Bab 3

Setelah berpakaian, kini keluarga kecil Azof telah bergabung di meja makan. "Makan yang banyak, boy!" Azof mengisi piring putranya dengan nasi dan lauk-pauk.

"Mas fokus makan saja, biar aku yang mengambilkan makan untuk Faris." ucap Indah, ia tidak enak hati lantaran suaminya mengambil alih tugas yang selama ini ia lakukan.

"Tidak Sayang, biar Mas saja. Kemarikan piringmu, biar Mas isi sekalian."

"Tapi Mas—"

"Sudah tidak apa-apa, sini." Azof mengambil piring istrinya dan mengisinya dengan sarapan-sarapan bergizi.

Pagi itu sarapan hangat penuh kekeluargaan kembali Azof, Indah dan Faris rasakan setelah perpisahan mereka selama satu minggu. Begitu selesai sarapan, Azof beserta anak dan istrinya langsung masuk ke mobil.

"Siap?" tanya Azof.

"Siap, lets go!"

Mobil Azof langsung melaju membelah jalanan kota pagi itu. Sepanjang perjalanan, tidak ada keheningan di dalam mobil itu karena Faris akan bercerita banyak hal pada sang Papa. Hingga akhirnya mobil 'pun berhenti di depan taman kanak-kanak.

"Have fun, boy. Jangan nakal dengan teman-teman, oke?"

"Siap Papa. Dah Mama," Faris mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan masuk ke dalam gedung sekolah.

"Ayo Sayang," Azof kembali membukakan pintu mobil untuk istrinya dan langsung melaju meninggalkan pelataran sekolah.

...•••***•••...

"Kenapa kita ke sini, Mas?" tanya Indah saat mobil suaminya berhenti di depan mall.

"Tidak apa-apa, sudah lama Mas tidak menemanimu berbelanja, jadi Mas ingin mengulang momen itu lagi. Ayo."

Azof dan Indah bergandengan tangan menyusuri mall. Banyak hal yang mereka kunjungi, mulai dari tempat bermain orang dewasa, toko pakaian, sepatu, tas branded, perhiasan dan masih banyak lagi. Azof benar-benar kembali dengan dirinya yang humble, manis dan penyayang di hadapan keluarganya.

"Kau ingin membeli apa lagi, Sayang?" tanya Azof, tangan kanan dan kirinya kini dipenuhi dengan barang belanjaan sang istri.

"Sudah cukup, Mas."

"Yakin?" tanya Azof yang dijawab anggukan oleh Indah. "Baiklah, kalau begitu Mas turun ke bawah dulu untuk menaruh barang-barang ini di mobil, kau langsung ke restoran saja ya, nanti Mas menyusul."

"Tapi Mas, apa tidak masalah?" tanya Indah. Sungguh, wanita cantik itu benar-benar tidak enak hati saat diperlakukan demikian oleh sang suami.

"Tidak apa-apa Sayang, Tenang saja." Azof mencium pucuk kepala istrinya lebih dulu sebelum akhirnya turun menuju lobi untuk menaruh barang-barang belanjaannya.

Dari kejauhan, seseorang tampak menyipitkan mata saat melihat seseorang yang ia kenali tengah bersama dengan seorang wanita. Tanpa ingin membuang kesempatan, ia mengeluarkan ponselnya dan memotret moment romantis dimana laki-laki itu tengah mencium pucuk kepala wanita di depannya. Setelah berhasil mendapatkan foto tersebut, orang itu langsung bergegas pergi.

Kembali ke Azof, laki-laki itu telah selesai menaruh barang belanjaannya di mobil. Ia langsung menuju restoran yang baru saja istrinya infokan. Begitu tiba di restoran, lambaian tangan sang istri menyapanya. Ia langsung melangkah mendekati meja sang istri dan duduk berhadapan di sana.

"Aku sudah pesankan makanan kesukaan Mas, ayo dimakan." ucap Indah.

"Terima kasih Sayang, kau yang paling mengerti aku."

"Itu sudah tugasku, Mas."

Azof dan Indah menyantap makanan yang tersaji di hadapan mereka. Sesekali pasangan suami istri itu akan saling menyuapi dan berbagi canda dan tawa hingga membuat para penghuni meja lain menatap mereka iri.

...•••***•••...

Pulang berbelanja dan makan siang, Azof langsung mengajak istrinya untuk menjemput sang putra di sekolahnya. Setelah itu, keluarga kecil itu kembali berjalan-jalan dan tujuannya kali ini adalah pantai.

Faris berlari riang di pinggir pantai. Di belakangnya terdapat Papa dan Mamanya yang juga tengah berlarian. Setelah merasa cukup lelah berlari, Azof mengajak anak dan istrinya untuk duduk di kursi pantai. Tidak lupa, laki-laki itu memesan es kelapa muda yang dijual di sepanjang daratan pantai.

"Papa, kapan-kapan kita ke sini lagi ya," ajak Faris.

"Tentu boy, tapi nanti ya kalau Papa ada waktu luang lagi, tidak apa-apa 'kan?"

"Hm, tidak apa-apa. Kata Mama, Papa kerja untuk kita berdua juga, jadi tidak apa-apa kalau sesekali Papa tidak di rumah."

"Terima kasih boy," Azof mengusap kepala putranya dengan sayang. Lalu tatapannya beralih menatap sang istri. Ia menyelipkan rambut istrinya yang beterbangan terbawa angin. "Terima kasih sudah memberikan pengertian pada putra kita, aku mencintaimu, Sayang." ucapnya tulus.

"Aku juga mencintaimu, Mas."

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

siapa yg potret yah?

2024-04-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!