Cinta memandangi wajah Arjuna secara intens dan tanta berkedip sama sekali. Gadis belia itu seolah - olah sedang merekam semua yang ada di wajah tampan Arjuna ke dalam memory otak nya.
Sesekali cinta tersenyum ketika memandang wajah tampan itu. Jantung nya juga entah kenapa selalu berdetak kencang sekali.
"Ini kenapa jantung ku jadi berdetak kencang seperti ini ya? Apa ini pengaruh aku habis mendonorkan darah..atau jangan-jangan ini tanda - tanda aku mau mati karena stok darah ku menipis," lirih Cinta sambil memegang dada nya.
Maya yang sejak tadi asyik merekam keadaan ruang perawatan Arjuna pun menghentikan aktifitas nya karena merasa aneh dengan tingkah sang sahabat nya.
"Pe...kamu baik - baik saja kan?"
Cinta menganggukkan kepala nya tapi setelah itu dia juga menggelengkan kepala nya. Dia sendiri merasa bingung dengan apa yang dia rasakan saat ini.
Terlebih Maya dia tambah bingung lagi melihat respond dari sahabatnya itu.
"Pe...kamu baik - baik saja kan?" tanya Maya lagi.
"Entah lah May..tiba - tiba jantung ku berdetak kencang sekali, aku tidak tahu kenapa ini jangan - jangan ada masalah dengan jantungku," jawab Cinta yang pandangan nya tidak lepas dari wajah Arjuna.
"Aduh...jangan buat aku takut deh pe...aku pernah baca sebuah artikel di situ dijelaskan ada seseorang yang tiba - tiba meninggal setelah mendonorkan darah nya. Dan gejala nya sama seperti kamu itu."
"May....kamu tidak usah menakuti ku seperti itu deh..."
"Hahahahaha.....lagian kamu juga aneh ngomong nya, gimana jantung mu tidak bermasalah coba kalau sejak tadi kamu liatin tu cowo terus," ledek Maya.
"Apaan sech May...ngga lucu tahu..." ucap Cinta sambil mengerucutkan bibir nya.
"Iya deh maaf Lope sayang...oh ya Pe..apa kamu sudah menghubungi keluarga cowo ini?"
"Astaga....aku sampai lupa May," jawab Cinta sambil menepuk jidatnya sendiri.
"Tu kan.... Maka nya jangan terlalu lama liatin wajah tu cowo terus, sampai hal penting seperti ini saja kamu lupa."
"Siapa juga yang liatin dia melulu..." protes Cinta.
"Yee...ngga ngaku dia, nich....semua yang kamu lakuin sejak tadi terekam sempurna di HP ku," kata Maya sambil menunjukkan beberapa hasil rekaman nya di HP nya.
"Ya tuhan...ini anak dalam keadaan seperti ini masih sempat - sempat nya membuat video."
"Hehehe...mumpung moment nya pas Pe..kan lumayan Pe, kalau aku upload di sosmed aku terus viewers nya banyak kan nanti aku dapat cuan dan kamu juga bakal ngerasain cuan nya kalau misalnya aku dapat," ucap Maya cengengesan.
Cinta hanya menggeleng kan kepala nya, dia hafal betul ma hobi sahabat nya itu yang selalu membuat video di manapun mereka berada dengan dalih akan di upload di salah satu sosmed dan akan mendapatkan cuan. Walaupun sampai sekarang sahabat nya itu tidak mendapatkan apa - apa dari upload tan video - video itu.
Sebenarnya Maya berasal dari keluarga yang kaya berbeda dengan Cinta yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Selama ini dia hanya hidup dengan ayah nya. Ibu nya meninggal saat melahirkan dia ke dunia ini. Ayah nya hanya bekerja sebagai buruh serabutan, dan dia juga selepas pulang sekolah selalu membantu ayah nya mencari uang di pasar menjadi kuli angkut barang. Terkadang dia juga bekerja mencuci dan menyetrika baju di komplek perumahan elite dekat dengan tempat tinggal nya.
Cinta sangatlah bersyukur karena Maya masih mau berteman dengan nya, padahal status sosial mereka sangatlah berbeda sekali. Dan keluarga Maya pun menerima dia dengan baik tidak sekalipun mereka merencanakan keluarga Cinta, bahkan ayah nya Cinta sering bekerja menjadi tukang kebun di rumah Maya.
