Noah membulatkan matanya tidak percaya.
"Apa aku tidak salah dengar.?" tanyanya sedikit terkejut.
"Tidak Noah, apa yang kamu dengar itu benar. dan kalau kamu menolak serahkan kapal pesiarmu yang paling mewah untukku dan Teo sebagai gantinya."
"Jangan harap." seutas senyuman hambar terlihat.
"Ya sudah lakukan saja permintaanku, maka kapal pesiarmu aman."
Noah benar-benar tidak habis pikir dengan ide dari temannya itu.
Aku tidak akan memberikan kapal pesiar itu, terlalu berharga dengan wanita manapun. ucap batin Noah.
Saat ini Noah tidak punya pilihan lain lagi, ia tidak bisa menemukan wanita yang di maksud Gavin dan Teo dalam waktu satu bulan. dirinya terlalu sibuk dengan banyak pekerjaan.
"Cepat putuskan, Tuan Noah." Seru Gavin seakan berpacu dengan waktu.
Dengan menghela nafas keputus asaan, akhirnya Noah bersuara. "Baik, aku setuju dengan ide bodohmu itu."
Gavin kembali berjingkrang riang mendengar kesanggupan sahabatnya itu.
Kau akan tahu bagaiman rasanya wanita Noah, apalagi dia masih perawan! kamu akan terbuai dengannya. batin Gavin.
Tak lama Noah memutus panggila telepon, dan dia mengacak-acak rambutnya.
"Aku yakin, wanita yang di pilih Gavin pasti sudah terbiasa di sentuh laki-laki lain, menjijikan." wajah tampannya menampakan rasa ketidak sukaan jika berurusan dengan kata 'Wanita'
Cukup lama Noah menghabiskan waktunya di atas balkon rumahnya. sampai Noah beranjak dari duduknya dan masuk kedalam kamarnya.
Pria tampan itu mulai membersihkan tubuh kekarnya sebelum naik keatas ranjangnya yang begitu besar. di atas kasurnya Noah masih terjaga, matanya menatap asal langit-langit kamarnya.
"Mommy, daddy. kalian tenang di sana, Noah akan terus berusaha mencari siapa yang membuat kalian meninggalkan Noah dan Nadira di dunia yang membosankan ini, Noah berjanji." lirihnya dengan tangan yang mengepal sempurna.
Rasa amarahnya di bawa sampai matanya menutup sempurna, dan bersantai di alam mimipi yang tidak terjangkau keindahannya.
.
.
Malam semakin larut, dan di kota sebesar jakarta malah semakin ramai apalagi di dalam bangunan yang di sebut Klub malam.
Salah satunya Klub Blue Eyes yang selalu ramai dan sesak dengan banyaknya pengunjung berduit tebal.
Ketika sudah di dalam Club malam, kita akan di suguhkan dengan suara bising musik dari seorang DJ, bau alkohol, lampu berwaran-warni, para wanita berpakayan yang mungkin bahannya belum lengkap. dan untuk orang yang sudah terbiasa dengan itu tidak akan kaget lagi. tapi di ruangan lain, seorang wanita cantik tengah menatap keempat temannya penuh kebingunan.
"Apa kalian sudah terbiasa dengan semua ini.?" pertanyaan polosnya itu membuat keempatnya yang tengah duduk di sudut ruangan hanya tersenyum dengan menganggukan kepala mereka.
Seketika Kasih ikut mengagguk dan menarik nafasnya pelan.
Ya tuhan, aku ini bodoh atau apa? sekalinya aku mendapatkan pekerjaan di tempat seperti ini, kalau ibu tahu dia pasti sedih. tapi pekerjaanku di sini hanya sebagai pembersih toilet. tidak masalah bukan? nanti kalau aku sudah punya tabungan yang cukup, aku akan keluar dari sini dan mencari pekerjaan yang lebih baik. atau berjualan bersama ibu agar aku juga bisa selalu di samping ibu. gumam batin kasih dan mengingat itu membuat dirinya kembali mengusir rasa kecewanya.
Akhirnya Kasih dan keempat temanya menyantap makan malam mereka berupa nasi boxs.
Kasih begitu senang karena malam ini dirinya bisa makan dengan lauk yang sangat jarang ditemui.
Sekarang aku makan ikan ayam dengan gratis, sedangkan tadi sore ibu sampai membelinya. ucap hatinya sedih.
Mega salah satu temannya tidak sengaja melihat Kasih yang terus menatap Boxs berisi makan malamnya.
"Kasih." Mega menepuk pundak kasih pelan.
"Huh!" Kasih menatap Mega dengan mata sedikit sayu.
"Apa yang kamu pikirkan? ayo cepat makan, sebentar lagi kita harus kembali bekerja."
Kasih mengangguk dan tersenyum canggung.
Selamat makan bu, kasih sayang ibu. lirihnya yang tengah memakan sepotong ikan ayam.
Ingin rasanya kasih menangis tapi ia berusaha kuat.
Kini Kelimanya makan dengan lahap, diselingi canda tawa menghiasi malam yang masih panjang di rasa.
Kasih makan dengan lahap, dan diakhir makannya. matanya melihat satu buah pisang dan dua potongan apple. wanita cantik itu kembali tersenyum getir.
Ibu sangat suka buah pisang, lebih baik aku bawa saja untuk ibu. pasti ibu suka. senang batin kasih.
.
.
Keesokan harinya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Ory Isa
smngat ya kasihh,,
2021-03-04
0
jeni
kasian juga
2021-01-26
0
Meri & rinal
semangat kk.
2021-01-24
0