2. Lebih Dekat

Gedung apartement dua belas lantai di pusat kota masih terlihat cantik bahkan dimalam hari. Sebagian besar lampu kamar telah mati, menyisakan keheningan dini hari ini. Suasana begitu tenang tanpa mengetahui apa saja yang terjadi di tengah ketenangan itu.

Lantai sepuluh, lantai dimana tempat Galen mengistirahatkan tubuhnya setelah aktivitas di luar. Keadaan seluruh ruangan apartement Galen sungguh gelap, tidak ada cahaya sedikitpun bahkan tidak dengan lampu tidur. Gelap dan tenang berbanding terbalik dengan penghuni ruangan yang tengah bergerak gelisah dalam tidurnya.

Galen bergerak kesana-kemari dengan gelisah, ketakutan terpancar jelas diwajah juga gerakan Galen. Didalam alam bawah sadarnya Galen sangat ingin keluar, Ia ingin bebas, namun Galen tidak bisa. Galen berusaha keras tapi justru terasa semakin menyiksa, Galen harap ada yang membangunkannya namun apa yang bisa Ia harapkan? tidak ada yang tahu, tidak ada yang pernah tahu perihal Galen.

"Hah.."

"Hahhh..."

"Hugh"

"Hughh.."

"Ahh.."

Napas terengah-engah terdengar keras begitu Galen bangun, dilanjut dengan batuk-batuk karena rasa sesak didadanya. Galen membawa tubuhnya berada disudut tempat tidurnya, menyandarkan tubuhnya didinding. Dengan keringat dingin diseluruh tubuhnya, Galen berusaha mengontrol napasnya sembari menekan kuat dada nya berharap rasa sesak dan sakit itu cepat hilang.

Galen menatap seluruh penjuru ruangan gelap didepannya, melihatnya dengan mata yang masih memancarkan ketakutan dan kegelisahan disana. Hanya tiga puluh menit, tapi terasa mengulang semua peristiwa dari dia kecil hingga dewasa ini. Galen mengambil hp di sebelahnya dengan tangan bergetar, melihat jam yang baru menunjukkan pukul dua pagi. Dengan wajah pucat pasinya Galen memejamkan matanya dengan kuat, diikuti dengan helaan napas berat yang keluar dari mulutnya. Galen lelah, Ia lelah jika setiap malam harus seperti ini.

....

Dua lapis roti dengan segelas jus alpukat telah dihabiskan Galen. Menatap dirinya dicermin, membuat rambutnya sedikit berantakan baru kemudian Galen cabut keluar untuk pergi ke kampus, meninggalkan ruangan yang sepertinya akan menjadi saksi bisu apa yang terjadi dengan hari-hari Galen selanjutnya.

Galen menaiki motor sport nya dengan santai, hari ini Galen berangkat cukup awal. Kelas masuk jam sembilan tapi jam setengah sembilan Ia telah otw. Biasanya boro-boro setengah jam kurang, Galen dari rumah lima belas menit sebelum kelas pun temannya sudah tidak akan kaget. Ada yang bilang orang tampan itu beruntung, mungkin itu berlaku juga untuk Galen. Selama Galen menempuh pendididkannya, ketika Galen telat guru pun biasanya akan telat dan ketika Galen bolos guru pun bertepatan ada halangan untuk hadir. Dunia seperti selalu berpihak pada Galen.

Galen membulatkan matanya ketika melihat cewek bersepeda motor didepannya. Galen merasa mengenal perempuan itu, meskipun baru bertemu satu hari tapi Galen yakin itu dia. cewek yang Ia temui di lift kemarin, Aya... ya itu dia dan itu namanya, nama yang khusus Galen berikan padanya. Saat lampu merah muncul Galen segera mensejajarkan motor mereka. Menoleh dan menampilkan senyum manisnya pada Aya.

Aya melihat tingkah cowok itu, begitu terkejut ketika tiba-tiba Galen berada disampingnya dengan senyum sangat manis dilihat. Sebelumnya Lia merasa ada yang mengamatinya, dan lihatlah terbukti sekarang. Cowok itu justru dengan asiknya menaik-turunkan alisnya menggoda Lia. Dan Lia, Ia mengalihkan pandangannya, berusaha mengalihkan blushing di pipi putinya. Galen yang melihat itu tertawa cukup keras, tidak melihat sekitar yang begitu ramai kendaraan dan pengguna jalan lain.

