Malam ini adalah malam pertama dimana Namira akan tinggal dan hidup bersama laki laki yang saat ini sudah menjadi suaminya, meski diantara mereka berdua tidak ada rasa cinta bahkan di antara keduanya belum saling mengenal satu sama lain tapi Namira sadar jika dirinya sudah menjadi seorang istri.
" Tunggu " Ghani yang baru saja masuk ke dalam kamarnya langsung menghentikan Namira yang baru saja akan memasukan pakaian nya ke dalam lemari untuk di rapihkan.
" Dengar... jangan pernah berpikir aku menikahi mu karena cinta, "
" jika bukan karena mba Nana aku tak akan Sudi menikahi wanita cacat seperti mu ..."
" jadi kamu harus tau batasan mu di rumah ini terlebih di kamar ini karena kamar ini, mengerti !!" ucap Ghani sambil menatap ke arah Namira yang tak berani menatap ke arahnya.
" Mira mengerti " ucap Namira yang memilih menutup kembali tas nya dan Namira simpan di pojok lemari pakaian Ghani.
" Dan satu lagi "
" jangan pernah memberitahu orang lain jika kita sudah menikah, siapapun itu ! " ancam Ghani yang masih enggan mengakui hubungannya dengan Namira.
" Baik " ucap Namira memilih mengambil selimut dan membentangkannya di bawah samping tempat tidur milik Ghani, dan tak ingin buang waktu Namira memilih merebahkan tubuhnya meski perut bagian bawahnya kini terasa sakit tapi Namira terus menahan rasa sakit itu hingga akhirnya Namira pun terlelap dalam lelahnya.
" Dasar wanita bodoh, kenapa dia mau menikah dengan ku setelah semua ucapan kasar ku padanya, apa dia terlalu putus asa hingga memilih untuk menjadi istri yang di sembunyikan dari pada menjadi wanita bebas ." ucap ghani yang tak paham jalan pikiran Namira.
Sejatinya Ghani bukan lah laki laki kejam yang akan membiarkan seorang wanita terluka, tapi karena suatu kejadian membuat Ghani bersikap dingin kasar dan arogan terhadap wanita hanya untuk menutupi hatinya yang tak ingin di masuki wanita manapun yang hanya akan memberi luka di hatinya saja.
Tapi hingga larut malam Ghani tak bisa memejamkan matanya ditambah ada wanita di dalam kamar nya membuat Ghani sedikit tak nyaman dengan semuanya.
" Bu... Ibu... Bawa Namira pergi Bu " gumam Namira dalam tidurnya dan hal itu terdengar jelas di telinga Ghani yang masih belum bisa memejamkan matanya.
" Kenapa dia ?" tanya Ghani yang tiba tiba saja penasaran dengan apa yang terjadi pada Namira.
" Ya Tuhan... tubuhnya panas sekali ?" ucap Ghani saat memegang kening Namira yang memang terasa sangat panas.
" Bu... Namira ngga mau tinggal di dunia ini lagi Bu... "
" Namira ngga mau sendiri ... Namira ngga kuat Bu... " gumam Namira terus menerus dan hal itu tentu saja mengusik Ghani yang tiba tiba saja iba dengan apa yang di alami Namira.
Bahkan jika dipikir-pikir tidak ada seorang wanita yang mau mengalami apa yang di alami Namira dimana rahim Namira rusak di usia yang masih sangat muda dan lah itu memupus harapan Nisa untuk bisa menjadi seorang ibu jika sudah menikah nanti.
Ghani menggendong Namira agar tidur di atas tempat tidurnya dan dengan sigap Ghani mengompres kening Namira menggunakan air hangat yang Ghani ambil sendiri dari kamar mandinya.
" Mba Nana pasti tau obat apa yang harus Namira minum untuk meredakan panas tubuhnya. " ucap Ghani yang bersiap memanggil kakaknya untuk bisa menjaga dan merawat Namira yang tiba tiba saja sakit.
" Jangan pergi Bu, Namira ikut Bu " ucap Namira terus bergumam bahkan kini suhu tubuhnya terasa semakin panas dan hal itu membuat Ghani tak tega melihat Namira seperti ini.
