Haziran menoleh ke arah pelayan Tessi, dan memberikan kode agar pelayan Tessi dan para pengawal keluar dari dalam ruangan kerja Duke Azalter. Pelayan Tessi mengangguk cepat dan segera keluar dari ruangan tersebut bersama pengawal lainnya. Mereka berdiri di luar ruangan kerja Duke Azalter dan tidak terlalu jauh dari pintu masuk.
"Hem, apakah kau sudah mulai berani melawan ku sekarang? Anak sialan?" Ucap Duchees Hellera setelah pelayan dan pengawal keluar dari dalam ruangan kerja Duke Azalter.
"Heh, semakin aku biarkan kau sedikit bebas, akhirnya kau semakin ngelunjak rupanya, apa kau ingin wajah cantik Bundamu yang berada di lukisan itu, semuanya aku bakar?" Duchees Hellera tersenyum puas melihat ekspresi wajah Haziran yang tiba-tiba berubah.
Haziran terdiam saat mendengar lukisan cantik sang Ibundanya yang akan di bakar oleh Duchees Hellera, karena itulah satu-satunya senjata paling ampuh bagi Duchees Hellera untuk membuat Haziran tunduk kepadanya.
Aku tidak mungkin melawannya sekarang bukan? Hem aku punya rencana lain, bisa jadi lukisan yang berada di tangan wanita tua itu adalah lukisan terakhir dari mendiang Ibundanya Haziran,atau mungkin itu adalah barang berharga baginya.
"Aku sama sekali tidak melawan mu Ibu,bahkan berbicara saja baru sekarang, apakah Ibu merasa jika aku melawan mu, jika seperti itu maafkan aku Ibu." Haziran berusaha berbicara lembut seperti Haziran biasanya.
"Cuih." Duchees Hellera meludahi wajah Haziran yang berdiri setengah meter dari hadapannya.
Sontak Haziran membuang mukanya ke samping saat air liur Duchees Hellera hampir mengenai mukanya, sehingga air liur itu berhasil mendarat di rambut golden brown milik gadis cantik itu.
"Huek." Hampir saja Haziran muntah karena ulah Ibu tirinya itu.
"Jangan pernah memanggilku dengan sebutan Ibu, karena aku bukan Ibu mu,dan satu lagi." Duchees Hellera menjeda ucapannya.
"Jangan coba-coba untuk mengadu kepada Duke Azalter jika aku dan anakku sudah menganiaya mu,jika kau berani melakukan hal tersebut aku akan pastikan kau membusuk di penjara bawah tanah setelah Ayahmu kembali bekerja!" Ancam Duchees Hellera dengan seringai liciknya.
Haziran hanya mengangguk patuh, seakan-akan gadis itu menyetujui semua perkataan sang ibu tiri.
Jangan berharap lebih wanita tua,kau? Atau aku,yang akan membusuk di penjara bawah tanah setelah ini !
"Iya Duchees Hellera,Saya akan mengingat semua ucapan Anda." jawab Haziran dengan wajah polosnya.
"Bagus, sekarang keluar kau dari ruangan ini,aku tidak sudi jika ruangan kerja suamiku ternodai oleh anak sialan sepertimu!" Tunjuk Duchees Hellera ke wajahnya Haziran.
"Ba-baik Duchees Hellera."
Haziran segera berlari ke luar dengan wajah pura-pura sedihnya,dan segera berlari menuju tempat ternyaman bagi tubuhnya, yang sedang kurang fresh,dan menjalankan rencananya.
Saat Duchees Hellera hendak keluar dari dalam ruangan tersebut, tiba-tiba terdengar kepakan sayap burung pengantar surat, sehingga ia mengurungkan niatnya untuk segera keluar,dan menghampiri burung tersebut untuk mengambil surat yang di bawa oleh burung pengantar surat itu.
Karena Duchees Hellera merasa penasaran dengan surat yang baru saja datang,ia bergegas untuk membuka surat tersebut,dan detik berikutnya matanya melotot, semburat merah terpancar dari wajahnya yang putih bersih. Giginya bertaut dengan sangat kuat, menyalurkan emosinya di sana, jantungnya berdegup kencang memaksa bekerja lebih cepat dari biasanya, saat membaca surat tersebut.
"NANTIKAN KEHANCURAN MU SEBENTAR LAGI NENEK TUA"
"Kurang ajar! Siapa yang berani mengusik ketenangan ku,heh?" Gumam Duchees Hellera setelah terdiam dalam waktu yang cukup lama.
Duchees Hellera meremas kuat kertas putih tersebut, jiwanya seakan sedang terancam, sedangkan dirinya tidak mengetahui itu surat dari siapa.
"Aku ak.."
"Ibu? Kenapa ibu masih berada di sini?" Tiba-tiba Hellen masuk ke dalam ruangan itu tanpa mengetok pintu terlebih dahulu.
Matanya menatap ke arah tangan Duchees Hellera yang berusaha di sembunyikan yang di gaun bagian belakang.
"Ibu? Kenapa Ibu tidak menjawab pertanyaan ku. Apa yang ibu sembunyikan itu?" tunjuk gadis itu ke arah tangan Duchees Hellera.
"Ah, tidak apa-apa sayang,Ibu baru saja mau kesana,namun kamu sudah menemui Ibu ke sini."
"Ini hanya kertas lebih surat yang ibu kirim ke seseorang,kamu tidak perlu khawatir, sekarang ayo kita ke ruangan Aula penyambutan untuk menyambut Ayah kalian." Ucap Duchees Hellera tersenyum tulus kepada putrinya,tangan kanannya merangkul pundak Hellen dan segera keluar dari ruangan tersebut.
•••
Acara penyambutan kedatangan Duke Azalter dan beberapa pengawal kerajaan Venus berjalan dengan lancar, namun ada satu makhluk yang sangat di nantikan kehadirannya oleh Duke Azalter sedari tadi.
"Kemana Haziran, kenapa putriku tidak hadir di acara penyambutan kedatanganku? Apakah Haziran sedang sakit?" Tanya Duke Azalter kepada Duchees Hellera saat mereka berada di ruang keluarga kediaman utama.
"Ah,itu.." Duchees Hellera gelagapan, lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan kalimat selanjutnya.
Belum sempat Duchees Hellera kembali berbicara, Duke Azalter sudah berdiri dari duduknya dan hendak melangkah namun di tahan oleh Duchees Hellera.
"Tunggulah disini suamiku, biar aku saja yang memanggil Haziran, mungkin sekarang anak itu masih terlalap, karena sebelumnya sudah ada pengawal dan pelayan Tessi juga yang memanggilnya untuk segera bergabung ke Aula penyambutan, namun ternyata Haziran tidak kunjung datang." ucap Duchees Hellera dengan suara lembutnya.
"Benar Ayah,apa yang di katakan oleh Ibu benar adanya,aku juga sudah mencoba membangunkan Haziran namun sepertinya Dia benar-benar mengantuk, lagian Ayah pasti sangat capek sepulangnya dari perbatasan." Haller membantu Ibunya untuk meyakinkan Duke Azalter agar percaya dengan omongan sang Ibu.
"Tidak Haller, rasa lelah dan capeknya Ayah telah hilang saat melihat kalian berada di depan Ayah saat ini." Duke Azalter berucap dengan suara tegas namun menyimpan kelembutan di dalamnya.
Duchees Hellera dan kedua anaknya tidak mampu menghalangi keinginan Duke Azalter yang akan menemui Haziran Azalter.
Duke Azalter kembali melangkah,dan berjalan menuju Telaga Biru di mana kamar Haziran berada, langkahnya yang lebar meninggalkan bunyi yang sangat menakutkan bagi para pengawal dan pelayan yang berpapasan dengannya.
Sedangkan di belakangnya Zero sebagai tangan kanan kepercayaan Duke Azalter mengikuti langkah kaki Duke Azalter kemampuan ia melangkah, kecuali ada perintah dari Duke Azalter untuk tidak mengikutinya, barulah Zero akan berhenti mengikuti langkah Duke Azalter,dan mencari pekerjaan lain.
Sedangkan di dalam ruangan keluarga kediaman utama,wajah panik dan takut menyerang kedua anak dan Ibunya itu,namun sepertinya sang kakak dan Ibunya masih sanggup untuk menyembunyikan rasa ke khawatiran tersebut, sehingga hanya Hellen lah yang terlihat begitu takut,dan panik.
"Bagaimana ini Ibu?" Hellen terlihat begitu panik dan menghampiri sang Ibu, memeluknya erat untuk menghilangkan rasa paniknya itu.
"Tenanglah putriku, kita pasti akan baik-baik saja,Ibu yakin akan semua itu." Bujuk Duchees Hellera, agar putrinya merasa tenang.
"Jika anak sialan itu berani macam-macam aku tidak akan segan-segan untuk membuatnya lebih menderita lagi !" Gumam Duchees Hellera di dalam hatinya.
Tangannya masih sibuk mengusap lembut punggung Hellen,dan membawa gadis itu untuk kembali duduk di gazebo ruang keluarga tersebut.
Sedangkan Duke Azalter sudah hampir sampai di depan kamar putri kandungnya, yang sudah sangat ia rindukan. Sudah lima bulan lebih Duke Azalter menantikan waktu ini tiba, sehingga rasa rindunya kepada buah hati satu-satunya juga begitu berat.
Kakinya berayun cepat dengan langkah lebar, tidak peduli dengan sapaan para pengawal dan pelayan yang berpapasan dengannya, yang teringat di benaknya sekarang adalah putrinya Haziran, kenapa gadis cantik itu tidak datang untuk menyambut kepulangannya? Apakah Haziran sedang sakit? Pertanyaan itulah yang selalu berputar di kepala Duke Azalter.Sehingga Duke Azalter mengabaikan semua sapaan tersebut.
Setelah sampai di depan kamar Haziran, Duke Azalter tidak langsung mengetok pintu kamar yang tertutup rapat. Namun Duke Azalter mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar,dan ke arah telaga biru yang terlihat begitu indah.
Biasanya Haziran akan menyendiri di sana saat, kesehatan tubuhnya kurang baik.
"Tuan Duke Azalter, biarkan saya yang berkeliling untuk mencari keberadaan Nona Haziran di tepian telaga biru." Ucap Zero cepat, sebelum Duke Azalter berhasil kembali melangkah.
Duke Azalter mengangguk,kali ini biarlah tugas Zero untuk berkeliling, jika tidak ada di bagian tepian telaga biru,itu artinya Haziran berada di dalam kamarnya, dan saat itu barulah Duke Azalter sendiri yang akan memeriksa ke dalam kamar tidur putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments