Pagi sebelum kejadian yang merubah hidup nisa
" Sifa ayo katanya kita mau cari perlengkapan untuk besok melamar kerja ? " ucap Namira yang biasa di panggil Mira oleh sahabat dan teman temannya, ya Namira adalah anak yatim piatu yang baru saja di tinggal meninggalkan kedua orang tuanya secara bersamaan enam bulan lalu dalam suatu kecelakaan lalulintas.
" Iya bawel, aku kan harus siap siap " ucap Sifa yang baru saja selesai merias diri.
" Oh iya mir kita cari perlengkapan untuk besok ke mall mawar ya " ajak Sifa yang ingin sekalian cuci mata karena mereka berdua baru saja lulus sekolah menengah atas satu bulan yang lalu.
Ya Namira dan sifa sudah bersahabat sejak awal mereka masuk sekolah menengah atas bahkan orang tua Sifa sudah menganggap Mira seperti anaknya sendiri terlebih setelah kejadian yang menimpa orang tua Namira.
" Kenapa harus ke sana ? " tanya Mira yang enggan main di mall.
" Sudah lah, ikut saja " ucap Sifa yang sebenarnya sekalian janjian dengan pacarnya di sana.
Sedangkan di tempat yang cukup jauh dari rumah Sifa, seorang laki laki sedang berkumpul dengan teman temannya di depan sebuah fakultas seni di salah satu universitas terkemuka di kota itu.
" Ghan sampai kapan kamu menutup hati kamu untuk semua wanita ?" tanya salah satu teman Ghani yang kasihan dengan Ghani yang berubah menjadi dingin di hadapan semua wanita bahkan Ghani terkadang kasar pada wanita.
" Ngga usah urus urusan ku karena kamu ngga akan tau gimana rasanya jadi aku " ucap Ghani yang memilih pergi meninggalkan temannya yang tiba tiba saja membahas wanita yang sudah memberikan luka di hati Ghani hingga membuat hati Ghani dingin dan kejam.
" Ya mba ada apa ?" tanya Ghani yang tanpa banyak bertanya langsung menutup sambungan telepon saat mendengar suara kakak nya yang terdengar sangat panik.
Ghani hanyalah seorang mahasiswa semester tiga biasa tapi kepintaran Ghani cukup di perhitungkan, berbaring terbalik dengan kehidupan percintaan nya yang malah gagal karena suatu alasan yang Ghani sendiri tak tau alasannya apa.
Tapi setelah kejadian kecelakaan di parkiran mall siang itu dimana Nana tak sengaja menabrak seorang wanita takdir seolah sedang mempermainkan Ghani dimana kini dirinya diminta menikahi wanita yang tak Ghani kenal tapi yang lebih buruk wanita itu kelak tak akan bisa memberikan keturunan.
" Mba, Ghani ngga mau !! "
" bagaimana jika papa sama mama tau jika wanita yang Ghani nikahi ternyata wanita mandul yang ngga akan memberikan keturunan. " mendengar kata kasar yang keluar dari mulut Ghani membuat sifa tak terima saat sahabatnya di tuduh seperti itu.
" Dokter hanya bilang jika kemungkinan untuk bisa memiliki anak sangat kecil "
" Bukan mandul !!"
" ingat itu " ucap Sifa meralat apa yang Ghani tuduhkan.
" Ghan cukup " ucap Nana menghentikan perdebatan yang terjadi antara Sifa dan juga Ghani.
" Sus, boleh saya melihat sahabat saya ?" tanya Sifa berharap Namira sudah sadar.
" Silahkan tapi jangan terlalu banyak bertanya apalagi berdebat di depan pasien " ucap suster mengingat karena tanpa sengaja mendengar keributan yang terjadi.
Tanpa banyak bicara lagi Sifa pun masuk ke dalam ruangan dimana Namira juga baru saja sadarkan diri tapi tiba tiba saja Namira merasakan sakit yang luar biasa di bagian bawah perutnya.
" aArrhhh... Sifa aku kenapa ?" tanya Namira dengan suara yang terdengar terbata bata menahan tangis dan pikiran buruk dengan apa yang terjadi pada tubuhnya.
" kamu ngga pa.." ucap Sifa yang bahkan tak berani menatap wajah Namira yang sedang menatap ke arahnya
" Ngga usah bohong hanya untuk menutupi kebenaran " ucap Ghani yang baru saja masuk ke dalam ruangan Namira, melihat ada laki laki yang tiba tiba saja masuk ke dalam ruangannya membuat Namira penasaran dan dengan isyarat mata Namira seolah bertanya siapa dia pada Sifa sahabatnya.
" Aku adik dari wanita yang tak sengaja menabrak kamu " ucap Ghani tanpa basa basi di hadapan Namira.
