"Apa imbalan saya jika saya benar mau membantu, Anda?" tanya Eliza.
"Terserah Anda ingin meminta apa," ucap tuan Leonardo setelah beberapa saat berfikir.
"Apapun?" tanya Eliza lagi.
"Ya, apapun itu!" tuan Leonardo berucap dengan penuh keyakinan.
"Anda berjanji?" Eliza memastikan.
"Tentu saja, asal Anda mau membantu saya.. Saya akan mengabulkan permintaan Anda, apapun itu. Dan saya berjanji akan hal itu," ucap tuan Leonardo meyakinkan.
"Emm... Baiklah, saya setuju," ucap Eliza. "Tapi saya tidak akan menagih janji Anda, sekarang," sambungnya.
"Kenapa?" tanya tuan Leonardo.
"Karena saya belum memikirkan apa yang saya inginkan. Salah-salah, nanti saya yang rugi," jawaban Eliza membuat tuan Leonardo mengerutkan keningnya, karena merasa heran dengan gadis yang berada di hadapannya saat ini.
"Baiklah, terserah pada Anda saja," ucap tuan Leonardo yang tak ingin ambil pusing.
"Tapi benar ya..! Anda tak boleh ingkar janji?! Dan lagi, kapan saja saya meminta dan menagih janji Anda, Anda harus langsung menepatinya," ujar Eliza.
"Tentu saja! Jadi, apa kita deal, sekarang??"
"Oke, deal,"
Keduanya yang sepakat pun saling berjabat tangan.
"Mulai sekarang kita adalah sepasang kekasih," ucap tuan Leonardo setelah melepaskan jabatan tangannya.
"Tunggu dulu. Tak bisa begitu dong..! Bukankah kata Anda.. Kita hanya akan berpura-pura dihadapan orang tua Anda saja?? Tapi mengapa sekarang Anda mengubahnya secara tiba-tiba tanpa bertanya saya setuju atau tidak? Saya tadinya setuju, karena Anda mengatakan jika hanya akan berpura-pura di hadapan orang tua Anda saja. Bukannya malah menjadi kekasih saat ini juga..! Saya kan__"
Eliza yang kembali berceloteh panjang lebar, kembali terhenti saat tuan Leonardo kembali membekap mulutnya.
"Diam!" sentak tuan Leonardo dengan nada pelan, dan setelahnya langsung dilepaskannya. "Huuuft... Sekarang saya akan bertanya. Apa alasan Anda menolak? Apa Anda kembali berfikir untuk kembali pada orang yang Anda sebut kekasih itu? Lelaki yang telah mengkhianati Anda beberapa kali? Dan sekarang setelah kembali mengetahui jika Anda dikhianati kembali, Anda akan kembali padanya, begitu?" tutur tuan Leonardo.
"Tapi tak menjamin juga, bukan.. Jika Anda juga tidak akan mengkhianati saya, nantinya?" ucap Eliza dengan cemberut sembari melihat ke arah lain.
"Ya itu beda lagi, Nona. Kita kan hanya pura-pura saja.., sementara Anda dengan dirinya.... Ah sudahlah," tuan Leonardo menyanggah ucapan Eliza namun tak diteruskannya. "Saya melakukan hal ini, karena saya juga akan membantu Anda agar terbebas dari pria brengsek seperti dia," lanjutnya.
"Hmmmz... Baiklah, jika begitu niat Anda," ucap Eliza yang akhirnya pasrah juga. "Tapi ingat! Setelah dia menjauhi saya, walau kata Anda kita adalah kekasih, jangan sekali-kali mengatur ataupun ikut campur kehidupan saya! Tidak, tepatnya kita tidak boleh ikut campur kehidupan masing-masing. Sampai batas waktu yang ditentukan.. Kita tidak boleh ikut campur," sambungnya. "Tapi, tugas saya hanyalah meyakinkan orang tua Anda jika saya adalah kekasih Anda, bukan?" lanjutnya dengan bertanya, yang langsung diangguki oleh tuan Leonardo. "Setelah itu kita berpisah dan kembali menjalani kehidupan masing-masing, bukan?" tanyanya lagi.
"Ya! Semua akan berakhir setelah semuanya selesai," ucap tuan Leonardo membenarkan pertanyaan dari Eliza.
"Semuanya? Maksudnya? Apa masih ada yang lainnya, selain meyakinkan orang tua, Anda?"
"Huuuft... Tentu saja ada. Bukankah kita juga harus berpura-pura di hadapan kekasih Anda, itu?!" ujar tuan Leonardo dengan sedikit merasa gemas dengan gadis yang bernama Eliza ini.
"Oh iya, saya lupa," ucap Eliza tanpa rasa bersalah. "Tapi bagaimana caranya? Dan kapan memulainya? Dan__
"Permainan kita mulai detik ini juga," ujar tuan Leonardo.
"Hah??" Belum selesai rasa penasaran Eliza terhadap perkataan tuan Leonardo, Eliza dibuat terkejut akan kenekatan tuan Leonardo yang tanpa meminta izin terlebih dahulu.. Secara tiba-tiba tuan Leonardo menggenggam tangan serta mengelus pipi Eliza.
Eliza yang terkejut melebarkan matanya seraya akan berucap berupa protesan yang akan ditujukan pada tuan Leonardo. Tapi kalimat itu tak jadi dikeluarkan Eliza saat melihat isyarat mata dari tuan Leonardo, yang membuatnya mengikuti arah isyarat mata tersebut dengan samar. Yang seketika Eliza kembali melebarkan matanya saat melihat objek dari isyarat itu.
Eliza dengan reflek akan bangkit dari duduknya dan akan melabrak objek tersebut, yang tak lain adalah kekasihnya yang saat ini tengah merangkul tubuh seorang wanita, dan itupun bukan dirinya yang notabene adalah kekasihnya sampai saat ini. Namun dengan segera tuan Leonardo menahan pergelangan tangan Eliza, tak mempersilahkan untuk menghampiri kekasihnya itu.
"Kenapa Anda mencegah saya untuk melabrak pria peselingkuh dengan selingkuhannya itu, Tuan? Kenapa?" ujar Eliza dengan kesal. "Bukankah saya sudah mengatakan, jika kita tak boleh mencampuri urusan masing-masing? Tapi mengapa Anda__"
"Apa Anda ingin, jika Anda juga dituduh selingkuh oleh pria yang katanya kekasih Anda itu?" potong tuan Leonardo.
"Apa maksud Anda?" tanya Eliza yang tak mengerti arah dan tujuan dari ucapan tuan Leonardo.
"Jika Anda menghampirinya, bukan tidak mungkin dia juga akan melihat saya disini, bukan?! Sehingga memudahkan dirinya memutar balikkan fakta dengan mengatakan jika Anda juga tengah berselingkuh. Jika begitu, apa yang akan Anda lakukan dan katakan lagi?"
Ucapan serta pertanyaan dari tuan Leonardo membuat Eliza terdiam seribu kata, membenarkan semua ucapannya.
"Lalu saya harus bagaimana..? Tak mungkin bukan, jika saya hanya harus diam saja dan membiarkan ketidak adilan yang begitu nyata di depan mata, lewat begitu saja!" ucap Eliza dengan lesu.
"Bukankah itu yang Anda lakukan selama ini?! Diam dan hanya berpangku tangan. Dia tidak hanya sekarang yang mengkhianati Anda, tapi sudah beberapa kali, tapi Anda dengan begitu mudahnya memaafkan dia lagi dan lagi. Apa Anda fikir pria di dunia ini hanyalah dirinya seorang??" sindir tuan Leonardo. "Entah sebutan apa yang pantas saya juluki untuk Anda. Bodoh, terlalu polos, atau orang yang mudah di manfaatkan?" sambungnya. "Tapi jika saya perhatikan, sejauh ini saya mengenal Anda. Anda sepertinya tak memiliki dan tak pantas jika dijuluki semua maupun salah satu dari yang saya sebutkan tadi. Jadi, apa yang harus saya juluki pada Anda, dengan sifat Anda yang seperti itu?" lanjutnya, yang masih dengan sindiran.
"Kenapa berhenti? Apa sudah puas menyindirnya? Jika belum, saya akan persilahkan. Silahkan, silahkan. Agar Anda puas menyindir dan mengejek saya sepuasnya," ucap Eliza. "Anda tak tau saja, saya melakukan itu.. Memaafkan dia berkali-kali, bukan tanpa sebab. Karena saya merasa berhutang budi padanya," lanjutnya dengan raut muka yang tiba-tiba sedih saat mengingat kejadian itu. Eliza tak dapat membayangkan akan seperti apa jadinya seandainya tak ada yang menolongnya waktu itu.
"Hutang budi?" ulang tuan Leonardo.
"Hm..," Eliza bergumam mengiyakan. "Waktu itu saya dikejar beberapa preman saat baru pulang dari pemotretan saat tengah mencari taksi. Karena kebetulan waktu itu mobil saya lagi di tempat perbaikan," jelas Eliza.
"Benarkah?" tuan Leonardo bertanya karena tak percaya dengan yang apa diucapkan Eliza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Aisyah ais
next thor
2024-01-22
1
ardiana dili
lanjut
2024-01-22
1