Arkan seakan terhipnotis dengan keindahan mata dan wajah yang dimiliki Lea, entah kenapa dia melihat kalau wajah Lea sangat mirip dengan istrinya. Apa akibat pengaruh minuman aneh ini sampai dia bisa berhalusinasi seperti ini.
"Tuan." ucap Lea dengan lembut, Lea yang hampir saja mencium bibir Arkan tiba-tiba saja Arkan mendorong tubuh Lea.
Tubuh wanita itu terpental saat Arkan menjauhkan tubuhnya dengan Lea, dengan kepala yang masih pusing dia berusaha beranjak dari sana.
"Maafkan saya Lea saya tidak bisa melakukan itu, saya mencintai istri saya. Saya tidak mau mengecewakan istri saya." kata Arkan berusaha sekuat tenang untuk berdiri dengan tegap, walau tubuhnya sedikit sempoyongan.
Lea kembali mendekati Arkan yang berusaha untuk melangkah, Arkan dengan cepat menjauhkan diri dan berusaha untuk pergi. Sampai di depan pintu Lea sudah menahannya, membuat lelaki itu menoleh kearah Lea.
"Tuan, kali ini tuan tidak bisa pergi kemana-mana saya sudah janji akan membantu tuan." urai Lea yang menahan Arkan pergi, Arkan dengan cepat melepaskan tangan Lea yang menahan gagang pintu.
Sedangkan di luar Rev yang berinisiatif ke dapur untuk mengambil minuman, malam ini rasanya tenggorokannya terasa kering saat dia melewati ruang kerja ayahnya, dia mendengar ada suara aneh di dalam. Rev dengan cepat melangkah untuk mendorong pintu tersebut.
Setelah berhasil dia melihat sang ayah sedang tidur dalam keadaan Lea menindih tubuh ayahnya. Rev sangat emosi dengan kelakuan Lea, Rev dengan cepat membantu Lea dan memanggil salah satu art untuk menolong ayahnya.
Sedangkan Lea sudah didorong dengan kencang sampai tubuh wanita itu terjatuh ke lantai.
"Bi, tolong bawa ayah ke kamar. Jangan lupa nyalakan air untuk membasuh kepalanya."
"Baik tuan." art dengan satpam membawa tubuh Arkan ke luar, sedangkan wanita yang sempat menggoda ayahnya sedang berada di lantai.
Rev mengangkat tangan Lea untuk bangun, tarikan tangan itu begitu kuat sampai pergelangan tangan Lea sedikit membekas. Rev membawa Lea ke sofa yang berada di dalam ruangan kerja Arkan.
Tidak lupa Rev mengunci pintu dengan rapat, dia melangkah dengan memandangi wajah Lea yang sangat cantik malam ini. Apalagi tubuhnya begitu mempesona bagaimana seorang pelacur, cocok sekali bukan untuk dia mainkan tubuhnya.
Rev menindih tubuh Lea dan mengingat kedua tangan Lea menggunakan satu tangannya, kedua tangan wanita ini dia ikat dengan kuat membuat wanita itu merintih kesakitan.
"Sakit." rintih Lea yang merasa tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali, Rev terus memandangi wajah dan tubuh Lea saat posisinya berada di atas Lea.
"Sakit bukan? Bukannya kamu habis menggoda ayah saya, harusnya kamu tidak merasa kesakitan."
"Lepasin aku." Lea berusaha berontak buat mencoba melepaskan tubuhnya dan cengkraman Rev, tapi tenaga Rev sangatlah kuat sampai tubuhnya sudah terkunci.
"Lepasin kamu? Kayanya lepasin kamu gitu aja tidak akan mungkin Lea, gimana kalau saya mencoba dan mencicipi tubuh kamu." Lea melotot saat mendengar kalimat yang dilontarkan Rev, kini kedua mata Rev beralih memandangi tubuh Lea yang begitu indah.
"Tidak. Jangan harap kamu bisa mencoba tubuhku Rev, lepasin aku... lepasin!!" Rev tersenyum mengerikan, di depan mata Rev terdapat sebuah dasi dan ia dengan cepat mengambil dasi tersebut.
Kedua tangan Lea diikat dengan dasi dengan simpul yang kua, membuat Lea terus meringis kesakitan saat tangannya diikat dengan kuat.
"Tunggu situ ya sayang saya akan kembali." Rev menepuk pipi Lea barulah dia pergi dengan membawa kunci, sepuluh menit akhirnya Rev datang kembali membawa sesuatu di tangannya.
"Apa yang kamu bawa, hah!" pekik Lea yang merasa marah dengan perlakuan Rev, Rev tidak peduli yang ia pedulikan saat ini hanyalah balas dendam.
***
"Gimana kita bermain di kamarmu saja. Rasanya lebih menyenangkan kalau kita bermain yang sangat menyenangkan." ucap Rev membuat Lea menggelengkan kepala.
"Aku tidak mau. Lepasin tanganku Rev, lepasin." kata Lea yang sedikit memaksa dan berusaha untuk melepaskan ikatannya.
Rev mendekat dan mengelus kedua pipi Lea, "Pantas saja kamu sangat cantik lihatlah tubuhmu ini sangat indah dan menawan. Mungkin aku akan menyukainya saat menyentuh tubuhmu."
"Kamu ingin bermain seperti apa sayang?" tanya Rev membuka sesuatu entah apa yang dibuka Rev, Lea yang melihat itu sungguh ketakutan.
Awalnya dia ingin menggoda Arkan tapi kenapa rencananya gagal gini, harusnya malam ini dia berhasil merayu Arkan tapi kenapa dia terjebak ke dalam perangkapnya sendiri.
Rev membantu Lea bangun, dia mencoba membawa Lea keluar dari ruangan Arkan. Dia melangkah bersama dengan Lea menuju kamar wanita ini, Rev terus memaksa walau Lea berusaha menolak dan memohon.
Tiba di kamar Rev mengunci pintu, dan membawa Lea ke ranjang. Tubuh wanita ini dia jatuhkan di atas ranjang, dengan piyama yang sudah terbuka terlihat indah saat melihat bagian atas yang begitu menggoda.
"Aku mohon Rev maafkan aku."
Rev terkekeh mendengar suara rintihan dari bibir Lea, "Maafkan kata kamu. Bukannya ini yang kamu inginkan kan? Jadi aku akan mewujudkannya, kenapa kamu harus takut sayang."
Rev menggigit sebutir obat berukuran kecil, obat itu berada di dalam mulutnya untuk dia berikan ke dalam mulut Lea. Awalnya mulut itu tidak mau dibuka sampai ia menekan sesuatu membuat mulutnya terbuka.
Obat yang diberikan Rev masuk ke dalam mulut, "Telan obat itu." Rev mengambil minuman dan diberikan ke Lea, Lea dengan terpaksa mengikuti apa yang diperintahkan Rev.
"Sudah siap sayang?" tanya Rev melihat Lea, wanita itu menggeleng seakan-akan tidak menginginkannya.
"Sudah jangan takut aku akan membantumu saja tidak bermaksud lain." Rev dengan lahap mencium bibir Lea dengan sangat brutal, melihat kelakuan bejat Rev membuat Lea tidak bisa mengimbanginya.
Ciuman panas itu terus dilakukan oleh Rev, membuat Lea kewalahan dengan tindakan Rev. Menurutnya bibir wanita ini sangatlah menarik dan dia sangat menyukainya, apalagi saat wanita ini seperti ketagihan walau sempat menolak.
Lea benar-benar pasrah saat tubuhnya dijamah oleh anak majikannya, dia tidak tahu harus menolaknya seperti apa. Seakan tubuhnya menerima apa yang dilakukan pria ini, sampai akhirnya Lea melepaskan sesuatu yang sangat nikmat.
Rev tersenyum mendengar teriakan dari bibir Lea, setelah selesai dengan tubuh Lea kini Rev memandangi wajah Lea kembali.
"Gimana sayang apa kamu menyukainya?"
"Sekarang tubuhmu sudah menjadi milikku, jadi jangan pernah macam-macam. Sampai kamu macam-macam aku tidak akan segan-segan melakukan sesuatu yang lebih parah dari ini."
Rev bangkit dan pergi dari sana, Rev sama sekali tidak membuka satupun pakaian, hanya pakaian yang digunakan Lea yang dia lepaskan. Sedangkan Lea sangat kecewa dengan dirinya, ia sudah berusaha memikirkan rencana ini malah dia juga yang terjebak dalam perangkapnya.
Lihatlah sekarang, tubuhnya sudah dijamah oleh pria lain yang bukan pria yang dia inginkan. Sedangkan lelaki yang dia inginkan tidak bisa digenggam, sekarang Lea cuman bisa menangis menatapi nasib tubuhnya yang dijamah dengan brutal oleh anak majikannya.
Pagi harinya seperti biasa Rev bangun dari tidur seakan-akan lelaki itu seperti tidak mengalami apapun, sedangkan Lilian memberikan senyuman indah untuk kakak dan ayahnya.
"Selamat pagi kak!! Selamat pagi ayah!!" sapa Lilian yang duduk di antara mereka.
"Pagi sayang." sapa mereka berdua dengan bersamaan.
"Bi, dimana Lea? Kenapa saya tidak melihatnya." ucap Arkan yang mencari keberadaan Lea.
Wanita yang bekerja sebagai art itu melirik Rev, Rev yang ditatap seakan meminta wanita itu untuk diam.
"Saya kurang tahu tuan."
Malam itu salah atau art melihat Rev membawa Lea turun ke bawah dalam posisi tangan Lea diikat, Rev menatap art itu dengan tajam dan mengancam kepada art kalau wanita itu bicara dia akan memecatnya.
Mau tidak mau art tersebut diam seribu bahasa, saat mereka sedang asik sarapan tiba-tiba saja Lea datang memakai pakaian kerja.
"Maafkan saya tuan, saya kesiangan." ucap Lea menghampiri majikannya.
"Kenapa kamu baru datang ini sudah jam berapa sampai kamu kesiangan begini Lea." lontar Arkan dengan tegas.
Lea sempat melirik Rev, pelaku utamanya adalah Rev tapi ternyata pria itu diam seperti tidak ada sesuatu yang terjadi semalam.
"Maafkan saya tuan, saya tidak akan mengulanginya lagi."
"Kali ini saya maafkan kamu kalau sampai kamu seperti ini saya tidak akan segan-segan memecat mu."
"I-iya tuan." di balik itu semua Rev tersenyum puas dengan kejadian semalam, dia benar-benar menyukai apa yang ia lakukan dengan Lea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments