Cinta merasa heran karena sejak tadi Dokter yang menangani Arjuna berbicara seolah-olah dokter tersebut sudah mengenal cowo yang sedang terbaring di brankar di depan nya itu.
Hemm...
Cinta sengaja berdehem karena sejak tadi dia merasa kehadiran nya di ruangan itu tidak di anggap.
"Eh...kamu siapa?" tanya dokter itu yang tak lain adalah dokter Seto sahabat Tiara dan Alex maka nya dia sudah mengenal Arjuna.
"Aku?" kata Cinta sambil menunjuk ke diri nya sendiri.
"Ehm...aku...." Cinta masih menggantung ucapan nya, dia juga sempat melirik ke arah Arjuna namun dia justru mendapat tatapan tidak suka dari cowo itu.
"Dia gadis yang sudah membawa anak ini ke sini Dok, dia juga yang telah me...."
"Ehm....suster maaf, aku bisa minta waktu nya sebentar ada yang ingin aku tanyakan ke suster tentang obat ini."
Cinta terpaksa memotong ucapan salah satu perawat itu karena dia tidak mau identitas nya sebagai pendonor darah di ketahui oleh Arjuna. Dia melakukan itu karena dia tidak ingin nanti nya keluarga dari orang yang telah menerima darah nya itu akan berhutang budi pada nya, karena dia benar-benar tulus dan ikhlas mendonorkan darah nya pada Arjuna. Di tambah lagi dia melihat sikap dan ekspresi Arjuna yang terlihat tidak menyukai nya.
"Boleh...",jawab suster tersebut.
Kemudian Cinta dan suster itu keluar dari ruangan perawatan Arjuna.
Setelah sampai di luar, Cinta pun langsung mengatakan pada suster tersebut supaya merahasiakan kepada siapa pun termasuk Arjuna jika dia lah yang telah mendonorkan darah nya.
Awalnya suster tersebut menolak keinginan Cinta itu, dia memberi tahu kepada Cinta jika dari pihak keluarga cowo yang cinta selamatkan itu meminta nya untuk memperkenalkan siapa orang yang telah menyelamatkan anak nya itu. Namun Cinta tetap kekeh meminta pada perawat tersebut untuk merahasiakan nya.
Akhir nya perawat itu pun menyetujui permintaan dari Cinta itu.
"Terimakasih ya sus...kalau begitu aku permisi dulu."
"Iya sama - sama, kamu tidak mau masuk lagi ke dalam?"
"Tidak sus, aku mau pulang saja karena badan ku terasa tidak enak."
"itu karena efek dari donor darah tadi, jangan lupa sampai di rumah langsung di minum ya obat nya dan segera istirahat," pesan perawat itu pada Cinta.
Cinta pun mengangguk kan kepala nya, sebelum dia pergi Cinta sempat melirik sekilas ke arah pintu ruang perawatan Arjuna.
"semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi ya," batin Cinta sambil tersenyum manis.
"Pe...."
"Astagfirullah...ngagetin aja kamu May, dari mana aja sech dari tadi aku cariin tahu.."
"Sorry Pe...aku tadi kebelet jadi aku ke toilet dulu," jawab Maya cengengesan.
"Kamu mau pulang?"
"ehm..."
"lho cowo itu gimana? Kamu tinggalin gitu aja sendiri di sini?"
"Bentar lagi keluarga dia datang, lagian dokter yang menangani dia sepertinya kenal ma cowo itu, karena dokter itu sendiri yang mengatakan telah menghubungi keluarga nya."
"Tapi Pe...kita kan belum ketemu ma keluarga nya..nanti gimana kalau..."
"Udah ah...kepala ku pusing ini May, aku ingin cepat pulang dan istirahat, lagian ayah tadi berpesan pada ku supaya tidak lama - lama di sini."
Ayah cinta setelah mendampingi sang anak mendonorkan darah nya, dia kemudian pulang terlebih dahulu karena dia ada pekerjaan dadakan.
