2.Terbangun di tubuh yang berbeda

Silaunya bias cahaya menembus celah dinding kamar seorang gadis bergaun biru yang terbaring di atas ranjang,dengan mata terpejam dan muka penuh lebam.

Cicit burung-burung kecil mengganggu pendengaran gadis itu,hingga matanya yang terpejam mulai terbuka secara perlahan. Kepalanya berkedut dan rasa sakit menyerang seketika saat gadis itu berhasil membuka matanya dengan lebar.

"Ssh," ringis gadis itu memegang kepalanya yang terasa sangat sakit.

Tiba-tiba di benaknya berputar beberapa adegan menyakitkan yang terekam begitu jelas oleh gadis itu, mulai dari gadis itu berumur sepuluh tahun hingga saat dimana dirinya di aniaya oleh Ibu dan saudara tirinya hingga tidak sadarkan diri.

Tangan gadis itu mengepal erat, setelah semua adegan itu kembali masuk ke dalam pikirannya.

"Nona? Nona Haziran, syukurlah Nona Haziran sudah bangun, saya sangat mengkhawatirkan keadaan Nona dari tiga hari yang lalu." Ucap Tessi pelayan pribadi gadis cantik itu dengan wajah yang berbinar.

Hati pelayan itu begitu senang saat Nonanya akhirnya terbangun kembali selama tiga hari tidak sadarkan diri, hampir saja pelayan wanita itu berputus asa dengan keadaan Nonanya sebelumnya. Tetapi berkat doa' pelayan itu setiap waktu yang meminta agar Nonanya kembali untuk di sadarkan dari pingsannya.

Gadis yang di panggil Nona Haziran itu samar-samar mendengar suara dari pelayan pribadinya. Pupil matanya berwarna kuning keemasan itu bergerak melingkar,menatap lekat ke arah sumber suara yang berhasil menarik kesadarannya dari dalam pikiran-pikiran yang membuat hatinya menjadi terasa panas.

Gadis itu tidak langsung menjawab ucapan dari pelayan wanita tersebut, karena dirinya masih berusaha keras untuk berpikir,apa yang sedang terjadi dengannya, sehingga berada di tempat asing yang sama sekali tidak pernah di lihatnya.

Terakhir kali yang di ingat oleh gadis itu hanya dua suara yang meneriakkan namanya dengan suara bergetar hebat, setelah itu tidak ada lagi yang diingat oleh gadis itu.

"Nona Haziran Azalter!"

"Apakah Anda mendengar suara saya Nona Haziran?" Pelayan wanita itu kembali memanggil nama Nonanya.

Mata pelayan wanita itu berkaca-kaca saat tidak kunjung mendapatkan respon dari orang yang selama ini sangat di lindunginya.

Sedangkan orang yang di khawatirkan masih saja belum sepenuhnya sadar dari lamunannya, hingga akhirnya gadis itu tersadar saat pelayan Tessi memberanikan diri untuk mengusap lembut pucuk kepala Haziran Azalter.

"Hah,apa yang sudah terjadi dengan diriku?" tanya Azrela dengan suara datar.

"Begini Nona Haziran.."

Pelayan Tessi menceritakan kejadian yang sudah membuat Haziran Azalter tidak sadarkan diri selama tiga hari akibat perbuatan Ibu angkatnya (Duchees Hellera),kepada Azrela yang baru saja berpindah jiwa ke tubuh Haziran Azalter.

"Apakah hanya itu saja?"

"Masih banyak Nona Haziran, Duchees Hellera sangat sering memarahi Nona semenjak Duke Azalter mulai kembali bekerja di kerajaan Venus, Duchees Hellera hanya akan baik kepada Nona Haziran saat Duke Azalter kembali ke kediaman." Jelas pelayan Tessi menceritakan kepada Azrela.

"Jadi namaku sekarang Haziran Azalter? Bukan Azrela lagi." Monolog Azrela di tengah keterdiamannya.

"Bisakah kau membantuku untuk bangun?" Ucap Haziran dengan suara datar dan dingin, karena masih terngiang-ngiang tentang bayangan pemilik tubuh aslinya yang di aniaya oleh Ibu angkatnya sendiri.

Pelayan Tessi mengangguk cepat,"Bisa Nona Haziran,saya akan membantu Anda untuk bangun." Jawabannya dengan cepat.

Haziran memperhatikan sekitar saat kepalanya sudah berhasil bersandar pada kepala ranjang dengan nyaman. Mata elangnya menelisik sebuah lukisan yang tergantung di dinding yang berada di depannya.

"Kalau boleh tau, siapakah namamu?" Ucap Haziran, sedangkan matanya masih fokus menatap pada benda yang terdapat wajah tiga orang yang terpahat di dalam lukisan yang menggantung itu.

