Problematika Cinta

Problematika Cinta

1. A Sweet Start or Not

Suara ketukan yang berasal dari pintu membuat tidur seorang pria terganggu. Pria itu mengernyitkan keningnya sebelum membuka matanya dengan kesal. Dia segera bangun dan mengubah posisinya menjadi terduduk.

Selimut yang awalnya menutupi badannya kini terbuka dan memperlihatkan tubuh sixpacknya.

“Dasar, orang-orang gila yang terlalu bersemangat.”

Dia adalah Killian Cornor, putra mahkota dari keluarga Cornor. Pria itu baru saja pulang dari luar negeri tadi malam jadi banyak pelayan yang tengah sibuk mempersiapkan hidangan sarapan spesial untuk dirinya.

“Usaha pelayan untuk membangunkanku memang sangat luar biasa.”

Killian pun langsung memakai bajunya dan membuka pintu dan terlihat Ronan Hash serta salah satu pelayan tengah berdiri di depan pintu kamarnya.

“Ada apa?”

“Tuan Muda, Tuan memanggil anda untuk datang ke ruang kerja.”

“Hm, aku akan bersiap.”

Tak lama berselang, Killian sudah rapi dengan bajunya. Pria itu dengan santai berjalan menuju ruang kerja ayahnya. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Killian langsung ke dalam.

“Ada apa ayah memanggilku? Apa ada hal yang penting sampai aku dipanggil sepagi ini?”

Killian langsung membuka percakapan dan berjalan lambat melintasi sebuah lampu gantung dan berakhir berdiri di depan ayahnya.

Kaiser Cornor menghembuskan asap rokoknya ke udara, mengambil bungkus rokok dan melemparnya ke arah Killian. Killian menyambut bungkus rokok itu. Dia duduk lalu mengeluarkan sebatang dan menyulutnya dengan pematik di tangan ayahnya.

“Tentang Amora, apakah kamu masih belum melupakannya?”

Killian menghentikan gerakan tangannya dari menjentikkan abu rokok, menggigit uung rokoknya. Dia menangkap pandangan tajam ayahnya.

“Cobalah melupakan Amora.”

Amora merupakan putri tertua dari keluarga Lannister yang cantik jelita. Wanita yang pernah menjadi rebutan semua pria.

Menurut kabar yang beredar, Amora adalah cinta pertama Killian. Mereka pernah bertunangan dan hampir menikah. Namun sayangnya, saat acara itu berlangsung. Amora memilih kabur dengan pacarnya.

Wanita yang mencampakkan Putra Mahkota keluarga Cornor akan kembali.

Killian mengisap rokoknya dalam-dalam dan mematikannya. Tidak ada yang tahu isi hati Killian yang sebenarnya. Tidak ada yang tahu kedalaman dari hati manusia, mereka hanya tahu dari permukannya saja.

“Aku sudah melupakannya.”

Sejenak Kaiser terdiam. Pria itu melakukan hal yang sama dengan Killian. Mengisap rokoknya dalam-dalam menghembuskan asapnya sebelum mematikan batang rokoknya. Pria itu menatap manik mata putranya. Ada kedalaman yang tak bisa diukur dari manik mata tenang itu.

“Ibumu cemas dan aku juga. Usiamu sudah 32 tahun seharusnya kamu sudah menemukan seseorang yang bisa kamu bawa ke sini tapi sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda itu. Ibumu berencana untuk memperkenalkanmu dengan seseorang gadis cantik.”

Tiba-tiba Killian tertawa. “Aku rasa itu tidaklah buruk.”

Kali ini wajah Kaiser menghangat saat putranya tidak menolak tawaran darinya.

Setelah keluar dari ruang kerja ayahnya, Killian memasuki ruang makan. Di sana sudah ada ibunya dengan Ana Huang yang sibuk hilir mudik meletakkan menun sarapan di meja panjang itu bersama seorang pelayan.

Killian mengambil duduknya dan tak berapa lama berselang Kaiser datang dan duduk. Mereka pun sarapan dengan nyaman.

“Setelah ini ikut ayah ke kantor. Tapi sebelumnya pergilah ke hotel Cornor untuk inspeksi mendadak.”

Killian menjawab dengan cepat. “Baik.”

Di tempat lain, seorang wanita tengah berdiri di pinggir jalan menunggu sebuah bis datang. Wanita itu berdiri di sana dengan membawa koper dan tas kecil yang berada di bahunya. Sesekali dia menghembuskan napasnya panjang seolah sedang berpikir.

“Ibu, maafkan aku. Aku pergi dengan hanya meninggalkan sutar. Itu benar-benar tindkan yang tidak pantas dilakukan seorang anak. Hanya saja, aku benar-benar tidak bisa menerima perjodohan itu. Aku ingin menikah dengan pria yang aku cintai. Ibu pasti mengerti.”

“Nona, kamu tidak mau naik!!”

Sebuah teriakkan berhasil membuat wanita itu terlonjak kaget.

“Tidak! Aku akan naik.” Seru wanita itu.

Wanita itu langsung mengambil langkah pertamanya. Untuk pertama kalinya, dia akan pergi untuk berpetualang.

“Aeris, cintailah takdirmu!! Takdirku adalah milikku.”

Dengan penuh percaya diri Aeris duduk di salah satu kursi penumpang. Awalnya dia penuh dengan tekad namun lama-kelamaan dia khawatir dengan apa yang akan terjadi dengannya ke depannya.

Aeris terus saja memegangi kepalanya. Dia merasa pusing dan mual. Apakah ini efek dari berdesakan karena bis mulai ramai.

“Rasanya mataku berkunang-kunang.”

Aeris keluar dengan sempoyongan. Dengan sekuat tenaga dia menarik kopernya. Berhenti di bawah pohon, Aeris berdiri di sana sambil mengamati lingkungan sekitar.

“Aku harus mencari tempat tinggal lalu mencari pekerjaan.”

Setelah mencari di internet, Aeris menemukan hotel yang dia cari. Semua fasilitasnya sudah lengkap di sana. Tak mau membuang waktunya, Aeris segera menghentikan taksi dan menuju ke hotel tersebut.

Tak berselang lama, Aeris sudah berada di depan hotel. Dia terpesona dengan kemegahan hotel tersebut. Aeris perlahan memasuki lobi tersebut.

“Kenapa banyak staf berkerumun di sini? Apakah mereka menyambut semua orang yang akan menginap di sini dengan cara spesial seperti ini”

Semua staf terlihat kelabakan dan seakan menyambut dirinya. Belum sempat Aeris ingin tersenyum karena penyambutan yang luar biasa ini. Suara lantang dari manajer hotel langsung membuat Aeris bingung.

“Nona, minggir dulu. Semuanya dimohon untuk minggir dulu.”

Aeris tampak kebingungan namun dia tetap melakukan apa yang diperintahkan. Saat dia mendongak. Aeris melihat beberapa orang berjas hitam masuk ke dalam hotel tersebut. Dan staf langsung menyambut mereka.

Aeris menunduk saat beberapa pria itu melewatinya namun Aeris segera milirik pada salah satu pria.

“Jadi kita disuruh menunggu hanya karena orang itu,” ucap salah satu pria parubaya yang berada di samping Aeris.

“Dia bicara dengan keras pasti dia mendengarnya,” gumam Aeris.

Pria yang tak lain dan tak bukan adalah Killian itu langsung menoleh dan menatap wajah pria parubaya dengan tatapan tajam.

Meskipun tatapan itu bukan ditujukan pada Aeris namun Aeris dapat merasakan aura yang begitu sadis dan dia ikut menunduk. Namun saat rasa penasaran itu muncul, Aeris pun mencuri pandang dan yang dilihat berikutnya adalah Killian tersenyum tipis.

Aeris langsung terpesona dengan senyuman tipis tersebut.

“Dia benar-benar pria yang baik. Dia membalasnya dengan senyuman. Kira-kira dia siapa? Apakah dia pemilik hotel ini? Ah, bukan saatnya aku memikirkannya. Aku harus segera check ini.”

...…....

Waktu seakan cepat berputar. Matahari yang tadinya tampak kini sudah tergantikan oleh indahnya rembulan dan bintang yang menghiasi langit hitam. Keluarga Cornor sedang mengadakan pesta untuk penyambutan Killian.

Tampak semua orang yang hadir merupakan rekan bisnis keluarga Cornor. Semua orang berlomba-lomba memperkenalkan putri mereka pada keluarga Cornor namun Killian sama sekali tidak tertarik dengan pesta tersebut.

“Aku tidak mengerti jalan pikiranmu kak?”

Suara dari sang adik Killian menggema mengenai indra pendengaran Killian.

“Ayah dan ibu bilang bahwa Amora akan datang. Apa kakak masih tidak mengerti arti semua ini?”

“Entahlah. Pesta kali ini akan menjadi pesta yang buruk.”

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Semoga awal yg baik buat Aeris dan Killian

2024-05-09

0

Dewi Payang

Dewi Payang

Aku rasa sang putta mahkota belum melupakan kekasihnya

2024-05-09

0

Kim Jinny

Kim Jinny

halo kak aku sudah mampir👋🏻

2024-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!