Katanya akan ada kebaikan dari setiap musibah yang di alami dan mungkin ini yang sedang di rasakan Namira dimana setelah dirinya tertabrak mobil kini Namira malah menemukan jodohnya.
Pasangan hidupnya yang tuhan garis kan untuk dirinya meski Namira tidak tau jalan terjal apa yang harus Namira dan Ghani lewati saat mereka mengarungi bahtera rumah tangga mereka nantinya.
Ya setelah di putuskan Namira dan Ghani akan menikah besok, Nana berkonsultasi dengan dokter agar Namira bisa di bawa pulang karena Namira meminta acara pernikahan nya di langsungkan di rumah orang tuanya setidaknya Namira merasa jika orang tuanya ada dan menyaksikan pernikahan nya dengan Ghani.
Dan tak butuh waktu lama hari itu pun tiba dimana sore itu adalah sore dimana Ghani akan menikah dengan Namira tepat di rumah kedua orang tua Namira yang sudah tiada.
" Saya terima nikah dan kawinnya Namira Rengganis dengan mas kawin tersebut di bayar tunai " ucap lantang Ghani sambil menjabat tangan wali hakim yang menikahkan dirinya dengan Namira di rumah Namira yang malah terkesan sepi.
" Sah... " jawab serempak semua yang ada di ruang tamu rumah orang tua Namira.
Namira mencium punggung tangan Ghani untuk pertama kalinya sebagai bentuk bakti Namira sebagai seorang istri pada Ghani suaminya, sedangkan Ghani hanya menatap Namira tanpa ingin mencium kening Namira seperti pengantin pada umumnya.
Semua yang ada di sana pun mulai menikmati hidangan yang sudah di sediakan Nana meski alakadarnya tapi masih terkesan mewah dan cukup untuk semuanya.
" Ghan, malam ini kamu dan Namira akan tidur dimana ?" tanya Nana yang hanya ingin memastikan karena bagaimanapun Namira masih harus banyak istirahat agar kondisi tubuhnya benar benar pulih.
" Tentu saja di kamar Ghani di rumah kita " ucap Ghani yang tak ingin tinggal lebih lama di rumah Namira.
" Baiklah, kamu bisa bawa mobil mba agar Namira bisa lebih nyaman dalam perjalanan nya menuju rumah kita " ucap Nana yang tak tega jika Namira harus mengunakan angkutan umum ataupun sepeda motor menuju rumah mereka yang hanya butuh waktu setengah jam dari rumah Namira.
" Hah merepotkan saja " ucap ghani yang masih terdengar jelas di telinga Namira.
" Mba, saya .. "belum selesai Namira menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya, tapi Nana sudah menghentikan nya dengan kata katanya.
" Mulai saat ini kamu juga bagian keluarga kami jadi jangan sungkan ok " jelas Nana lain halnya dengan Ghani yang memilih keluar dari rumah Namira karena kini kebebasan Ghani sudah bukan miliknya lagi meski dirinya meminta merahasiakan pernikahan ini tapi Ghani sangat sadar dan tak mungkin Ghani mempermainkan pernikahannya dengan Namira.
" Maaf jika sikap Ghani masih seperti itu " ucap Nana yang mewakili kedua orang tuanya yang masih ada di luar kota.
" Mir, aku dan ibu pulang dulu kalo begitu " ucap Sifa yang masih belum bisa rela jika sahabatnya harus menikah dengan cara seperti ini, apalagi saat melihat Ghani yang seperti itu membuat Sifa ingin sekali memberi pukulan di wajah Ghani.
" Terima kasih ya Sifa " ucap Namira yang paham apa yang di rasakan sahabatnya.
" Jaga dirimu baik baik dan kabari aku jika laki laki itu berbuat macam macam " ucap Sifa saat memeluk Namira, keduanya pun berpelukan menyalurkan rasa sayang yang mereka miliki satu sama lain karena mulai saat ini tak akan bisa sebebas dulu sebelum Namira menikah.
Sifa dan kedua orang tuanya pun pergi meninggalkan Namira bersama keluarga barunya, tapi Sifa sangat berharap ini adalah awal kebahagiaan Namira meski di awal mungkin akan terasa terjal tapi Sifa yakin jika Namira sahabatnya pasti kuat menghadapi semua ujian yang saat ini sedang menghampirinya.
" Apa kamu sudah siap ?" tanya Nana dimana saat ini hari sudah mulai sore dan hal itu di mengerti oleh Namira yang berusaha bangkit dari duduknya meski bagian bawah perutnya masih terasa sakit.
" Biar mba bantu " ucap Nana yang dengan sigap membantu Namira untuk bangkit dari duduknya.
" Namira ambil tasnya dulu " jelas Namira saat akan menuju ke dalam rumahnya.
" Dimana ?" tanya Nana yang tak tega jika Namira harus mengangkat beban berat meski hanya tas pakaiannya sendiri.
" Tas nya sudah ada di kamar, Sifa yang sudah menyiapkan semuanya " jelas Namira apa adanya karena Namira masih belum bisa bergerak benar karena luka yang di rasakan nya hingga saat ini.
" Ya sudah mba ajak kamu ke mobil dulu kalo begitu, biar nanti Ghani yang ambil pakaian kamu di kamar. " ucap Nana yang hanya ingin Ghani mulai bertanggung jawab dengan Namira.
Namira pun berjalan perlahan sambil di tuntun oleh mba Nana dan hal itu di saksikan oleh ghani yang sejak tadi melihat Namira sejak keluar dari rumahnya.
" Ghan tolong kamu ambil pakaian Namira di kamarnya " ucap Nana enteng tanpa melihat perubahan raut wajah Ghani.
Tanpa banyak bertanya Ghani memilih mengikuti apa yang di ucapkan kakaknya agar dirinya bisa segera sampai di rumahnya dan bisa merebahkan tubuh lelahnya.
Tak susah bagi Ghani menemukan tas pakaian Namira dan kini Ghani sudah menenteng tas Namira yang langsung Ghani simpan di jok belakang mobilnya.
" Kok mba disini ?" tanya Ghani saat melihat kakaknya ada di kursi tengah mobilnya.
" Jangan bawel, katanya mau cepat sampe rumah" ucap Nana yang sengaja meminta Namira duduk di depan agar Namira bisa lebih dekat dengan Ghani.
Tak ingin membuang banyak waktu Ghani langsung melajukan mobilnya menuju rumah mereka yang hanya butuh waktu setengah jam untuk mereka bisa sampai di rumah Nana dan Ghani.
" ayo ra kita turun " ajak Nana saat Ghani sudah menepikan mobilnya di depan rumah keluarga Nana dan Ghani.
Namira pun turun dari dalam mobil Ghani tapi Namira masih tidak percaya jika rumah Ghani dan Nana sebesar dan semegah ini, bahkan tak pernah Namira bayangkan jika dirinya akan berjodoh dengan laki laki dari keluarga kaya raya.
" Ngga usah bengong, dasar udik " ucap Ghani yang terus saja menghina dan merendahkan Namira bahkan di depan kakaknya sekalipun.
" Jangan dengerin ucapan Ghani ya, ayo masuk biar mba tunjukkan kamar kamu dan Ghani " ucap Nana sambil membantu membawakan tas pakaian Namira yang di tinggalkan Ghani di dalam mobil.
" Mba tau akan sulit buat kamu menghadapi Ghani, "
" tapi percayalah Ghani sebenarnya laki laki baik tapi karena wanita jahat itu membuat Ghani bersikap seperti itu pada setiap wanita ." terang Nana yang tak menceritakan secara langsung apa yang terjadi pada Ghani adik kesayangannya.
" Wanita jahat ? Siapa ?" tanya Namira yang tiba tiba saja penasaran luka apa yang di berikan wanita itu hingga membuat Ghani menjadi kasar seperti itu.
" Ngga usah ikut campur segala urusanku karena aku juga tak ingin mencampuri urusan mu ! " bentak Ghani yang mendengar percakapan kakaknya dengan Namira.
" Maaf " ucap Namira sambil menundukkan wajahnya di depan Ghani.
" Meskipun status kamu adalah istriku tapi aku tak mengizinkan kamu mengorek apalagi ikut campur semua urusanku "
✍️✍️✍️ Jadi penasaran masa lalu apa yang di alami Ghani hingga membuat Ghani membenci semua wanita di dunia ini selain kakak dan ibunya saja 🤔🤔 dan apa Namira bisa mengubah sikap Ghani padanya ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
windy lyana
berharap karakter Namira gak menye" yg di sakitin diam aja.bkn melawan tp setidak nya bisa membela dirinya sendiri.
2024-01-29
1
Yuliana Tunru
mulut ghsni busuk bgt namira bodoh mau z niksh dgn orang yg nyata2 jahat knp pasrah bgt sih sisp2 z tiap hati hatinu hancur dgn kata2 busuk ghani
2024-01-27
1