Sarapan Yang Manis

"Jadi om dan tante bakal datang minggu depan?" Gina bertanya ke Wystia sambil merapikan dokumen-dokumen yang ada.

"Iya, mereka sebenarnya ingin langsung mengikuti kita. Tapi sehari sebelum keberangkatan, penyakit tulang milik ayah tiba-tiba kembali dan akhirnya ini membuat mereka berdua harus ke dokter James untuk berobat selama beberapa hari" Wystia berkata sambil memperhatikan data yang ada di laptopnya. "Gina bagaimana dengan kantor yang kita sudah beli di Jakarta?"

"Untuk kantor, aku baru saja dapat kabar dari kontraktor kita. Mereka bilang kantor kita akan selesai dalam tiga minggu" Jawab Gina. "Tia, aku hampir lupa. Perusahaan Adnan yang kemarin ingin bekerja sama dengan kita telah mengirim surat kerja sama mereka, apa aku perlu mengirimkannya ke email mu? "

Sebelum Wystia bisa menjawab Gina, suara langkah kaki kecil terdengar.

"Kirim kan surat-nya kepada ku, aku akan mengecek ulang perjanjian yang ada di dalamnya" Kata Wystia sambil berjalan menuju Theodore. "Theo mau sarapan apa? Mommy tadi baru saja pergi ke mini market untuk membeli beberapa menu sarapan, untuk Theo"

"Yogurt dengan banana" Jawab Theodore.

Setelah mendapatkan apa yang di mau oleh Theodore, Wystia langsung berjalan ke kulkas dan mengambil yogurt yang dia beli subuh tadi, lalu menaruhnya di mangkok kecil untuk Theodore.

"Mommy, mommy. Apa mommy tidak eat?" Theodore bertanya sambil mengucek mata-Nya degan salah satu tangannya.

"Mommy dan aunty Gina sudah sarapan tadi saat Theo masih tidur" Wystia berkata, sambil menaruh potongan pisang di mangkok yogurt milik Theodore.

Theodore yang sudah menerima sarapannya pun kemudian berterima kasih ke ibunya, sebelum memakan sarapannya dengan senang.

"Saat membelikan sarapan untuk Theo, kau membeli banyak macam. Giliran sarapan untuk ku, kau hanya membeli bubur di pinggir jalan!" Gina berkata seperti telah menerima perlakuan yang sangat tidak adil.

Wystia meng-gulungkan matanya terhadap protes milik Gina. "Jangan berkata seperti kau tidak menyukai bubur yang aku belikan, kita berdua tau seberapa senangnya kau saat memakan bubur yang aku beli dari pinggir jalan itu"

"Hehehe" Gina tertawa dengan malu saat Wystia langsung membongkar kebohongannya. "Walau keluarga ku mulai tinggal di Amerika saat aku masuk sekolah menengah pertama, aku lahir dan tumbuh di negara ini. Jadi tentu saja makanan dari pinggir jalan seperti itu tetap adalah favorit ku daripada makanan dari restoran bintang tiga"

"Aku juga sama, tetapi berbeda dengan Theo. Dia lahir di Amerika dan apa yang biasanya Theo makan lebih menuju lidah barat, begitu juga perutnya. Kalau aku langsung memberikan dia makanan khas Indonesia yang penuh rempah dan juga berminyak, aku takut yang ada nanti dia malah sakit perut" Wystia berkata dengan menghela nafas.

Ini lah alasan lain Wystia lebih memilih ruang hotel yang mempunyai dapur, selain keinginannya untuk memasak demi Theodore. Wystia juga ingin dengan perlahan memperkenalkan Theodore ke makanan khas Indonesia, dari yang tradisional hingga makanan kaki lima tanpa membuat anak-Nya sakit.

"Aku memilih pola makan yang bersih untuk Theo setelah dia masuk enam bulan, dengan memberinya makanan pendamping asi yang tidak memiliki banyak perasa. Lalu pada akhirnya sekarang Theo lebih sering makan-makanan yang menuju makanan hambar, sekalinya dia keseringan makan makanan dengan bumbu dan minyak yang banyak keesokan harinya dia malah masuk rumah sakit" Kata Wystia sambil mengetik di laptopnya.

Tanpa serasa saat Wystia sudah selesai mengetik dan menyelesaikan masalah perusahaannya di laptop, Theodore sudah tertidur lagi tepat di sebelah paha-nya setelah selesai menghabisi sarapannya.

Lalu dengan gerakan yang lembut Wystia merangkul anaknya, saat Gina melihat ini dia ingin mengatakan sesuatu tetapi Wystia langsung menaruh jari telunju di bibirnya untuk menandakan agar Gina tidak membuat suara. Kemudian dengan langkah kaki yang ringan Wystia membawa anaknya masuk ke dalam kamar dan manaruh-nya diatas kasur. Sebelum kembali ke ruang tengah tempat dimana tadi Wystia bekerja dengan Gina.

"Sepertinya Theo masih memiliki jetlag" Gina memberikan komentar setelah Wystia kembali. "Untungnya kau memilih presidential suite yang memiliki kamar tidur yang terpisah dari ruangan yang lainnya, jika tidak mungkin Theo sudah terbangun dari awal kita bekerja"

"Walau untuk menyewa ruangan ini cukup mahal, setidaknya fasilitas mereka setimpal dengan harganya" Wystia berkata sambil membuka surat kerja sama yang dikirim oleh Gina.

Setelah membaca dengan baik, Wystia merasa terkejut.

"Gina hubungi perusahaan Adnan dan tanya kapan mereka mau menandatangani surat kerja sama ini, aku tadi sudah siap untuk meminta beberapa perubahan di surat kontrak ini. Tetapi ternyata mereka tidak menuliskan peraturan yang menjebak untuk kita sama sekali" Kata Wystia dengan senyum. "Jika seperti ini, perusahaan New Floren akan lebih mudah masuk di dunia bisnis Indonesia"

Perusahaan New Floren milik Wystia memiliki tangan di beberapa bidang bisnis, tetapi bisnis yang paling kuat dari perusahaan New Floren adadalah bisnis investasi.

Saat pertama memulai perjalanan berbisnis-nya Wystia menginvestasikan beberapa uang-nya ke beberapa saham dan projek kecil yang ada, sedangkan sisanya ia pakai untuk membuka bisnis dalam jasa akunting.

Dari kedua usaha ini, Wystia berhasil mengumpulkan dana yang banyak. Tetapi daripada memakai uang yang sudah ada untuk membeli barang tidak berguna, Wystia memakai hampir delapan puluh persen pemasukannya untuk membuka jalur baru bagi perusahaannya.

Kemudian tidak setahun kemudian New Floren akhirnya menjadi salah satu perusahaan baru dengan julukan 'Perusahaan muda yang ajaib' di Amerika.

Nama perusahaan New Floren pun akhirnya menjadi sebuah partner kerja yang diinginkan oleh banyak orang, tentu saja tidak sedikit juga yang ingin menjatuhkan New Floren.

Tetapi setelah tiga tahun berlalu, semua usaha untuk menjatuhkan perusahaan New Floren milik Wystia selalu gagal atau tidak memberikan dampak yang besar bagi Wystia.

Setiap kali ada orang yang mencoba membuat masalah bagi-nya Wystia hampir ingin tertawa dengan terbahak-bahak, karena bagi-nya semua usaha orang-orang bodoh itu hanya sama saja dengan sebuah lelucon besar.

Ia di kehidupan sebelumnya punya julukan sebagai 'rubah yang berbisnis' jika dia bisa terperangkap dengan mudah oleh orang-orang itu, Wystia mungkin harus memberikan penghargaan bagi mereka.

"Tia, representatif Adnan berkata kalo kita bisa menandatangani surat ini tiga hari kemudian. Mereka juga bilang kalau kita bisa menentukan tempat-nya" Gina berkata ke Wystia setelah mengecek ke perusahaan Adnan tentang kerja sama mereka.

"Kalau begitu kita lebih baik kita bertemu di tempat yang akan kita akan kunjungi bersama Theo, aku ingat di sana ada tempat bermain yang memiliki review bagus di golge" Kata Wystia dengan senyum.

Gina langsung memberikan tanda ok, untuk menandakan kalau dia mengerti. Sebelum menginformasikan hal ini ke perusahaan Adnan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jangan lupa untuk Vote, Komen, dan Share cerita ini agar author tetap bersemangat membuatnya!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!