Rev meninggalkan Lea dan juga Lilian, wanita itu masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Rev. Apa dia bodoh dengan ancaman yang seperti ia langsung diam saja.
Kalian hanya anak kecil yang tahunya main, orang seperti kalian akan aku musnahkan.
Rev yang memakai kaos hitam dan celana panjang berwarna biru, langkahnya terhenti saat melihat Lea sibuk menyiapkan sarapan. Sepertinya wanita ini sengaja melakukan sesuatu untuk membuat ayah tersentuh.
Rev melangkah ke dapur untuk mengambil minuman dingin, tubuhnya melewati Lea saat salah satu art menyapanya saat bertemu dengannya di dapur.
"Pagi den." sapa salah satu art dengan sopan.
"Pagi bi. Dimana ayah dan Lilian, bi?" tanya Rev saat tangan lelaki itu sudah mengambil minuman dingin.
"Non Lilian dan juga tuan sedang ke pasar sekalian mau beli keperluan ibu den."
"Kenapa ayah gak bilang kalau dia mau beli keperluan bunda?"
"Kata tuan, tuan takut mengganggu kesibukan aden." balas art itu, Rev mengangguk dan dia membuka minuman tersebut dan meneguknya.
Lea tidak tahu harus mengatakan apa, anak dengan ayah sama-sama memiliki ketampanan luar biasa. Lea sangatlah fokus sampai tidak sadar kalau Rev menyadari kalau Lea terus menatapnya.
"Sepertinya wanita ini sangat menyukai pria tampan dan kaya. Apa aku manfaatin aja dia, siapa tahu aku bisa mengalih informasi mengenai wanita ini." batin Rev terus menatap Lea.
Bukan Rev namanya kalau tidak bisa menggoda wanita, Rev memutuskan meninggalkan dapur setelah kepergian Rev barulah Lea sadar akan kelakuannya.
Lea yang bekerja sebagai art sekaligus pengasuh untuk kedua anaknya, meminta Lea untuk mengurus keperluan Lilian dan juga Rev beserta keperluannya. Kini Lea berada di wardrobe, tempat khusus menyimpan semua koleksi pakaian dan juga aksesoris lainnya.
Setelah membantu art masak kini Lea menuju salah satu wardrobe atau tempat pakaian yang sering digunakan Arkan. Langkah wanita itu terhenti saat melihat Arkan sedang memilih pakaian kerja.
"Perlu saya bantu, tuan?" Arkan membalikan tubuh saat mendengar suara dari Lea, lelaki itu tersenyum dan menatap Lea yang kini datang menghampirinya.
"Apa kamu tahu pakaian apa yang cocok untuk saya?" Lea menatap seluruh pakaian yang tergantung di lemari besar, di sana terdapat satu tempat khusus jas kantor.
Lea mengambil jas yang sangat serasi dengan kemeja yang digunakan Arkan, setelah mendapatkan jas tersebut dia memperlihatkan jas tersebut.
"Sepertinya jas ini sangat cocok untuk tuan." Arkan menatap cermin dan melihat pakaian yang dipilihkan Lea, sangat cocok dengan kemeja yang kini dia gunakan.
"Ternyata selera kamu sangat luar biasa. Saya suka dengan pilihan kamu." Lea tersenyum malu mendapat pujian dari Arkan.
"Terima kasih tuan." Lea membantu Arkan buat memasang jas beserta dasi, rasanya seperti sepasang kekasih.
"Tuan. Sejak kapan tuan mencintai istri tuan?" Lea yang baru saja memasang dasi ke leher Arkan tiba-tiba sama menanyakan tentang hubungannya dengan Amel.
Arkan tersenyum membayangkan kisah cintanya dengan Amel, Arkan menceritakan semuanya ke Lea sampai wanita yang kini masih berdiri menatap Arkan.
"Beruntung sekali istrinya mendapatkan suami seperti tuan Arkan. Andai saya bisa mendapatkan pria sepertinya mungkin dia wanita paling beruntung di muka bumi ini." batin Lea terus menatap Arkan yang begitu bahagia menceritakan kisah cintanya dengan Amel.
"Tuan, istri anda beruntung sekali mendapatkan tuan. Kenapa tuan tidak mencari wanita lain aja, lagian istri tuan tidak seperti dulu lagi." lontar Lea membuat Arkan menatap Lea.
***
"Banyak orang yang mengatakan hal yang sama seperti kamu Lea. Tapi saya tetap memilih istri saya, saya sangat mencintainya. Apapun keadaannya saya tetap memilih dia." ucap Arkan dengan tulus, kayanya dia tidak bisa menggoda lelaki ini.
Ketulusan cintanya sangatlah kuat, mungkin dia sudah sering bertemu dengan pria di luar sana untuk ia goda. Tetapi kali ini dia bertemu dengan pria yang salah, walau bagaimanapun dia tetap memilih istrinya.
Gak, aku tidak boleh menyerah. Kamu harus melakukan rencana kamu Lea, ingat tujuanmu datang kemari.