"Ah, Nona melupakan nama saya?" Kaget pelayan Tessi, yang membuat wanita itu kembali meneteskan air mata.

"Hah,bukan begitu."Panik Haziran saat melihat pelayan wanita itu menangis karena pertanyaan yang baru saja di lontarkannya.

"Bukan begitu,aku hanya takut salah memanggil namamu karena sudah terlalu lama tidak sadarkan diri."

Terpaksa Haziran Azalter mencari alasan yang lebih masuk akal,agar pelayan Tessi berhenti menangis.

 Azrela yang dulunya hanya tinggal sendirian,dan tidak mempunyai keluarga lagi setelah neneknya meninggal dunia, jadi lupa bagaimana caranya untuk membujuk orang yang menangis akibat perbuatannya.

Walaupun Azrela adalah seorang guru silat, namun muridnya kebal dengan kata-kata yang mungkin akan membuat mereka tersinggung, alhasil Azrela tidak pernah menemukan orang yang menangis di hadapannya semenjak hari terakhir neneknya tiada, meskipun itu seorang anak kecil.

"Ah iya Nona Haziran, maaf kan saya karena saya lalai dalam menjaga anda sehingga anda tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama."Jawab pelayan Tessi, setelah air matanya mengering.

Pelayan Tessi menjeda ucapannya sebelum melanjutkan ucapannya kembali."Nama saya Tessiana Nona Haziran, tapi Anda cukup memanggil saya dengan sebutan Tessi." Lanjut pelayan Tessi sambil tersenyum hangat.

"Baiklah Tessi,kau bisa kembali untuk melanjutkan pekerjaan mu,aku akan beristirahat sebentar, karena seluruh tubuhku terasa begitu berat."

"Baik Nona Haziran,saya akan keluar sekarang, selamat beristirahat Nona Haziran."

"Hem."

Setelah pelayan Tessi keluar dari dalam kamar Haziran Azalter, gadis itu kembali membaringkan tubuhnya, agar tubuhnya segera kembali membaik setelah tiga hari tidak bergerak.

Kamar yang di tempati oleh gadis itu tidak terlalu besar atau kekecilan, sederhana, namun cukup terlihat mewah karena ukiran dindingnya batik kuno yang tidak di warnai, terlihat unik dan menarik.

Di depan kamarnya terdapat beberapa pohon rindang yang tumbuh dengan sangat subur, banyak bunga Lily dan bunga mekar tahunan lainnya, tidak terkecuali dengan bunga yang mekar setiap hari,di sekeliling kamar itu di hiasi oleh bunga-bunga tersebut.

Kamar Haziran Azalter memang terpisah dari kediaman utama karena keinginan Haziran sendiri, saat Ayahnya hendak menikah lagi saat umurnya sepuluh tahun,Haziran Azalter menginginkan kamarnya untuk di pindahkan ke bagian belakang kediaman yang berada di dalam perkarangan Telaga Biru.

Karena di tempat itu banyak sekali kenangan indah bersama Ibundanya sebelum sang Ibunda pergi untuk selamanya. Dan Haziran Azalter tidak ingin momen-momen indah itu hilang dan lenyap begitu saja dari pikirannya, itulah kenapa Haziran meminta agar kamarnya di pindahkan,agar dirinya bisa setiap saat mengingat bayangan saat bersama sang Bunda.

Haziran Azalter berharap saat sang Ayah menikah lagi,dia akan mendapatkan pengganti Bundanya yang sangat menyayanginya, namun sayangnya keinginan Haziran tidak terkabul,dan malah sebaliknya, dirinya selalu di siksa dan di caci jika melakukan kesalahan sekecil apapun,dan Kedua saudara/saudari tirinya juga selalu membuat masalah dengannya, tidak heran jika Haziran mendapatkan banyak luka lebam pada bagian tubuhnya,itu semua adalah perbuatan jahat Ibu tirinya, yang suka memukulnya.

Duchees Hellera, dan kedua anaknya hanyalah penduduk biasa, saat Duke Azalter ingin meminangnya,dan tidak ada rasa curiga ataupun rasa was-was Duke Azalter terhadap Duchees Hellera yang akan menyakiti putrinya saat ingin mengangkat Duchees Hellera sebagai pendamping hidup keduanya.

Dan melihat kedua anak Duchees Hellera yang juga begitu ramah saat Duke Azalter berkunjung ke rumah mereka. Hellen adalah nama putri Duchees Hellera,dan Haller nama putranya, umur mereka tidak terpaut jauh dari Haziran, hanya satu dan dua tahun saja.

Terpopuler

Comments

Yunita Widiastuti

Yunita Widiastuti

💪

2024-03-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!