" dan karena rasa tanggung jawab keluarga kami, maka aku akan menikahi wanita cacat seperti mu"
Degg
Namira menatap sekali lagi ke arah Sifa seolah meminta penjelasan atas apa yang terjadi pada dirinya dan tubuhnya.
" Biar aku perjelas " ucap Ghani sambil maju beberapa langkah agar bisa lebih dekat dengan Namira.
" kamu sekarang sudah ca."
" Stop Ghani !" bentak Nana.
" Biarkan mba, saya ingin tau apa yang akan di ucapkan laki laki itu " ucap Namira yang masih belum tau siapa laki laki yang ada di hadapannya saat ini.
" Katakan apa yang ingin kamu sampaikan " tanya Namira yang tiba tiba saja takut dengan kenyataan yang harus dirinya hadapi akibat kecelakaan itu.
" Kamu tidak akan memiliki anak dan setahuku jika seorang wanita tidak bisa memiliki anak maka dia akan di sebut wanita cacat "
" Kurang ajar ... " Sifa yang sudah sangat kesal dengan sikap arogan Ghani langsung meninju wajah Ghani dan membuat Ghani tersungkur.
Bugghh
" Jaga ucapan mu " ucap Sifa yang kini sudah memeluk tubuh Namira yang tak bisa menerima kenyataan yang baru saja dia hadapi.
" Jika bukan karena Kaka anda yang ngga becus membawa mobil, sahabat saya tidak akan seperti ini " ucap Sifa yang tak terima dengan apa yang terjadi pada Namira.
" Sifa... Bagaimana keadaan Mira ?" tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat Namira.
" Bu.. " Sifa dan Namira pun saling melepas pelukan mereka saat mendengar suara wanita paruh baya yang akan selalu ada untuk mereka berdua meski Namira bukan anaknya.
" Sifa, apa yang terjadi pada Namira ?" tanya wanita paruh baya yang sering di panggil dengan sebutan Bu Fatin.
" Namira di tabrak orang yang ngga becus bawa mobil "
" Dan kini bukannya berempati adiknya malah menghina Namira Bu " adu Sifa yang masih benar benar kesal dengan apa yang di lakukan Ghani pada Namira.
" Benar itu sayang ?" tanya Bu Fatin sambil melihat ke arah Namira yang hanya menundukkan wajahnya tapi air matanya tak bisa berhenti mengalir.
" Namira sudah cacat Bu " ucap Namira yang kini malah terlihat putus asa setelah bisa menerima semua kenyataan yang di sampaikan Ghani.
" Siapa yang bilang sayang ?" tanya Bu Fatin yang langsung memeluk Namira yang saat ini membutuhkan pelukan seorang ibu yang bisa menenangkan hati dan pikirannya.
" Bu saya akan bertanggung jawab "
" Dan adik saya akan menikah dengan Namira sebagai bukti pertanggungjawaban saya terhadap Namira "
" Mba ...!!"
" Ghani masih belum bisa menerimanya mba " ucap Ghani yang tak ingin jika dirinya harus menikah dengan wanita yang bahkan tidak bisa memberikan keturunan untuk keluarga besarnya.
" Mba mohon Ghani " ucap Nana yang tak ingin jika dirinya sampai masuk ke dalam penjara.
" Bertanggung jawab tidak harus dengan menikahi wanita itu mba ?" ucap Ghani yang masih enggan menikah dengan wanita yang bahkan tak jelas asal usulnya.
" Kenapa Mira tidak mati saja Bu "
" Ayah, Ibu Kenapa kalian ngga bawa Namira sama kalian saat itu " ucap Namira yang sudah merasa jika hidupnya kini sudah benar benar hancur dan tak berarti apalagi dengan kenyataan yang harus Namira hadapi tidak akan ada laki laki yang mau menerima kekurangan nya.
" Ghan, mba mohon kamu mau ya "
" Bagaimana jika apa yang di alami Namira terjadi pada mba, apa kamu tidak akan menuntut hal yang sama nantinya "
" Huhhh baiklah tapi Ghani ingin pernikahan ini di rahasiakan "
✍️✍️✍️ Apa Namira akan menerima walaupun Ghani mau menikahinya sebagai bentuk tanggung jawab yang di limpahkan tapi pernikahan itu di rahasiakan ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Awan Mendung
meninggal kan jejak di sini
2024-06-25
0
Yuliana Tunru
ahh thorr cerita mu bagus tp sayang tokoh ghani laki2 mulut iblis nhatain cavat lha yg bikin cacat saudaramu bro..jgn mau mira biar z dipenjara ssh salah malah menghina mngx dgn nikahi cacat x mira sembuh....bikin emosi
2024-01-25
2
windy lyana
jgn terlalu kejam donk Thor tokoh Ghian .
2024-01-25
1