Lea tersenyum mendengar ucapan dari Arkan, dia kini melangkah mendekati Arkan. "Tuan saya paham posisi tuan saat ini. Kalau tuan butuh apa-apa tuan bisa mengatakannya sama saya, saya akan menghibur tuan."
Arkan tersenyum mendengarnya, "Terima kasih Lea."
Selesai mengganti pakaian Arkan meninggalkan Lea, untuk pertama kalinya dia bertemu lelaki yang susah sekali untuk digoda. Yang ia tahu semua laki-laki gampang untuk dia goda, tapi kali ini dia gagal menggodanya.
Arkan tersenyum saat masuk ruangan Amel, wanita cantik yang masih berbaring di ranjang masih sama saat dia berjumpa. Belum ada tanda-tanda kesembuhan dari Amel, wanita ini masih nyaman dengan tidurnya tanpa memikirkan perasaannya yang sudah lama menunggu.
Arkan mengambil tangan yang sangat pucat, dia menggenggam dan mengelus tangan tersebut dengan tatapan memandangi wajah Amel yang menutupi kedua mata.
"Sayang aku kangen sama kamu. Aku mau kamu kembali seperti dulu lagi, aku merindukan kamu." ujarnya dengan lembut, tangan itu ia cium dengan lembut barulah ia kembali melihat kecantikan istrinya.
Rev dan juga Lilian kini berada di meja makan, lelaki tampan itu melihat kearah Lea yang baru saja datang.
"Dimana ayah?" tanya Rev kepada Lea.
"Saya tidak tahu." jawabnya cetus. Lea pergi setelah menjawab pertanyaan dari anak majikannya, Rev yang melihat sikap Lea sangatlah aneh.
Lea tersenyum saat melihat teh buatannya sudah jadi, kali ini dia akan menggunakan kecantikannya untuk merayu Arkan. Setelah makan malam kedua anak itu memutuskan ke kamar masing-masing, sedangkan dirinya kini sibuk membuatkan teh hangat untuk tuannya.
Sampai di depan pintu Lea tidak lupa mengetuk pintu, "Masuk." Lea masuk membawa nampan yang berisi satu cangkir teh hangat.
Wanita cantik itu melangkah dengan pakaian yang luar biasa, Arkan yang melihatnya tidak bisa percaya kalau wanita ini sangatlah cantik. Walau hanya menggunakan piyama tapi kelihatannya begitu menawan.
Ini pertama kalinya dia melihat Lea yang hanya memakai piyama berwarna merah muda, sangat sesuai dengan wajahnya yang polos dan imut.
"Maafkan saya tuan saya lancang datang ke ruangan anda. Saya datang kemari untuk membawakan minuman hangat untuk tuan, karena saya lihat tuan sangat kelelahan jadi saya berinisiatif untuk membuatkan minuman."
Lea meletakan minuman hangat, kini Arkan kembali menatap Lea yang sudah menyimpan minuman untuknya.
"Terima kasih Lea. Harusnya kamu tidak perlu repot-repot membuatkan saya minuman, saya merasa tidak enak di jam istirahat kamu, kamu malah membuatkan saya minuman." kata Arkan membuat Lea tersenyum.
"Silakan tuan minuman dulu mumpung lagi hangat." pinta Lea, Arkan mengangguk dan segera meneguk minuman tersebut.
Rasanya sangat enak, seperti minuman yang sering dibuatkan Amel. Arkan meletakan kembali cangkir tersebut, lalu menatap Amel kembali.
"Minuman kamu rasanya sangat enak. Kamu pandai sekali membuat minuman."
"Terima kasih tuan. Sepertinya tuan sangat berlebihan hanya secangkir teh hangat tuan memuji saya, rasanya saya tidak pantas dengan pujian itu tuan." lontar Lea yang tidak berani memandangi wajah Arkan.
Tiba-tiba saja Lea kembali mengangkat kepalanya saat mendengar suara rintihan dari bibir Arkan. Wanita itu tersenyum puas saat obat yang dimasukan bekerja dengan baik.
"Ada apa, tuan?" ucap Lea yang berlari menghampiri Arkan yang sedang kesakitan.
"Saya tidak tahu kepala saya pusing dan tubuh saya panas semua." kata Arkan yang merasa tubuhnya sedikit merasakan sesuatu yang aneh.
"Kalau gitu saya akan membantu tuan."
Sebelum itu Lea mengunci pintu ruangan Arkan, kini dia kembali menghampiri Arkan yang merasa kepanasan akibat ulahnya. Ini satu-satunya cara untuk mendapatkan majikannya, dia terus mencoba untuk menggoda Arkan tapi tidak berhasil kali ini pasti berhasil.
"Tuan. Apa tubuh tuan masih terasa panas." ucap Lea yang sudah membuka pakaian atas yang menutupi piyama seksi.
"Ya. Rasanya saya ingin berendam di dalam air."
"Kalau gitu saya yang membantu tuan untuk meringankan hawa panas tuan." Lea duduk di pangkuan Arkan, mata laki-laki itu kini menatap wajah Lea dengan tangan nakalnya membuka pakaian yang digunakan Arkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments