Mendengar syarat yang di ajukan Ghani membuat Namira semakin hancur dinikahi tapi tak di anggap jauh lebih sakit dari pada tak memiliki anak, ya Ghani meminta jika pernikahan nya dengan Namira harus di rahasiakan dari semua orang.
" Lebih baik kamu jebloskan saja wanita itu ke dalam penjara mir ." ucap Sifa yang tak ingin jika sahabatnya semakin sakit jika harus menjalani pernikahan seperti ini.
" Ghani !!" bentak Nana
" Ghani hanya meminta itu mba !!"
" Apa susahnya sih, toh kalo pun pernikahan kami di umumkan pada semua orang nanti yang ada Ghani yang malu jika setelah beberapa tahun Ghani ngga bisa memiliki anak nanti, orang menyangka jika Ghani yang ngga sehat padahal wanita cacat itu yang ngga sehat ." ucap Ghani panjang lebar.
Mendengar penjelasan Ghani membuat Namira sadar tak ada bedanya bagi dirinya dikenal atau pun tidak sebagai istri dari seorang Ghani laki laki yang bahkan baru iya lihat hari ini.
" Saya menerimanya " ucap Namira yang langsung saja mendapat tatapan tak percaya dari Sifa sahabatnya dan juga Bu Fatin.
" Tapi saya juga punya saya syarat yang harus mas ... " Namira tak melanjutkan ucapannya karena Namira lupa siapa nama laki laki yang kayaknya akan menikahinya.
" Ghani ... Namaku Ghani Pradipta " ucap Ghani menjawab rasa penasaran Namira tentang namanya.
" Saya juga punya syarat yang harus mas Ghani sanggupi seperti saya menyanggupi syarat yang mas Ghani sampaikan " ucap Namira yang sudah memikirkan semuanya.
" Kaka lihat !! Ternyata wanita itu tak selugu yang kita kira " ucap Ghani memandang rendah pada namira seperti nya memiliki rencana dibalik kesanggupan Namira setuju pada pernikahan paksa ini.
" Jangan sembarangan, kita dengarkan dulu apa yang di inginkan Namira baru setelah itu kamu bisa berkomentar " ucap Nana yang juga penasaran apa yang di minta Namira untuk syarat pernikahan mereka.
" Izinkan saya untuk tetap meneruskan cita cita saya dan saya juga ingin bekerja di luar rumah " ucap Namira satu hal yang tak pernah Ghani ataupun Nana duga dimana tadinya Ghani sempat berpikir jika Namira akan meminta uang sebagai kompensasi atas apa yang dirinya alami tapi siapa sangka jika Namira hanya meminta kebebasan nya saja.
" Tak masalah toh aku juga ngga suka melihat kamu terus menerus " ucap Ghani yang kini sudah memilih keluar dari dalam ruangan Namira karena menurut Ghani semua nya sudah selesai.
Nana tau jika adiknya belum bisa membuka hati untuk seorang wanita dan kini malah di paksa menikahi wanita yang bahkan belum Ghani kenal sama sekali hal itu juga tak mudah bagi Ghani, tapi Nana yakin saat mendengar syarat yang di minta Namira jika Namira perlahan bisa membuka hati Ghani suatu hari nanti.
" Maafkan Ghani " ucap Nana yang tak enak pada Namira, Sifa apalagi Bu Fatin.
" Mir, kenapa kamu mau nikah sama laki laki yang bahkan tak memiliki empati sama kamu ?" tanya Sifa yang sejujurnya tak setuju dengan apa yang di putuskan Namira sahabatnya.
" Lalu aku harus apa Sifa "
" Apa aku punya pilihan ? " ucap Namira yang bahkan tak berani menatap ke arah semua yang ada di ruangannya yang saat ini sedang menatap kepadanya.
" Apa jika aku menolah tawaran pernikahan ini akan ada laki laki yang mau menerima ku yang jelas jelas tak akan mungkin memiliki anak nantinya ?" tanya Namira yang terlihat jelas putus asa dan juga tak berdaya.
" Kamu bukannya tidak bisa memiliki anak mir, hanya saja peluang kamu untuk bisa memiliki anak kecil " jelas Sifa membesarkan hati Namira sahabatnya.
" Apa bedanya Sifa ? " tanya Namira yang sudah tak bisa membendung air matanya lagi.
Melihat apa yang terjadi pada Namira putri dari sahabat nya yang bahkan sudah tiada membuat Bu Fatin langsung memeluk Namira begitu juga dengan Sifa yang ikut memeluk Namira sahabatnya tapi tidak dengan Nana yang malah semakin merasa bersalah dan merasa sudah menghancurkan kehidupan seorang wanita.
" Aku harus bicara sama Ghani dan juga papa mama " ucap Nana yang tanpa pamit pergi meninggalkan ruang rawat Namira.
Lain halnya dengan Ghani yang sejak tadi duduk termenung di dalam mobil kakaknya, bahkan sebelum Ghani masuk ke dalam mobil kakaknya ghani baru melihat separah apa kerusakan mobil kakaknya akibat kejadian tadi.
Tok tok tok
Nana mengetuk kaca mobil agar Ghani membuka kunci mobil dan Nana pun akhirnya bisa masuk setelah Ghani membuka kunci mobilnya.
" Apa kamu tidak bisa bersikap sedikit lembut pada Namira " ucap Nana sambil menghapus air mata nya yang tiba tiba saja mengalir saat melihat Namira seperti tadi.
" Mba kenapa ?" tanya Ghani yang tiba tiba saja khawatir saat melihat Nana yang sudah berderai air mata.
" Jika kamu melihat Namira tadi kamu pun tak akan tega melihatnya " ucap Nana dengan suara yang terbata bata di sela sela tangisnya.
" Jadi mba mohon kamu mau ya menikahi Namira"
" Apalagi Namira yatim piatu dia tak memiliki siapapun untuk nya berbagi kesedihan " ucap Nana.
" Iya iya iya, Ghani mau menikahi wanita itu " ucap Ghani yang akhirnya menyerah.
" Mba atur saya tapi Ghani tetap ingin pernikahan ini dirahasiakan " ucap Ghani tetap pada pendiriannya.
" Terima kasih adikku sayang " ucap Nana sambil memeluk Ghani.
" Mba mau telepon mama sama papa ya baru setelah itu mba cari penghulu yang bisa nikahi kamu dan Namira secepatnya baru setelah itu kamu bisa urus pernikahan kamu ke kantor KUA kalo Namira sudah sehat " Ghani mengerti apa yang di katakan kakaknya tapi Ghani tak menyangka jika harus secepat ini menikahi wanita yang baru Ghani kenal.
Tak ingin membuang waktu Nana langsung menghubungi kedua orang tuanya dan menceritakan semuanya tanpa ada yang di tutupi dan siapa sangka jika kedua orang tua Nana dan Ghani tak mempermasalahkan keputusan yang di ambil Nana toh itu semua demi nama baik keluarga mereka.
" Mama papa sudah setuju, mba mau ke dalam sebentar nanti baru setelah itu kita pulang " ucap Nana yang ingin menyampaikan apa yang sudah di bicarakan Nana dengan orang tuanya pada Namira dan juga Bu Fatin sebagai wakil dari keluarga Namira nantinya.
" Mba, apa harus secepat ini!" tanya Ghani yang merasa terjebak dengan takdir yang tuhan gariskan untuk dirinya.
" Lebih cepat lebih baik karena mba ngga mau Namira sampai nekad karena merasa tak memiliki semangat untuk hidup karena keadaannya " ucap Nana yang mungkin terkesan berlebihan menghadapi semua ini.
Tanpa menunggu jawaban Ghani, Nana langsung turun dan berjalan menuju ruang rawat Namira untuk bisa menyampaikan apa yang iya pikirkan sejak tadi dan siapa tau keluarga Bu Fatin tau penghulu yang bisa mengurus semuanya.
" Permisi maaf saya pergi tanpa pamit " ucap Nana saat melihat jika Namira baru saja akan memejamkan matanya.
" Iya mba ada apa ?" tanya Sifa mewakili pertanyaan Namira dan juga ibunya.
" Saya sudah berbicara dengan kedua orang tua saya dan mereka setuju jika pernikahan harus di segerakan jadi saya harap Ghani dan Namira bisa menikah besok "
" Apa besok !!
✍️✍️✍️ Bagaimana hari hari Namira dan Ghani setelah mereka sah sebagai pasangan suami istri ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
May Keisya
aku ga ngerti knp mesti nikah...lbh baik ke jalur hukum atau mungkin membiayai Namira kuliah...msh ada yg mau menerima kekurangan asal jujur, mendapatkan psgn yg bertanggung jwb,sabar,setia.lagi inikan blm tentu bnr2 ga bs hamil..kuasa Allah lbh besar
2024-09-16
0