"Kenapa Ya?" tanya Gavin dengan sisa tawanya.

"Gapapa Galen, udah jangan ngobrol. Perhatiin itu lampunya" ucap Lia diangguki oleh Galen. Galen kembali menolehkan kepalanya pada Lia.

'Cantik' batin Galen.

"Jalan gih gua jaga dari belakang" timpal Galen tiba-tiba saat tiba lampu hijau. Dan Lia hanya bisa mengangguk dengan ragu atau lebih tepatnya dengan kegugupannya.

...****************...

Lia dan Galen duduk bersebelahan di dalam kelas, hari ini tidak seperti kemarin. Zora datang sedikit lebih lama dari kemarin hingga saat datang tidak ada lagi kursi kosong untuk empat orang berdekatan, jadilah mereka berpencar. Kebetulan saat Lia dan Galen datang, hanya dua kursi dibelakang saja yang tersisa so berakhirlah mereka duduk bersebelahan dan sepertinya akan menatap sampai sore hari nanti, dilihat mata kuliah mereka full sampai jam empat sore.

"Kalau makhluk hidup gapunya sel gimana bu?" tanya temannya yang duduk didepannya membuat mata Galen melotot.

Pagi ini kelas 1A sedang mempelajari tentang sel, materi yang mungkin tidak asing lagi bagi mereka. Namun kali ini, diperkuliahan ini, semua penjelasan Dosen terlihat lebih rumit dengan istilah-istilah yang mereka baru temui, juga bagian-bagian yang ternyata lebih komplek dari apa yang mereka pikirkan. Ditengah-tengah fokus mereka, pertanyaan tadi berhasil memecah keheningan kelas.

"Ya mati lah bro" jawab Galen gemas mendengar pertanyaan itu, beberapa mahasiswi dikelas juga tertawa.

"Ye siapa tahu, manusia hidup tanpa jantung aja ada" balas cowok bernama Varo.

"Itu lain cerita"

"Ya makanya kalau tuhan berkehendak pasti bisalah"

"Iya bisa kalau yang doa bukan elo" sahut Galen membuat satu kelas tertawa juga dosen yang ikut terkekeh.

"Siapa nama kalian?" tanya dosen di depan sana.

"Galen"

"Varo bu"

"Baik Varo jika tuhan berkehendak mungkin bisa tapi kemungkinan itu sangat kecil bahkan jika dipikirkan lagi hal itu tidak dapat terjadi. Tapi bagus saya suka dengan pertanyaan kamu. Sekarang Galen bisa kamu jelaskan kenapa makhluk hidup bisa mati karena tidak mempunyai sel?"

"Saya harus ngomong bu?" tanya Galen dengan polos, membuat cewek disebelahnya terkekeh geli. Galen tahu, tapi Galen tidak tahu apa yang membuat Lia terkekeh dengan pertanyaannya. Galen kembali menatap dosennya yang kembali menyuruhnya menjawab dengan gerakan matanya.

"Simpel nya seperti yang Ibu katakan tadi jika sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Meskipun terkecil fungsinya sangat penting, diantaranya untuk menjalankan fungsi kehidupan, membangun jaringan dan organisme tubuh, sebagai tempat perantara zat, dsb. Dengan fungsi nya itu membuat makhluk hidup tidak bisa melakukan aktifitas tanpa adanya sel, kita ambil contoh peredaran darah, jika tidak ada sel darah maka peredaran darah tidak dapat berfungsi. Lalu bagaimana bisa hidup jika jantung saja menjadi pusat peredaran darah." Jelas Galen dengan santainya. Tidak peduli dengan dosen dan teman-teman kelas yang menatapnya.

"Bagus Galen, kalian dengar semua nak? Itulah penjelasan sederhana kenapa sel begitu penting dan betapa pentingnya juga kita semua mengerti mengenai sel ini" ucap Dosen itu lalu melihat jam ditangannya.

"Baik jam kita sudah selesai, kita akhiri untuk hari ini. Terimakasih untuk keaktifannya. Assalamualaikum" pamit Dosen itu berjalan keluar.

Setelah Dosen keluar kelas begitu berisik, tidak ada yang keluar karena langsung dilanjut mata kuliah selanjutnya. Varo melihat Galen kebelakang, menatap nya lama membuat Galen merasa risih.

"Please gua normal Ro" timpal Galen membuat Varo berdecak malas.

"Gua juga normal, Lo kok ternyata pinter Gal?" tanya Varo tanpa ragu, Galen yang mendengarnya pun terkekeh.

"Gua ga pinter Ro, cuma jenius aja" Varo yang mendengarnya memutar bola mata malas dan kembali menghadap kedepan.

"Ini sebelah gua kenapa?" tanya Galen pada Lia, Ia menyadari Lia yang sesekali memperhatikannya. Galen tahu karena Galen juga melakukan hal yang sama.

"Hah kenapa?" tanyanya balik.

"Ngetawain gua?" balas Galen dengan senyum jailnya.

"Hh engga gue suka aja cara lo jelasin tadi, Lo juga kayaknya asik ya" ucap Lia jujur.

"Hhh lo cantik Ya" balas Galen tidak nyambung.

"Gajelas ah ga nyambung" Lia berdiri menghampiri Zora yang memanggil nya. Mengabaikan tawa Galen yang keluar.

Galen berkata jujur, dengan style nya yang bisa dibilang tidak seperti cewek-cewek jaman sekarang tetapi Lia berhasil menarik perhatian seorang Galen. Menurut Galen, Lia terlihat menarik dengan caranya sendiri. Galen rasa Lia tidak peduli dengan gaya atau tren sekarang yang terpenting baginya adalah tidak terbuka dan dia merasa nyaman dengan itu.

....

Tiga mata kuliah hari ini telah selesai, sisa satu mata kuliah lagi. Suasana pagi yang tadinya cerah telah berganti dengan sore yang sedikit mendung. Dosen yang mengajar didepan pun tidak begitu mendapat reaksi yang sama seperti dosen tadi pagi. Para mahasiswa sudah merasa lelah untuk aktif bertanya, bahkan banyak diantara mereka yang tertidur melihat jenis mata kuliah juga bahasa Indonesia yang kebanyakan membuat orang mengantuk.

Pagi hingga sore cukup untuk Lia juga Galen merasa lebih akrab. Banyak percakapan yang terjadi antara mereka. Selama berlangsungnya pembelajaran mereka juga banyak melakukan diskusi jika merasa ada yang kurang dipahami. Namun sepertinya tidak dengan mata kuliah akhir ini, selain tidak ada yang didiskusikan, Lia lihat Galen terlihat sangat mengantuk. Terlihat sangat mengantuk tapi berusaha keras untuk tidak jatuh tertidur.

"Kalau mau tidur gapapa, ga akan keliatan kok" ucap Lia dengan pelan sedikit mendekat pada Galen. Galen melihat Lia yang ternyata sedang menatapnya nya, Ia memberikan senyum manisnya lalu menggeleng.

"Kantong mata lo sedikit hitam tahu Gal, dari tadi pagi sebenernya gua mau bilang. Lo ga tidur?" tanya Lia.

"Emang gini mata gua Ya, ya tidurlah masa engga. Masih semester pertama ini belum tujuh mau ngapain ga tidur" jawab Galen sedikit terkekeh.

Lia menatap kesal Galen 'tidak bisa serius' pikir Lia lalu kembali menatap dosen yang ada didepan. Dengan sisa kekehannya Galen menatap wajah Lia yang terlihat masih cantik bahkan setelah beraktivitas seharian. Bagi Galen, Lia terlihat cantik dengan penutup kepalanya.

'Semoga keberadaan gua bisa kayak sel ya Ya di hidup lo, punya banyak manfaat yang baik dan berarti buat lo, buat hidup lo lebih bahagia' batin Galen yang juga tidak tahu mengapa dirinya berpikir seperti itu.

...****************...

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

lanjut ❤️❤️❤️😊

2024-03-06

0

Nagisa Furukawa

Nagisa Furukawa

Ayo thor, kangen sama kelanjutan cerita yang seru ini! Update sekarang juga, ya!

2024-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!