Bel istirahat berbunyi, semua murid menuju ke kantin kecuali Aerilyn dan Rescha tentunya, seperti biasa Aerilyn mengambil sesuatu di tasnya lalu menyumpalnya di telinganya. Sedangkan Rescha memilih untuk melihat beberapa siswa yang sedang bermain basket di lapangan.
Aerilyn mencabut earponenya saat seseorang berdiri tepat di depan mejanya. Dia membuka matanya dan mendapati seorang cewek sedang tersenyum manis ke arahnya.
"Hai," sapanya. Aerilyn tak menghiraukannya lalu kembali menutup matanya. Saat dia sadar cewek itu duduk di kursi di depan mejanya "Kenalin nama gue Nafiza." Aerilyn hanya bergumam menjawab cewek di depannya itu. "Lo gak ke kantin ?" tanya cewek itu lagi.
"Gak," jawab Aerilyn singkat. "Lo mau gak jadi temen gue ?" Aerilyn mengernyit mendengar perkataan Fiza. "Kenapa gue. Gue gak mau."
"Ya, Gue pengen aja temenan sama lo." Rescha yang mendengar percakapan keduanya hanya acuh, karna ia tahu Aerilyn tidak mungkin menerima seseorang langsung menjadi temannya. Dan bel berbunyi mengagetkan mereka berdua dan guru mereka tidak lama setelah itu datang dan mulai mengajar.
Aerilyn memilih mengabaikan guru itu dan memilih memandang lapangan. Mata Aerilyn tak sengaja menatap seorang cowok dengan perawakan tinggi, berambut hitam legam dan matanya juga tak kalah legam. Ya pria itu yang pernah dia lihat sebelumnya.
Aerilyn lalu mengambil ponselnya lalu memotret pria yang dia maksud tadi. Suara dering dari ponselnya mengejutkan Aerilyn hingga hampir terjatuh dari posisinya. Aerilyn lalu mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan itu. “Halo,” ucapnya namun tak kunjung mendapat sahutan dari seberang telepon. Aerilyn lalu ingin mematikan sambungan telepon saat seseorang mulai berbicara.
“Apakah kalian sudah tahu persembunyianku ? kalian hebat sekali, namun kalian tak akan pernah menemukanku. Selamat bermain petak umpet,” ucapnya lalu langsung mematikan sambungan telepon.
Aerilyn lalu langsung mengambil laptop miliknya dan melacak orang yang menelponnya tadi. Ia mengumpat saat mendapati bahwa itu adalah ponsel prabayar. Ia dikejutkan oleh Fiza yang tiba-tiba ada di depannya. “Lyn, lo dipanggil Bu Tuti di kantor.” Aerilyn hanya mengangguk dan beranjak untuk menemui gurunya itu, bahkan ia lupa untuk mematikan laptop miliknya.
Rescha yang melihat Aerilyn keluar langsung menghampiri meja Aerilyn dan mengambil alih laptop Aerilyn, ya dia mendengar semua yang dibincangkan Aerilyn dengan orang di telepon. Ia lalu menatap dingin saat menyadari bahwa adiknya melacak sebuah nomor.
Setibanya dirumah, Aerilyn langsung menuju kamarnya namun ditahan oleh Rescha. “Gue mau ngomong.” Ucapnya. Aerilyn hanya mendesah dan mengangguk, mereka duduk di ruang tamu, Rescha beranjak dan kembali dengan membawa laptop ditangannya, “Gue udah tau target kita.” Aerilyn yang mendengarnya langsung bersemangat. “Namanya Ehran, dia kerja di bagian penyiaran. Besok kita mulai misi.” Aerilyn megangguk antusias, ia sudah lelah sekolah dan ingin keluar dari sekolah itu.
🕳🕳🕳
Rescha dan Aerilyn menyusuri koridor, rencananya mereka akan melaksanakan misi saat semua orang berada di luar gedung sekolah. Ya,tentu saja ini sudah direncanakan keduanya. Mereka memasuki kelas dan belajar seperti biasanya. Lima menit sebelum bel istirahat berbunyi Aerilyn permisi ke kamar mandi, ia lalu beranjak ke tempat keamanan dan menekan tombol darurat. Tak lama semua warga sekolah panik dan mulai berlarian keluar sekolah.
Aerilyn menuju ruang penyiaran dan menggebrak pintu, tampak seorang pria yang sedang duduk tenang sambil menghisap sebatang rokok. Aerilyn mendesis, pria ini bahkan sangat tenang. “Akhirnya kalian tau jug ague dimana.” Selena berjalan mendekati Ehran dan menarik kerah bajunya. “Mana barang yang lo curi ha ?” tanya Aerilyn. Ehran masih tenang dan melepas tangan Aerilyn. “Kalian tidak akan pernah mendapatkannya.” ucap Ehran.
Aerilyn murka dan meninju wajah Ehran, tubuh Ehran tersungkur dan menabrak komputer yang ada di sana hingga terjatuh. “Oh, mulai kasar ya.” Ehran langsung menyerang Aerilyn yang bisa ditahan oleh gadis itu. Ehran terus menyerang dan berhasil membuat Aerilyn terpukul mundur dan terjatuh.
Ehran berlari meninggalkan ruangan itu. Aerilyn bangkit lalu mengejarnya, di tangga ia bertemu dengan Rescha yang juga sedang mengejar Ehran. Lima menit mereka mengejar Ehran namun tak kunjung mereka temukan, dan mereka berhenti sat dihadapi oleh persimpangan koridor. “lo ke kanan, gue ke kiri,” ucap Rescha lalu berlari ke koridor sebelah kiri disusul oleh Aerilyn yang berlari menuju koridor sebelah kanan.
🕳🕳🕳
Rescha menarik kerah Ehran hingga pria itu berhenti, Rescha langsung meninju wajah Ehran hingga pria itu tersungkur, Ehran tak menyerah. Ia menyerang Rescha dengan pisau di tangannya. Rescha terus menghindar dan menendang tangan Ehran hingga pisau yang ia pegang terhempas jauh. Rescha lalu menahan gerakan Ehran dan Mulai menghajarnya habis-habisan. Aerilyn yang melihat keduanya hanya dia dan melihat pertarungan keduanya.
Tak lama Ehran sudah tak sadarkan diri, Rescha lalu mendapati sebuah kunci loker yang berada di sakunya. Ia lalu menunjukkannya pada Aerilyn, Aerilyn yang tahu langsung menghampiri Rescha dan mengambil kunci itu. “Gue tau ini dimana,” ucap Aerilyn lalu beranjak dari sana. Ia berbelok di koridor dan berhenti di sebuah loker dan membukanya. Rescha langsung mengambil benda yang ada di sana, ia mengangguk pada Aerilyn. Aerilyn membalasnya dengan menganggukkan kepalanya. Misi mereka telah selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments