Suara jangkrik malam hari sudah berhenti, di sambung suara cicit burung-burung kecil berkicau silih berganti.
Gadis dengan rambut panjang yang terurai menutupi wajah cantiknya yang sedang terlelap dalam tidurnya. Suara burung-burung yang semakin ramai mengganggu tidur gadis bermata kuning keemasan itu.
"Hum." Suara lenguhan gadis itu keluar begitu berat. Namun matanya enggan untuk sekedar terbuka walau hanya sebentar saja. Gadis itu kembali menarik selimutnya dan melanjutkan kembali tidur paginya.
Tok..tok..
Sedangkan di depan pintu kamarnya sudah berdiri pelayan Tessi dan beberapa pengawal kediaman utama Duke Azalter yang sudah menunggu keterbangunan gadis itu sekitar dua jam yang lalu.
"Nona Haziran!"
"Nona, apakah Nona masih tertidur?"
Suara ketukan pintu dan panggilan dari pelayan Tessi dan pengawal itu membuat tidur Haziran kembali terusik, gadis cantik itu mengusap kasar rambutnya yang sudah berantakan.
"Ck, pelayan itu mengganggu pagi hari ku saja!"gerutu Haziran sambil berdiri dari sisi ranjang dan melangkah mendekati pintu kamarnya.
"Non..n.."
Ceklek.
"Berisik!"
Kedua pelayan dan pengawal yang berdiri di depan pintu kamar Haziran terlonjak kaget. Mereka menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat kepada Haziran. Sepertinya mereka sudah mengganggu waktu istirahat sang Nona cantik itu.
"Ada apa? Kenapa kalian ribut di depan kamarku?" Sepertinya nyawa gadis itu belum terkumpul semuanya.
"Maaf Nona Haziran, saya datang kesini untuk menyampaikan pesan bahwa tuan Duke Azalter akan segera kembali ke kediaman utama Duke Azalter." ucap pengawal itu dengan cepat, sebelum Haziran kembali membuka suaranya.
"Hem,benarkah apa yang kau katakan?" jawab Haziran menyipitkan sebelah matanya, namun tidak dapat di lihat oleh pengawal pribadi kediaman Duke Azalter, karena pengawal itu menundukkan kepalanya menatap ke bawah. Binar bahagia terpancar dari kedua sudut bibir dan sudut mata gadis berambut golden brown tersebut.
"Benar Nona Haziran, namun selain itu Anda juga diminta untuk segera menemui Duchees Hellera di ruangan kerjanya Duke Azalter."
"Untuk apa orang tua itu memanggilku?" Jawab Haziran dengan suara datar, membuat pengawal itu tercengang karena merasa asing dengan perubahan sikap Haziran yang datar dan menantang.
"Ah, untuk itu,sa-saya kurang tau Nona,"jawab pengawal itu gugup.
"Hem."
"jika tidak ada yang ingin Nona Haziran sampaikan kepada saya,saya mohon pamit undur diri Nona Haziran."
Pengawal itu merasa merinding dengan aura Haziran yang tiba-tiba menyelimuti sekitar mereka, tidak ada senyuman hangat,atau pun suara lembut yang selalu menenangkan hati para pengawal dan pelayan kediaman Duke Azalter, yang pengawal itu rasakan hanyalah aura penuh dendam dan amarah.
"Hem,aku akan menemuinya,kau boleh pergi sekarang!"
Pengawal itu langsung bergerak cepat meninggalkan lokasi kamar Haziran Azalter,menyisakan pelayan Tessi yang masih mematung di tempatnya berdiri.
"Apakah kau ingin menjadi patung yang menjaga pintu kamarku?" ledek Haziran dengan suara yang tidak sedatar sebelumnya.
Pelayan Tessi dengan cepat menegakkan kepalanya seperti ucapan Haziran di hari kemarin. Pelayan itu tersenyum tulus dikala melihat betapa cantiknya ciptaan Tuhan yang sedang berdiri di depannya ini. Cantik nya Haziran saat bangun tidur, lebih cantik dari pada gadis itu sesudah memakai polesan bedak,dan menyisir rambutnya, terlihat lebih segar dan lebih alami.
"Hem." Dehem Haziran, yang membawa kembali pikiran pelayan Tessi dari alam bawah sadarnya.
"Ah,maaf Nona Haziran." Jawabannya kikuk.
"Apakah sudah puas kau memandangi wajah ku? Jika belum silahkan kau ikut masuk dan duduk di samping ku!" Ucap Haziran yang begitu risih saat dirinya di pandang dengan mata yang tidak berkedip.
"Ah,hehe itu Nona Haziran,ada yang saya lupakan." Ucap pelayan Tessi ambigu.
"Selamat pagi Nona Haziran, Saya akan menyiapkan air untuk mandi Nona sekarang." Ucap pelayan Tessi setelah beberapa saat terdiam menikmati pemandangan indah di depan matanya.
Mungkin sangking gugupnya mereka berdua saat tiba-tiba mendapatkan bentakan keras dari Haziran, mereka sampai lupa jika belum mengucapkan selamat pagi kepada putri Duke Azalter tersebut.
"Hem, silahkan masuk!"