" Aku tidak akan pergi " ucap Ghani sambil duduk di samping Namira bahkan Ghani baru menyadari jika wajah Namira terlihat sangat teduh dan Namira memiliki kecantikan yang alami tapi hanya satu kekurangan Namira yang tak mudah di terima oleh semua pasangan yang akan mendampingi Namira peluang Namira untuk bisa memiliki anak sangat kecil.
Ghani pun mencoba menggapai handphone nya untuk bisa menghubungi kakaknya karena Namira butuh obat saat ini atau mungkin bila perlu Namira harus di larikan ke ruang sakit saat ini juga.
" Halo Ghan ada apa ? apa semuanya baik baik saja ?" tanya Nana yang tiba tiba saja merasa khawatir karena tak biasanya Ghani menghubunginya di tengah malam seperti ini.
" Mba, tubuh Namira panas tinggi " ucap Ghani yang terdengar sangat panik.
" Tunggu mba langsung ke kamar kamu sekarang" ucap Nana yang langsung menutup sambungan telepon nya setelah mendengar penjelasan ghani.
" Apa luka Namira infeksi ? Kenapa Namira tiba tiba saja panas tinggi ?" tanya Nana yang ikut mengkhawatirkan Namira karena bagaimanapun kini kondisi Namira menjadi tanggung jawabnya mulai saat ini dan selamanya.
Tok tok tok...
" Ghan, mba masuk " ucap Nana sambil membuka pintu kamar Ghani adik nya, tapi saat Nana membuka pintu kamar adiknya satu hal yang tiba tiba saja mengusik perhatian dan matanya dimana di lantai terbentang selimut tebal milik Ghani yang bisa Nana simpulkan jika Namira sempat tidur di lantai dan hal itu membuat suhu tubuh Namira menjadi meningkat.
" Namira kenapa ghan ?" tanya Nana yang tak mau menanyakan apa yang di lihatnya saat ini pada Ghani karena saat ini yang terpenting kondisi Namira.
" Ghani ngga tau mba, sejak tadi Namira terus bergumam mungkin karena suhu tubuhnya yang panas membuat dia jadi seperti ini " ucap Ghani yang kini sudah bangkit dari duduknya.
Setelah mendengar penjelasan Ghani, Nana langsung mencari obat Namira dan mencari obat penurun panas agar kondisi Namira bisa kembali sehat.
" Setelah ini mba mau bicara sama kamu " ucap Nana yang sudah tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi di kamar adiknya.
" Nanti Ghani jelas kan " ucap Ghani yang tau apa yang ingin di bicarakan kakaknya.
" Ra.. Bangun Ra... " panggil Nana sambil menepuk pelan pipi Namira.
" Ra.. ini mba Nana " ucap Nana yang masih terus membuat Namira sadar.
" Ghan, kita bawa Namira ke rumah sakit sekarang !" ucap Nana yang kini semakin khawatir saat Namira masih belum mau membuka matanya bahkan Namira terus bergumam tak jelas.
Dengan sigap Ghani menggendong Namira, meski dalam hati kesal pada Namira tapi Ghani tetap membawa Namira kerumah sakit karena bagaimanapun kondisi Namira menjadi tanggung jawab nya saat ini.
" Sebenarnya apa yang terjadi Ghan ? Apa kamu yang menyuruh Namira tidur di lantai ? "
" Jika terjadi sesuatu pada Namira, mba akan semakin merasa bersalah karena kondisi Namira saat ini karena kecelakaan yang mba sebabkan waktu itu " ucap Nana yang kini sedang memangku kepala Namira di kursi tengah.
" Ghani juga akan merasa bersalah mba jika sampai terjadi sesuatu pada Namira mba... "
✍️✍️✍️ Apa setelah Namira sadar nanti sikap Ghani akan berubah dan mulai melunak ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Holipah
lanjut Thor
2024-01-28
0
Yuliana Tunru
kasihan mira smoga cepat sembuh
2024-01-28
1