"Pe...buruan hubungi keluarga cowo ini."
"Bagiamana cara nya aku menghubungi keluarga dia May, dia aja masih tidak sadarkan diri seperti itu sejak tadi. Jadi aku tidak bisa nanya ke dia nomer keluarga nya. Saat aku dan ayah menemukan dia di sekeliling tubuh cowo ini tidak ada satu pun barang yang tergeletak di samping nya, hanya motor doang yang ada di sana. Ya kali aku harus mencari identitas dia di motor itu."
"Nah itu...kenapa kamu ngga nyari identitas cowo itu di motor itu saja Pe.."
"Maya....." geram Cinta.
"Hehehe...Iya Lope...." jawab Maya cengengesan sambil mengangkat kedua jari nya.
"Pe..."
"Hemm..."
"Beneran deh.. Wajah cowo ini ngga asing banget lho...aku seperti pernah melihat cowo ini tapi di mana ya? Duh..gini amat sech kalau mempunyai kecerdasan di bawah rata-rata, untuk mengingat hal urgent aja tidak bisa," gerutu Maya yang membuat Cinta menggelengkan kepala nya sambil tersenyum.
Sahabat nya itu memang mempunyai tingkat kecerdasan di bawah nya, dan yang paling menonjol dari sahabatnya itu adalah sifat pelupa nya. Mungkin dari situlah Maya sahabat nya itu selalu merekam kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya supaya dia bisa mengingat kejadian yang menurut nya penting lewat video koleksi nya itu.
"Kenapa kamu tidak melihat koleksi rekaman mu itu May, siapa tahu ada muka ini cowo.."
"Good idea..." jawab Maya sambil mengscroll koleksi video rekaman nya sambil berjalan ke keluar ruangan.
"Lha ...malah main pergi aja itu anak."
Setelah kepergian Maya yang tidak jelas itu Cinta kembali menatap wajah Arjuna yang wajah nya terlihat tidak pucat lagi seperti tadi. Seperti nya darah Cinta diterima dengan baik oleh tubuh Arjuna.
Lagi dan lagi jantung Cinta berdetak dengan sangat kencang saat melihat wajah tampan itu. Dan entah keberanian dari mana tangan nya tiba - tiba terulur untuk menyentuh wajah itu, baru saja jari tangan Cinta akan mendarat di wajah Arjuna...
"Hei..apa yang kamu lakukan!"
Sontak suara itu membuat Cinta kaget dan dia langsung menarik tangan nya kembali setelah melihat wajah yang sejak tadi dia pandangi kini tengah menatap nya dengan tatapan yang tajam.
"Hei bocah apa yang sedang kamu lakukan hah!" ucap Arjuna dengan suara yang lirih namun penuh dengan penekanan.
Cinta terlihat gelagapan, dia beberapa kali menelan Saliva nya dengan susah payah karena merasa takut tindakan bodoh nya tadi ketangkap basah.
"Aku...aku...hanya...anu..itu..."
Melihat jawaban yang tidak jelas dari Cinta, justru membuat Arjuna semakin menatap tajam gadis belia itu dan membuat Cinta semakin ketakutan.
Klek,
Terdengar suara pintu ruang rawat itu terbuka, dan masuk lah seorang dokter dengan beberapa perawat di belakang nya.
"Syukurlah jika kamu sudah sadar Ar, om tadi sempat panik karena luka mu lumayan parah," ucap dokter itu.
Arjuna hanya mengangguk kan kepala nya saat dokter itu menyapa nya.
"Om tadi sudah menghubungi orang tua Ayah ma Ibu mu, dan sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sini."
Lagi - lagi Arjuna hanya mengangguk kan kepala nya.
"Itu cowo aneh sekali, tadi pas saat baru sadar bisa bicara, bahkan membentak ku. Kenapa saat dokter ini mengajak dia bicara malah cuma mengangguk kan kepala nya doang, aneh..."
"Eh....bentar..bentar...kok dokter ini bisa tahu dia?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Neli Allen
itu pasti dokter seto tamanya ayah Arjuna
2024-05-02
1