Bukan Pacar Impian

Bukan Pacar Impian

Prolog

Hari yang sudah ditunggu pun tiba. Sudah sejak subuh tadi Arayya Bersiap di make up oleh tim MUA yang dia pilih. Dia memilih sesuai dengan impiannya, dia sudah lama mengincar MUA tersebut, karena memang saking suka dan cintanya dengan polesannya. Arayya memilih gaun dalam acara lamarannya, bukan kebaya. Dia sendiri yang merancang dan dibantu oleh tim produksi dari kantornya. Arayya sungguh sangat Bahagia akhirnya bisa merancang dan mengenakan gaun ini di hari tunangannya. Beberapa kali dia mematut dirinya di cermin.

“Sempurna,” ujar tim hairdo pada Arayya. Sudah menata rambut Arraya sejak jam 6 pagi tadi.

Deretan makanan sudah tersaji di meja yang tak jauh dari Arraya duduk, iya semua sudah disiapkan sebaik mungkin. Arraya harus makan dengan kenyang sebelum acara dimulai nanti mulai pukul 8. Semua akan berjalan tepat waktu karena sang calon juga berada di hotel ini, juga sedang bersiap diri. Sebenarnya tak ada minat untuk makan, tapi harus jika memang dia tidak ingin pingsan di acaranya nanti.

“Thanks you kak Ellen,” ujar Arayya tersenyum puas. Tidak ingin disanggul, hanya sedikit sentuhan di rambutnya, rambutnya pun masih banyak tergerai tapi sungguh dia sangat suka. Perempuan yang dipanggil Ellen itu mengemasi peralatannya, dia juga nampak puas dengan kerja yang dilakukan.

Terdengar suara pintu diketuk, Ellen yang Tengah sibuk berkemas ikut menoleh, begitu juga Arayya. Seseorang membantu membukakan pintu tersebut. Nampak seorang pelayan hotel berada di depan pintu.

“Maaf nona,” seorang pelayan membungkukkan badan sebelum masuk ke kamar. Arayya menatap pegawai tersebut. Pegawai laki-laki itu mendekat dan Kembali membungkuk. Ellen yang menyadari jika aka nada hal bersifat rahasia, dia segera bergegas keluar. Pelayan hotel itu setengah berbisik pada Arayya.

Mendengar apa yang dikatakan oleh pelayan tersebut, mata Arayya membulat. Dia tidak percaya dengan apa yang dia dengarkan. Degup jantungnya berpacu.

“Ok, baik, terima kasih,” Arayya mengatur nafasnya agar kembali normal. Pelayan itu pamit keluar.

Kenapa dia mendengarnya dari pelayan? Arayya meyakinkan dirinya  bahwa ini hanyalah kabar angin saja. Arayya bangkit dari duduknya, bergegas keluar kamar. Dia menuju satu lantai di bawahnya, di sanalah ada kamar Gisell dan juga Kania sahabatnya. Dia harus menceritakan hal ini pada kedua sahabatnya. Tersiar kabar bahwa tunangannya terancam gagal karena Ario sedang bermasalah dengan seorang Perempuan di luar sana. Hah? kabar apa itu? masalah seperti apa yang dimaksud?. Karena selama ini Ario baik-baik saja dengan segala kebaikan dan kesempurnaannya.

Arraya sampai di lantai yang dimaksud, Arayya hendak mengetuk pintu kamar Kania, namun ternyata kamar tidak tertutup, nampak pintu sedikit terbuka karena terganjal sesuatu. Di mana dia melihat Kania dan Gisell sedang terlibat percakapan serius. Akhirnya Arayya tidak jadi masuk, dia memutuskan menuju lantai di mana Ario dan keluarganya di sana, ingin meminta penjelasan secara langsung.

Nampak Ibu Pinasti, calon ibu mertuanya menangis saat melihat kedatangan Arayya. Arayya semakin bingung dengan apa yang terjadi.

“Ma…ini nggak nyata kan Ma?” Arayya masih benar-benar bingung. “Apapun yang terjadi aku masih bisa menghandle semua Ma,” Arayya meyakinkan. Dia tidak mau acara ini gagal dihelat, bagaimanapun acara ini harus terlaksana. Masalah Ario bisa diselesaikan nanti setelahnya. Arayya seolah kehilangan logika untuk mencerna semua ini, terlebih dia belum tahu permasalahan apa yang terjadi.

Terpopuler

Comments

Doraemon

Doraemon

cerita yang menarik

2024-10-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!