Pelayan Tessi membuntuti punggung Haziran yang berjalan lebih dulu, setelah sampai di sisian ranjang barulah pelayan Tessi berbelok ke arah pintu kamar mandi.
Haziran Azalter duduk di kursi depan cermin, menyisir rambutnya yang berantakan, menggelengkan kepalanya saat teringat tingkah absurd pelayan pribadinya dan pengawal pribadi milik kediaman utama Duke Azalter, menurut gadis itu mereka terlalu berlebihan saat melihat sikap tegas yang di tunjukkannya kepada mereka.
•••
Di ruangan keluarga kediaman utama Duke Azalter, yang di hiasi dengan barang-barang mewah dan antik,dua orang anak dan Ibunya sibuk dengan urusan pribadi mereka,dan tidak jauh dari tempat ketiga orang itu berada ada dua orang pelayan wanita dan satu orang pengawal pribadi milik ketiga ibu beranak dua tersebut yang selalu memantau kegiatan mereka,jika sewaktu-waktu mereka akan di butuhkan mereka tinggal mengangguk mengiyakan dan bergerak cepat menyelesaikan tugas masing-masing dari kedua pelayan wanita dan satu orang pengawal pribadi pria.
"Ibu,bagaimana jika Ayah memarahi kita karena anak itu Bu? Aku tidak ingin terjadi apa-apa kepada kalian berdua."
"Tenang saja Hellen,anak itu tidak akan mengadu yang macam-macam kepada Ayah,kamu tau sendiri bagaimana akibatnya jika anak itu berani membuka suaranya tentang kita kepada Ayah?" Ucap Haller dengan tersenyum simpul di gazebo depan jendela ruangan tersebut.
"Apa yang di katakan oleh kakak mu itu benar adanya sayang, kamu tidak perlu repot-repot untuk mencemaskan hal itu,Ibu sudah membuat sebuah rencana yang matang sebelum Ayah kalian kembali,dan anak itu akan bertemu dengan Ibu di ruangan kerja Ayah nantinya."
bibir wanita paruh baya itu melengkung, tersenyum penuh arti yang menandakan jika sebuah rencana yang sudah di susunnya akan segera terwujud.
Senyuman sinis itu tidak luntur dalam waktu singkat, menghiasi wajah nya yang masih terlihat begitu kencang dan terlihat anggun bagi para duda yang mengantri.
"Baiklah Ibu,jika sudah ada rencana dari Ibu aku jadi bisa lebih tenang,dan tidak terpikirkan terus-terusan." senyum Hellen dengan berharap rencana sang Ibu tidak gagal, agar mereka bertiga masih tetap tidur dalam keadaan tenang dan damai di kediaman Duke Azalter.
"Jangan pernah meremehkan kemampuan Ibu Hellen, kemampuan Ibu bahkan bisa lebih jauh dari yang saat ini sedang di rencanakan." Bangga Haller.
"Yasudah kalau begitu kalian kembalilah ke aula penyambutan, Ibu akan segera ke ruangan kerja Ayah, Ibu yakin anak itu sudah berada di sana." Senyuman puas kembali terbit dari bibir wanita paruh baya itu.
"Baik Ibu." Jawab kedua anak itu dengan serempak, kemudian melangkah keluar menuju Aula penyambutan sang Ayah Duke Azalter.
Sesuai dengan yang berada dalam pikiran Duchees Hellera, ternyata Haziran memang sudah berada di dalam ruangan kerja Duke Azalter,di temani oleh pelayan Tessi dan beberapa pengawal yang di pilih oleh Haziran sendiri sebelum menginjakkan kakinya di kediaman utama.
"Hem." Dehem Haziran setelah lima belas menit terdiam setelah kehadiran Duchees Hellera.
"Ada apa gerangan, sehingga Ibu memanggilku ke ruangan kerja Ayah?" Ucap Haziran menaikkan sebelah alisnya ke atas, karena Duchees Hellera tidak kunjung membuka suaranya.
"Apakah Ibu segan berbicara, ketika masih ada pelayan Tessi dan para pengawal di ruangan ini? Baiklah aku akan menyuruh mereka untuk segera keluar sekarang!" Ucap Haziran lembut namun penuh penekanan.
Gadis itu tersenyum tipis, sangat tipis sekali sehingga Duchees Hellera tidak dapat melihatnya. Haziran ingin melihat apa yang akan di lakukan oleh Ibu sambungnya ini sehingga ia tidak ingin berbicara saat masih ada pelayan Tessi dan para pengawal yang di bawa oleh Haziran ke ruangan tersebut.
"Sebenarnya tidak masalah sayang,namun Ibu hanya ingin berbicara empat mata saja denganmu."Balas Duchees Hellera dengan tersenyum hangat, menatap Haziran.
Senyuman manis yang di tunjukan oleh Duchees Hellera hanyalah tipu muslihat untuk menarik perhatian orang lain agar percaya bahwa dirinya adalah orang baik, namun siapa sangka jika ternyata hatinya di penuhi dengan rasa iri hati,dan dengki,terhadap kebahagiaan orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Yunita Widiastuti
☘️
2024-03-15
0