Pertemuan pertama dengan Arraya langsung membuat Ario jatuh cinta pada gadis itu. Pembawaan yang ceria, pandai berbicara dan ramah. Saat itu pertemuan mereka tidak disengaja, mereka bertemu dalam acara yang sama. Perusahaan tempatnya bekerja bekerjasama dengan kantor yang yang ditempati oleh Arraya saat magang.
Gadis cantik itu mengusik pikirannya, Ario lantas mendekatinya dan ingin mengenalnya lebih lanjut dengan harapan gadis itu belum punya kekasih. Satu tahun mendekati Arraya, dia tahu Arraya adalah anak magang dan belum lulus kuliah. Tapi Ario siap menunggu hingga gadis itu mau menerimanya. Dia sungguh tertarik pada Arraya.
Hampir setiap hari dia menjemput Arraya meskipun awalnya gadis itu menolak karena merasa tidak enak hati harus merepotkannya. Hingga satu tahun dekat, akhirnya cintanya diterima oleh Arraya. Benar, Arraya belum memiliki kekasih. Akhirnya gadis itu luluh padanya.
Hampir sama dengan visi dan misi Arraya, Ario juga tak ingin lama-lama pacarannya. Lebih baik segera tunangan dan menikah. Kedua orang tuanya juga menyukai Arraya. Mama Ario yang memang sebenarnya ingin memiliki anak Perempuan itu sudah jatuh cinta pada Arraya saat pertama kali melihat Arraya.
“Kamu sudah makan Yo,?” tanya Pinasti, Mama Ario saat melihat putra kesayangannya pulang.
“Sudah Ma,” jawab Ario, Mamanya sedang makan sendirian di meja makan seperti biasanya. Ario nampak berantakan karena menggaruk kepalanya hingga rambutnya awut-awutan.
“Seperti capek banget? Kenapa?” tanya Pinasti sambil melihat Ario.
“Nggak apa-apa Ma, capek saja kerja” kilah Ario. “Mama kok sendirian?”
“Iya, Papa ada lembur, tadi barusan pulang si Tata,” Tata adalah saudara sepupu Ario. Cewek tengil itu memang sering ke rumahnya.
“Ngapain?” tanya Ario malas.
“Mampir saja, katanya tadi dari temannya yang ada di daerah sini,”
“O” jawab Ario singkat.
Ario adalah putra semata wayang dari Pinasti dan Liam Madison. Keluarga kaya itu benar-benar memanjakan putranya. Selain kaya dari sononya, Ario juga punya keahlian, dia sukses di usia muda. Tidak hanya mengandalkan harta kekayaan orang tua. Dia benar-benar idola kaum muda.
Dengan segala yang dia punya, tak jarang banyak para gadis yang menaruh hati padanya. Ario yang supel dan mudah bergaul juga memiliki banyak teman, rekanan. Banyak pengagum rahasia dari kalangan cewek-cewek. Tak dapat dipungkiri, Ario tersanjung.
Sebelum pacarana dengan Arraya pun Ario terkenal playboy, dan masih punya pacar saat mendekati Arraya kala itu.
Menjadi salah satu pimpinan muda di perusahaan-perusahaan ternama membuat nama Ario dikenal di beberapa kalangan. Banyak relasi dan mudah mendapatkan klien kerja.
Ario menyibak rambutnya yang basah, baru saja dia keluar dari kamar mandi. Handuk masih menggantung di pundaknya.Tangannya menyambar ponsel yang tergeletak di ranjangnya, membalas pesan yang masuk. Senyumnya tak henti mengembang saat membalasnya. Ario merebahkan dirinya di ranjang sambil terus menatap layar ponselnya.
***
“Selamat pagi pak,” sapa seorang karyawan saat berpapasan di depan lift, Ario mengangguk dan melemparkan senyum pada karyawan yang menyapanya. Ario dikenal ramah, dan memang sebaik itu. Suka menolong dan ramah kepada karyawan.
“Bos kita ini memang baik banget nggak sih?” ujar karyawan di samping setelah melihat Ario masuk ke dalam lift. “Sudah ada pacar belum?” bisiknya.
“Huuush jangan macem-macem, udah ada, udah mau tunangan, pernah sekali lihat pas dibawa kesini sih”
“Oh ya? Apa aku pernah lihat ya?” ujar karyawna Perempuan tersebut sambil mencoba mengingatnya.
“Eh di mana? Aku aja belum pernah lihat,”
“Pernah kapan hari pas aku ngemall, lihat pak Ario lagi ngemall juga sama cewek, rambutnya segini,” karyawan itu memegang lehernya.
“Setahuku rambutnya Panjang sih, apa sudah potong rambut?”
Mereka masih asyik mengghibah.
“Ih masa sih kamu lihat Pak Ario sama cewek berambut pendek? Apa mungkin bukan pacarnya? Adiknya mungkin” ujar salah satu karyawan menyangkal.
“Lah masa kalau adiknya mesra-mesraan sih?”
“Kamu yakin itu pak Ario?”
“Nah itu dia, soalnya dari jauh juga sih, mirip…tapi nggak yakin juga, makanya aku nanya pak Ario sudah ada pasangan apa belum,” ujarnya nyengir.
“Ya udah, nggak usah dibahas lagi, nanti pak Ario kejengkang,”
Mereka berdua kembali menyusuri lorong menuju ruang kerjanya.
Ario masuk ke dalam ruangannya didampingi dengan sekertarisnya, Ario berangkat pagi karena ada
jadwal untuk keluar kota hari ini.
“Sudah siap kah agenda untuk hari ini?” Ario memastikan.
“Sudah pak, sudah dari kemarin, saya letakkan di meja bapak,”
“Harusnya kamu kirim ke saya,” Ario melihat ke atas mejanya.
“Sudah pak, saya kirim kemarin juga” Melati menanggapi dengan santai dan dengan nada ramah sekali.
“Oh, sorry, berarti aku yang nggak ngecek,” Ario semalaman main ponsel tapi tidak mengecek pesan yang ada di bawah.
“Iya pak,”
Ario ada tugas ke luar kota hingga 3 hari ke depan. Ario melihat jadwal yang ada di mejanya, lebih mudah melihat hasil print ketimbang melihat file yang ada di ponselnya.
Ario meraih ponselnya dan melakukan panggilan untuk Arraya.
“Sayang, aku ada tugas ke luar kota selama 3 hari, kemarin mau bilang ke kamu aku lupa, nanti pulang biar diantar sama sopir aja ya?” tawar Ario.
Nggak usah sih beb, nanti aku naik taksi aja. Mau keluar sama Kania sama Gisell.
“Oh ya udah, nanti makan aku kirim ya…,”
Nggak usah beb, beneran…gampang mah itu. Kamu hati-hati ya beb, cepat pulang
“Iya…”
Berangkat jam berapa?
“Habis ini sayang, jam 9 an”
Ok, hati-hati ya sayang
Panggilan usai, kemudian Ario melakukan panggilan yang lainnya.
“Mel, kamu pakai mobil yang lain saja ya…” Ario meminta Melati misah.
“Siap pak,” Melati nurut, begitulah permintaan bosnya. Kadang meminta satu mobil agar mudah koordinasi, kadang juga diminta misah.
Ario Bersiap keluar kantor dan berangkat ke kota yang dimaksud untuk kegiatan kerjanya. Ario kembali melakukan panggilan sembari masuk ke dalam lift.
Melati Bersiap di mobil satunya dengan salah satu sopir kantor.
“Kok tiba-tiba sih bu pakai mobil 2?” tanya sang sopir.
“Iya pak, nggak tahu pak Ario yang minta.
“Oh ok siap,”
Sementara Ario baru saja masuk ke dalam mobilnya beserta sopirnya, akhirnya mereka berangkat ke kota tujuan. Sepanjang perjalanan Ario membaca file yang akan dia presentasikan siang nanti. Dia harus tampil baik dan meyakinkan, karena ini adalah salah satu klien besar. Jika berhasil mendapatkan tender ini maka akan sangat menguntungkan bagi perusahaannya dan akan berimbas pada prestasinya. Setidaknya akan mengukuhkan dia sebagai pengusaha muda yang sukses.
Ario sibuk membuka laptopnya, sesekali dia mengecek ponselnya, membaca pesan dan membalasnya. 3 hari akan menjadi hari yang sibuk untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments