Part 3

Aerilyn sedang duduk di meja belajarnya dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya tadi. Malam semakin larut namun Aerilyn tak kunjung menyelesaikan tugasnya bahkan mejanya telah tertutupi oleh buku dan kertas-kertas. Tak lama kantuk menguasainya dan Aerilyn telelap, bahkan dia masih ada di meja belajarnya dengan buku-buku yang berserakan.

Rescha masuk dan melihat adik kesayangannya itu tertidur, dia mengangkat tubuh Aerilyn yang sangat ringan menurutnya dan meletakkannya di kasur lalu menyelimutinya. "Jangan bekerja terlalu keras, kamu adalah perempuan yang seharusnya dilindungi bukannya melindungi." Rescha lalu keluar dari kamar adiknya dan tak lupa mematikan lampu kamar.

🕳🕳🕳

Aerilyn mengerjapkan mata beberapa kali hingga kesadarannya kembali. "Kok gue ada di sini ?" tanyanya entah pada siapa. Mungkinkah kakaknya yang memindahkannya ? Ah, sudahlah. Aerilyn lalu masuk ke kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.

Aerilyn keluar menuju ruang tamu dan mendapati Rescha terbaring dengan luka di tubuhnya, Aerilyn mendekat lalu mengompres kakaknya lalu membersihkan lukanya. Aerilyn pergi ke kamarnya dan kembali dengan membawa selimut. Ia menyelimuti kakaknya dan mengelus rambutnya pelan.

"Gue pergi dulu, jaga diri lo." Aerilyn lalu beranjak menuju sekolahnya. Aerilyn terbilang sangat santai dalam berjalan padahal dia tahu bahwa bel sudah berbunyi 15 menit yang lalu. "Kenapa kamu bisa terlambat ? Tidak biasanya kamu terlambat. Keliling lapangan 20 kali sekarang."

Aerilyn lalu memulai hukumannya, ia bahkan tak merasa lelah sama sekali saat menjalani hukumannya itu padahal matahari tengah teriknya saat itu. Aerilyn lalu duduk di salah satu kursi yang berada di pinggir lapangan.

Aerilyn menyeka keringatnya dengan sapu tangan yang selalu dia bawa kemana-mana saat dia sadar seorang berdiri di depannya dengan menyodorkan sebotol air minum. "Nih ambil," kata Fiza dengan manis. "Gak perlu," tolak Aerilyn. Fiza tersenyum dan menaruh air minum itu di tangan Aerilyn, ia lalu duduk di sampingnya sambil memandang lapangan yang mulai ramai karena bel istirahat baru saja berbunyi.

Rescha terbangun dan menyadari ada sesuatu di keningnya, dia lalu mengambilnya. "Siapa yang ngompres gue ?" Rescha lalu bangun dan menuju ke kamar mandi, dia menyadari bahwa lukanya sudah dibersihkan dan jangan lupa selimut yang menyelimuti dirinya. Rescha lalu tersenyum 'adik kecilku memang baik sekali'.

Mereka punya cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa sayangnya satu sama lain. Tidak perlu dengan kata, cukup dengan tindakan mereka sudah tahu bahwa mereka menyayangi satu sama lain.

Rescha kembali ke ruang tamu dan mendapati adiknya tengah melihat televisi, Rescha lalu duduk di samping adiknya itu. "Lo yang ngompres gue tadi pagi ?" tanya Rescha.

Aerilyn hanya bergumam lalu melihat ke arah kakaknya. "Kok lo bisa luka gitu ?" tanyanya penasaran, ya dia tidak sempat menanyakannya tadi pagi. "Oh ini,"

*Flashback on

Rescha tengah menyelinap melalui kardus-kardus dan melihat beberapa orang tengah mengerumuni api yang dinyalakan itu. Rescha lalu melihat pimpinan dari orang-orang itu mengeluarkan chip yang dia cari. Rescha lalu keluar dari persembunyiannya lalu mencoba mengambil chip itu. Rescha dihadapkan oleh pria bertubuh kurus, ia lalu menendang perut orang itu dan orang itu terhuyung ke belakang, orang itu mencoba melawan dengan memberikan tinju bertubi-tubi pada Rescha. Rescha menangkap pergerakannya lalu memutar tangannya dan membantingnya dengan kuat.

Kedua, pria bertubuh gempal menyerangnya dan berhasil memukul wajahnya yang menyebabkan dagunya nyeri. Rescha berusaha melawan, dia meninju orang gempal itu lalu memelintir tangannya, Rescha menendang kaki orang itu dengan kuat hingga dia kesakitan. Dan tinggal bos merekalah yang tersisa. Rescha lalu berusaha mengejar bos mereka saat dia mencoba melarikan diri dari sana.

Rescha menarik kerah bajunya lalu memukul orang itu bertubi-tubi dengan tinjunya. Orang itu melawan dan balik meninju Rescha, orang itu lalu mengeluarkan sebilah pisau dari sakunya, orang itu mencoba melukai Rescha, Rescha mencoba merebut pisau itu namun naasnya tangannya terlebih dahulu terluka oleh pisau itu.

Rescha menendang tangan orang itu hingga pisaunya terlepas dari genggamannya. Dia lalu dengan cekatan mengunci pergerakan orang itu. Dan tiba-tiba seseorang memukul kepala belakangnya yang membuat Rescha jatuh dan tak sadarkan diri. Rescha tersadar dan bangkit lalu memegangi bagian belakang kepalanya yang merasa berdenyut. Sial, orang itu berhasil kabur membawa chipnya. Rescha mencoba melangkah lalu mencari taksi untuk pulang ke rumahnya.

Flashback off*

"Jadi lo gak dapet chipnya ?" tanya Aerilyn akhirnya. Rescha menggeleng menandakan bahwa dia tidak mendapatkan chip itu. Aerilyn lalu menuju ke atas dan kembali membawa kotak p3k. Aerilyn dengan telaten mengobati luka di kepala Rescha lalu mengobati luka di lengan Rescha yang terkena pisau itu. Ya, dia tidak membersihkan luka itu karena ia tidak melihatnya.

"Lo bakal kena marah ayah kalo lo gak dapetin chip itu. Malam ini gue bantu lo nyari chip itu." Rescha lalu mengerutkan keningnya atas perkataan adiknya itu. "Gak usah, gue sendiri aja. Nanti lo luka lagi," jawab Rescha.

"Gue gak akan biarin lo keluar sendirian kali ini. Kalo lo balik dalam keadaan gini lagi sama aja gue gak bisa bantu kakak gue sendiri. Jam 1 kita bakal melaksanain misi ini bareng-bareng." Aerilyn lalu beranjak ke kamarnya dan meninggalkan kakaknya itu.

🕳🕳🕳

Aerilyn telah siap begitu juga dengan kakaknya, mereka mempersiapkan semua yang di perlukan untuk misi mereka ini. Setelah selesai mereka lalu beranjak pergi. Rescha lalu membuka ponselnya dan melacak lokasi orang itu. Ya, Rescha adalah seorang perentas yang sangat ahli dalam hal seperti ini. Rescha dan Aerilyn bersembunyi di balik tembok lusuh itu, mereka mengamati keadaan sekitar lalu mencari keberadaan orang itu di gedung yang lelah lama di tinggalkan ini.

Disinilah mereka, di ruang bawah tanah yang ada di gedung itu, mereka mengamati dan mencoba mencari tahu dimana orang itu menyimpan chip yang berisi data penting itu. Dan Aerilyn mendapatkannya, saat mereka beranjak pergi ada beberapa orang yang menghadang jalan mereka beserta bos mereka.

Mereka tidak menyianyiakan ini, Rescha dan Aerilyn mulai menyerang orang-orang itu dengan tangan kosong. 4 lawan 1, Aerilyn hanya tersenyum sinis lalu mulai menyerang mereka, Aerilyn menyerang 3 orang sekaligus, dia meninju orang pertama lalu menangkis serangan dari belakang tubuhnya.

Aerilyn mencoba menyerang lagi, meninju, menendang bahkan tak segan membanting mereka. Namun mereka ternyata tahan banting, mereka menyerang Aerilyn lagi. Kali ini Aerilyn menendang wajah mereka dan mereka langsung tumbang.

'Tinggal dua orang, ini sangat mudah' pikir Aerilyn. Satu orang maju dan menyerang Aerilyn. Aerilyn melawan, semua serangan itu tidak mengenai tubuh gadis itu sedikitpun. Namun tak dengan serangan yang terakhir, dia berhasil membuat bibir Aerilyn sobek dan mengeluarkan darah. Aerilyn mengusap darah itu.

Orang kedua datang, Aerilyn lalu memanfaatkankan itu. Aerilyn beranjak ke orang kedua lalu kakinya bertumpu pada dada pria itu lalu kaki yang satu lagi dia buat untuk menendang orang itu. Dan berhasil, mereka berdua tumbang bersamaan.

Rescha masih melawan bos dari orang-orang yang menyerangnya dan adiknya itu. Rescha telah berhasil mengalahkan 5 orang yang lain lalu melawan bos mereka.

"Kita bertemu lagi dan siapa gadis ini ? Apakah dia adikmu ? Wah, sangat menarik, kakak dan adik berusaha melawan mafia sepertiku ? Oh tidak bisa. Dan kau, mana chip yang tadi kau curi ?" sinis orang itu dan mulai menghampiri Aerilyn.

Rescha tak segan meninju orang itu lalu mencengkram kuat kerah orang itu. Orang itu berdiri lalu mengambil kayu yang ada di dekannya, Rescha mencoba mengambil alih kayu itu namun tak berhasil, dan sekarang pergerakannya terkunci.

Aerilyn dengan sigap langsung menyerangnya dan memukul ulu hatinya dan orang itu mulai kewalahan dengan perlawanan kakak beradik ini. Rescha menyerang lagi dan berhasil membuat orang itu tumbang.

Rescha dan Aerilyn lalu beranjak dari sana dan menuju kantor ayahnya. "Lo masuk aja, gue nunggu di sini.” Rescha mengangguk. Aerilyn memandangi punggung kakaknya yang menjauh memasuki kantor.

🕳🕳🕳

Aerilyn dan Rescha sudah tiba di rumah, Aerilyn beranjak ke kamarnya namun dia berhenti sebelum menaiki tangga. "Makasih," ucapnya. Rescha mengernyit bingung, kan seharusnya dia yang mengucapkan terima kasih pada adiknya itu.

"Makasih udah angkat gue ke kasur dan nyelimutin gue," Aerilyn lalu beranjak ke kamarnya setelah mengucapkannya. Rescha tersenyum manis melihat tingkah adiknya itu. Entah mengapa melihat Aerilyn bertingkah malu-malu membuatnya senang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!