Buku Panduan Merawat Anak Untuk Sang Pebisnis

Buku Panduan Merawat Anak Untuk Sang Pebisnis

Halo Indonesia

"Kenapa kau menangis?" Pria itu bertanya dengan lembut ke Wystia, sambil menghapus air mata yang berlinang dari Wystia. "Bukannya kau yang datang sendiri ke kamar ini dan menginginkan ini?"

Walaupun pria ini bertanya dengan lembut ke Wystia, dia tidak pernah sekalipun berhenti menjajah badan Wystia.

"B-Berhenti! Ini s-sakit! Hiks..." Wystia berkata sambil memukul dada pria yang meniduri badan-nya.

Tetapi seperti tidak mendengar perkataan Wystia, pria itu tetap melakukan apapun yang ia mau kepada Wystia.

Sedangkan Wystia hanya bisa menangis sambil meremas seprei yang menjadi saksi bisu, tentang apa yang terjadi sekarang.

"Tia! Wystia! Bangun!" Suara yang terasa jauh bisa terdengar di telinga Wystia. "Wystia Floren! Kita sudah sampai di bandara internasional Jakarta!"

Seketika panggilan ini langsung membangunkan Wystia dari mimpi buruk-nya, sambil mengecek keadaan-nya Wystia bisa lihat bahwa telapak tangannya penuh dengan keringat dingin.

"Saat kau tertidur muka-mu terlihat seperti kain yang di peras, berkerut dari kiri ke kanan. Apa kau memiliki mimpi buruk?" Tanya seorang perempuan dengan jilbab pink ke Wystia.

"Daripada mimpi buruk, aku bermimpi tentang kejadian masa lalu" Wystia berkata sambil memijat keningnya, sebelum berbalik ke kursi pesawat yang ada di jendela. "Gina tolong ambilkan botol susu dan juga termos yang ada di tas ku, aku yakin pas kita turun dari pesawat nanti Theo akan haus"

Setelah berkata seperti itu Wystia kemudian mengelus pipi dari penumpang kecil yang tidur kiri-nya itu, walaupun ia bermimpi tentang malam yang tidak menyenangkan. Bayi kecil yang ada bersama-nya ini adalah salah satu harta terbaik di hati-Nya, tidak peduli walau dia datang dari sebuah kesalahan. Bagi Wystia anak-nya adalah anugerah dan bukan noda.

"Theo benar-benar pulas saat tidur, biasanya bayi seperti Theo bakal nangis di tengah-tengah penerbangan. Tetapi selain menangis karena kaget pas kita melandas di awal, Theo tidak pernah merengek dan malah tertidur pulas" Gina berkata sambil memberikan botol susu dan termos kepada Wystia.

Wystia menerima kedua benda itu dari Gina dengan senyum yang terlihat bangga. "Tentu saja karena Theodore Floren adalah anak ku. Dari dia lahir sampai sekarang, Theo adalah anak yang terbaik" Kata Wystia dengan bangga.

"Ya ya ya, Theo adalah yang terbaik" Gina menggulung mata-nya saat menjawab Wystia, dia sudah tiga tahun bersama dengan Wystia dan dia tau seberapa sayangnya boss-nya ini terhadap anaknya.

Tetapi Wystia tidak salah, selama Gina bekerja dengan Wystia sebagai sekretaris-nya Gina mau tidak mau harus kenal dengan seluruh keluarga Wystia dan begitu juga anaknya Wystia Floren, Theodore Floren.

Jika Wystia bisa, dia akan selalu membawa Theodore bersama-nya dari bekerja di kantor hingga pertemuan penting. Beruntungnya setiap Wystia membawa Theodore, Theodore tidak pernah membuat masalah yang besar dan hanya senang meminta untuk di belikan cemilan atau mainan yang ia lihat. Seandainya pun permintaan Theodore ditolak, Theodore tidak pernah merengek dan melemparkan tantrum.

Kalo kelakuan Theodore bukanlah kelakuan yang terbaik, maka semua anak di dunia adalah iblis-iblis kecil daripada Theodore.

"Umm~ Mommy?" Saat Wystia dan Gina sedang berbicara tentang bagaimana Theodore selalu bersikap dengan baik, Theodore yang sudah terbangun dari tidurnya memanggil Wystia.

"Apa tidur mu nyenyak Theo? Mommy sudah membuatkan mu susu, apa kau mau me-minumnya?" Tanya Wystia ke Theodore yang bisa terlihat mengucek mata-nya dengan menguap, seperti melihat sesuatu yang lucu, tanpa pikir panjang Wystia langsung mengeluarkan handphone-nya dan meng-abadikan momen ini.

Saat Theodore sudah sepenuhnya sadar dari kantuk-nya, dengan suara yang masih kenyal dan juga berbau susu Theodore berkata. "Mommy No! Theo tidak suka picture!"

"Ey~ Tapi mommy suka picture-nya Theo" Kata Wystia dengan menahan tawa, sambil menjepit hidung anaknya yang lucu ini. "Jadi Theo mau milk atau tidak?"

Theodore terlihat seperti ikan buntal yang marah dan mulutnya di manyun kan ke depan untuk memberitahu kepada ibu-Nya bahwa dia marah, tetapi Theodore tetap menjawab ibunya walau ia masih manyun. "Tidak, Theo tidak mau"

Wystia tersenyum, jika Theodore tidak mau sekarang ini bukanlah masalah. Karena Wystia yakin saat pesan ini mendarat dan mereka berjalan ke hotel mereka, Theodore pasti akan haus.

Di saat Wystia mencoba membuat Theodore tidak ngambek lagi, pengumuman pendaratan muncul dan tanpa pikir panjang Wystia langsung membantu Theodore untuk memakai sabuk pengaman-nya.

"Mommy apa kita sekarang sudah sampai di Indonesia?" Tanya Theodore dengan penasaran sambil mencoba melihat ke luar jendela, tetapi karena tingginya Theodore hanya bisa melihat langit dari posisinya.

"Yes, saat pesawat ini mendarat kita akan ada di Indonesia. Lebih tepatnya kita akan mendarat di Jakarta" Ucap Wystia dengan senyum. "Theo jika saat pesawat mendarat nanti, kau tidak boleh berdiri atau mencoba hal lain ok? Kau harus terus duduk, jika tidak nanti kau bisa terjatuh ke depan" Peringat Wystia kepada anak-Nya.

"Okay mommy" Karena rasa semangatnya mendatangi tempat baru, Theodore kecil telah lupa dengan rasa kesal-nya karena telah di foto oleh ibunya.

Wystia yang melihat semua ini menggelengkan kepalanya dengan senyum, anak kecil tetaplah anak kecil.

Dari proses pesawat mendarat hingga turun dari pesawat, semua hal ini tidaklah terlalu lama dan tanpa sadar sekarang Wystia sudah keluar dari bagian penerbangan internasional.

"Mommy?" Saat Wystia sedang menunggu untuk Gina selesai mencari supir yang mereka telah booking, Theodore tiba-tiba memanggil Wystia. "Kenapa the sky keliatan seperti air di kubangan?" Tanya Theodore.

"Ini karena di Jakarta sedang mengalami polusi" Kata Wystia sambil mengangkat anaknya itu untuk menggendong-nya, kemudian dengan gerakan yang lembut Wystia memasangkan masker kepada Theodore. "Saat kita berada di luar, Theo harus memakai masker mengerti?"

Theodore menganggukkan kepalanya untuk memberitahu ibu-Nya jika dia mengerti dan kemudian dengan mata yang penasaran Theodore mulai melihat-lihat semua dekorasi yang ada di bandara ini, kelakuan yang seperti tupai yang penasaran ini hampir membuat Wystia ingin mengigit pipi anaknya yang imut ini. Tetapi tentu saja Wystia tidak mengigit pipi milik Theodore tapi ia langsung menciumnya di pipi.

"Mommy! Stop!" Kata Theodore sambil mencoba mendorong jauh muka milik ibunya dari dirinya.

Tetapi bagi Wystia tangan gemoy dan munggil milik Theodore ini bukanlah halangan, malahan bagi Wystia ini adalah sesuatu yang sungguh amat imut.

Di saat kedua pasangan ibu dan anak ini terlihat senang, Gina kembali ke mereka untuk memberitahu kalau supir yang mereka booking sudah menunggu dari tadi dan mereka hanya perlu membawa bagasi mereka ke sana.

Mungkin negara dan kota ini memiliki memori yang membuatnya merasa tidak senang, tetapi Wystia merasa selama ia bersama dengan anak-nya memori yang buruk itu bisa di kalahkan dengan memori yang lebih menyenangkan dengan harta karun hati-nya yang kecil ini.

 

Jangan lupa untuk Vote, Komen, dan Share cerita ini agar author tetap bersemangat membuatnya!

Terpopuler

Comments

Murni Dewita

Murni Dewita

👣

2024-05-10

0

Elzi Lamoz

Elzi Lamoz

Semangat Thor...

2024-02-26

1

Elizabeth Jack

Elizabeth Jack

menarik

2024-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!