Mencintai Suamimu?
34
34. Aku Selalu Ada Untukmu
35
35. Si Kembar Sakit
36
36. Ke Rumah Sakit
37
37. Bertemu Pengacara
38
38. Surat Gugatan Cerai
39
39. Terusir
40
40. Mereka Pantas Mendapatkanmya
41
41. Pemimpin perusahaan
42
42. Mama Tidak Setuju!!
43
43. Sidang Pertama
44
44. Permainan Dania
45
45. Digerebek Warga
46
46. Papa Kemana
47
47. Om Tampan
48
48. Memalukan
49
49. Rumahku
50
50. Terusir Kembali
51
51. Flasback on 'Wasiat' 1
52
52. Flashback on 'Wasiat' 2
53
53. Sidang Putusan
54
54. Butuh Ketenangan
55
55. Dania di Culik
56
56. Siapa Pelakunya
57
57. Lepaskan Aku
58
58. Flashback Bobby & Sinta
59
59. Titik Terang
60
60. Rekaman Cctv
61
61. Penyiksaan Dan Penyelamatan Dania
62
62. Penangkapan
63
63. Cinta Kedua
64
64. Maukah Menikah Denganku?
65
65. Dimana Widya
66
66. Viral
67
67. Sebuah Ancaman
68
68. Bandar Narkoba
69
69. Ragu Tapi Ingin Maju
70
70. Penyesalan Widya
71
71. Histeris
72
72. Dendam
73
73. Berita penting
74
74. Tawanan
75
75. Mengelabuhi Musuh
76
76. Ke kantor Polisi
77
77. Melaporkan semua
78
78. Tertangkap
79
79. Hukuman Yang Setimpal
80
80. Ulang tahun si kembar
81
81. Sah...
82
82. Melepas Pengantin dan novel baru
83
83. Malam Pertama (happy ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!