Selama dalam perjalanan pulang entah mengapa Cinta selalu teringat wajah Arjuna terus. Tanpa dia sadari sejak tadi dia senyum - senyum sendiri. Untung saja mereka saat ini berada di atas motor, dan Maya yang mengendarai motor itu, jadi sahabat nya yang super kepo itu tidak tahu jika Cinta sedang senyum - senyum sendiri saat ini memikirkan Arjuna.
"Nama kakak itu siapa ya? Wajah nya begitu tampan sekali, bulu mata nya lentik, hidung nya mancung, rahang nya tegas, dan kulit wajah nya kok bisa ya secerah dan sebersih itu. Padahal dia laki - laki lho, aku saja yang perempuan ngga seperti itu kulit wajah nya. Masak iya dia perawatan wajah kayak oppa - oppa Korea itu. Ehm....gemesh banget sech, tapi sayang orang nya seperti nya galak dan jutek, di lihat dari tatapan nya tadi yang seperti ingin menelanku mentah - mentah, hii....serem juga tapi suka," gemesh cinta dalam hati sambil tidak sengaja dia meremas pundak Maya yang berada di depan nya.
"Lope....sakit tahu!" Teriak Maya dari arah depan.
"Eh...sorry..sorry...tidak sengaja May."
"Kamu kenapa sech Pe...perasaan dari tadi aku lihat di spion senyum - senyum sendiri, hayo ngaku..kamu lagi berkhayal ya..." Tanya Maya dengan sedikit berteriak, maklum saja mereka saat ini sendang mengendarai motor, jika berbicara dengan nada normal pasti yang di belakang tidak akan terdengar.
"Kalau iya emang kenapa," jawab Cinta dengan cengengesan.
"Dich Lope sekarang sudah bisa berkhayal ya ternyata, jangan bilang kalau kamu mengkhayalkan cowo itu."
Mendapatkan pertanyaan itu malah membuat Cinta cengengesan tidak jelas. Maya yang melihat sahabat nya cengengesan tidak jelas merasa heran,"Pe...kamu masih waras kan?"
Plak,
"Aduh..Lope! Sakit tahu..."
"Abis nya kamu ngatain aku tidak waras, ya kali aku masih waras Maya Kamelia."
"Lha dari tadi kamu cengengesan tidak jelas seperti itu kenapa?"
"Seperti nya aku jatuh cinta pada pandangan pertama dech ma cowo itu May..."
Ciiiiit.....
Bugh,
"Mayaaaa.....bisa tidak kalau mau berhenti itu bilang dulu, sakit tahu jidat ku kena helm kamu," protes Cinta sambil memegang dahi nya yang terasa sakit karena tidak sengaja terbentur helm Maya. Sedangkan pelaku yang menguat jidat Cinta sakit hanya mengangkat kedua jari nya ke atas sambil nyengir.
"Pe....apa yang kamu katakan tadi benar? Kamu jatuh cinta ma tu cowo?kamu benar-benar masih waras kan...?" ucap Maya sambil memegang dahi Cinta.
"Biasa aja tidak panas," lirih Maya.
Pletak...
"Auws.. Lope!"
"Aku masih waras dan normal Maya Kamelia, emang salah kalau aku jatuh cinta ma tu cowo? sejak aku berdiri di dekat dia tadi, jantung ini tidak pernah berhenti berdetak tahu May...jedag.. jedug.. Jedag.. Jedug.. seperti itu terus.." kata Lope sembari memegang dada nya dan tersenyum tidak jelas.
"Kalau jantung kamu berhenti berdetak metong dong kamu Pe, aneh....Fix ini ada yang tidak beres ma kamu, ayo kita kembali lagi ke rumah sakit," seru Maya sambil menarik tangan Cinta supaya naik ke motor lagi.
" Ngapain ke rumah sakit lagi May.."
"Ya berobatin kamu lah, ngapain lagi emang.."
" Kan aku tidak sakit Maya Kamila...."
"Fisik kamu memang tidak sakit Pe...tapi mental kamu itu yang membahayakan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments